PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI TPQ AL-AMIN KEBONAGUNG MALANG
SKRIPSI
OLEH:
MOCHAMAD FIRDAUS AFIFUDIN NPM. 21601011268
UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2020
ABSTRAK
Afifudin, Mochamad Firdaus. 2020 Peranan Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak di TPQ Al-Amin Kebonagung Malang. Skripsi.Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Malang. Pembimbing 1: Drs. Azhar Haq, M.PdI. Pembimbing 2: Moh.Muslim, M.Ag.
Kata Kunci : Orang Tua, Karakter, Anak
Orang tua merupakan orang pertama yang mengasuh, membesarkan, membimbing dan mendidik serta memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Orang tua juga bertanggung jawab kepada anaknya secara kodrat baik dilihat dari psikologis, paedagosis dan sosiologis. Lingkungan pertama yang dilalui anak adalah keluarga merupakan basis utama dalam memberikan pendidikan. Orang tua memiliki peranan penting dalam upaya pengembangan pribadi anak, tidak terkecuali dalam pengembangan dan pendidikan anak dalam menanamkan karakter yang baik.
Pendidikan karakter adalah suatu usaha penanaman kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga anak tersebut mampu berperilaku sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan yang telah ditanamkan dengan baik tersebut. Pendidikan karakter juga bisa diartikan sebagai bentuk dari suatu penanaman nilai-nilai karakter seperti kemampuan, kesadaran, pengetahuan, dan tindakan untuk mengaplikasikan nilai-nilai melalui pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, dan pendidikan moral yang bertujuan mengembangkan generasi baru agar mampu mengambil keputusan yang baik dalam aktifitas sehari-hari.
Adapun tujuan dalam membentuk karakter adalah untuk mengembangkan potensi dasar seseorang agar berperilaku baik dan luhur dalam kehidupan sehari-harinya. Sedangkan salah satu faktor anak memiliki karakter yang baik adalah melalui pendidikan di lingkungan keluarga, dalam hal ini orang tua bertindak sebagai pendidik dan di lingkungan pendidikan formal si anak, dalam hal ini bisa berlaku guru di sekolah atau guru di TPQ sebagai subjek pendidikan.
Dari latar belakang diatas maka dilakukan penelitian yang berjudul “peranan orang tua dalam membentuk karakter anak di TPQ Al-Amin Kebonagung Malang” dengan tujuan mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari orang tua dalam membentuk karakter anak di TPQ Al-Amin Kebonagung Malang.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data kualitatif yang dijabarkan secara deskriptif yang kerap digunakan menganalisis kejadian fenomena, atau keadaan sosial. Sedangkan metode dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi.
Dalam hal ini didapatkan bahwa perencanaan orang tua dalam membentuk karakter anak adalah dengan selalu memberikan pendidikan karakter di lingkungan rumah dan memberikan pendidikan karakter melalui lembaga pendidikan formal seperti sekolah dan TPQ
yang menjunjung tinggi nilai-nilai karakter. Adapun pelaksanaan orang tua dalam membentuk karakter anak adalah dengan memberikan tauladan, pembiasaan dan pengawasan dalam hal bersikap sehari-hari. Sedangkan hasil yang diperoleh adalah anak menjadi lebih sopan, disiplin dan lebih rajin dalam beribadah.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai saran-saran untuk meningkatkan karakter anak di lingkungan TPQ Al-Amin adalah sebaiknya selalu memiliki semangat dalam mendidik anak guna memiliki karakter yang mulia. Karena dengan memiliki karakter yang mulia dapat menjadikan kehidupan anak lebih terkontrol dalam kehidupan sehari-hari.
ABSTRAK
Afifudin, Mochamad Firdaus. 2020 The Role of Parents in Shaping Children's Character at TPQ Al-Amin Kebonagung Malang. Thesis. Islamic Religious Education Study Program, Faculty of Islamic Religion, Islamic University of Malang. Advisor 1: Drs.
Azhar Haq, M.PdI. Supervisor 2: Moh.Muslim, M.Ag.
Keywords: Parents, Character, Children
Parents are the first to nurture, raise, guide and educate and have a great influence on the growth and development of children. Parents are also responsible to their children by nature, both in terms of psychological, pedagosis and sociology. The first environment that the child goes through is that the family is the main basis for providing education. Parents have an important role in the efforts of children's personal development, including in the development and education of children in instilling good character.
