• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

iii DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Profil Daerah Kabupaten Kulon Progo ... 2

1.3. Perumusan Isu Prioritas ... 4

1.4. Tujuan ... 6

1.5. Ruang Lingkup Penulisan ... 6

BAB II Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo ... 7

2.1. Kurangnya Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perkotaan Wates .. 7

2.2. Meningkatnya Beban Pencemaran Udara pada Perkotaan berdampak pada penurunan derajat kesehatan masyarakat. ... 9

2.3. Alih Fungsi Lahan Hijau menjadi Lahan Terbangun Berdampak pada Penurunan jasa ekosistem dari fungsi penyediaan daya dukung pangan dan daya dukung air. ... 9

BAB III Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah ....12

3.1. Tataguna Lahan ... 12

3.1.1. Luas Penggunaan Lahan ... 12

3.1.2. Usaha Pemanfaatan Lahan ... 26

3.1.3. Lahan Kritis ... 30

3.1.4. Rencana Pengelolaan Pesisir dan Laut ... 32

3.2. Kualitas Air ... 33

3.3.1. Kualitas Air Sungai ... 34

3.3.2. Kualitas Air Tanah ... 44

3.3.3. Kualitas Air Laut ... 59

3.3.4. Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung ... 69

3.3. Kualitas Udara ... 70

3.4. Resiko Bencana ... 74

3.4.1. Bencana Alam ... 74

3.4.2. Bencana Non Alam ... 79

3.4.3. Bencana Sosial ... 80

3.5. Perkotaan... 81

3.5.1 Kependudukan ... 81

(5)

iv

3.5.2 Kesehatan ... 88

3.5.3 Timbulan Sampah ... 90

BAB IV Inovasi Daerah Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 115

4.1. Inovasi Daerah Kabupaten Kulon Progo dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 115

4.1.1. Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Alun-alun Wates ... 115

4.1.2. Penyusunan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok ... 116

4.1.3. Cetak Sawah Baru untuk Peningkatan Daya Dukung Ketahanan Pangan ... 117

4.2. Program Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo ... 118

4.2.1. Peningkatan Kualitas SDM Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kulon Progo ... 118

4.2.2. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 119

4.2.3. Produk Hukum Lingkungan Hidup ... 123

4.3. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 125

BAB V Penutup ... 128

(6)

v DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove di Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2017...16

Tabel 3.2 Luas Hutan Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo...21

Tabel 3.3 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tahun 2016...27

Tabel 3.4 Luas Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status Tahun 2017...27

Tabel 3.5 Luas Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017... 28

Tabel 3.6 Jenis Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017....29

Tabel 3.7 Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian Tahun 2017...29

Tabel 3.8 Realisasi Kegiatan Penghijauan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...34

Tabel 3.9. Hasil Pemantauan Periode I Parameter Temperatur Tahun 2017...35

Tabel 3.10. Hasil Pemantauan Periode II Parameter Temperatur Tahun 2017...35

Tabel 3.11. Hasil Pemantauan Periode I Parameter TDS Tahun 2017...36

Tabel 3.12. Hasil Pemantauan Periode II Parameter TDS Tahun 2017...36

Tabel 3.13. Hasil Pemantauan Periode I Parameter TSS Tahun 2017...36

Tabel 3.14. Hasil Pemantauan Periode II Parameter TSS Tahun 2017...37

Tabel 3.15. Hasil Pemantauan Periode I Parameter pH Tahun 2017...37

Tabel 3.16. Hasil Pemantauan Periode II Parameter pH Tahun 2017...37

Tabel 3.17. Hasil Pemantauan Periode I Parameter DO Tahun 2017...38

Tabel 3.18. Hasil Pemantauan Periode II Parameter DO Tahun 2017...38

Tabel 3.19. Hasil Pemantauan Periode I Parameter BOD Tahun 2017...38

Tabel 3.20. Hasil Pemantauan Periode II Parameter BOD Tahun 2017...38

Tabel 3.21. Hasil Pemantauan Periode I Parameter COD Tahun 2017...39

Tabel 3.22. Hasil Pemantauan Periode II Parameter COD Tahun 2017...39

Tabel 3.23. Hasil Pemantauan Periode I Parameter NO2 Tahun 2017...40

Tabel 3.24. Hasil Pemantauan Periode II Parameter NO2 Tahun 2017...40

(7)

