• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Universitas Udayana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Universitas Udayana"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI EKONOMI PEDESAAN

Efisiensi Usahatani Anggota Simantri Lahan Kering Dan Lahan Basah di

Kabupaten Gianyar………. 1

Ni Luh Prima Kemala Dewi, Ida Ayu Listia Dewi

Penyerapan Tenaga Kerja Usahatani Anggota Simantri Lahan Basah dan

Kering Di Gianyar………. 9

Putu Udayani Wijayanti, Ni Luh Prima Kemala Dewi

Determinasi Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Padi Lahan Irigasi Kabupaten Lombok Barat……….. 17 Hernawati,I Made Anggayuda Pramadya Sudantha

Analisis Posisi Indonesia dalam Ekspor Impor Teh……….. 31 Istis Baroh dan Lina Purwanti Ningsih

Kajian Ekonomi Usaha Tani Tumpang Sari Kedelai dan Jagung di Kabupaten Bima

Nusa Tenggara Barat………. 38

Irma Mardian, Awaludin Hipi, Darwis, Nurjahratullailah, dan Eka Widiastuti Keragaan Usaha Tani Varietas Unggul Bawang Merah di Lahan Kering Iklim Kering Kabupaten Bima………. 47 Irma Mardian, Muji Rahayu, dan Eka Widiastuti

Kajian Pengembangan Tanaman Flacortia Inermis Roxb………... 54 Joice Noviana Pelima

Implementasi Teknologi Jajar Legowo Super di Kabupaten Bima……… 60 Yuliana Susanti, Sabar Untung dan Hiryana Windiyani

Faktor–Faktor Penyebab Kearifan Lokal Maneke di Ambang Kepunahan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara……….. 68 Jane Sulinda Tambas, Kliwon Hidayat, Charles Kepel

Dinamika Ketahanan Pangan Rumah Tangga: Kasus di Perdesaan Agroekosistem Sawah Berbasis Padi……….. 81 Tri Bastuti Purwantini

Tipologi Petani dan Penguatan Kelembagaan………... 92 Herlina Tarigan

Sistem Agribisnis Usahatani Padi Sawah (Kasus Pada Ekowisata Subak Sembung Desa Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara)………..

(3)

Gede Mekse Korri Arisena, Ni Luh Prima Kemala Dewi 106 Tingkat Perkembangan Wilayah Propinsi Bali: Kajian Indeks Diversitas Entropi di Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem………

Widhianthini, Anak Agung Gede Purantara

116

Analisis Kelayakan Usahatani Kopi di Kabupaten Ende (Kajian pada Desa Niowula dan Randhoria)………..

Imaculata Fatima

126

Dampak Aktifitas Penambangan Terhadap Masyarakat Sekitar Waduk Bili- Bili di Sungai Jeneberang………

Ahmad Rifqi Asrib, Heru Winarno, Taufiq Natsri

140

Tingkat Adaptasi Petani Lokal Terhadap Penerapan Teknologi dari Petani Transmigran pada Usahatani Sawi Putih (Brassica Junceal.) di Kecamatan Betayau Kabupaten Tana Tidung………..

M Erwan Suriaatmaja, Syamad Ramayana

151

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja pada Usahatani Cabe Merah di Kabupaten Karangasem, Bali………

Wayan Widyantara

158

Profitabilitas dan Respon Petani Cabai Terhadap Fluktuasi Harga Cabai……

Wayan Widyantara, AA Wulandira S. Dj.

163

Model Dinamika Pemasaran Komoditi Sayuran Dataran Tinggi Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani Di Kabupaten Buleleng………

Gede Mekse Korri Arisena, Dwi Putra Darmawan, Ni Wayan Febriana Utami, I Gde Kajeng Baskara

167

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakberhasilan SIMANTRI dalam Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Bangli……….

Luh Putu Kirana Pratiwi, Nyoman Yudiarini

176

Analisis Ketahanan Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) di Kabupaten

Gianyar ……….

Luh Putu Kirana Pratiwi

192

Pemanfaatan Salep Antiluka Ekstrak Kunyit dan Limbah Kulit Bawang Merah Sebagai Pertolongan Pertama Untuk Mencegah Infeksi pada Masyarakat Pasca Bencana di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak,

Kabupaten Buleleng……….

Gede Mekse Korri Arisena, Dwi Putra Darmawan, Made Ary Sarasmita, Ni Wayan Febriana Utami, I Gde Kajeng Baskara

201

(4)

MANAJEMEN PRODUKSI PERTANIAN ON-FARM

Potensi Buah Mahkota Dewa dan Kulit Jeruk Purut sebagai Insektisida Nabati terhadap hama Crocidolomia pavonana F. (Lepidoptera: Crambidae)……….

