• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MEDAN AREA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MEDAN AREA MEDAN "

Copied!
38
0
0

Teks penuh

Program ini diusulkan sebagai salah satu syarat kerja penelitian untuk memperoleh gelar di Fakultas Sains dan Teknologi. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area. Tanaman obat adalah tanaman obat yang diperoleh dari bahan-bahan alami dan diwariskan secara turun-temurun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang terlibat dalam pengobatan pasca melahirkan oleh etnis Melayu di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Tumbuhan obat merupakan tumbuhan berkhasiat obat yang berasal dari bahan alami dan diwariskan secara turun temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang terdapat dalam pengobatan pasca melahirkan oleh etnis Melayu di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Bagian tanaman yang paling sering digunakan sebagai bahan obat pasca melahirkan adalah rimpang, daun, dan buahnya. Tanaman yang digunakan sebagian besar mempunyai habitat di sawah karena sebagian besar tanaman tersebut dibudidayakan oleh masyarakat. Nama penulis Bela Yustika, lahir di Tanjung Morawa tanggal 29 Desember 1997, penulis merupakan anak dari bapak Samsul Azhar dan ibu Halimah, penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis kemudian melanjutkan pendidikan SMA di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa pada tahun 2009-2012 dan pendidikan lanjutan di SMA Swasta Dwi Tunggal pada tahun 2012-2015.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan
  • Manfaat

2 Suku Melayu merupakan salah satu suku bangsa yang memanfaatkan tumbuhan untuk berbagai keperluan tradisional dan pengobatan. Sebagian besar masyarakat Melayu bermukim di daerah pesisir, khususnya di pesisir timur Sumatera Utara, seperti Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Tanjung Balai. Suku Melayu yang tinggal di kawasan Tanjung Pura telah lama memanfaatkan tumbuhan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya sebagai obat tradisional yang digunakan setelah melahirkan.

Namun seiring berjalannya waktu, pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan tradisional pasca melahirkan mulai jarang digunakan oleh masyarakat. Hal ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2018), persentase masyarakat Langkat yang mengetahui tentang pemanfaatan tanaman obat adalah sekitar 57%, sedangkan 43% lainnya belum memahami kegunaan tanaman obat tradisional. Dengan perbandingan nilai persentase yang sangat kecil kemungkinan disebabkan oleh penggunaan obat-obatan modern dan kurangnya informasi, sehingga tanpa disadari pengetahuan yang menjadi sumber informasi kearifan lokal mengenai pengobatan tradisional pasca melahirkan mulai menurun dan ditakutkan akan hal tersebut. itu akan hilang.

Pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan obat untuk pengobatan tradisional pasca melahirkan patut ditelusuri sebagai landasan pengembangan penelitian berkelanjutan dan terpeliharanya kearifan lokal suku Melayu. Di Kabupaten Langkat khususnya di Tanjung Pura belum ada data penelitian mengenai ramuan obat tradisional nifas oleh etnis Melayu sehingga diperlukan penelitian ini. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis tumbuhan apa saja yang terdapat dalam pengobatan pasca melahirkan dan pemanfaatannya oleh etnis melayu di Tanjung Pura.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang terdapat dalam pengobatan pasca melahirkan dan pemanfaatannya pada suku Melayu di Tanjung Pura. Untuk mengetahui manfaat masing-masing tumbuhan yang digunakan suku Melayu untuk ramuan pasca melahirkan dan cara pemanfaatannya.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Tumbuhan Berkhasiat Obat
  • Pemanfaatan tumbuhan obat tradisional
  • Etnis Melayu dan Kearifan Lokal Budaya Melayu
  • Deskripsi Lokasi

Misalnya daun kecubung (Datura metel) diketahui mengandung alkaloid turunan tropane (seperti hyoscyamine dan atropin) untuk pengobatan asma. Akibat salah informasi yang diperoleh bahwa penggunaan jamu gepyokan pada umumnya hanya dengan merebus dan meminum airnya, sehingga jika diobati dengan kecubung akan menimbulkan keracunan bahkan keracunan akibat tingginya kadar alkaloid dalam darah. Namun, tanpa didukung pengetahuan dasar yang memadai dan riset atau penelitian yang memadai, maka hal tersebut akan menjadi menyesatkan.

Misalnya informasi di media yang menyebutkan bahwa biji jarak (Ricinus communis L) mengandung risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai obat anti kanker. Ricin sendiri beracun, sehingga konsumsi biji jarak secara langsung dapat menyebabkan keracunan dan diare. Misalnya daun tapak dara (Catharantus roseus atau Vinca rosea) banyak mengandung senyawa alkaloid yang bermanfaat bagi kesehatan.