vi

Tabel 3.25. Hasil Pemantauan Periode I Parameter NO3 Tahun 2017...40

Tabel 3.26. Hasil Pemantauan Periode II Parameter NO3 Tahun 2017...40

Tabel 3.27. Hasil Pemantauan Periode I Parameter Fenol Tahun 2017...41

Tabel 3.28. Hasil Pemantauan Periode II Parameter Fenol Tahun 2017...41

Tabel 3.29. Hasil Pemantauan Periode I Parameter Detergen Tahun 2017...42

Tabel 3.30. Hasil Pemantauan Periode II Parameter Detergen Tahun 2017...42

Tabel 3.31. Hasil Pemantauan Periode I Parameter H2S Tahun 2017...43

Tabel 3.32. Hasil Pemantauan Periode II Parameter H2S Tahun 2017...43

Tabel 3.33. Hasil Pemantauan Periode I Parameter Total Coliform Tahun 2017...44

Tabel 3.34. Hasil Pemantauan Periode II Parameter Total Coliform Tahun 2017...44

Tabel 3.35 Hasil Uji Parameter Warna Pada Kualitas Air Laut di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...60

Tabel 3.36 Hasil Uji Parameter Kekeruhan Pada Kualitas Air Laut di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...61

Tabel 3.37 Hasil Uji Parameter TSS Pada Kualitas Air Laut di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...62

Tabel3.38 Hasil Uji Parameter Temperatur Pada Kualitas Air Laut di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...63

Tabel 3.39 Hasil Uji Parameter pH Pada Kualitas Air Laut di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...64

Tabel 3.40 Hasil Uji Parameter Salinitas Pada Kualitas Air Laut di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...64

Tabel 3.41 Hasil Uji Parameter DO Pada Kualitas Air Laut di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...65

Tabel 3.42 Hasil Uji Parameter BOD Pada Kualitas Air Laut di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...66

Tabel 3.43 Hasil Uji Parameter Amoniak Pada Kualitas Air Laut di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...67

(8)

vii Tabel 3.44 Hasil Uji Parameter Sulfida Pada Kualitas Air Laut di

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...67 Tabel 3.45 Hasil Uji Parameter Fenol Pada Kualitas Air Laut di

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...68 Tabel 3.46. Kondisi Danau/Waduk/Situ/Embung di Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2017...69 Tabel 3.47. Lokasi 8 Titik PemantauanKualitas Udara Kabupaten

Kulon Progo 2017...70 Tabel 3.48 Konsentrasi Parameter Kebisingan Bulan Maret dan

September Tahun 2017...71 Tabel 3.49 Suhu Udara Rata-Rata Bulanan (0C)...73 Tabel 3.50. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian di Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2017...75 Tabel 3.51. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban,

Kerugian di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...76 Tabel 3.52. Kejadian Luar Biasa Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2017...79 Tabel 3.53 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan

Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut

Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...83 Tabel 3.54. Jumlah Penduduk Kota Berdasarkan Jenis Kelamin di

Kabupaten Kulon Progo...84 Tabel 355. Jumlah Rumah Tangga Miskin per Kecamatan di Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2017...85 Tabel 3.56. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk di Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2016...89 Tabel 3.57. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah per Hari di Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2017...90 Tabel 3.58. Pelayanan Sampah di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014...91 Tabel 3.59. Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber Sampah di