Muhammad Sayuthi, Hasnah, Alfian Rusdy, Dwima

208

Upaya Memproduksi Buah Jeruk Siam di Luar Musim dan Peningkatan Kualitas Buah Melalui Aplikasi Kalium Nitrat dan Pupuk Agrodyke…………

N. K. Alit Astiari, Luh Kartini, dan Putu Anom Sulistiawati

219

Kajian Keragaan Agronomis dan Produktivitas Beberapa Varietas Unggul Baru Kedelai di Lahan Sawah Beriklim Kering………..

Nani Herawati, Ai Rosah A,Tantawizal, Yuliana Susanti, Awaludin Hipi

228

Aplikasi Jenis dan Konsentrasi Pestisida Organik Terhadap Pengendalian Hama Penting Tanaman Brokoli………

Christina.Leta Salaki, Vivi Bernadeth Montong

240

Efektivitas Pupuk Hayati Penambat Nitrogen dan Pelarut Fosfat pada Tanaman Padi di Kecamatan Puyung Kabupaten Lombok Tengah NTB……..

Fitria Zulhaedar dan Titin Sugianti

248

Biostatistik Sidat Perak Danau Poso………..

Martho Harry Melumpi1, Yunober Mberato, Daniel Limbong, Falerianus Dosi

258

Tanggap Tanaman Kacang Hijau dengan Penambahan Kompos dan Penyiangan Di Tanah Inceptisol Narmada, Lombok Barat–NTB……….

Eka Widiastuti

269

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Perbandingan Pendapatan Padi dan Pisang Klutuk di Lahan Sawah Desa Puhu Gianyar………

I Dewa Gede Agung, I Wayan Widyantara

279

Persepsi Petani Terhadap Usahatani Pisang Klutuk di Lahan Sawah Desa

BuahanGianyar………

I Wayan Sudarta, I Dewa Gede Agung

286

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Agrowisata Menunjang Pariwisata Berkelanjutan di Kintamani………

IM. Sarjana dan IK Surya Diarta

292

(5)

vii

Pengaruh Karakteristik Petani Terhadap Tingkat Adopsi Dalam Usaha Tani Padi Metode SRI (System of Rice Intensification) di Kota Tarakan………..

Sekar Inten Mulyani, Hendris

306

Konsep Penyuluhan untuk Pembangunan Pertanian Perkotaan di Kawasan

Sungai Palu ………...

Wildani Pingkan Suripurna Hamzens

313

Strategi Capacity Building Lembaga Masyarakat Desa Hutan Konservasi (LMDHK “Wono Mulyo”) dalam Program Social Forestry pada Taman Nasional Meru Betiri………

Diah Puspaningrum, Ati Kusmiati

327

Struktur dan Jaringan Kelembagaan Pertanian dalam Proses Mendukung Kemandirian Petani pada Agribisnis Komoditas Padi (Studi Kasus di Desa Pontang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember) ………..

Diah Puspaningrum, Ati Kusmiati, Sofia

339

Faktor-Faktor Penentu Performa Kelompok Tani dan Pengaruhnya pada Penerapan Inovasi Pertanian: Pembelajaran dari Pulau Lombok……….

Nurul Hilmiati

352

Persepsi Petani terhadap TIK untuk Mencari Informasi Pertanian: Kasus Kabupaten Lampung Selatan……….

Sumaryo, Kordiyana Koiyim Rangga

362

Persepsi Petani terhadap Penetapan Subak sebagai Warisan Budaya Dunia (Kasus Subak Wangaya Betan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan)……

Putu Fajar Kartika Lestari

369

Pengetahuan Penyuluh Pertanian dan Implementasi Penyuluhan Teknologi Jajar Legowo 2: 1 di Daerah Istimewa Yogyakarta………...

Rahima Kaliky

379

Aspek Kognitif, Afektif dan Konatif Penyuluh Pertanian terhadap Teknologi Jajar Legowo 2: 1 dalam Budidaya Padi Sawah di Daerah Istimewa

Yogyakarta ………...

Rahima Kaliky, Suparjana, Endang Wisnu dan Nur Hidayat

388

Analisis Persepsi Petani Terhadap Upaya Penguatan Subak untuk Berperan

Ganda ………

I N.G. Ustriyana, I W. Budiasa, I G.A. Lies Anggreni 396

(6)

viii

PENGEMBANGAN BISNIS

Manfaat Pemasaran Bahan Olah Karet Terorganisir di Sumatera Selatan……

Yanter Hutapea dan Yohanes Amirullah

405

Potensi Pengembangan Tanaman Talas Rawa Raksasa (Cyrtosperma merkusii (Hassk.) Schott) Melalui Sistem Agroforestri pada Lahan Rawa di Kabupaten

Kepulauan Sangihe………..

