• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

\

(2)

PENDAHULUAN

Individu memiliki kondisi internal, kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah “motivasi”. Menurut Hamzah, B.

Uno (2012:15) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku.

Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dari berbagai interaksi yang di sengaja, dikenal istilah interaksi edukatif.

Interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa tersebut dapat terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Guru merupakan sumber yang penting bagi siswa dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu guru harus menciptakan suasana yang mampu membuat siswa bersemangat dalam belajar. Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran tetapi juga harus mampu mengembangkan pola interaksi dua arah dan multi arah dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran Sejarah dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal yang dipelajarinya. Dengan demikian peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajarinya.

Berdasarkan observasi awal dan selama praktek lapangan kependidikan (PLK) di SMAN 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan, selama 1 (satu) semester yaitu semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 yang berkaitan dengan proses pembelajaran sejarah, lebih dominan menggunakan interaksi dua arah dan multi arah.

Kemampuan siswa tidak sama, ada yang cepat untuk menangkap materi dan ada yang agak lambat, bahkan ada yang sangat lambat. Oleh karena itu perlu ada strategi jitu untuk menyeimbangi masalah diatas, diantaranya adalah mengatur kapan siswa bekerja secara perorangan, kelompok, berpasangan atau klasikal. Penerapan pola interaksi dapat dilakukan untuk memenuhi empat tujuan pembelajaran, yakni aksebilitas yang membuat siswa mudah menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia, mobilitas yang membuat siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas, interaksi yang memudahkan terjadinya komunikasi antar guru, siswa, maupun antar siswa, dan variasi kerja siswa yang memungkinkan siswa bekerja sama secara perorangan, berpasangan, atau berkelompok.

Sehingga siswa lebih semangat dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Ditemukan fenomena bahwa dalam proses pembelajaran berlangsung terdapat beberapa siswa kurangnya interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran, karena sebagian siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran sejarah yang sedang berlangsung didalam kelas bahwa pada saat pembelajaran guru yang berperan aktif didalam kelas, dan guru sudah berusaha melibatkan siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh guru. Kondisi seperti ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, ada sebagian siswa yang meribut, main HP, ngobrol dengan teman sebangkunya, sering keluar masuk, ada yang hanya diam memperhatikan guru menjelaskan materi pembelajaran, tetapi pada saat ditanya siswa tersebut tidak menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya. Supaya siswa berminat belajar, guru harus menciptakan suasana belajar yang bisa membangkit minat belajar siswa dengan cara guru harus bisa mengembangkan pola interaksi dan melibatkan siswa serta menimbulkan minat belajar siswa dalam pembelajaran, baik secara individual maupun kelompok.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik melakukan penelitian guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang pola interaksi guru dalam pembelajaran sejarah siswa pada mata pembelajaran sejarah di SMAN 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk lebih dalam lagi penulis melakukan penelitian dengan judul “Pola Interaksi Guru Dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan”.

Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang diteliti adalah pola interaksi guru dalam pembelajaran sejarah siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang akan di jadikan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pola Interaksi Guru Dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS Di SMAN 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan tentang Pola Interaksi Guru Dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS Di SMAN 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

(3)

Manfaat Penelitian

Berdasarkan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak- pihak yang terkait diantaranya adalah:

1. Manfaat secara teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam bidang pendidikan. Secara khusus hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk menerapkan disiplin agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Manfaat secara praktis

a) Bagi guru sebagai informan agar dapat lebih meningkat disiplin belajar dalam proses belajar mengajar.

b) Bagi siswa sebagai tolak ukur hasil belajar dan untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.

c) Bagi sekolah sebagai masukan dan pertimbangan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

Studi Relevan

Penulis menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yang dapat membantu menganalisa masalah yang akan diteliti yaitu diantaranya: penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009) UNP: “ Interaksi Siswa Lokal Unggul Di SMA 1 kecamatan Suliki”

Selanjutnya skripsi Gira Meta Anora (2014) mahasiswa pendidikan Sosiologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP): Pola Interaksi Guru dengan Siswa dalam Pembelajaran Sosiologi di SMAN 1 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya”.

