• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN "

Copied!
90
0
0

Teks penuh

Judul Tesis: Dampak Sosial Pendidikan pada Masyarakat Terpencil (Studi Sosiologi Pendidikan di Dusun Cenre Kabupaten Sinjai Barat). Dampak Sosial Pendidikan pada Masyarakat Terpencil (Studi Sosiologi Pendidikan di Dusun Cenre Kabupaten Sinjai Barat) Skripsi.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di Desa Cenre Terasa Kecamatan Sinjai Barat.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Definisi Operasional

Teori dan Konsep

  • Teori Pengembangan Pendidikan

Tirtarahardja dan La Sulo mengemukakan beberapa batasan pendidikan berdasarkan fungsinya: (a.) Pendidikan sebagai proses transformasi kebudayaan. Dalam lingkungan masyarakat tempat bayi dilahirkan, terdapat adat istiadat, larangan dan anjuran tertentu, serta ajakan tertentu sesuai keinginan masyarakat. (b) Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi. Sebagai suatu proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistematis yang bertujuan untuk pembentukan kepribadian peserta didik.(c) Pendidikan sebagai penyiapan warga negara.

Tentu saja istilah baik di sini bersifat relatif, tergantung tujuan nasional masing-masing bangsa yang mempunyai falsafah hidup yang berbeda-beda (d.) Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja. Pendidikan berasal dari kata “didik”, kemudian kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik” yang berarti mengayomi dan memberi latihan. Selanjutnya pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha orang dewasa melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Richey, dalam bukunya “Berencana Mengejar Pengantar Pendidikan” mengatakan; “Pendidikan merupakan suatu proses yang lebih luas dari pada proses yang berlangsung di sekolah saja, pendidikan merupakan suatu kegiatan sosial yang diperlukan yang memungkinkan masyarakat modern yang kompleks, fungsi pendidikan mengalami proses spesialisasi dan pelembagaan.

Keledai inilah yang kemudian dimasukkan ke dalam kebijakan negara kita yang tertuang dalam GBHN tahun 1978 yang menetapkan prinsip-prinsip pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok orang yang tinggal di suatu wilayah dan secara langsung maupun tidak langsung terkait dalam upaya memenuhi kebutuhannya, dihubungkan sebagai suatu kesatuan sosial oleh perasaan solidaritas karena latar belakang sejarah, politik, dan budaya. Mac Iver mengartikan masyarakat sebagai sekelompok orang yang saling memahami dan berkomunikasi, dalam masyarakat terdapat nilai, norma, cara dan tata cara yang mengatur kehidupan dan merupakan kebutuhan. Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu unit sosial yang besar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan rasa kebersamaan yang operasional.

Masyarakat dalam arti luas adalah suatu bentuk interaksi sosial antara sekelompok orang yang hidup relatif menetap di suatu wilayah tertentu dengan batas-batas yang jelas, berinteraksi sosial dan saling mempengaruhi, sehingga terjalin hubungan yang kuat antara sesama anggota masyarakat dan menganut paham yang sama. , sangat mendukung sistem nilai dan kehidupan tertentu. Linton: Seorang antropolog berpendapat bahwa masyarakat adalah sekelompok orang yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama untuk mengorganisir diri mereka sebagai suatu unit sosial dengan batas-batas yang pasti. (b.) M. Herskovitz: Ia menulis bahwa masyarakat adalah sekelompok individu yang terorganisir dan mengikuti cara hidup tertentu (c. ) Hassan Shadily: Ia mendefinisikan masyarakat sebagai suatu kelompok.

Singkatnya, masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup secara tetap dengan batas-batas wilayah yang jelas, saling berkomunikasi, berpegang teguh dan memelihara sistem norma dan budaya tertentu.

Masyarakat Terpencil

Dalam kehidupan desa, kekayaan orang lain terkadang menarik perhatian tetangga, namun tidak selalu dipandang dengan curiga. Konsultasi dan semangat konsultasi, konsultasi merupakan fenomena sosial yang banyak terjadi di masyarakat pedesaan pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya. Mata pencaharian masyarakat pedesaan berada pada bidang pertanian, perikanan, peternakan, pengumpulan hasil buatan, kerajinan tangan, perdagangan dan jasa atau buruh.