Semuel Paulus Ratag, Adrian Paulus Pangemanan, Winda Mercedes Mingkid

418

Pengaruh Jenis Kandang Terhadap Indeks Prestasi, Efisiensi Pakan, Konversi Pakan, dan Tingkat Mortalitas Ayam Broiler Pada Skala Usaha Peternakan

Rakyat ………...

Roni Maulana Yusup, Neng Teti Rusmayanti, Sauland Sinaga

427

Digitalisasi Keuangan Pada Supply Chain Agribisnis Padi di Malang Raya, Jawa Timur, Indonesia………

Agustina Shinta, Destyana Pratiwi, Novi Haryati

434

Analisis Transformasi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Menjadi Lembaga Keuangan Mandiri Pedesaan……….

Herlina Tarigan dan Sahat Pasaribu

444

Analisis Nilai Tambah pada Agroindustri Sirup Buah Pala di Kecamatan Padang Selatan Kota Padang………..

Dwi Evaliza, Cipta Budiman, Etika Annisa

459

Pengembangan Perbibitan Ayam Lokal Kub Skala Kecil Model Inti-Plasma di Provinsi Nusa Tenggara Barat………

Mardiana, Totok Blegoh Julianto dan Nurul Hilmiati

471

Strategi Pengembangan Pemasaran Tanaman Anggrek (Studi Kasus PT.

Bunga Indah Malino, Makassar, Sulawesi Selatan)………..

Muh. Hatta Jamil, A. Nixia Tenriawaru, Rusli M. Rukka, Rahmawaty A. Nadja, Muh. Arif Indra Jaya,SP.

480

Analisis Kelayakan Finansial dan Manajemen Pemasaran Usaha Ternak Kambing Perah di Kabupaten Lampung Timur………..

Wan Abbas Zakaria, Erwanto, Teguh Endaryanto, Lidya Sari Mas Indah, Shinta Tantriadisti

491

Analisis Kelayakan dan Model Pengembangan Usaha Kerupuk Ikan dengan Pendekatan Entreprenuerial Marketing ……….

Lili Winarti, Sri Herlina, Rokhman Permadi

505

(7)

ix

Kajian Potensi Subak Kerdung untuk Pengembangan Ekowisata di Kota

Denpasar ………

A.A.Ayu Wulandira Sawitri Djelantik*, I Made Sudarma

519

(8)

1

KAJIAN POTENSI SUBAK KERDUNG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KOTA DENPASAR

A.A.A.WULANDIRA SAWITRI DJ, I MADE SUDARMA Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jalan PB. Sudirman Denpasar, 80323 Email :djelantikwulan@yahoo.co.id

Abstrak

Ekowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di dalam mengendalikan alih fungsi lahan pertanian, khususnya lahan padi sawah. Ekowisata tidak hanya diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara regional maupun lokal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun juga kelestarian sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati sebagai obyek dan daya tarik wisata. Dalam rangka mengendalikan laju konversi lahan yang terus meningkat, pada tahun 2016 Pemerintah Kota Denpasar melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Denpasar, menetapkan Subak Kerdung yang telah mengalami alih fungsi lahan menjadi salah satu kawasan ekowisata yang ada di Kecamatan Denpasar Selatan yang berbasiskan subak dengan memanfaatkan berbagai potensi yang ada di sekitarnya untuk menunjang ekowisata.

Melihat hal tersebut maka penelitian ini dirasakan penting untuk dilakukan dengan tujuan untuk mengidentitifikasi dan menganalisis potensi Subak Kerdung sebagai kawasan ekowisata dan merumuskan strategi pengembangan Subak Kerdung sebagai kawasan ekowisata. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan yaitu (1) Analisis potensi obyek daya tarik wisata alam Subak Kerdung menggunakan system nilai scoring dan pembobotan berdasarkan pedoman Analisis Daerah Operasi–Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA); (2) Analisis strategi pengembangan Subak Kerdung menggunakan Matriks SWOT. Berdasarakan hasil analisis diperoleh kesimpulan yaitu (1) potensi yang dimiliki Subak Kerdung dalam pengembangan ekowisata adalah potensi ekonomi, potensi sumber daya alam hayati serta kearifan budaya lokal yang harus dipertahankan oleh subak itu sendiri, (2) strategi pengembangan ekowisata dengan dukungan penuh dari petani dan masyarakat sekitar, menarik minat banyak wisatawan, memiliki ciri khas yaitu subak yang berada di tengah perkotaan, mengembangkan ekowisata Subak Kerdung secara berkelanjutan agar dapat dapat meningkatkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar.