Character education is an effort to cultivate good habits so that the child is able to behave in accordance with these well-instilled habits. Character education can also be interpreted as a form of inculcating character values such as ability, awareness, knowledge, and action to apply values through value education, character education, and moral education aimed at developing new generations to be able to make good decisions. in daily activities.
The purpose of shaping character is to develop one's basic potential in order to behave well and be noble in daily life. Meanwhile, one of the factors of children having good character is through education in the family environment, in this case the parents act as educators and in the formal education environment of the child, in this case the teacher at school or the teacher at the TPQ as the subject of education.
From the above background, a study entitled "the role of parents in shaping children's character in TPQ Al-Amin Kebonagung Malang" was conducted with the aim of knowing the planning, implementation, and results of parents in shaping children's character in TPQ Al-Amin Kebonagung Malang.
To achieve the above objectives, the researchers conducted research using qualitative methods with a descriptive approach. Descriptive, namely research that seeks to describe solutions to
existing problems based on qualitative data described in a descriptive manner which is often used to analyze phenomena, or social conditions. While the methods in data collection are observation, interviews, documentation.
In this case, it is found that parental planning in shaping children's character is to always provide character education in the home environment and provide character education through formal educational institutions such as schools and TPQ that uphold character values. As for the implementation of parents in shaping children's character is by providing role models, habituation and supervision in terms of daily behavior. While the results obtained are the children become more polite, disciplined and more diligent in worship.
As for the things that need to be considered as suggestions for improving the character of children in the TPQ Al-Amin environment, it is better to always have enthusiasm in educating children to have noble characters. Because having a noble character can make children's lives more controlled in everyday life.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna. Allah swt menciptakan manusia dibumi mempunyai dua tugas yaitu sebagai kholifah dan hamba Allah swt, makna dari kholifah adalah seseoramg yang diberi kekuasaan untuk mengelolah wilayah baik secara luas ataupun terbatas. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al-Baqarah ayat 30 :
َهيِف ُدِسْفُي نَم اَهيِف ُلَعْجَتَأ ۟ا َٰٓوُلاَق ۖ ًةَفيِلَخ ِض ْرَ ْلْٱ ىِف ٌلِعاَج ىِ نِإ ِةَكِئَٰٓ َلَمْلِل َكُّبَر َلاَق ْذِإَو ُكِفْسَي َو ا
َنوُمَلْعَت َلَ اَم ُمَلْعَأ َٰٓىِ نِإ َلاَق ۖ َكَل ُسِ دَقُن َو َكِدْمَحِب ُحِ بَسُن ُنْحَن َو َءَٰٓاَمِ دلٱ
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al-Baqarah:30)
Manusia merupakan makhluk terbaik yang diciptakan Allah di permukaan bumi ini. Keunggulan manusia diantara makhluk lainnya adalah dengan dimilikinya akal untuk berpikir. Dengan akalnya tersebut, manusia dapat menciptakan sesuatu yang luarbiasa, dan dengan akal yang dimilikinya itu pula, manusia diamanahi tanggung jawab yang besar yaitu amanah sebagai khalīfaħ untuk mengurus bumi. Namun demikian, seiring dengan perkembangan zaman, manusia melupakan tugasnya tersebut.
Sekarang ini banyak orang yang memiliki kemampuan akal yang tinggi dan mempunyai kedudukan yang tinggi pula dalam pemerintahan, namun mereka menyalahgunakan apa
yang mereka punya. Penyalahgunaan potensi yang mereka miliki tersebut dapat diindikasikan karena ketidak pahaman manusia akan tugas yang sebenarnya yang dia emban, yakni sebagai khalīfaħ. Hal ini juga dapat disebabkan adanya sesuatu yang kurang sesuai antara tugas yang diemban dan proses dalam pendidikan.
Untuk menjadi manusia yang sempurna, maka perlu adanya Pendidikan karakter, sehimgga Pendidikan tersebut dapat mendukung pembentukan karakter yang baik pada diri orang tersebut. percuma jika manusia yang dibekali akal tersebut jika hanya memiliki ilmu yang tinggi tapi tidak dibekali akhlak yang mulia. karena pada akhir-akhir ini banyak diperbincangkan ditengah-tengah masyarakat Indonesia mengenai sikap dan perilaku masyarakat dan bangsa Indonesia sekarang, yang saat ini sedikit demi sedikit sudah mulai mengabaikan nilai-nilai luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku masyarakat sehari hari.
