Barang siapa secara melawan hukum melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk kepentingan komersial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp satu tahun. ratus juta rupiah). Setiap orang yang tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melanggar hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h, untuk penggunaan komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp lima ratus juta rupiah). Setiap orang yang tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak melanggar hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, b, e dan/atau g, untuk kepentingan komersial, wajib dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp satu miliar rupiah).
Barangsiapa memenuhi syarat-syarat pada ayat ketiga, yang melakukannya dalam bentuk pembajakan, diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya buku ini. Buku ini disusun untuk membantu masyarakat dalam menggunakan sediaan herbal dan suplemen untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan benar dan aman.
Penulis sadar bahwa terdapat kekurangan dalam penyusunan buku ini, namun penulis yakin sepenuhnya bahwa buku ini, sekecil apapun, akan tetap membawa manfaat. Sistem imun merupakan suatu sistem dalam tubuh manusia yang berperan sebagai sistem pertahanan terhadap benda asing dan patogen.
SISTEM IMUN
Ada dua kemungkinan respon ketika sistem imun terpapar zat asing, yaitu respon imun non spesifik dan respon imun spesifik. Sistem imun nonspesifik mempunyai mekanisme imun yang selalu siap dan mempunyai respon yang cepat dan cepat terhadap keberadaan patogen pada individu sehat. Mekanismenya tidak menunjukkan spesifisitas dan mungkin memberikan perlindungan terhadap patogen potensial karena sistem imun nonspesifik berperan sebagai garda pertama dalam menangani infeksi dan tidak memerlukan paparan sebelumnya.
Sistem kekebalan tubuh bersifat nonspesifik karena tidak ditujukan untuk melawan patogen dan mikroorganisme tertentu, namun sudah ada dan berfungsi sejak lahir. Reaksi ilmiah terhadap sistem imun dapat berupa batuk dan bersin, pergerakan silia pada saluran pernafasan, kulit, IgA (Imunoglobulin A), pH asam lambung, selaput lendir, kulit, epitel mukosa. Sistem imun spesifik dapat mengenali benda-benda yang dianggap asing, benda asing tersebut akan segera dikenali dan sel-sel sistem imun menjadi peka.
Sistem imun ini diperankan oleh sel-sel yang berasal dari progenitor limfoid yaitu limfosit B dan limfosit T. Antibodi bekerja dengan cara meningkatkan respon imun spesifik yang sudah berlangsung ketika ada zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
ANTIBODI
Antibodi dibentuk oleh sel plasma yang terbentuk setelah kontak dengan antigen dan berasal dari limfosit B yang mengalami proliferasi dan diferensiasi. Pada pertemuan pertama limfosit B dengan suatu antigen, selain pembentukan sel plasma (sel efektor), juga terbentuk sel memori yang juga bersirkulasi di dalam darah. Pada kontak berikutnya dengan antigen, yang terkadang terjadi setelah beberapa waktu, sel memori ini akan mampu mengenali antigen tersebut.
Jika suatu antigen bersentuhan dengan sel plasma yang mampu menghasilkan antibodi komplementer, antigen tersebut akan bertindak sebagai stimulus untuk proliferasi sel tersebut. Setelah pembelahan sel dalam jumlah besar akan terbentuk banyak sel plasma dengan karakteristik yang sama. Radikal bebas dapat disebabkan oleh makanan, polusi udara dari knalpot kendaraan dan asap rokok.
Oleh karena itu, tubuh kita memerlukan suatu zat penting yaitu antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan cara mengurangi efek negatif dari senyawa tersebut. Antioksidan merupakan senyawa yang mampu berinteraksi dengan radikal bebas sebelum merusak molekul dalam tubuh atau menetralisir radikal bebas, sehingga diharapkan dengan pemberian antioksidan maka proses penuaan akan terhambat dan dapat mencegah terjadinya kerusakan pada tubuh.penyakit degeneratif. .
ANTIOKSIDAN
Olahan Herbal untuk Meningkatkan Imunitas
Kunyit
Temulawak
Buah Jambu Biji
Daun Jambu Biji
Herba Meniran
Herba Sambiloto
Jahe
Jahe, Temulawak, Pegagan
Suplemen untuk Meningkatkan Imunitas
Vitamin A
Vitamin E
Makanan dan minuman yang mengandungi vitamin E termasuk sayur-sayuran hijau, kacang, biji, buah-buahan dan makanan laut.
Vitamin C
Zinc
Makanan dan minuman yang mengandung zinc antara lain daging sapi, kerang (kerang, tiram, kepiting, dan udang), kacang-kacangan, biji rami, labu kuning, wijen, kacang tanah, kacang mete, almond, produk susu (susu, keju), telur, kentang, kangkung, dan kacang hijau.
Besi
Penggunaan Vitamin C yang Baik dan Aman
Vitamin C
Indikasi
Kontraindikasi
Dosis
Interval Pemakaian
Penyimpanan Setiap Bentuk Sediaan
Penyajian Setiap Bentuk Sediaan
Peringatan
Penderita diabetes sebaiknya mengonsumsi suplemen vitamin C dengan hati-hati karena dapat meningkatkan kadar gula darah. Vitamin C harus digunakan dengan hati-hati pada nefropati oksalat atau nefrolitiasis karena pengasaman oleh asam askorbat meningkatkan kemungkinan pengendapan batu sistein, urat dan oksalat (Abdullah et.al, 2020).
Efek Samping
Interaksi Obat
Chlorogenic acids and other cines - Nature, occurrence and dietary burden, Journal of the Science of Food and Agriculture. Evaluation of Antioxidant and Antimicrobial Activities of Clary Sage (Salvia sclarea L.), Turkish J Agric For. The planetary biology of ascorbate and uric acid and their relationship to the obesity and cardiovascular disease epidemic, Hypothesis Med.
Aktivitas antioksidan daun spesies ludah dalam sistem peroksidasi lipid yang bergantung pada enzim dan tidak bergantung pada enzim serta konstituen fenoliknya, Planta Med, 6. Pada tahun 2016, beliau bekerja sebagai apoteker di Rumah Sakit Umum Permata Bunda Tasikmalaya dan Klinik Dokter Anda. Saat ini beliau aktif melakukan penelitian di bidang bahan alam dan telah mempublikasikan beberapa penelitiannya di jurnal nasional dan internasional.
Beliau menyelesaikan pendidikan S1 pada tahun 2010 di Universitas Jenderal Soedirman, jurusan Farmasi pada tahun 2012 dan S2 Farmasi Klinik pada tahun 2015 di Institut Teknologi Bandung. Saat ini, ia fokus melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan penelitian pada kelompok ilmu farmasi klinik komunitas dan pengabdian kepada masyarakat tentang pengobatan mandiri tanaman obat keluarga serta upaya menciptakan kemandirian ekonomi keluarga masyarakat dengan memanfaatkan tanaman obat dengan inovasi. dalam beberapa bentuk sediaan farmasi salah satunya permen jahe 3 in 1. Kemudian diangkat menjadi pejabat di RSJ Cimahi (kini digabung menjadi RSJ Jawa Barat) pada tahun 2000.
Beliau sempat dipindahkan ke Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya pada tahun 2006 dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tasikmalaya (sekarang DPMPTSP) pada tahun 2008 sebelum akhirnya dipindahkan ke Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya pada tahun 2011.