Keywords: Ekowisata; subak 1. Pendahuluan

Bentuk pariwisata berbasiskan kelestarian ekologi dan sosial (ekowisata) saat ini semakin luas dikenal sebagai salah satu daya tarik ekonomi yang menguntungkan dan terus dipromosikan secara gencar dalam upaya konservasi sumberdaya alam dan

(9)

2

lingkungan. Banyak daerah yang memiliki alam yang indah dan budaya serta kearifan lokal yang sangat potensial untuk kegiatan wisata telah rusak oleh karena ketidaktahuan dalam pemanfaatan, perencanaan dan pengelolaannya (Dit PP, 2007).

Ekowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di dalam mengendalikan alih fungsi lahan pertanian, khususnya lahan padi sawah.

Ekowisata tidak hanya diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara regional maupun lokal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun juga kelestarian sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati sebagai obyek dan daya tarik wisata.

Daya tarik utama dari ekowisata adalah ketersediaan obyek dan daya tarik wisata alam (ODTWA) yang bersumber dari keindahan dan keunikan obyek sumberdaya alam dan sosial budaya masyarakat setempat, baik berupa flora, fauna dan lanskap serta juga nilai tambah dari atraksi budaya yang ada. Untuk menyelaraskan antara fungsi dan potensi sumberdaya alam yang terdapat dalam suatu kawasan dengan aktivitas manusia dan pembangunan, maka perlu diketahui potensi kawasan sebagai ODTWA sehingga dapat dirancang strategi pengelolaan dan pengembangan kawasan dengan memperhatikan fungsi dan manfaat kelestariannya serta kesejahteraan masyarakat disekitarnya. Satria (2009) mengatakan salah satu upaya pemanfaatan sumber daya lokal yang optimal adalah dengan mengembangan pariwisata dengan konsep ekowisata. Wisata yang dilakukan dalam konteks ini memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya- upaya konservasi, pemberdayaan ekonomi lokal dan saling menghargai perbedaan kultur dan budaya.

Subak Kerdung merupakan salah satu sumber daya lokal yang ada di Kecamatan Denpasar Selatan dengan luas 210 ha. Dalam rangka mengendalikan laju alih fungsi lahan yang terus meningkat, pada tahun 2016 Pemerintah Kota Denpasar melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Denpasar, menetapkan Subak Kerdung menjadi salah satu kawasan ekowisata yang ada di Kecamatan Denpasar Selatan yang berbasiskan subak dengan memanfaatkan berbagai potensi yang ada di sekitarnya untuk menunjang ekowisata. Mengembangkan ekowisata memerlukan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ekowisata. Pengembangan ekowisata mesti memperhatikan aspek-aspek konservasi, yaitu melindungi, mengawetkan dan memanfaatkan secara lestari sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata.

Dalam kaitan dengan aspek ekonomis ekowisata diharapkan memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya serta memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan. Dalam kaitan dengan edukasi, ekowisata mengandung unsur pendidikan untuk mengubah persepsi seseorang agar memiliki kepedulian tanggungjawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentitifikasi dan menganalisis potensi Subak Kerdung sebagai kawasan ekowisata, (2) Merumuskan strategi pengembangan Subak Kerdung sebagai kawasan ekowisata.

Dalam upaya mengerem laju alih fungsi lahan pertanian, khususnya pada lahan pertanian yang subur perlu diimbangi dengan upaya-upaya terpadu yang melibatkan para pihak, baik petani sendiri, pemerintah maupun pihak swasta. Upaya ini haruslah

(10)

3

diikuti oleh adanya alokasi anggaran untuk menjamin penyelenggaraan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang diselenggarakan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun kabupaten/kota. Kebijakan pemerintah daerah untuk mengintegrasikan pembangunan pertanian dengan pariwisata dalam bentuk ekowisata tidak sebatas menjadikan sektor pertanian sebagai obyek, tetapi juga memposisikan sektor ini sebagai subyek dalam pembangunan daerah. Rumusan perencanaan dan strategi dalam wujud ekowisata berdasar potensi sumberdaya alam yang dimiliki dengan melibatkan berbagai pihak yang bersifat implementatif untuk mengerem laju konversi lahan adalah menjadi urgensi dan output dari penelitian ini. Ekowisata diharapkan dapat mengurangi laju konversi lahan pertanian di subak ini sekaligus mendorong partisipasi masyarakat (petani) untuk terlibat dalam kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan pengembangan ekowisata yang berbasiskan subak dengan menjaga dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan kearifan lokal di dalam dan di sekitar kawasan Subak Kerdung.

2. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di Subak Kerdung, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan seluruh data hasil pengamatan dilapangan dan wawancara responden yang berasal dari instansi pemerintah, masyarakat, swasta, LSM, dan akademisi. Responden dipilih secara proporsional random sampling dan juga purposive sampling untuk informan kunci. Data sekunder meliputi seluruh informasi pendukung yang berhubungan dengan penelitian.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Slovin. Pada penelitian ini tingkat presisi yang ditoleransi 15%. Populasi pada penelitian ini adalah semua anggota Subak Kerdung yang berjumlah 102 orang, sehingga sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Teknik untuk pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Pengambilan secara acak dilakukan dengan mengundi, menggunakan tabel bilangan acak atau dengan bantuan komputer. Teknik ini digunakan karena populasi yang diteliti bersifat homogen, jumlah populasi tidak terlalu besar dan setiap anggota populasi memiliki hak yang sama dalam memberikan keterangan dalam penelitian ini.

Metode analisis disesuaikan dengan tujuan penelitian: (1) Analisis potensi obyek daya tarik wisata alam Subak Kerdung menggunakan sistem nilai scoring dan pembobotan berdasarkan pedoman Analisis Daerah Operasi–Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Dirjen PHKA) tahun 2003. Kriteria yang dipakai sebagai dasar penilaian meliputi: daya tarik obyek wisata darat, potensi pasar, kadar hubungan/aksesibilitas, kondisi sekitar

(11)

4

kawasan, pengelolaan dan pelayanan, iklim, akomodasi, sarana dan prasarana penunjang, ketersediaan air bersih, hubungan dengan obyek wisata disekitarnya, keamanan, daya dukung kawasan, pengaturan pengunjung, pemasaran, dan pangsa pasar.

Pengklasifikasian tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan pada nilai scoring dan pembobotan yang diperoleh tiap-tiap kriteria. (2) Analisis strategi pengembangan Subak Kerdung menggunakan Matriks SWOT. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 2000).

STRENGHT WEAKNESS

OPPORTUNITIES SO WO

THREAT ST WT

Gambar 1. Matriks SWOT Keterangan

SO = memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang WO = meminimalkan kelemahan untuk meraih peluang

ST = memanfaatkan kekuatan secara maksimal untuk mengantisipasi ancaman, dan berusaha untuk menjadikannya sebagai peluang WT = meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman 3. Hasil Dan Pembahasan

3.1 Identifikasi Potensi Subak Kerdung sebagai Daerah Ekowisata

Sebagian besar petani menyatakan bahwa Subak Kerdung pantas untuk dijadikan kawasan ekowisata. Subak Kerdung merupakan subak yang ada di tengah-tengah Kota Denpasar. Ciri khas tersebut menyebabkan Subak Kerdung memiliki daya tarik yang berbeda dengan subak-subak lain yang ada di Bali. Keberadaan subak yang ada di tengah kota menyiratkan adanya daerah hijau di tengah maraknya gedung-gedung perkantoran dan perumahan masyarakat.

Ekowisata Subak Kerdung dalam tahap perencanaannya melibatkan semua anggota subak. Kegiatan menanam padi, pemeliharaan sampai pada saat panen padi dan budidaya tanaman buah dan sayur yang akan dilaksanakan di salah satu areal lahan sawah tiap-tiap petani akan mendatangkan pendapatan bagi para petani tersebut.

Wisatawan yang datang akan membayar guna dapat menikmati keindahan subak dan memetik buah dan sayur yang ada di kawasan subak tersebut. Hal itulah yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para petani yang menjadi anggota subak. Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan peningkatan taraf hidup petani sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Keberadaan kawasan ekowisata di subak Kerdung juga menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar. Adanya kawasan wisata akan menyebabkan kebutuhan akan makanan, minuman dan tranportasi juga akan meningkat. Peluang inilah yang

(12)

5

diharapkan kepada masyarakat sekitar subak untuk dapat dimanfaatkan menjadi sebuah peluang usaha. Hal ini pula akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

Subak Kerdung memiliki panorama dan suasana alam yang masih asri. Hamparan sawah yang luas dan dikelilingi jalur tracking akan membuat para wisatawan akan merasa berada seperti berada di daerah pedesaan. Kegiatan bercocok tanam padi dan budidaya sayur dan buah yang akan dilakukan di subak kerdung akan menjadikan subak ini sebagai tempat edukasi bagi para wisatawan yang datang berkinjung. Dari mulai pengairan, penanaman, membajak sawah sampai panen dapat wisatawan lihat di subak ini. Banyak hal yang dapat dilihat dan dipelajari oleh wisatawan, disamping sebagai tempat rekreasi bagi keluarga mereka.

Ekowisata Subak Kerdung juga menjaga budaya kearifan lokal yang ada.

Eksistensi subak masih akan dapat terus dipertahankan di tengah derasnya arus globalisasi. Lembaga subak sebagai salah satu kearifan budaya lokal di Bali masih bisa dipertahankan keberadaannya. Dan keberadaan subak akan dapat menjaga kelestarian alam dan lingkungan dengan menciptakan hubungan yang serasi dan hormonis dengan Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat dan lingkungan sekitar. Keberadaan kawasan ekowisata Subak Kerdung juga diharapkan dapat menjaga kelestarian unsur hayati yang ada didalamnya.