Terutama mengenai kesantunan, kejujuran, religius, dan kebersamaan yang perlahan mulai tergerus oleh perkembangan zaman dan budaya asing yang cenderung menganggap bahwa kekayaan dan kesenangan adalah tujuan atau nilai tertinggi sehingga hidup lebih memikirkan diri sendiri.
Fenomena merosotnya karakter di Indonesia semakin hari semakin memperihatinkan. Maraknya kenakalan remaja yang dilakukan oleh para remaja yang masih duduk dibangku sekolah seperti mencintek, tawuran, pergaulan bebas membolos dan banyak lagi perilaku menyimpang lainnya yang merupakan bukti bahwa moral generasi penerus bangsa ini sudah sangat rusak. bukan hanya terjadi pada kaum remaja tetapi juga berdampak pada kalangan anak-anak, seperti mbolos sekolah karena malas belajar, bertengkar dengan teman atau orang tuanya, merusak atau ,mencuri fasilitas umum, merokok dan mengkonsumsi minuman ber alcohol. Hal tersebut disebabkan lemahnya Pendidikan karakter dalam meneruskan nilai-nilai kebangsaan pada saat
beralih generasi, disamping itu lemahnya implementasi nilai-nilai karakter dilembaga Pendidikan dan masyarakat, ditambah oleh masuknya arus globalisasi sehingga menghilangkan aturan moral, budaya yang sesunguhnya bernilai tinggi.
Pendidikan karakter sendiri adalah suatu usaha penanaman kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga anak tersebut mampu berperilaku sesuai dengan kebiasaan- kebiasaan yang telah ditanamkan dengan baik tersebut. Pendidikan karakter juga bisa diartikan sebagai bentuk dari suatu penanaman nilai-nilai karakter seperti kemampuan, kesadaran, pengetahuan, dan tindakan untuk mengaplikasikan nilai-nilai melalui pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, dan pendidikan moral yang bertujuan mengembangkan generasi baru agar mampu mengambil keputusan yang baik dalam aktifitas sehari-hari.
Pendidikan karakter memang sangatlah penting bagi bangsa Indonesia. Karena pada intinya pendidikan karakter adalah suatu dasar penanaman norma-norma kehidupan yang mana pada hal tersebut akan melahirkan generasi yang lebih unggul dan tidak hanya memiliki ilmu dan wawasan luas tapi juga memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan.
Pendidikan karakter dizaman ini dirasa semakin mendesak dan penting dikarenakan keadaan yang dihadapi dizaman ini. Seperti adanya pengaruh globalisasi sehingga jika masyarakat tidak bisa memilih dan memilah maka sedikit-demi sedikit karakter bangsa ini akan rapuh. Seperti yang sudah terjadi disekitar kita misalnya konflik antar suku, agama, dan ras, bertambah banyaknya pecandu obat-obatan terlarang, tawuran antar kampung, sekolah atau geng, seks bebas dan lain lalin.
Dunia Pendidikan mempunyai peran penting dalam membentuk karakter unggul pada generasi muda, karena Pendidikan merupakan proses sadar untuk memperbaiki
martabat, dan membentuk perilaku ke arah yang lebih baik. Fungsi Pendidikan tidak hanya memfasilitasi anak didik dalam ranah kognitif saja, tetapi Pendidikan juga seharusnya mengajarkan bagaimana cara bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma, etika, dan moral yang berlaku. Pendidikan tidak akan berarti apa-apa jika hanya melahirkan orang-orang yang cerdas, tetapi dalam aspek moralnya tidak baik. Oleh karena itu, Pendidikan harus diarahkan untuk membangun peserta didik yang unggul secara intelektual, anggun secara moral, kompeten menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki komitmen tinggi untuk berbagai peran social.
Begitu juga dalam pembentukan karakter anak maka diperlukan kerjasama antar keluarga, guru dan masyarakat agar anak tersebut bisa tumbuh dewasa dengan akhlak yang baik. Pembentukan karakter pada lingkup keluarga adalah tanggung jawab orang tua yaitu ayah dan ibu. Orang tua adalah penentu utama dalam Pendidikan sang anak.