Kulon Progo...92 Tabel 3.60. Komposisi Sampah di Kabupaten Kulon Progo...94

(9)

viii Tabel 3.61. Komposisi Sampah Rumah Permanen Kabupaten Kulon Progo...99 Tabel 3.62. Komposisi Sampah Rumah Semi Permanen Kabupaten

Kulon Progo...100 Tabel 3.63. Komposisi Sampah Rumah Non Permanen Kabupaten

Kulon Progo...101 Tabel 4.1. Jumlah pegawai yang dimiliki oleh Kantor Lingkungan

Hidup Kabupaten Kulon...119 Tabel 4.2. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari

Dinas Lingkungan Hidup...120 Tabel 4.3. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...120 Tabel 4.4. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...120 Tabel 4.5. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017 ...121 Tabel 4.6. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari Dinas

Perhubungan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...121 Tabel 4.7. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari

PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...121 Tabel 4.8. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari Dinas

Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...122 Tabel 4.9. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...122 Tabel 4.10. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari

Sekretariat Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...123 Tabel 4.11. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari Dinas

Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...123 Tabel 4.12. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari Badan

Perencanaan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...123 Tabel 4.13. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup dari Dinas

(10)

ix Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2017...123 Tabel 4.14. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup di

Kabupaten Kulon Progo...124 Tabel 4.15. Program yang di inisiasi Oleh Masyarakat Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2017...126 Tabel 4.16. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Lingkungan Hidup...127

(11)

x DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Kawasan Lindung Berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032...13 Gambar 3.2 Hutan Mangrove Wana Tirta, Pasir Mendit, Jangkaran

Kecamatan Temon Kabupaten Kulon ProgO ... 16 Gambar 3.3 Peta Kawasan Budidaya Berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-203 ...20 Gambar 3.4 Persentase Luas Lahan Kritis di dalam dan Luar Kawasan

Hutan Per Kecamatan di Kabupaten Kulon rogo ...31 Gambar 3.5. Dokumentasi Pemantauan Kualitas Air Sungai ...35 Gambar 3.6 Persentase Temperatur Air Tanah Tahun 2017...45 Gambar 3.7 Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Residu Terlarut

Tahun 2017...46 Gambar 3.8 Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter pH Tahun 2017...47 Gambar 3.9 Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter NO3 Tahun 2017....48 Gambar 3.10. Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Kadmium

Tahun 2017...49 Gambar 3.11. Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Besi

Tahun 2007...50 Gambar 3.12. Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Timbal

Tahun 2017...51 Gambar 3.13. Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Mangan

Tahun 2017...52 Gambar 3.14. Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Seng

Tahun 2017 ...53 Gambar 3.15 Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Klorida

Tahun 2017………54 Gambar 3.16. Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Sianida

Tahun 2017...55 Gambar 3.17. Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Fluorida

Tahun 2017...56

(12)

xi Gambar 3.18. Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Nitrit

Tahun 2017...57

Gambar 3.19. Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Sulfat Tahun 2017...58

Gambar 3.20. Persentase Sampel Pada Hasil Uji Parameter Total Coliform Tahun 2017...59

Gambar 3.21. Dokumentasi Pemantauan Kualitas Udara...72

Gambar 3.22 Peta Rawan Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Kulon Progo...78

Gambar 3.23 Peta Rawan Bencana Banjir di Kabupaten Kulon Progo...79

Gambar 3.24. Perkembangan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013-2017 di Kabupaten Kulon Progo...82

Gambar 3.25. Diagram Persentase Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...85

Gambar 3.26. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...87

Gambar 3.27. Persentase Tingkat Pendidikan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017...88