Kemudian Skripsi, fitri Anik Muhturohmah, (2014) mahasiswa pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) dengan judul “Pola Interaksi Guru dalam Proses Pembelajaran IPS di SMP N 1 Sungai Rumbai”.

Perbedaan yang peneliti lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti lebih fokus mengkaji tentang “Pola Interaksi Guru dalam Pembelajaran Sejarah siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Basa Ampek balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester di SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Waktu

pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2014-2015.

Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah 888 orang siswa SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Sampel yang diambil yaitu pada kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, IX IPS 4 yang berjumlah 151 berdasarkan random sampling.

Informan Penelitian

Untuk mendapatkan keterampilan dan data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, informan penelitiannya adalah guru yang berjumlah 2 orang, dan siswa 8 orang, yang terdiri dari kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4 SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

a. Observasi b. Wawancara

c. Teknik Dokumentasi Validitas Data

Agar dapat dipercaya atau mengukur sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan trianggulasi data, dimana pernyataan yang sama diajukan kepada orang yang berbeda seperti guru, siswa dan kepala sekolah. Dalam hal ini data yang sejenis dikumpulkan dari sumber yang berbeda dan dilakukan pembuatan kesimpulan dari sumber yang berbeda tersebut.

Teknik Analisis Data

Sejumlah data lapangan yang berhasil dikumpulkan lalu diklafikasikan atas unit-unit analisis. Unit analisis ditetapkan berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan dalam bab 1.

Menurut miles dan huberman (1992: 16-19) dalam teknik yang digunakan memakai model analisis interaktif yang terdiridari 4 komponen yaitu:

pengumpulan data, reduksi data, display data dan pembuatan kesimpulan.

Kegiatan yang termasuk pada tahap pengumpulan adalah melakukan observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Sedangkan untuk mengetahui faktor penghambat interaksi guru dalam pelaksanaan keterampilan mengelola kelas dalam proses belajar mengajar dilakukan wawancara dengan menggunakan panduan wawancara. Setelah data terkumpul penulis masuk pada tahap reduksi data.

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

(4)

polanya dan membuang yang tidak perlu.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambarani yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan sampai penulis menemukan gambaran yang lebih jelas mengenai pola interaksi guru terhadap motivasi belajar sejarah kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.

2. Display data (penyajian data)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya mendisplay data, melalui penyajian data tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami. Penulis juga melakukan display data secara sistematik, agar mudah untuk dipahami dan data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti sehingga mudah dalam penyajiannya.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan bukti- bukti yang kuat yang mendukung maka kesimpulan bersifat sempurna.

Hasil Dan Pembahasan

Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari segi pemahaman siswa terhadap materi tersebut, asumsi dasarnya adalah dimana proses pengajaran yang optimal akan lebih memungkinkan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Dimana akan terdapat kolerasi antara proses pembelajaran dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang hendak dicapai tersebut.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan tentang kecenderungan pola interaksi dalam pembelajaran sejarah adalah pola interaksi dua-arah dan pola interaksi multi-arah. Dalam penelitian yang terjadi dilapangan pola interaksi dua-arah (guru-siswa) menggunakan metode tanya-jawab.

Dalam pola interaksi dua-arah ini guru berperan penting dalam memotivasi siswa pada saat proses belajar-mengajar dan siswa pun termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pola interaksi multi-arah (guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa) yaitu dengan metode diskusi sehingga siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses belajar-mengajar dan siswa lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat.

Untuk membahas mengenai pola interaksi peneliti menggunakan Teori Konstruktivisme.