Pada lingkup keluarga ayah yang bertugas sebagai kepala rumah tangga mempunyai kewajiban untuk mendidik semua anggota keluarganya termasuk anak agar selamat dunia akhirat dan terhindar dari api neraka. Sebagaimana firman Allah didalam Al- Qur’an surat At-Tahrim ayat 6 :
ُّيَأَٰٓ َي ِغ ٌةَكِئَٰٓ َلَم اَهْيَلَع ُة َراَج ِحْلٱ َو ُساَّنلٱ اَهُدوُق َو ا ًراَن ْمُكيِلْهَأ َو ْمُكَسُفنَأ ۟ا َٰٓوُق ۟اوُنَماَء َنيِذَّلٱ اَه َّلَ ٌداَدِش ٌظ َلَ
نو ُرَمْؤُي اَم َنوُلَعْفَي َو ْمُه َرَمَأ َٰٓاَم َ َّللَّٱ َنوُصْعَي
Artinya: “Hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkannya.”
(QS. At-Tahrim:6)
Ayat diatas menjelaskan bahwa orang tua mempunyai kewajiban untuk mendidik keluarganya agar terbebas dari api neraka. Setiap orang tua harus mampu mempersiapkan anaknya agar mampu untuk mengemban tugas hidup dengan baik sebagai kholifah didunia. Didalam ayat tersebut juga bisa diambil kesimpulan bahwa orang tua khususnya ayah mempunyai kewajiban untuk memberi tuntunan, bimbingan dan arahan serta landasan khusus dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tidak hanya ayah tapi seorang ibu juga mempunyai kewajiban untuk mendampingi suami dalam menumbuhkan karakter pada anak.
Semua orang tua harus memahami bahwa anak adalah anugrah yang harus dijaga dengan baik. Orang tua harus bekerja sama dalam mengamati, mendidik dan memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan kebutuhanya. Hal tersebut adalah cara yang sangat efektif untuk mendidik anak yang nantinya akan tumbuh dewasa dan hidup sesuai dengan norma-norma yang ada. Oleh sebab itulah disini peneliti ingin meneliti bagaimana “peranan orang tua dalam membentuk karakter anak didik di TPQ Al-Amin Kebonagung Malang”.
B. Fokus Penelitian
Dari beberapa uraian diatas maka disini peneliti memfokuskan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan orang tua dalam membentuk karakter anak di TPQ Al- Amin Kebonagung Malang?
2. Bagaimana pelaksanaan orang tua dalam membentuk karakter anak di TPQ Al- Amin Kebonagung Malang?
3. Bagaimana hasil strategi orang tua dalam membentuk karakter anak di TPQ Al- Amin Kebonagung Malang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan orang tua dalam membentuk karakter anak.
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan orang tua dalam membentuk karakter anak.
3. Untuk mendeskripsikan hasil dari orang tua dalam membentuk karakter anak.
D. Kegunaan Penelitian
Peneliti mempunyai harapan besar agar penelitian ini dapat memberi banyak manfaat baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis mengenai peranan orang tua dalam membentuk karakter anak didik di TPQ Al-Amin. Adapun mengenai kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Secara teoritis penelitihan ini diharapkan dapat dijadikan refrensi penelitihan lebih lanjut mengenai peranan orang tua dalam membentuk karakter anak didik di TPQ Al-Amin serta menambah pengalaman tentang bagaimanacara membentuk karakter anak didik.
2. Secara praktis
a. Memberikan wawasan kepada orang tua mengenai peranan orang tua dalam membangun karakter pada anak.
b. Memberi wawasan kepada peneliti mengenai bagaimana cara membangun karakter pada anak.
E. Definisi Oprasional 1. Peranan orang tua
Kata peranan dalam kamus besar Bahasa Indonesia mempunyai arti seseorang yang menjadi bagian atau pimpinan utama dalam berlangsungnya peristiwa (Suharso & Retnoningsih,2009:371). Sedangkan menurut levinson sebagaimana yang telah dikutip oleh Soejono Soekamto bahwa peranan adalah suatu rencana mengenai suatu hal yang bisa dilakukan seseorang dalam struktur social masyarakat , yang mencangkup aturan atau ketentuan yang dikembangkan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat tersebut. (soekamto, 1982:238).
