• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - IAIN Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - IAIN Repository"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

ك لام

هالل ْ

هه نَع ْ

ب ن ْلا

الل ْ

لاَقَو ْ

نَأ ْ ي ّلَصهأ ْ

همَنَأ

هموهص هأَو ْْ

هر ط ف

هج وَزَ تَأَو ْ

ءاَس نلا ْ

ت نهس ْ

قَف تهم ْ(

  • Pertanyaan Penelitian
  • Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
    • Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis
  • Penelitian Relevan
  • Tinjauan Perkawinan dalam Islam 1. Pengertian Perkawinan

Sedangkan skripsi penulis membahas tentang kawin paksa dalam perspektif Hukum Islam (Studi Khusus di Kabupaten Sekampung, Lampung Timur). Sedangkan skripsi penulis membahas tentang kawin paksa dalam perspektif hukum Islam dan melakukan penelitian langsung ke narasumber di Kecamatan Sekampung, Lampung Timur.

Perkawinan berasal dari kata “kawin” yang menurut bahasanya adalah bersatunya seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam perkawinan yang sah menurut hukum Islam dan hukum positif untuk membentuk suatu keluarga. pernikahan. kontrak.

تلاْ وَأ

هجْ

ههْا

Dasar Hukum Perkawinan

Landasan hukum utama perkawinan adalah Al-Qur'an 6 Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang berbicara tentang masalah perkawinan, salah satunya terdapat dalam Surat An-Nisa ayat 3 :.

ط اَم مُكَل َبا

حأ ًةَد

لۡٱ ْاوُحِكن َ أَو

ع ميِل

الل

د وهع سَم ْ

هلوهس

الل ى لَص ْ

باَب شلا ْ

عاَطَت سا ْ

همهك ن ْْ ماَب لْا

ههْ

هنَص حَأَو ْ

ءاَج و ْ

قَف تهم (

Rukun dan Syarat Perkawinan

Berbeda dengan Imam Malik yang mengatakan bahwa ada lima jenis rukun hukum sebagaimana diuraikan di atas, hanya saja Imam Malik menghilangkan dua orang saksi dan menggantinya dengan mahar. Para ulama Hanafi berpendapat ada empat rukun hukum sebagaimana diuraikan pada poin a, b, c dan e.13.

Kawin Paksa (Ijbar) dalam Hukum Islam

  • Pengertian Kawin Paksa (Ijbar) dalam Hukum Islam
  • Pengertian dan Dasar Hukum Wali Ijbar (Mujbir)

Secara umum Al-Qur’an tidak secara jelas menyebutkan persoalan kawin paksa (ijbar), namun hanya menyebutkan beberapa ayat yang menjelaskan penyelesaian permasalahan dalam keluarga pada masa Nabi sebagai respon terhadap apa yang terjadi pada saat itu. . 25 Arif Kurniawan, “Nikah Paksa dalam Pandangan Kiai Krapyak”, Hukum dan Lembaga Sosial, (Yogyakarta: Penerbit UIN Sunan Kalijaga), No.1/Juni 2016, h.

و ُ اللَّٱ

أَو َنوُمَل

بَأ ىَسوهم ْ

لاَق ْ

ةَش ئاَع ْ

تَلاَق ْ

لاَق ْ

هلوهسَر ْ

تا

ههَل

Hukum Menikahkan Anak Secara Paksa

رهه ْ

ةَري

ب نلا ْى لَصْ

لاَق

هحَك نه ت ْ

ي ثلا ْ

هب

رَم أَت سهت

هلاَق ْاو

وهسَر

اَهه ن ذ إاَم

تهك سَت ْ

Perspektif Hukum Islam tentang Kawin Paksa

Bahwa ada seorang wanita yang bertemu dengan Rasulullah SAW dan menceritakan kepadanya bahwa ayahnya menikahkannya dengan orang yang tidak disukainya, maka Rasulullah SAW memberinya hak untuk memilih.

ن با ْ

سا بَع ْ

هالل ْاَمهه نَعْ

ي راَج ْ

ب نلا ْ

ةَريَرهه ْ

رَم أَت سهت ْ

اوهلا

هسَرَي ْ

لو

ذ إاَمَو ْ

اَهه ن

Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu objek tertentu dengan mempelajarinya sebagai studi kasus.2 Tujuan penelitian lapangan ini adalah untuk mempelajari secara intensif latar belakang situasi dan lingkungan hidup saat ini. interaksi. sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.3. Penelitian lapangan (field study) dilakukan dengan cara memeriksa obyek secara langsung ke lokasi yang akan diteliti guna memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu dapat dipahami bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran secara sistematik, faktual dan akurat mengenai situasi atau peristiwa yang diuraikan dalam kata atau kalimat yang dipisahkan berdasarkan kategori untuk mencapai kesimpulan.