3.2 Strategi Pengembangan Subak Kerdung sebagai Kawasan Ekowista

Untuk strategi pengembangan Subak Kerdung sebagai kawasan ekowisata dianalisis menggunakan analisis SWOT.

A. Kekuatan

1. Petani-petani yang menjadi anggota Subak Kerdung setuju Subak Kerdung dikembangkan sebagai Ekowisata.

2. Kegiatan ekowisata dapat mengendalikan alih fungsi lahan di Subak Kerdung.

3. Selain untuk mengurangi jumlah alih fungsi lahan, Kegiatan ekowisata diharapkan juga dapat meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar.

4. Kegiatan ekowisata dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

5. Kegiatan ekowisata dapat merangsang dan memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

6. Sebagai ekowisata, banyak pemandangan alam dan pertanian yang bisa dilihat wisatawan.

7. Sebagai ekowisata, banyak hal yang bisa dipelajari oleh wisatawan berkaitan dengan pertanian, mulai dari mengenal tanaman padi, bagaimana budidaya penanamannya hingga panen.

8. Sebagai ekowisata, banyak hal yang bisa dilakukan oleh wisatawan sambil menikmati pemandangan alam.

9. Subak Kerdung mempunyai kekhasan yang khusus dibandingkan dengan ekowisata lainnya di Bali karena letak dari subak kerdung yang berada di tengah-tengah perkotaan yang padat pemukiman penduduk, industri dan pariwisata

(13)

6

B. Kelemahan

1. Subak Kerdung belum siap untuk dijadikan ekowisata karena pada umumnya seperti subak yang lain hanya berfokus pada bercocok tanam padi saja.

2. Tidak ada aturan yang melarang masyarakat untuk melakukan alih fungsi lahan sehingga bisa saja sewaktu-waktu petani menjual lahan sawah miliknya.

3. Subak tidak mampu dalam mengatur pembagian air irigasi sehingga ada beberapa orang dari anggota subak tidak mendapat pengairan yang mencukupi untuk sawahnya.

4. Subak tidak mampu berperan dalam mengendalikan alih fungsi lahan, sehingga jumalh sawah yang ada semakin berkurang setiap tahunnya

5. Pemilik lahan di Subak Kerdung kebanyakan dari luar daerah (luar desa)

6. Petani yang menggarap lahan di Subak Kerdung kebanyakan sebagai penyakap, bukan pemilik. Pemiliknya sebagian besar berada di luar daerah subak tersebut.

7. Subak tidak lagi cukup kuat untuk mengatur anggotanya dalam budidaya pertanian.

8. Adanya pergeseran budaya yang menyebabkan tradisi bertani dengan sistem subak semakin ditinggalkan.

C. Peluang

1. Ekowisata akan dapat meningkatkan taraf hidupdan kesejahteraan petani dan keluarganya serta masyarakat sekitar

2. Kesiapan petani Subak Kerdung dalam menjadikan subak sebagai ekowisata 3. Petani aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok tani

4. Masyarakat petani dan masyarakat setempat mudah untuk beradaptasi dengan pariwisata

5. Adanya dukungan penuh dari masyarakat petani dan sekitarnya untuk menjadikan subak Kerdung sebagai ekowisata

6. Konsep pengembangan usaha ekowisata dilakukan dengan berkelanjutan

7. Terciptanya udara yang sejuk dan segar untuk menarik minat pengunjung wisata di aerah perkotaan.

8. Adanya kebijakan pemerintah yang mengatur mengenai alih fungsi lahan 9. Banyak bantuan yang sudah diberikan kepada subak untuk menuju ekowisata D. Ancaman

1. Infrastruktur yang tersedia seperti jalan belum layak

2. Belum adanya dukungan penuh dari anggota subak dan pemerintahan desa 3. Alih fungsi lahan masalah serius yang dihadapi Subak Kerdung

4. Tidak ada pihak atau aturan hukum yang mampu menghentikan alih fungsi lahan 5. Biaya produksi yang tinggi menyebabkan petani mengeluh untuk bertani.

6. Adanya perubahan pola pikir masyarakat sehingga menyebakan berkurangnya minat masyarakat untuk bertani.

7. Besarnya tuntutan ekonomi menyebabkan keluarga petani mulai memilih usaha di bidang lain selain bertani.

(14)

7

8. Adanya persepsi masyarakat terhadap petani gurem,menyebabkan berkurangnya minat generasi muda untuk bertani.

9. Banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan di saluran air menyebabkan jaringan irigasi terganggu

3.3 Strategi pengelolaan ekowisata untuk mendukung pelestarian lingkungan Berdasarkan data yang telah dijabarkan pada faktor internal dan eksternal analisis SWOT, strategi pengelolaan ekowisata Subak Kerdung dengan analisis SWOT dapat dilihat dalam tabel 1 berikut.

