• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN "

Copied!
127
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah Penelitian

  • Identifikasi Masalah
  • Alternatif Pemecahan Masalah
  • Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

  • Kajian Pustaka
    • Hakikat Media Pembelajaran
    • Hakikat Kemampuan Berbicara
  • Penelitian Relevan
  • Kerangka Pikir
  • Hipotesis Tindakan

Salah satu media pembelajaran yang cocok untuk proses pembelajaran yang menunjang pelajaran keterampilan berbicara adalah lebih menarik dan menyenangkan yaitu menggunakan media wayang kertas. Salah satu alternatif solusi untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak adalah melalui media boneka kertas. Selain itu, kertas wayang merupakan media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya bercerita/berbicara.

Siswa bebas berekspresi dalam berbicara tanpa rasa malu karena siswa berpaling dari media wayang kertas. Guru yang tidak menggunakan teknik mengajar menggunakan boneka kertas dengan cara yang tepat dapat menyebabkan siswa cepat bosan. Berdasarkan penelitian ini, penggunaan media wayang kertas dapat meningkatkan pemahaman bahasa Indonesia siswa sebesar 23,82%.

Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti ini sama-sama menggunakan media wayang kertas dan menggunakan konten pembelajaran bahasa Indonesia, metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media wayang kertas pada materi menyimak dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 5 Perawang.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Subjek Penelitian
  • Faktor yang Diselidiki
  • Prosedur Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Objek penelitian berupa proses adalah pelaksanaan proses pembelajaran keterampilan bercerita dengan media wayang kertas di kelas IV SDN 20 Alesipitto Kec. Indikator hasil keberhasilan dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam praktik bercerita dengan menggunakan media boneka kertas. Pelaksanaan tindakan pada siklus I yaitu melalui penggunaan boneka kertas untuk meningkatkan keterampilan berbicara.

Justeru, media boneka kertas ini telah meningkatkan kemahiran murid kelas IV SDN 20 Alesipitto di baileta. Dalam kitaran II, satu kajian tindakan berkumpulan telah disiapkan untuk meningkatkan kemahiran bercerita di kelas IV SDN 20 Alesipitto di baileeta menggunakan boneka kertas. Pertama, kebolehan bercerita tentang watak suku bangsa Indonesia murid kelas IV SDN 20 Alesipitto dapat ditingkatkan dengan menggunakan media boneka.

Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara melatih keterampilan bercerita dengan boneka kertas. Apakah dengan menggunakan media wayang kertas dapat membantu anda mengatasi kesulitan yang anda hadapi dalam pembelajaran bercerita?

HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Paparan Data Siklus Pertama
  • Paparan Data Siklus Kedua

Dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Wayang Kertas Terhadap Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas V SD Negeri Brongkol Godean Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai tes sebelum menggunakan media boneka kertas sebesar 63,92%, berbeda nyata dengan nilai rata-rata setelah menggunakan media boneka kertas sebesar 87,74%. Penggunaan media wayang kertas dalam pembelajaran adalah bercerita yang dianalisis siswa, kemudian siswa mempresentasikan hasil analisis dan kajian dari cerita yang didengarkan.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Jika media kertas digunakan dalam pembelajaran, maka hasil belajar keterampilan berbicara siswa kelas IV. kelas di SDN 20 Alessipitto meningkat. Adapun rencana yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut. a) Peneliti menyarankan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan strategi pembelajaran yaitu menggunakan media boneka kertas dalam keterampilan berbicara. Peneliti dan guru mendiskusikan dan menganalisis hasil observasi pada siklus pertama, meliputi kesimpulan tentang kemampuan berbicara (naratif) siswa setelah tindakan, mengevaluasi setiap siswa dalam praktik bercerita dengan media boneka kertas.

Minimal 70% siswa memperhatikan dan berkonsentrasi selama proses pembelajaran berbicara (storytelling) dengan media wayang kertas; Dan. Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian peningkatan keterampilan berbicara melalui media wayang kertas siklus I dan siklus II. A. Penggunaan media wayang kertas dalam pembelajaran bercerita pada siklus I memberikan dampak yang signifikan bagi siswa yaitu siswa menjadi termotivasi dan antusias untuk mengikuti pembelajaran.

Keberhasilan hasil latihan bercerita terlihat adanya peningkatan dibandingkan sebelum tindakan pada siklus I dengan media boneka kertas. Permasalahan yang ada harus segera dipecahkan agar peningkatan keterampilan bercerita siswa melalui media wayang kertas dapat berhasil secara maksimal. Pilih kosakata sesuai dengan cerita yang dibawa siswa. Siswa diminta untuk menanggapi dengan menyebutkan beberapa kata yang berhubungan dengan boneka kertas yang telah dipilihnya.