Sumber Data

  • Sumber Data Primer
  • Sumber Data Sekunder

Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber bahan bacaan 8 Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa buku, jurnal dan artikel yang relevan dan dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

  • Wawancara (Interview)
  • Metode Dokumentasi

Metode yang digunakan dalam penelitian wawancara bebas terbimbing adalah mengajukan pertanyaan sesuai kerangka pertanyaan yang telah disiapkan. Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kejadian kawin paksa yang terjadi di Kecamatan Sekampung, Lampung Timur. Metode dokumentasi mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulensi, agenda, dan lain-lain.13 Metode dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif.14 Sumber yang akan dijadikan metode dokumentasi Hal ini berkaitan dengan pembahasan peneliti yaitu kawin paksa yang diambil dari berbagai sumber.

Teknik Analisa Data

Gambaran Umum Lokasi Penelitan

  • Keadaan Geografis Kecamatan Sekampung Lampung Timur

Mata pencaharian masyarakatnya beragam seperti : Pertanian, karena sebagian besar wilayah Kecamatan Sekampung merupakan sawah, rata-rata masyarakat Kecamatan Sekampung menanam padi dan palawija. 20 Hasil wawancara dengan Lia selaku pekerja umum di Kecamatan Sekampung, 9 Juli 2018.. a) Gambaran umum keadaan agama di Kecamatan Sekampung. Penduduk Kecamatan Sekampung sebagian besar menganut agama Islam seperti halnya agama lainnya yakni Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.

Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan urusan pendidikan di Kabupaten Sekampung, sesuai dengan Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. 27 Jadi, dalam praktiknya, pemerintah telah menciptakan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang diakui. baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan formal di Kecamatan Sekampung terdiri atas sarana pendidikan agama dan sarana pendidikan umum. Dengan adanya fasilitas pendidikan ini tentunya akan sangat membantu dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat di kabupaten Sekampung.

Kasus kawin paksa di Kecamatan Sekampung, Lampung Timur. Hasil wawancara menunjukkan bahwa penulis menyimpulkan demikian.

Kasus-kasus Kawin Paksa di Kecamatan Sekampung Lampung Timur Dari hasil wawancara yang telah dilakukan , penulis menemukan bahwa

Pada bulan Maret 2011, Yuliana dan Putra resmi menjadi suami istri hingga saat ini.30 Mereka dinikahkan karena orang tuanya beranggapan jika anaknya segera menikah dengan keluarga kaya maka kehidupannya akan terpenuhi sepenuhnya, berbeda dengan orang tuanya yang dulunya adalah orang kaya. semuanya dirampas. Kasus kedua karena faktor agama dimana orang tua Lia Puspita merasa sangat prihatin dengan pergaulan anak muda masa kini yang begitu bebas. Maka orang tua Puspita segera menikahkannya dengan Samsul Huda (28 tahun) karena keluarga Samsul sudah lama berencana menikahkan Puspita.

Selain faktor ekonomi dan agama, kasus kawin paksa juga terjadi karena faktor pendidikan, rendahnya pendidikan orang tua juga mempengaruhi mental orang tua dalam mengambil keputusan, seperti yang terjadi pada Intanu Puspiti (21 tahun) dan Jerpri. Setiawan (25 tahun) menikah. 29 Hasil wawancara dengan Nurjannah dan Edi Purnoma, pelaku kawin paksa di Kecamatan Sekampung tanggal 20 Juli 2018. 31 Hasil wawancara dengan Ibu Siti, orang tua pelaku kawin paksa, di Kecamatan Sekampung tanggal 16 Juli 2018.

Saat itu Intan baru saja tamat SMA dan Intan ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun cita-citanya harus diurungkan karena dijodohkan oleh ayahnya dengan Jepri Husmor.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Kawin Paksa di Kecamatan Sekampung Lampung Timur

  • Faktor Ekonomi
  • Faktor Agama
  • Faktor Pendidikan
  • Faktor Sosial Budaya

35 Hasil wawancara Ibu Siti, Nadi, Minah, Sumardi selaku orang tua kawin paksa, 16.18.20. Juli 2018. 38 Hasil wawancara Ibu Siti, orang tua pelaku kawin paksa di Kecamatan Sekampung, 16 Juli 2018. 40 Hasil Wawancara Ibu Nadi, orang tua pelaku kawin paksa, di Kecamatan Sekampung, 16 Juli 2018.

41 Hasil wawancara dengan Ibu Siti dan Ibu Nadi, orang tua kawin paksa di Kecamatan Sekampung tanggal 16 Juli 2018. 42 Hasil wawancara dengan Ibu Minah, orang tua kawin paksa di Kecamatan Sekampung tanggal 18 Juli 2018. 43 Hasil wawancara bersama Ibu Sumardi, orang tua kawin paksa di Kecamatan Sekampung pada 22 Juli 2018.