Tabel 1. Matriks Analisis SWOT

IFAS

EFAS

KEKUATAN (S) 1. Petani setuju Subak Kerdung

dikembangkan sebagai Ekowisata

2. Kegiatan ekowisata dapat mengendalikan alih fungsi lahan di Subak Kerdung 3. Kegiatan ekowisata dapat

meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar 4. Kegiatan ekowisata dapat

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

5. Kegiatan ekowisata dapat merangsang dan memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat

6. Sebagai ekowisata, banyak pemandangan alam dan pertanian yang bisa dilihat wisatawan

7. Sebagai ekowisata, banyak hal yang bisa dipelajari oleh wisatawan berkaitan dengan pertanian

8. Sebagai ekowisata, banyak hal yang bisa dilakukan oleh wisatawan sambil menikmati pemandangan alam

9. Subak Kerdung mempunyai kekhasan yang khusus dibandingkan dengan ekowisata lainnya di Bali

KELEMAHAN (W) 1. Subak Kerdung belum siap

untuk dijadikan ekowisata 2. Tidak ada aturan yang

melarang masyarakat untuk melakukan alih fungsi lahan 3. Subak tidak mampu dalam mengatur pembagian air irigasi

4. Subak tidak mampu

berperan dalam

mengendalikan alih fungsi lahan

5. Pemilik lahan di Subak Kerdung kebanyakan dari luar daerah (luar desa) 6. Petani yang menggarap

lahan di Subak Sembung kebanyakan sebagai penyakap, bukan pemilik 7. Subak tidak lagi cukup kuat

untuk mengatur anggotanya dalam budidaya pertanian 8. Adanya pergeseran budaya

yang menyebabkan tradisi bertani dengan sistem subak semakin ditinggalkan

(15)

8

PELUANG (O)

1. Ekowisata akan dapat meningkatkan taraf hidup petani

2. Kesiapan petani Subak Kerdung dalam menjadikan subak sebagai ekowisata 3. Petani aktif berpartisipasi

dalam kegiatan kelompok tani.

4. Masyarakat petani dan masyarakat setempat mudah untuk beradaptasi dengan pariwisata

5. Adanya dukungan penuh dari masyarakat petani dan sekitarnyauntuk menjadikan subak Kerdung sebagai ekowisata

6. Konsep pengembangan usaha ekowisata dilakukan dengan berkelanjutan.

7. Terciptanya udara yang sejuk dan segar untuk menarik minat pengunjung wisata di aerah perkotaan.

8. Adanya kebijakan pemerintah yang mengatur mengenai alih fungsi lahan

9. Banyak bantuan yang sudah diberikan kepada subak untuk menuju ekowisata

Strategi SO

1. Menjadikan Subak Kerdung sebagai kawasan ekowisata dengan dukungan penuh dari petani dan masyarakat sekitar 2. Meningkatkan dan

mengembangkan kegiatan edukasi yang ada di Ekowisata Subak Kerdung 3. Menjadikan Subak Kerdung

sebagai ekowisata dengan ciri khas yaitu subak yang berada di tengah perkotaan

4. Mengembangkan ekowisata Subak Kerdung secara berkelanjutan agar dapat meningkatkatkan

kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar

5. Menarik minat banyak wisatawan untuk datang berkunjung untuk beristirahat sekaligus mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan tentang pertanian

Strategi WO

1. Menghimbau para petani anggota Subak Kerdung agar lebih giat berusaha tani untuk menarik minat wisatawan

2. Menghimbau petani agar tetap menjaga kelestarian subak sebagai warisan budaya yang mempunyai nilai-nilai kearifan lokal yang tinggi

3. Menghimbau petani agar tidak mengalihfungsikan lahan pertanian mereka

ANCAMAN (T) 1. Infrastruktur yang tersedia

seperti jalan belum layak 2. Belum adanya dukungan

penuh dari anggota subak dan pemerintahan desa

3. Alih fungsi lahan masalah serius yang dihadapi Subak Kerdung

4. Tidak ada pihak atau aturan hukum yang mampu menghentikan alih fungsi lahan

5. Biaya produksi yang tinggi menyebabkan petani mengeluh untuk bertani.

6. Adanya perubahan pola pikir masyarakat sehingga menyebakan berkurangnya minat masyarakat untuk bertani.

7. Besarnya tuntutan ekonomi menyebabkan keluarga petani mulai memilih usaha di bidang lain selain bertani.

Strategi ST

1. Lebih aktif mempromosikan potensi ekowisata Subak Kerdungke khalayak luar 2. Memperbaiki akses jalan

menuju Subak Kerdung

3. Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan ekowisata Subak Kerdung kepada para petani subak Kerdung