Gambar 3.28. Timbulan Sampah Harian Rumah Permanen (L/org. Hari)...94

Gambar 3.29. Timbulan Sampah Harian Rumah Semi Permanen (L/org. hari)...95

Gambar 3.30. Timbulan Sampah Harian Rumah Non Permanen (L/org. hari)...96

Gambar 3.31. Timbulan Sampah Harian Rumah Permanen (Kg/org. hari)...97

Gambar 3.32. Timbulan Sampah Harian Rumah Semi Permanen (Kg/org. hari)...97

Gambar 3.33. Timbulan Sampah Harian Rumah Non Permanen (Kg/org. hari)...98

Gambar 3.34. Distribusi Komposisi Sampah Rumah Permanen...99

Gambar 3.35. Distribusi Komposisi Sampah Rumah Semi Permanen...101

Gambar 3.36. Distribusi Komposisi Sampah Rumah NonPermanen...102

Gambar 3.37. Timbulan Sampah Kantor...103

(13)

xii

Gambar 3.38. Timbulan Sampah Toko...104

Gambar 3.39. Timbulan Sampah Sekolah...105

Gambar 3.40. Timbulan Sampah Lokasi Wisata...105

Gambar 3.41. Timbulan Sampah Rumah Makan...106

Gambar 3.42. Timbulan Sampah Pasar...107

Gambar 3.43. Timbulan Sampah Penyapuan Jalan...107

Gambar 3.44. Timbulan Sampah Hotel...108

Gambar 3.45. Komposisi Sampah Perkantoran...109

Gambar 3.46. Komposisi Sampah Toko...110

Gambar 3.47. Komposisi Sampah Sekolah...111

Gambar 3.48. Komposisi Sampah Lokasi Wisata...112

Gambar 3.49. Komposisi Sampah Pasar...112

Gambar 3.50 Komposisi Sampah Rumah Makan...113

Gambar 3.51. Komposisi Sampah Penyapuan Jalan...114

Gambar 3.52. Komposisi Sampah Hotel...114

Gambar 4.2 Cetak Sawah Baru di Kecamatan Sentolo, Pengasih dan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo...118

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengertian Lingkungan Hidup menurut UU nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengertian lingkungan hidup tersebut menggambarkan bahwa makhluk hidup dan lingkungannya tidak dapat dipisahkan dan saling membutuhkan. Wilayah Indonesia memiliki kondisi geografis atau lingkungan alam yang beragam.

Keberagaman kondisi geografis di Indonesia mempengaruhi keadaan penduduk Indonesia pada pola pemukiman, pekerjaan dan sektor ekonomi. Pemerintahan Indonesia memiliki peraturan dan kebijakan yang digunakan untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup agar lingkungan hidup di wilayah Indonesia tetap terjaga dengan baik.

Kabupaten Kulon Progo memiliki keragaman konfigurasi fisik lingkungan yang dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu: pegunungan, dataran dan pesisir. Kondisi tersebut dapat menjadi modal dalampembangunan daerah yang merata disetiap wilayah Kabupaten Kulon Progo.Kebutuhan manusia dalam pemanfaatan ruang atau lingkungan baik sebagai permukian ataupun sektor usaha dapat menyebabkan kerusakan lingkungan apabila pengelolaan yang dilakukan tidak optimal dan berakibat pada penurunan daya dukung lingkungan. Kerusakan lingkungan yang dapat terjadi di kawasan pegunungan berupa penggunaan lahan yang kurang memperhatikan fungsi kawasan lindung terutama pada daerah resapan air dan kawasan genangan waduk yang akan memperkecil pasokan air permukaan maupun air tanah. Selain itu, pada kawasan pegunungan juga terjadi kegiatan penambangan yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

Kerusakan pada kawasan dataran didominasioleh konversi lahan hijau menjadi lahan terbangun yang menyebabkan berkurangnya area resapan air dan menurunnya lahan produktif untuk pertanian. Sedangkan kawasan pesisir mempunyai potensi kerusakan ekosistem apabila pemanfaatan ruang tidak

(15)

2 memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Potensi kerusakan lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Kulon Progo dengan keberagaman kondisi geografis menjadi latar belakang penyusunandokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hiidup Daerah Kabupaten Kulon Progo. IKPLHDKabupaten Kulon Progo digunakan untuk penyajian data dan informasi tentang lingkungan hidup sebagai acuan pada proses pengambilan keputusan pembuatan kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup.