Masyarakat pedesaan sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani.Masyarakat pedesaan yang memperoleh pendapatan dari pertanian digambarkan oleh John Mellor sebagai masyarakat berpendapatan rendah. Daerah pedesaan pada umumnya dalam upaya memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangganya, mencari penghidupan pada sektor agrobisnis, baik sebagai petani pemilik, petani bagi hasil maupun sebagai buruh tani dengan usaha sampingan. Eselon atas masyarakat pedesaan ditempati oleh penduduk desa yang kaya, terdiri dari pemilik perusahaan kayu besar, yang tinggal di desa, yang memiliki lahan pertanian yang luas, dokter dan profesional lulusan perguruan tinggi.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi perekonomian masyarakat pedesaan beragam, namun kondisi perekonomian sebagian besar masyarakat pedesaan tergolong rendah karena latar belakang mereka.

Penelitian Relevan

Manakala yang mempunyai sawah berbanding yang tidak mempunyai sawah, lebih ramai yang tidak mempunyai sawah.

Kerangka Pikir

Jenis dan Pendekatan Penelitian

  • Fokus Penelitian
  • Instrumen Penelitian

Subyek penelitian dalam artikel ini adalah Kepala Dusun Cenre, orang tua siswa SD 216 Pattiro Dusun Cenre, dan masyarakat Dusun Cenre Kecamatan Sinjai Barat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah dampak sosial pendidikan pada masyarakat terpencil di Dusun Cenre Kabupaten Sinjai Barat. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti memfokuskan penelitian ini pada pandangan masyarakat terpencil di Dusun Cenre mengenai pentingnya pendidikan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di Dusun Cenre Kecamatan Sinjai Barat.

Yakni serangkaian pertanyaan yang akan diberikan kepada informan yang berkompeten sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian yaitu kepada masyarakat dengan menggunakan beberapa instrumen seperti tape recorder atau alat perekam dan daftar pendek catatan. Yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian berupa informasi tentang kegiatan atau kegiatan pendidikan masyarakat terpencil yang pernah diselenggarakan. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara menanyakan kepada informan atau pihak-pihak yang berkompeten dalam suatu permasalahan untuk memperoleh data secara langsung tentang pandangan masyarakat terhadap pendidikan jarak jauh mengenai pentingnya pendidikan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di kecamatan Cenre.

Dokumentasi adalah segala bentuk tulisan atau film yang dibuat atas permintaan penyidik, dokumentasi tersebut berupa foto-foto masyarakat setempat, aktivitas masyarakat, dan aktivitas anak-anak dalam kehidupan sehari-hari di Desa Cenre Kecamatan Sinjai Barat.

Teknik Analisis Data

Jumlah penduduk di Desa Terasa jika dilihat berdasarkan jenis kelamin bertujuan untuk mengetahui jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, serta untuk mengetahui jumlah Kepala Rumah Tangga (KK) dalam suatu keluarga. Jumlah penduduk pada suatu kecamatan nampaknya dilihat dari segi umur, yang bertujuan untuk mengetahui jumlah penduduk usia produktif dan tidak atau kurang produktif serta mengetahui dan membandingkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. berdasarkan kelompok umur. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa Terasa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Kebutuhan spiritual seseorang sangat memerlukan ketentraman suatu masyarakat, seluruh penduduk Kecamatan Terasa yang berjumlah 2348 jiwa menganut berbagai agama yang diakui di Indonesia (sumber data sekunder : Kantor Kecamatan Terasa). Sarana transportasi dan jalan di Kecamatan Terasa dapat menghubungkan daerah-daerah terpencil yang termasuk sebagai kantong produksi hasil pertanian, karena jauhnya jarak tempat masyarakat bekerja dan tinggal maka alat transportasi yang digunakan di Kecamatan Terasa adalah sepeda motor. Berdasarkan tabel di atas, jumlah sarana pendidikan yang dimiliki sebanyak 8 gedung yang terdiri dari TK 1 gedung (16,5%), SD 4 gedung (41%), SMP 1 gedung (13%) dan SMA 2 gedung (16,5). % ) dan dari total sarana pendidikan di atas TK terdapat 1 gedung di Kecamatan Terasa dan SD sebanyak 4 gedung, namun di Kecamatan Terasa 1 gedung dan 3 gedung di Kecamatan Sinjai Barat dan seterusnya SMP terdapat 1 gedung dan 2 SMA di Kecamatan Sinjai Barat yang jauh dari Desa Terasa, jarak rumah ke sekolah sangat jauh dan sulit bagi pengemudi untuk masuk karena jalannya sempit.