Sedangkan orang tua didalam kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa orang tua adalah ayah dan ibu kandung (depdikbud, 1990:629). Selanjutnya orang tua adalah bapak ibu yaitu orang yang pertama kali dikenal oleh putra dan putrinya (Hasanuddin, 1984:155). Orang tua merupakan pendidik utama dan yang pertama bagi anak anaknya karena ibu adalah orang pertama yang memeluk, membelai, mengasihinya secara fisik. Pelukan, belaian, dan kasih sayang itu merupakan pelajaran pertama yang diperolehnya tentang aspek afeksi emosional (Damsar, 2011:70).
Peranan orang tua adalah suatu cara yang digunakan orang tua didalam menjalankan tugas dalam mengasuh anak (Lestari, 2012:33). Sedangkan menurut Jhonson ayah mempunyai tugas mencari nafkah, mendidik, melindungi, memberi rasa aman, dan sebagai kepala rumah tangga. Sedangkan, tugas ibu adalah mengurus rumah tangga, melindungi, mengasuh, dan mendidik anak-anaknya (Tirtarahardja, 2005:169). Dalam menghadapi anak, orang tua harus bersikap luwes, dan fleksibel. Disamping kelembutan dan kasih sayang dalam mendidik anak, juga diperlukjan sikap tegas. Disini orang tua dituntut menjadi aktoryang
serba bisa yang mampu memainkan peran teman, pelindung ataupun konsultan.
(Marzuki, 1998:28).
Arti penjelasan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa peranan orang tua adalah kontribusi orang tua dalam mendidik dan membimbing anaknya.
2. Membentuk karaker anak didik.
Menurut kamus Bahasa Indonesia karakter adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekertiyang membuat orang tampak berbeda dari yang lain (Lapindus, 1982:445). Sedangkan Suyanto dan Mansyur Muslich menyatakan bahwa karakter adalah cara berfikir dan berperilaku seseorang yang sudah menjadi ciri khas dari setiap individu dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, masyarakat dan negara (Muslich, 2011:70)
Mansur Muslich juga menjelaskan bahwa karakter adalah kualitas moral dan mental yang dterbentuk melalui factor bawaan (fitrah, nature) dan lingkungan (sosialisasi Pendidikan, nature). Potensi-potensi karakter yang baik sudah dimiliki manusia sejak sebelum lahir, tapi semua potensi tersebut membutuhkan binaan melaui sosialisasi dan Pendidikan sejak dini. (Muslich, 2011:96)
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan sebagaimana diatas, dengan judul peranan orang tua dalam membentuk karakter anak di TPQ Al-Amin Kebonagung Malang. Maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Perencanaan orang tua dalam membentuk karakter anak di TPQ Al-Amin Kebonagung adalah dengan memberikan pendidikan karakter kepada anak melalui lingkungan keluarga. Selain itu juga berusaha mengarahkan anak untuk memiliki karakter yang baik dengan masuk ke lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi nilai karakter.
2. Pelaksanaan orang tua dalam membentuk karakter anak di TPQ Al-Amin dalam mewujudkan anak yang memiliki karakter yang baik, maka orang tua melakukan beberapa hal yang dianggap penting, sehingga dapat berdampak baik pada pertumbuhan dan pembiasaan karakter yang dimiliki anak. Beberapa hal tersebut meliputi tauladan dari orangtua dan guru, pembiasaan perilaku yangbaik dan pengawasan pada perilaku anakdalam pergaulan sehari-hari.
3. Hasil perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukanoleh orang tua dan guru dalam membentuk karakter anak di TPQ Al-Amin Kebonagung sudah terlaksana dengan baik dan maksimal, sehingga menghasilkan dampak yang positif pada anak.
Adapun beberapa dampak positif tersebut diantaranya adalah anak dapat memiliki karakter sopan dan santn, karakter disiplin, dan rajin dalam melaksanakan ibadah.
B. Saran
1. Orang tua sebaiknya terus memotifasi sang anak untuk selalu menciptakan dan meningkatkan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga karakter yangbaik tersebut sudah menjadi tabiat hingga sanganak dewasa. Hal ini dapat menjadi nilai lebih pada diri sang anak sehingga dapat berdampak pada kesuksesannya dimasa mendatang.