Menurut pandangan teori Konstruktivisme belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan, artinya siswa akan cepat memilki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada didalam masyarakat sehingga model

pembelajarannya dilakukan secara natural, penekanan teori konstruktivisme bukan pada membangun kualitas kognitif, tetapi lebih pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas lapangan (saekhan muchith, 2008:71)

Jadi berdasarkan teori diatas dapat di simpulkan bahwa dalam belajar siswa akan cepat memilki pengetahuan. Jika pengetahuan itu berdasarkan realitas yang ada di masyarakat sehingga pembelajarannya dilakukan secara natural.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan yaitu hasil temuan dilapangan tentang kecenderungan pola interaksi guru dalam pembelajaran sejarah adalah :

1. Pola interaksi dua arah dengan menggunakan metode tanya jawab, pola interaksi dua arah ini yang digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran sejarah yaitu antara guru dan siswa sama-sama aktif yaitu pemberi aksi dan penerima aksi. Dalam pola interaksi dua arah diperoleh hubungan timbal balik dari siswa seperti bertanya dan menjawab pertanyaan guru, sehingga guru dan siswa sama-sama aktif dalam proses pembelajaran.

2. Pola interaksi multi arah dengan metode diskusi terlihat bahwa membiarkan siswa untuk mendiskusikan tentang materi yang akan dipelajari memberikan suasana belajar yang berbeda dari pada siswa harus mendengarkan penjelasan guru didepan kelas. Serta mengajarkan kepada siswa untuk mampu bekerja sama dalam kelompok belajar dan siswa menjadi tekun dan ulet untuk belajar.

Dalam penelitian yang terjadi dilapangan pola interaksi dua-arah (guru-siswa) menggunakan metode tanya-jawab, dalam pola interaksi dua-arah ini guru berperan penting dalam pembelajaran.

Pada saat proses belajar-mengajar dan pola interaksi multi-arah (guru-siswa, siswa-guru, siswa- siswa) yaitu dengan metode diskusi sehingga siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses belajar- mengajar dan siswa lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA N 1 Basa Ampek Balai Tapan Kabupaten Pesisir Selatan, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Disarankan pada proses pembelajaran jangan terfokus untuk menerapkan metode ceramah saja, karena metode ceramah tersebut dapat membuat siswa menjadi bosan dalam belajar.

(5)

2. Bagi Siswa

Disarankan untuk lebih serius dalam mengikuti pembelajaran dan memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran, dan memotivasi diri untuk lebih giat karena bagaimanapun kesuksesan ada ditangan masing-masing individu yang menjalaninya.

3. Kepala Sekolah

Kepala sekolah dan bersama personil dapat lebih meningkatkan perhatian kepada peserta didik, terutama dalam rangka memberi motivasi peserta didik agar menjadi semangat dalam mengikuti pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA 1. Buku

Arikunto, suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamzah B. Uno. 2012. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta:

BumiAksara.

John Afifi. 2014. Inovasi-inovasi Kreatif Manajemen Kelas Dan Pengajaran Efektif. Jogjakarta: DIVA Press.

Moleong, Lexi J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT

RemajaRosdakarya.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung:

Alfabeta.

Seni Apriliya. 2007. Menajemen Kelas Untuk Menciptakan Iklim Belajar Yang Kondusif. Bandung: PT Visindo Media Persada.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Zusmelia, dkk. 2013. Pedoman penulisan skripsi. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.

2. Karya Ilmiah/ Skripsi

Amelia (2009). “Interaksi Siswa Lokal Unggul Di SMA 1 kecamatan Suliki”. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial (UNP) tidak diterbitkan.

Gira, Meta Anora (2009). UNP : “pola interaksi guru dengan siswa dalam pembelajaran sosiologi di SMAN 1 Koto Baru Kabupaten

Darmasraya”. Skripsi pendidikan Sejarah tidak diterbitkan. STKIP PGRI SUMBAR

Fitri, Anik Muhturohmah. (2014). “Pola Interaksi Guru dalam Proses Pembelajaran IPS di SMP N 1 Sungai Rumbai”. skripsi pendidikan Sejarah tidak diterbitkan. STKIP PGRI SUMBAR

Referensi

Dokumen terkait

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah Implementasi LKS berbasis tahapan pemecahan masalah