• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Unduh - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian hubungan pengetahuan perawat tentang pemberian posisi bedah dengan ketepatan pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) pemberian posisi bedah di Kamar Operasi Rumah Sakit Lavalette Malang, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengetahuan perawat tentang pemberian posisi bedah yang mempunyai kreteria baik sejumlah 6 responden (35%) dan yang cukup sejumlah 11 responden (65%)

2. Dari hasil observasi didapatkan:

a) Hasil observasi pertama ketepatan pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) pemberian posisi bedah Supine yang tepat 2 responden (12%) dan yang tidak tepat 15 responden (88%)

b) Hasil observasi ke dua ketepatan pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) pemberian posisi bedah lainya (litotomi, lateral, prone)

1) Pada observasi ketepatan pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) pemberian posisi bedah litotomi didapatkan sebanyak 3 responden (27%) tepat dan 8 responden (73%) tidak tepat dari 11 responden

2) Pada observasi ketepatan pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) pemberian posisi bedah lateral dari 2 responden didapatkan sebanyak 2 responden (100%) tepat.

77

(2)

79

3) Pada observasi ketepatan pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) pemberian posisi bedah prone dari 4 responden didapatkan sebanyak 2 responden (50%) tepat dan 2 responden (50%) tidak tepat 3. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Pemberian Posisi Bedah Dengan

Ketepatan Pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) Pemberian Posisi Bedah di Kamar Operasi Rumah Sakit Lavalette Malang.

a) Tidak ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang pemberian posisi bedah dengan ketepatan pelaksanaan SPO pemberian posisi bedah Supine dengan nilai P= 0,271.

b) Tidak ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang pemberian posisi bedah dengan ketepatan pelaksanaan SPO pemberian posisi bedah litotomi dengan nilai P=-0,386

c) Tidak dapat diterapkan uji Spearmen karena jumlah responden yang melakukan pemberian posisi bedah lateral hanya 2 orang disebabkan saat dilakukan penelitian hanya ada 2 kasus bedah yang menggunakan posisi bedah lateral.

d) Tidak ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang pemberian posisi bedah dengan ketepatan pelaksanaan SPO pemberian posisi bedah prone dengan nilai P=0,577

(3)

78

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Rumah Sakit

a. Melakukan sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP) pemberian posisi bedah pada perawat di Kamar Operasi untuk menyamakan persepsi sehingga dalam melakukan tindakan keperawatan khususnya pemberian posisi bedah sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).

b. Dilakukan evaluasi secara berkala dan berkesinambungan pelaksanaan pemberian posisi bedah pada staf dikamar operasi minimal 6 bulan sekali.

c. Menambah sarana dan prasarana yang belum ada untuk menunjang pelaksanaan pemberian posisi bedah, seperti bantalan untuk lutut dan tungkai, bantalan untuk sabuk pengaman, bantalan untuk payudara dan kelamin, sabuk pengaman yang terstandart.

d. Perlu diadakanya pelatihan tentang pemberian posisi bedah sehingga pengetahuan perawat tentang pemberian posisi bedah lebih baik lagi, terutama pengetahuan mengenei titik-titik tonjolan tulang yang harus diperhatiakan saat pemberian posisi bedah, tiga gaya penyebab utama cedera akibat kesalahan posisi bedah, modifikasi pemberian posisi bedah, standart bantalan yang digunakan dalam pemberian posisi bedah.

e. Dilakukan evaluasi berkala mengenei dampak dari ketidaktepatan pemberian posisi pada pasien postoperasi.

(4)

79

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk dikaji lebih lanjut dan sebagai bahan refrensi serta dokumentasi dalam pengembangan selanjutnya mengenei ilmu keperawatan khususnya dalam pemberian posisi bedah di Kamar Operasi.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi yang berminat meneliti tentang pengetahuan dan ketepatan pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) pemberian posisi bedah dapat dilakukan di Rumah Sakit lain sehingga dapat memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit.

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Persepsi Tim Bedah dengan Kepatuhan Penerapan Surgical Patient Safety pada Pasien Operasi Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Mayjend HM.. Jurnal Jurusan Keperawatan, Poltekkes

70 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan Ketepatan Pemberian Posisi Bedah Di Kamar

Bagan 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Populasi Tim bedah ruang operasi RSU Karsa Husada yang melaksanakan tindakan operasi yang terdiri dari dokter dan perawat Sampel Tim bedah ruang

tertentu atau metode lainnya sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan Setiadi, 2001 Data dari hasil penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan observasi mengenai gambaran

Hasil wawancara ini dibuat sebagai fokus penelitian yang diteliti Teknik pengumpulan data objektif pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi menggunakan pedoman observasi

Dari hasil identifikasi dokumen rekam medis yang hilang sebelum menggunakan aplikasi tracer elektronik berbasis web didapatkan hasil sejumlah 37 atau dengan presentase sebesar 5.5%

65 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan waktu pulihnya bising usus dan waktu flatus pada pasien pasca bedah laparatomi dengan anestesi umum dan anestesi spinal,

Pada kunjungan ke I ibu mengalami keluhan sering kencing dan sakit pingang, kemudian dari hasil pemerikasaan palpasi abdomen menggunakan leopold didapatkan hasil TFU pertengahan antara