Namun hal ini bukanlah pilihan yang tepat, karena sayuran hijau juga mengandung vincristine dan vinblastine yang dapat menurunkan jumlah leukosit atau sel darah putih sehingga membuat penderita mudah terserang penyakit menular, karena leukosit berperan sebagai pertahanan tubuh. Upaya pengobatan tradisional dengan obat tradisional merupakan wujud kerjasama masyarakat sekaligus merupakan teknologi tepat guna yang dapat menunjang pembangunan kesehatan di masyarakat. Obat tradisional hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat dapat mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapinya dengan bantuan tanaman obat alami tersebut (Tukiman, 2004).

Bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat dikelompokkan menjadi daun, batang, bunga, akar, umbi, getah, buah, rimpang dan biji. Namun tidak sedikit pula orang yang memanfaatkan seluruh bagian tanamannya sebagai bahan obat dalam proses pengobatannya. Persentase bagian tanaman yang paling banyak digunakan adalah daun (31%), sedangkan yang terendah adalah biji (3%).

Suku Melayu merupakan salah satu suku asli di Sumatera Utara yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota. Para dukun meracik dan meracik tanaman obat untuk mengobati berbagai jenis penyakit sesuai dengan pengetahuannya tentang tanaman obat tersebut. Seorang dukun mengidentifikasi jenis penyakit yang menyerang seseorang dan mencari tanaman obat yang cocok untuk penyakit tersebut.

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Alat dan Bahan
  • Metode Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Analisa Data

Jenis data primer yang dilakukan melalui wawancara antara lain: jenis tumbuhan yang digunakan dalam sediaan obat nifas, penggunaan jamu dan cara pemanfaatan tumbuhan, hal ini dilakukan dengan menginventarisasi jenis tumbuhan yang digunakan dalam sediaan obat nifas (Nasution, 2009). . Responden yang digunakan adalah ibu-ibu yang pernah menggunakan obat nifas dan informannya adalah tabib/ahli dalam penyusunan obat nifas. Teknik ini digunakan untuk menentukan responden mana yang selanjutnya akan ditanyai informasi tentang ramuan obat pasca melahirkan.

Setelah dilakukan pengumpulan data dan wawancara, maka data tanaman yang terkumpul dibuktikan dengan keberadaannya di lapangan, yaitu dengan melakukan dokumentasi untuk keperluan identifikasi tanaman obat yang dapat digunakan pasca melahirkan. Data wawancara tanaman obat yang disebutkan informan kemudian diidentifikasi menggunakan buku panduan tanaman obat. Dari hasil penelitian, terdapat 40 jenis tumbuhan dari 23 famili tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat pasca melahirkan.

Tanaman yang digunakan sebagian besar mempunyai habitat lapangan, karena sebagian besar tanaman dibudidayakan oleh masyarakat dan habitat yang paling banyak adalah semak. Eksplorasi tanaman obat di lahan masyarakat di Desa Simpang Kuta Buluh Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat. Oukup, Tanaman Tradisional Suku Karo untuk Kesehatan Pasca Melahirkan: Analisis Bioprospecting Tanaman Tropis Indonesia.

Kajian Deskriptif Tanaman Obat Tradisional yang Digunakan Orang Tua untuk Kesehatan Anak Usia Dini di Cluster Melati Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat Suku Dayak Tanjung Tanjung di Desa Ribau Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau. 2 Jahe Zingiber officinale Zingiberaceae Rimpang Pertanian Tanaman herbal yang dibudidayakan Banyak 3 pertemuan penting Boesenbergia rotunda Zingiberaceae Rimpang Tanaman herbal yang dibudidayakan Memasarkan lebih sedikit.

34 Cananga Cananga odorata Annonaceae Bunga pada semak yang banyak dibudidayakan 35 Kemuning Murraya panikulata Rutaceae Bunga pada semak belukar yang jarang dibudidayakan.

Tabel 1.Jenis-jenis tumbuhan obat
Tabel 1.Jenis-jenis tumbuhan obat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Simpulan

Saran

Jawa Tengah : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Studi perbandingan komposisi kimia dan aktivitas antioksidan rimpang kunyit segar dan kering (Curcuma longa Linn.). 26 Buas-buas Premna cordifolia Verbenaceae Rangkaian Perdu Liar Daun Kurang 27 Dewa Cantella asiatica Mackinlayaceae Semua Rangkaian Perdu Liar Kurang 28 Mangkoan Polyscias scutellaria Araliaceae Daun Karangan Bunga Perdu Liar.

30 Penutup tanah Gynura divaricata Asteraceae Grondblare Kurang Renek Liar 31 Kayu Bluntas Pluchea indica Astereaceae Bas.

Gambar

Tabel 1.Jenis-jenis tumbuhan obat

Referensi

Dokumen terkait

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area.. Document

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruhnya karya ini tanpa izin Universitas Medan Area Document Accepted 10/21/19 Access from repository.uma.ac.id... Dilarang mengutip sebagian