45 Hasil wawancara dengan Ny. Minah, orang tua kawin paksa, di Kecamatan Sekampung pada 7 September 2018.

Tinjauan Hukum Islam terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kawin Paksa

Bahkan ada juga yang memaksa anaknya untuk menikah dengan alasan jika kelak menikah di usia muda dan mempunyai anak, maka ketika anaknya sudah dewasa, mereka akan tetap terlihat muda. Kondisi sosial budaya inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kawin paksa pada usia muda, rendahnya pemahaman masyarakat terhadap perkawinan yang hanya sebatas kesenangan sementara dengan melepaskan cucu dari perkawinan anaknya, tanpa memikirkan anak dan putrinya. -di dalam. -menantu yang terkadang belum siap memiliki anak karena masih muda dan belum mampu memenuhi kebutuhan finansialnya. Yang ketiga disebabkan oleh faktor pendidikan, dimana kurangnya pengetahuan untuk memahami syarat-syarat dan rukun-rukun perkawinan yang ditetapkan sehingga mengakibatkan terjadinya perkawinan, dan yang keempat disebabkan oleh faktor sosial budaya, dimana perkawinan tersebut tidak dilaksanakan. karena mereka memahami arti dari pernikahan itu sendiri, namun karena faktor lingkungan sekitar dimana masyarakat meyakini bahwa pernikahan yang mudah sudah menjadi hal yang biasa.

Jika dilihat dari faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas dan jika dilihat dari hukum Islam maka perkawinan hanya berdasarkan harta atau dikawinkan karena melihat keadaan sosial yang ada disekitarnya, misalnya karena faktor fisik, kecantikan atau kekayaan, misalnya saja. Sesungguhnya Allah lebih menghendaki orang tua menikahkan anak perempuannya dengan laki-laki yang baik akhlak dan agamanya, karena jika mereka menikahkan anak perempuannya dengan laki-laki yang buruk agamanya dan tetap menikahkannya hanya karena buta harta, maka Allah akan mengambil jauhkan keberkahan dari hidup mereka dan serahkan segala urusan pada mereka. Sendiri. Sebab jika perkawinan itu bertujuan untuk ibadah maka akan lebih baik dan menjauhi perbuatan zina, namun jika hanya dilakukan karena ada faktor sosial budaya yang ada disekitarnya lebih baik tidak dilaksanakan karena akan menimbulkan masalah yang akan merugikan. mempengaruhi kehidupan rumah tangga mereka. Namun sang orang tua tak menyangka, mereka tetap memaksakan kehendaknya karena salah satu pelaku kawin paksa mengungkap Intan dijodohkan dengan anak teman anaknya, meski Intan menolak, ayahnya tetap memaksanya. nikah.

Dan jika dilihat dari hukum Islam, orang tua yang ingin mengawinkan anaknya yang masih perawan atau janda harus dimintai persetujuannya.

هب ّي ثلا ْ

لوهسَرَي ْ

اَهه ن ذ إاَمَو ْ

Syafi'i, Maliki dan Hambali berpendapat bahawa jika seorang wanita yang telah baligh dan sihat akalnya masih perawan, maka hak untuk mengahwininya adalah milik wali. Hanefi mengatakan bahawa wanita yang cukup umur dan berakal budi boleh memilih calon suaminya sendiri dan wali tidak mempunyai kuasa ke atasnya atau menentang pilihannya, dengan syarat orang yang dipilihnya adalah sekufu (sesuai). Majoriti Ulama Imamiyah juga berpendapat bahawa wanita yang baligh dan berakal, kerana baligh dan matang, berhak untuk bertindak dalam segala bentuk jual beli dan sebagainya, termasuk yang berkaitan dengan perkahwinan, sama ada dia masih seorang. dara atau janda, keinginannya untuk menyembuhkan wanita yang telah baligh dan berakal.

Seorang wali dalam keadaan tertentu boleh menggunakan hak ijbarnya untuk mengawinkan anak perempuannya tanpa persetujuannya. Allah tidak mengizinkan wali memaksa anaknya melakukan hal tersebut dan memaksanya makan, minum atau memakai pakaian yang tidak diinginkannya. Lantas bagaimana bisa seorang wali memaksanya menikah dengan pria yang tidak disukainya dan berhubungan seks dengan pria yang tidak disukainya?

54 Agustin Hanapi dan Hafizah Hani binti Azizan, "Hak Wali Yang Sanggup Membatalkan Perkahwinan (Analisis Keputusan Mahkamah Syariah Perak)", Jurnal Undang-undang Keluarga dan Undang-undang Islam, Jld.1 Bil.

نلا

ه راَك ْْ

ب نلا اْ

ههاَوَر ْ(

دهواَد ْ

هن باَو ْ

هَجا)

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal ARISTO Sosial, Politik, Humaniora, merupakan salah satu terbitan jurnal, yang dikelola oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, untuk