1.2 Profil Daerah Kabupaten Kulon Progo

Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari 5 kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kulon Progo Progo memiliki luas wilayah daratan sebesar 58.627,512 hektar (586,28 km) dan wilayah laut seluas 15.872 hektar (158,72 km2) yang terdiri dari 12 kecamatan, 87 desa dan 1 kelurahan, serta 930 pedukuhan dengan ibu kota Wates. Batas administrasi wilayah Kabupaten Kulon Progo yaitu sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

Kabupaten Kulon Progo terletak diantara 110° 1' 37" - 110° 16' 26"

Bujur Timur dan 7° 38' 42" - 7° 59' 03" Lintang Selatan, dengan topografi yang bervariasi di ketinggian antara 0 – 1.000 meter di atas permukaan air laut.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Kulon Progo (40,11 persen) masuk dalam wilayah dengan kemiringan lereng <20. Sedangkan luas wilayah yang masuk dalam kemiringan lereng >400 adalah seluas 18,73 persen. Secara umum, Kabupaten Kulon Progo terbagi menjadi 3 wilayah meliputi :

1. Wilayah utara, merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara 500 – 1.000 meter diatas permukaan air laut, meliputi Kecamatan Girimulyo, Kokap, Kalibawang dan Samigaluh.

2. Wilayah tengah, merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100 – 500 meter diatas permukaan air laut, meliputi Kecamatan Nanggulan, Sentolo, Pengasih dan sebagian Lendah. Wilayah ini memiliki lereng dengan

(16)

3 kemiringan antara 2 – 15%, tergolong berombak dan bergelombang, merupakan peralihan dataran rendah dan perbukitan.

3. Wilayah selatan, merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 – 100 meter diatas permukaan air laut, meliputi Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur dan sebagian Lendah. Wilayah ini memiliki kemiringan lahan antara 0 – 2%, serta memiliki wilayah pantai sepanjang 24,9 km.

Secara geostrategic, Kabupaten Kulon Progo yang terletak di bagian barat DIY dan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, merupakan

‘pintu gerbang’ Daerah Istimewa Yogyakarta yang menghubungkan DIY dengan pusat-pusat ekonomi dan pemerintahan yang terletak di bagian barat serta utara Pulau Jawa. Kemudian, posisi Kabupaten Kulon Progo yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia juga dapat menghubungkan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan negara tetangga yang terletak di bagian selatan Indonesia seperti Australia. Posisi geostrategic tersebut dapat memberikan keuntungan bagi perkembangan wilayah Kabupaten Kulon Progo maupun perkembangan wilayah DIY.

Selain itu, rencana pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang berlokasi di Kabupaten Kulon Progo nantinya akan menjadi keuntungan tersendiri bagi Kabupaten Kulon Progo. Pasalnya, jutaan orang, baik dari dalam maupun luar negeri akan hilir mudik di Kabupaten Kulon Progo yang dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke Kulon Progo dan menghidupkan perekonomian setempat melalui berbagai fasilitas yang disediakan khususnya bagi para wisatawan seperti hotel, rumah makan dan pajak/retribusi.

Kabupaten Kulon Progo memiliki kekayaan alam yang luar biasa, dimana kekayaan alam ini menjadi penyumbang pendapatan daerah melalui sektor pariwisata dan pertambangan. Dari sisi pariwisata, pantai glagah dan waduk sermo menjadi destinasi wisata yang paling ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik yang berasal dari Kabupaten Kulon Progo maupaun dari luar Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan, dari sisi pertambangan terdapat bukit menoreh yang mengandung berbagai mineral seperti marmer merah, andesit hingga logam mulia seperti emas.

