• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Unduh - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 5.1.1 Pengkajian

Kedua responden dikaji berdasarkan, identitas klien, penanggung jawab alasan masuk, faktor predisposisi, faktor prestisipitasi, pemeriksaan fisik keluhan fisik, psikososial, (genogram dan analisa genogram) konsep diri, hubungan sosial, spiritual status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan klien, aspek penunjang dan meliputi data subyektif dan data obyektif. Data yang berfokus pengkajian pada kasus adalah pola koping toleransi stress bahwa klien mengatakan jengkel pada ibunya karena minta motor tidak dibelikan sehingga klien emosi, marah, memukul meja, bicara terdengar keras (membentak), mata melotot, mondar-mandir, klien tampak menyendiri dan jarang bersosialita dengan orang lain.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Dalam diagnose keperawatan pada pohon masalah yang menjadi core problem antara kedua pasien sama yaitu perilaku kekerawan terhadap diri sendiri dan orang lain.

5.1.3 Rencana Tindakan keperawatan

71

(2)

72

Sesuai dengan diagnosa tersebut dilakukan rencana tindakan pada pasien I dan pasien II adalah: membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya, mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan, mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya, mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan, mengidentifikasi cara konstuktif dalam mengungkapkan kemarahan, mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan, pasien dapat mengontrol marah agar tidak ada perilaku kekerasan yang muncul.

5.1.4 Tindakan Keperawatan

Kedua responden memiliki tindakan keperawatan yang sama selama menjalani perawatan di rawat inap Puskesmas Ngunut, yaitu:

mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan, mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan yang dilakukan, mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan yang dilakukan, mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik satu yaitu tarik nafas dalam. Mengajarkan mengontrol perilaku kekerasan dengan pukul bantal. Mengajarkan mengontrol perilaku kekerasan secara verbal atau bicara baik-baik. Memberikan kesempatan pasien untuk mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal, mengajurkan pasien untuk memasukkan kedalam jadwal harian.

(3)

73

5.1.5 Evaluasi

Hasil evaluasi didapatkan semua asuhan telah dilakukan dan hasilnya yaitu pasien mau berjabat tangan dan membina hubungan saling percaya pada perawat, pasien tampak mau menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya muncul, pasien menjawab semua pertanyaan, ada kontak mata, pasien mau menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, pasien mengatakan mau untuk diajari cara mengontrol marah dengan cara pukul bantal dan pasien tampak mau mempraktekannya.

5.2 Saran

5.2.1 Untuk pengembangan ilmu 1. Peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggunakan atau memanfaatkan pengetahuan, keterampilan, waktu yang efektif mungkin, dan mampu menentukan partisipan yang memiliki pola komunikasi kooperatif, sehingga tindakan keperawatan pada pasien schizophrenia dengan perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dan orang lain dapat dilakukan kepada partisipan secara optimal.

2. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan acuan dalam perkembangan penerapan proses keperawatan pada pasien schizophrenia dengan perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dan orang lain juga sebagai bahan acuan dalam pembuatan panduan pengkajian asuhan keperawatan pada kasus

(4)

74

schizophrenia dengan perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dan orang lain.

3. Bagi pasien dan keluarga

Sebagai sumber informasi bagi pasien dan keluarga untuk membantu pasien bila perilaku kekerasan itu muncul, yaitu dengan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal atau bicara baik- baik, tarik nafas dalam, maupun dengan cara fisik yaitu memukul bantal.

5.2.2 Untuk pengembangan program

Sebagai bahan acuan dalam penerapan proses keperawatan khususnya pada pasien schizophrenia dengan perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dan orang lain, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, serta dapat meningkatkan kinerja dengan mengacu pada visi, misi, dan standar operasional prosedur yang ditetapkan oleh Puskesmas.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa pada Tn.P dengan Defisit Perawatan Diri adalah membina hubungan saling percaya, klien mampu

Mobilisasi sangat penting dilakukan pada pasien post operasi laparatomy karna mobilisasi dapat membantu meningkatkan peristaltik usus pada pasien post operasi laparatomy 5.2 Saran

Hasil penelitian didapatkan sampel berjumlah 20 orang dengan jenis kelamin perempuan dengan usia ≥50 tahun, sebagian besar pekerjaan pasien adalah tidak bekerja 85%, pendidikan pasien

1.3.2 tujuan khusus 1.3.2.1 Mengkaji kualitas tidur pasien post operasi laparotomi Rumah Sakit Lavalette Malang 1.3.2.2 Mengukur lama rawat inap pasien post operasi laparotomi Rumah

Detik - Arlogi - Lembar observasi Rasio Waktu pelayanan pendaftaran pasien sesudah menggunak an Aplikasi Pendaftaran Pasien Berbasis Desktop Durasi yang dibutuhkan untuk melakukan

Tidak terdapat masalah pada kunjungan pertama, ibumengeluhsering BAK, didapatkan diagnosa kebidanan pada kunjungan pertama Ny”P” yakni GIIP1001Ab000Usia kehamilan 32-34 minggu janin

3.1.2 Kerangka Kerja Populasi Pasien post operasi SC di RSUD Mardi Waluyo Kab Blitar dengan jumlah 103 pasien pada tahun 2017 lima bulan terakhir Sampling Purposive Sampling

Karena 1 orang PPDS harus menangani 30-40 pasien, dan sangat mustahil untuk dapat memberikan KIE dengan baik pada tiap pasien, KIE yang kurang baik akan menempatkan pasien dalam posisi