4. Menghimbau kepada anggota Subak Kerdung dan pemerintah setempat agar semakin meningkatkan kesiapan subak sebagai ekowisata

5. Meningkatkan minat para generasi penerus pertanian untuk melestarikan keberadaan subak

6. Meyakinkan keluarga petani bahwa ekowisata Subak Kerdung akan memberikan banyak manfaat/meningkatkan kesejahteraan mereka

Strategi WT

1. Meningkatkan sosialisasi kepada petani pemilik lahan tentang pentingnya keberadaan subak untuk melestarikan warisan budaya lokal

2. Meningkatkan sosialisasi manfaat ekowisata

3. Mengajak petani anggota Subak Kerdung

mensukseskan ekowisata Subak Kerdung agar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka

(16)

9

8. Adanya persepsi masyarakat terhadap petani gurem, menyebabkan berkurangnya minat generasi muda untuk bertani.

9. Banyaknya masyarakat yang

membuang sampah

sembarangan di saluran air menyebabkan jaringan irigasi terganggu

Dari strategi SO, WO, ST dan WT di atas dapat dibuat diagram analisis SWOT sebagai berikut.

Gambar 2. Diagram Analisis SWOT

Berdasarkan hasil analisis SWOT menggunakan balance score card seperti terjadi pada Gambar 2, dapat disimpulkan bahwa posisi ekowisata Subak Kerdung berada pada posisi kuadran I. Posisi kuadran I menunjukan bahwa potensi ekowisata Subak Kerdung bersifat Agresif. Strategi agresif yaitu strategi yang dirumuskan dalam kombinasi antara kekuatan (strength) dan peluang (opportunity). Strategi ini seperti yang telah dirumuskan pada matriks analisis SWOT sebelumnya adalah sebagai berikut.

1. Menjadikan Subak Kerdung sebagai kawasan ekowisata dengan dukungan penuh dari petani dan masyarakat sekitar

2. Menarik minat banyak wisatawan untuk datang berkunjung untuk beristirahat sekaligus mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan tentang pertanian

3. Menjadikan Subak Kerdung sebagai ekowisata dengan ciri khas yaitu subak yang berada di tengah perkotaan

4. Mengembangkan ekowisata Subak Kerdung secara berkelanjutan agar dapat dapat meningkatkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar

Peluang

Konservatif/berbenah Agresif

34,39

Kelemahan Kekuatan

45,46 Defensif

Kompetitif/diversifikasi

Ancaman

(17)

10

5. Menarik minat banyak wisatawan untuk datang berkunjung untuk beristirahat sekaligus mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan tentang pertanian

4. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan, Potensi yang dimiliki Subak Kerdung dalam pengembangan ekowisata adalah potensi ekonomi yaitu peningkatan pendapatan petani anggota subak dan masyarakat sekitar, potensi sumber daya alam hayati yang dimiliki subak Kerdung sebagai subak yang terletak di perkotaan serta kearifan budaya lokal yang harus dipertahankan oleh subak itu sendiri. Hasil analisis SWOT untuk strategi pengembangan ekowisata Subak Kerdung berada di kuadran 1 yang bersifat Agresif.

Strateginya adalah menjadikan Subak Kerdung sebagai kawasan ekowisata dengan dukungan penuh dari petani dan masyarakat sekitar, menarik minat banyak wisatawan untuk datang berkunjung untuk beristirahat sekaligus mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan tentang pertanian, menjadikan Subak Kerdung sebagai ekowisata dengan ciri khas yaitu subak yang berada di tengah perkotaan, mengembangkan ekowisata Subak Kerdung secara berkelanjutan agar dapat dapat meningkatkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar, menarik minat banyak wisatawan untuk datang berkunjung untuk beristirahat sekaligus mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan tentang pertanian

Daftar Pustaka

DitPP2007. Direktorat Produk Pariwisata, 2007. Pedoman Penilaian Daya Tarik Wisata.

Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Wisata. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Jakarta.

Gunawan, M.P., Lubis S.M., Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup: Proyek Agenda 21 Sektoral, United Nation Development Program (UNDP); Indonesia. 2000.

Agenda Pariwisata Untuk Pengembangan Kualitas Hidup Secara Berkelanjutan. Proyek Agenda 21 Sektoral, Jakarta. Kerjasama Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan UNDP.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2009, Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, Jakarta.

Rangkuti,F., 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Satria,D. 2009. Strategi pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal dalam Rangka Program Pengentasan Kemiskinan di Wilayah Kabupaten Malang.

Journal of Indonesian Applied Economics 3(1):37-47

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Nuestros Colaboradores ~ECORDANDO lo dicho poi'