Demikianlah uraian singkat tentang Desa Terasa yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pengetahuan dalam upaya untuk lebih memahami dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang wilayah Desa Terasa dan karakteristik penduduknya.

Tabel III.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin  Jenis Kelamin  Frekuensi  Persentase (%)
Tabel III.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Pembahasan

  • Pandangan masyarakat terpencil di Dusun Cenre akan pentingnya pendidikan
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan di Dusun Cenre Desa Terasa Kecamatan Sinjai Barat

Sementara itu, sebagian warga menyatakan tingkat pendidikan masyarakat desa sampai tingkat SMA. Dari data-data yang tersaji dan dari hasil wawancara dengan beberapa warga, rata-rata sebagian besar warga Desa Terase berpendidikan akhir SLTA, namun ada juga yang sudah mencapai jenjang SLTA. Oleh karena itu, mengingat rendahnya tingkat pendidikan di Desa Terase, maka diperlukan solusi untuk meningkatkan minat dan kesadaran orang tua untuk memahami pentingnya pendidikan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di Dusun Cenre Desa Terasa Kecamatan Sinjai Barat. Lingkungan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah di Dusun Cenre Desa Terasa. Faktor lain yang mempengaruhi anak putus sekolah di Dusun Cenre, Desa Terasa adalah jarak rumah dan sekolah.

Sarana pendidikan di Desa Cenre Dusun Terasa masih sangat terbatas, hanya ada satu Sekolah Dasar (SD) di kecamatan tersebut, sedangkan di Kecamatan Sinjai Barat terdapat tiga Sekolah Dasar (SD) dan satu Sekolah Menengah Pertama (SLTP). , dan Sekolah Menengah Pertama (SLTA) yang berada di ibu kota Kabupaten Sinjai Barat yang jauh dari pemukiman warga.

PENUTUP

Saran

Motivasi dari orang tua sangat diperlukan untuk mengubah cara berpikir anak, bagi orang tua yang mempunyai anak usia sekolah hendaknya selalu diberikan motivasi baik berupa dorongan moril maupun materil agar dapat melanjutkan pendidikan bahkan sampai ke Universitas. Saudara sekalian, khususnya warga Dusun, sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, hendaknya berusaha lebih keras untuk meningkatkan pendapatannya masing-masing agar dapat membiayai pendidikan anaknya, karena pendidikan sangat penting untuk kehidupannya di masa depan. Pemerintah, baik di tingkat kecamatan, kabupaten, bahkan di pusat, diharapkan harus memperhatikan kondisi kehidupan masyarakat ekonomi menengah ke bawah, terutama dalam menentukan kebijakan yang tidak menyusahkan mereka. . masyarakat, selain itu pemerintah juga harus memperhatikan kondisi sarana dan prasarana yang ada di pusat Dusun, seperti keadaan jalan yang sangat rusak dan akses yang ada.

Motivasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi di Desa Uedago Kecamatan Buggku Barat Kabupaten Morowali.

Gambar

Tabel III.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin  Jenis Kelamin  Frekuensi  Persentase (%)
Tabel III.2 Jumlah Penduduk Menurut Umur
Tabel III.3 Jumlah Sarana Pendidikan  Sarana pendidikan  Frekuensi (gedung)  Pesentase (%)

Referensi

Dokumen terkait

Altaff Page 45 -­‐ 48 Inter-Disciplinary Journal of Intellectual