2. Guru sebaiknya selalu mendukung dalam tujuan yang mulia, baik dalam disiplin ilmu maupun dalam perilaku mulia yang dilakukan oleh anak didiknya dalam aktifitas sehari-hari. Sehingga anak tersebut akan merasa terpacu semangatnya untuk selaluberlomba-lomba dalam kebaikan.
3. Anak harus selalu memiliki niat dan semangat dalam melakukan norma-norma kebaikan pada kehidupan sehari-hari, khususnya dalam melakukan karakter yang baik. Meskipun pada awalnya harus dipaksakan tetapi seiring berjalannyawaktu akan terbiasa dalam pengamalannya.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Daien, Indra Kusuma, (1973). Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: Usaha Nasional Arismantoro. (2008). Character Building. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Arinah, Anri. (2013). Metode Keteladanan Dan Signifikansinya Dalam Pendidikan Islam.
Kediri: Fikruna.
Azzet, Akhmad Muhaimin. (2011). Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia Revitalisasi Pendidikan Karakter Terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa, Yogyakarta:
Ar-ruzz Media.
Barnawi dan M. Ariffin. (2016). Strategi dan Kebijakan Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Depdikbud (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah Syaiful Bahri, (2004). Pola Komunikasi Orangtua dan Anak dalam Keluarga Sebuah Perspektif Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
Fadlillah, Muhammad,Lilif, Mualifatu Khorida, (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Fajriah, Nurul,dkk. (2007). Dinamika Peran Perempuan Aceh, Banda Aceh: PSW IAIN Ar- raniry.
Gunarsa, Singgih & Ny. Y. Singgih, (1995). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja Jakarta: PT. Bpk, Gunung Mulia.
Gunawan, Heri. (2012), Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
Hasanuddin. (1984). Cakrawala Kuliah Agama. Surabaya: Al-Ikhlas.
Hasbullah. (2012). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hujjati, Muhammad Baqir (2003). Menciptakan Generasi Unggul Pendidikan Anak Dalam Kandungan, Bogor: Cahaya.
Ibnatul, Anis, dkk. (2013). Pendidikan Nasionalisme melalui Pembiasaan di SD Negeri Kuningan 02 Semarang Utara. Jurnal: UNES.
Ikhsan, Fuad (1995). Dasar-dasar Kependidikan Jakarta: Rineka Cipta.
Lapindus Ira M, (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Lestari, Sri. (2012). Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Preanada Media Group Makmur. (2011). Efektivitas Kebijakan Pengawasan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Marzuki, Choirun. (1998). Anak Saleh dalam Asuhan Ibu Muslimah. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, (2011). Manajemen Pendidikan Karakter Jakarta: Bumi Aksarah.
Nurul Zuriah, (2011). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Muslich Mansur, (2011). Pendidikan karakter menjawab tantangan krisismultidimensional Jakarta: Bumi Aksara.
Prijodarminto, Soegeng. (1992). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradya Paramita.
Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Saptono, (2011). Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter (Wawasan, Strategi, dan langkah Praktis). Jakarta: Erlangga.
Scahefer, Charles. (1980). Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. Jakarta: Mitra Utama.
Simbolon, Maringan Masry. (2004) Dasar – Dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Soekanto, Soerjono. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali.
Subandi, Ahmad & Salma Fadhlullah, Agar Tidak Salah Mendidik Anak. Jakarta: Alhuda.
Suharso & Ana Retnoningsih. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: CV. Widya.
Suwarno, (1992). Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syukur, Abdullah. (1987) Kumpulan Makalah Study Implementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan dan Relevansinya dalam Pembangunan. Ujung Pandang: Persadi
Syukur, Abdullah. (1987). Permasalahan Pelaksanaan. Jakarta: Arpankumar.
Ulwan, Abdullah Nasih. (2005), Tarbiyatul Aulad Lil Islam Jakarta : Kalam Mulia.
Tirtarahardja, Umar (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Yaumi, Muhammad. (2014). Pendidikan Karakter Landasan, Pilar & Implementasi, Jakarta:
Prenamedia Group.
Zamani. (1998). Manajemen. Jakarta: IPWI.
Zuriah, Nurul. (2008). Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan.
Jakarta: Bumi Aksara.