Pada siklus II penerapan media paper doll mengalami peningkatan keberhasilan produk atau outcome. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan kolaborator, serta dari hasil refleksi penggunaan media wayang kertas dalam praktik bercerita menunjukkan peningkatan yang signifikan dari segi proses dan hasil.

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan

Pembahasan

Kegiatan bercerita yang dilakukan dengan bantuan media boneka kertas telah mampu meningkatkan keterampilan berbicara dari setiap aspek yang dinilai, yaitu aspek pengucapan, aspek kosa kata, aspek struktur kalimat, aspek kelancaran dan aspek gaya/ekspresi pada setiap siklus. . Selain itu, pemahaman siswa yang baik terhadap media wayang kertas juga mendukung tampilan keaktifan dan kegairahan siswa. Pertumbuhan ini dicapai dengan menggunakan media boneka kertas untuk belajar berbicara untuk para pemimpin etnis.

Penggunaannya adalah guru menunjukkan boneka kertas, setelah itu siswa merespon dengan menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan karakter yang ada pada boneka kertas tersebut. Kedua, penggunaan media wayang kertas dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar keterampilan bercerita tentang tokoh etnis Indonesia kelas IV SDN 20 Alesipitto. Siswa mampu mengembangkan ide kreatif tentang pokok-pokok cerita wayang kertas menjadi sebuah urutan yang baik.

Siswa memperhatikan penjelasan guru yaitu contoh-contoh hal yang perlu diperhatikan saat bercerita dengan boneka kertas. Siswa menyusun dan mengembangkan cerita utama dalam wayang kertas menjadi cerita yang menarik dan kreatif. Siswa kembali fokus pada kegiatan bercerita yang akan mereka lakukan pada pertemuan tersebut dengan menggunakan boneka kertas.

Siswa menyusun cerita utama yang terdapat pada media wayang kertas dan mengembangkannya menjadi cerita yang menarik dan kreatif. Siswa menceritakan identitas tokoh suku bangsa di Indonesia dengan menggunakan media wayang kertas secara individu dengan baik tata suara, lafal, intonasi, gerak tubuh dan mimik wajah. Jawab: Bisa sangat membantu karena anak-anak sangat tertarik dengan media wayang kertas yang digunakan.

Jawab : Menurut saya penggunaan media wayang kertas adalah pada saat kegiatan bercerita siswa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran dibandingkan dengan tindakan tidak menggunakan media. Jawab: Menurut saya, kelebihan dan kekurangan penggunaan media wayang kertas untuk meningkatkan keterampilan bercerita adalah sebagai berikut.

Gambar Media Wayang Kertas
Gambar Media Wayang Kertas

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

Mampu menyebutkan identitas tokoh etnik dengan baik urutan, suara, lafal, intonasi, gerak tubuh dan ekspresi wajah. Siswa mampu menyebutkan identitas tokoh adat dengan baik urutan, suara, lafal, intonasi, gerak tubuh dan mimik wajah. Guru memotivasi siswa agar berani menceritakan identitas tokoh suku bangsa di Indonesia dengan memperhatikan urutan cerita, suara, lafal, intonasi, gerak tubuh dan mimik wajah yang baik.

Siswa bergiliran menceritakan di kelas identitas tokoh etnis favorit mereka dengan baik urutan, suara, pengucapan, intonasi, gerak tubuh, dan ekspresi wajah. Siswa melanjutkan menceritakan identitas tokoh etnik favorit di depan kelas dengan baik urutan, suara, lafal, kosa kata, dan mimik wajah. Mampu menyebutkan identitas tokoh suku di Indonesia dengan baik tata suara, lafal, intonasi, gerak tubuh dan mimik wajah.

Siswa terus menceritakan identitas tokoh suku bangsa di Indonesia di depan kelas dengan tertib, suara, lafal, intonasi, gerak tubuh dan mimik wajah. Siswa terus menceritakan identitas tokoh suku bangsa di Indonesia di depan kelas dengan tertib, suara, lafal, intonasi, gerak tubuh dan mimik wajah.

Gambar

Tabel 3.1   Pedoman  Pengamatan  Proses  Pembelajaran  Keterampilan  Bercerita  Siswa .................................................................................................
Gambar 2.1 Wayang Kertas ...............................................................................
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan
Tabel  3.1  Pedoman  Pengamatan  Proses  Pembelajaran  Keterampilan  Bercerita Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

3) Menjelaskan mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model scramble. 4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan proses pembelajaran