(17)

4 1.3 Perumusan Isu Prioritas

Analisis dan perumusan isu-isu prioritas lingkungan hidup dilakukan oleh kepala daerah Kabupaten Kulon Progo beserta jajarannya dengan metodePressure State and Response(PSR). Sebelum menetapkan isu prioritas lingkungan hidup terlebih dahulu dilakukan kajian terhadap keadaan lingkungan hidup dengan menggunakan pendekatan ekosistem. Pendekatan ekosistem dilakukan untuk menginventarisasi kondisi lingkungan daerah Kabupaten Kulon Progo. Berikut merupakan pendekatan ekosistem daerah Kabupaten Kulon Progo yaitu:

1. Ekosistem Perbukitan Menoreh

Perbukitan Menoreh memiliki ketinggian antara 500-1.000 mdpl.

Maraknnya aktivitas penambangan di kawasan perbukitan Menoreh memberikan dampak pada kerusakan hutan, kerusakan keanekaragaman hayati, menurunnya fungsi ekologi resapan air, lahan kritis, dan tanah longsor.

2. Ekosistem Lingkungan Sungai

Adapun permasalahan yang kerap terjadi pada ekosistem lingkungan sungai adalah pembuangan sampah ditepi dan aliran sungai, pencemaran air sungai dari limbah industri dan domestik, pencemaran air sungai oleh pestisida dan zat kimia dari sektor pertanian, serta pencemaran bakteri koli dari aktivitas peternakan.

3. Ekosistem Perkotaan

Perkotaan merupakan tempat yang memiliki jumlah penduduk tertinggi disebuah daerah. Aktivitas manusia dalam bentuk perekonomian dan pembangunan pada perkotaan mengakibatkan terjadi permasalahan lingkungan yaitu keterbatasan Ruang Terbuka Hijau (RTH), meningkatnya volume sampah, pencemaran udara dari sektor transportasi dan pembangunan gedung-gedung, penurunan kuantitas air tanah, serta ancaman banjir dikarenakan area resapan air hujan yang semakin berkurang.

4. Ekosistem Perdesaan

Permasalahan yang umum terjadi pada ekosistem perdesaan adalah pencemaran air tanah dan air sungai akibat aktifitas pertanian yang menggunakan

(18)

5 pestisida dan bahan kimia, alih fungsi lahan hijau menjadi lahan terbangun, serta pengelolaan sampah domestik non organik yang masih dilakukan oleh masing- masing kepala rumah tangga dengan cara dikubur atau dibakar.

5. Ekosistem Pesisir dan Pantai

Daerah Kabupaten Kulon Progo memiliki pesisir dan pantai dengan panjang sekitar 24,9 km dan lebar sekitar 1,5 km dengan luas wilayah laut yang menjadi kewenangan daerah Kabupaten Kulon Progo seluas 158, 72 km2. Aktivitas masyarakat pesisir dan pantai di Kabupaten Kulon Progo adalah penangkapan ikan, tambak udang, pertanian lahan pantai, peternakan, serta jasa lingkungan dalam bentuk pariwisata. Permasalahan yang terjadi pada ekosistem pesisir dan pantai adalah kerusakan gumuk pasir, pencemaran air laut, abrasi dan ablasi pantai, serta ancaman kerusakan keanekaragaman hayati mangrove dan vegetasi pantai.

Daftar inventarisasi permasalahan lingkungan hidup dari pendekatan ekosistem di atas menjadi acuan dalam penentuan isu prioritas berdasarkan urutan dampak terbesar yang akan terjadi apabila kondisi permasalahan tersebut tidak segera diatasi. Langkah-langkah dalam penyusunan isu prioritas dilakukan dengan cara mereview kembali daftar permasalahan-permasalahan lingkungan hidup yang akan ditetapkan menjadi isu prioritas, mengadakan Focus Group Discussiondengan jajaran pemangku kebijakan, serta merumuskan isu prioritas berdasarkan pendekatan Pressure, State, dan Response (PSR).

