PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Bab kajian teori ini meliputi: Landasan teori yang berisi pembahasan tentang pentingnya Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKM), Baitul Maal Wa. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), merupakan koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, penanaman modal, dan tabungan dengan pola bagi hasil (syariah). BMT merupakan singkatan dari Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Maal Wa Tamwil, yaitu Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang beroperasi dengan prinsip Syariah.
BMT yang merupakan lembaga keuangan mikro syariah dapat menggunakan payung hukum yang sama dengan koperasi syariah pada umumnya. Secara umum tabungan mudharab merupakan produk penghimpunan dana dari lembaga keuangan syariah yang menggunakan akad mudharab mutlakoh. BMT dapat memilih untuk menggunakan payung hukum Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di bawah arahan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah atau memilih menjadi badan hukum LKM (Lembaga Keuangan Mikro) berdasarkan UU No. 1 Tahun 2013 agar BMT dapat masuk dalam struktur lembaga keuangan formal dalam sistem keuangan nasional.
63 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 30/Per/M.KUKM/VIII/2007 tentang Penguatan Permodalan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta Lembaga Keuangan Melalui Ventura modal. 72 Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 08/Per/M/IX/2005 tentang Petunjuk Teknis Penguatan Permodalan Bagi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta Lembaga Keuangan Melalui penyediaan modal awal dan pembiayaan melalui koperasi simpan pinjam.
Kegunaan Penulisan
Metode Penulisan
Dilihat dari jenis penelitiannya, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau penulisan ilmiah yang terfokus pada objek penelitian atau mengumpulkan data kepustakaan, atau penelitian yang dilakukan untuk mencapai suatu pemecahan masalah. . yang pada prinsipnya ditujukan pada kajian kritis dan mendalam terhadap bahan pustaka yang relevan. Sebelum menilai bahan pustaka, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu secara pasti dari sumber mana informasi ilmiah itu akan diperoleh. Penelitian ini bersifat deskriptif; Penelitian deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis terhadap fakta-fakta yang diperoleh dalam penelitian.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diambil dari sumber data, Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh. Sumber primer adalah sumber yang memberikan data langsung dari tangan pertama atau merupakan sumber asli. Sumber sekunder adalah sumber yang diperoleh dari sumber lain yang tidak diperoleh dari sumber primer.
Analisis isi merupakan penelitian yang merupakan pembahasan mendalam terhadap isi informasi tertulis atau cetak di media massa. Ketiga, pencarian pengetahuan yang kontekstual, sehingga penelitian yang dilakukan tidak berada dalam ruang hampa, namun terlihat berkaitan dengan faktor lain.
Sistematika Penulisan
KAJIAN TEORI
Kajian Tentang Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)
Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan lembaga yang terdiri dari dua istilah yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih fokus pada upaya nirlaba untuk menghimpun dana dan menyalurkan dana seperti: zakat, infaq dan sedekah. Menurut Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK), BMT merupakan pusat usaha mandiri terpadu yang inti muatannya adalah bay al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan pengembangan usaha produktif dan investasi dalam peningkatan kualitas kegiatan ekonomi kecil dan menengah. pengusaha dengan antara lain mendorong kegiatan tabungan dan mendukung pembiayaan kegiatan ekonominya.
Selain itu, Beitul Maal wa Tamwil (BMT) juga menerima titipan zakat, infaq dan sedekah serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya8. Baitul Maal wat Tamwil sebenarnya adalah dua lembaga yang menjadi satu yaitu lembaga Baitul Maal dan lembaga Baitul Tamwil yang masing-masing mempunyai prinsip dan produk yang berbeda walaupun mempunyai keterkaitan yang erat antara keduanya dalam menciptakan keadaan perekonomian yang setara dan setara. dinamis. .9.
Kajian Tentang Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Kajian Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Istilah koperasi berasal dari kata (co=bersama, operasi=. Selain bergerak dalam bidang produksi untuk menghasilkan barang dan/atau jasa, badan usaha koperasi juga dapat beroperasi di sektor jasa keuangan untuk pelaksanaan penghimpunan dan penyaluran dana, apabila kepengurusan Koperasi Jasa Keuangan Syariah diserahkan kepada pengurus yang ditunjuk oleh pengurus untuk melaksanakan tugas perencanaan kebijakan strategis, pengawasan dan pengendalian11.
BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) /KOPERASI
Sejarah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) /KSPPS
Menurut Djazuli (2007:88) berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Maka sejak terbitnya peraturan ini, nama nomenklatur yang semula Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) diubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) dan Unit Jasa Keuangan Syariah (KSPPS/BMT) diubah menjadi Syariah Pembiayaan Tabungan dan Pinjaman (USPPS). Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi (UJKS Koperasi), adalah suatu unit usaha koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan tabungan dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi.
46 Pasal 2 Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.1 Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Unit Usaha Jasa Keuangan Syariah Koperasi (UJKS Koperasi), adalah suatu unit usaha pada koperasi yang kegiatan usahanya meliputi pembiayaan, penanaman modal, dan tabungan dengan pola bagi hasil (syariah), sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan. 47 Pasal 1 angka (2) dan (3) Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.35.2/PER/M.MKUM/X/2007 tentang Pedoman Standar Operasional Pengelolaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Koperasi Syariah Unit Jasa Keuangan.
75 Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. 76 Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No: 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Standar Operasional Pengurus Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Koperasi Jasa Keuangan Syariah. 78 Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor: 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian Status Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Usaha Jasa Keuangan Syariah.
Menurut penulis, hendaknya setiap orang mempelajari tentang Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) agar tidak ada lagi pertanyaan yang menanyakan bagaimana operasional Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (BMT) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Sama halnya dengan Koperasi Konvensional karena masih banyak masyarakat masyarakat yang masih belum memahami pengertian dari lembaga keuangan itu sendiri seperti Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.