Berikut isu prioritas yang menjadi kesepakatan antar pemangku kebijakan daerah Kabupaten Kulon Progo:

1. Kurangnya Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perkotaan Wates.

2. Meningkatnya Beban Pencemaran Udara pada Perkotaan berdampak pada penurunan derajat kesehatan masyarakat.

3. Alih Fungsi Lahan berdampak pada Penurunan jasa ekosistem dari fungsi penyediaan daya dukung pangan dan daya dukung air.

(19)

6 1.4 Tujuan

Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hiidup Daerah Kabupaten Kulon Progo bertujuan untuk:

1. Memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Kulon Progo.

2. Memberikan gambaran yang nyata kepada masyarakat tentang kondisi lingkungan hidup di daerahnya, dengan harapan masyarakat memiliki kemudahan untuk merencanakan dan memperhatikan pengelolaan lingkungan hidup di daerahnya.

3. Mengukur perkembangan dan kemajuan lingkungan hidup di Kabupaten Kulon Progo.

1.5 Ruang Lingkup Penulisan

Penulisan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hiidup Daerah Kabupaten Kulon Progo akan difokuskan pada pemasalahan:

1. Isu-isu prioritas lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Kulon Progo

2. Permasalahan tataguna lahan, kualitas air, kualitas udara, risiko bencana, perkembangan perkotaan di Kabupaten Kulon Progo.

3. Inovasi daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Kulon Progo sebagai jawaban dari isu prioritas lingkungan hidup yang ditetapkan.

(20)

7 BAB II

ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Isu prioritas lingkungan hidup daerah Kabupaten Kulon Progo disusun berdasarkan pendekatan PSR (Pressure State and Response). Pressureatau tekanan merupakandaftar permasalahan yang terjadi terhadap lingkungan di Kabupaten Kulon Progo akibat dari kegiatan manusia. State atau keadaan merupakan kondisi lingkungan Kabupaten Kulon Progopada saat analisis ini dilaksanakan guna mendukung penggambaran pressure/keadaan isu prioritas secara lebih detail. Keadaan yang ditinjau adalah seluruh lingkungan hidup di Kabupaten Kulon Progoyang meliputi kondisi tataguna lahan,kondisi air, udara, kondisi laut dan pesisir serta kondisi perkotaan. Response yaitu upaya yang dilakukan untuk mengatasi dampak pressure dan kondisi lingkungan dilihat dari peran instansi pemerintah beserta masyarakat dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup. Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2017 memiliki tiga isu prioritas lingkungan hidup yang harus segera dilakukan penanganan dan menjadi perhatian khusus oleh pemerintah. Berikut merupakann isu prioritas lingkungan hidup pemerintah Kabupaten Kulon Progo yaitu:

2.1 Kurangnya Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perkotaan Wates.

RTH merupakan kepanjangan dari Ruang Terbuka Hijauyang memiliki arti sebuah area atau tempat terbuka yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman dengan tumbuh secara alami atau sengaja ditanam dengan komposisi yang indah dan sesuai kebutuhan. Untuk mewujudkan kawasan perkotaan sebagi kota hijau yang memiliki keseimbangan ekosistem dalam pembangunan berkelanjutan maka 30% dari wilayah kota/kawasan perkotaan harus berwujud Ruang Terbuka Hijau (RTH). Komposisi RTH dari 30% total luas kawasan perkotaan adalah 20%

merupaka RTH yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah daerah sedangkan 10% merupakan RTH yang dibangun dan dirawat oleh swasta dengan pendampingan dan arahan dari Dinas Lingkungan Hidup. Luas RTH 30% dari total keseluruhan luas kawasan perkotaan merupakan kewajiban yang harus

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan pernyataan Panwaslu Kabupaten Kulon Progo yang menyatakan adanya ASN dan perangkat desa di wilayah pinggiran tidak netral pada pelaksanaan pemilihan