• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of UPAYA BENTUK GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MEMOTIVASI KINERJA PEGAWAI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of UPAYA BENTUK GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MEMOTIVASI KINERJA PEGAWAI LEMBAGA PEMASYARAKATAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN: 2356-4164, E-ISSN: 2407-4276

Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

1300

UPAYA BENTUK GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MEMOTIVASI KINERJA PEGAWAI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

Feoda Azzura Seany, Mitro Subroto Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

E-mail: feodaazzura@gmail.com, subrotomitro07@gmail.com Info Artikel Abstract

Masuk: 1 Desember 2022 Diterima: 15 Januari 2023 Terbit: 1 Februari 2023 Keywords:

Leadership style, Motivation, Performance of prison employee

The style of leadership that is carried out and used and how a leader behaves has a good influence on the situation and conditions as well as employee motivation at work. Therefore, a person's leadership style can influence employees to take actions in accordance with organizational goals. The behavior of a person's leadership style for example in terms of how to give orders, the way the leader gives assignments or work, how to communicate with subordinates, how to make decisions, and so on.

Leadership and motivation are interactive. With leaders carrying out activities sympathetically, reciprocally, respecting opinions, paying attention to the feelings of subordinates or employees, this leadership style tends to be called a people-oriented leadership style, it can easily motivate subordinates or employees to have good performance as well. That way, if the leadership style has higher attention to people, the employee's motivation will be higher, this is because employees feel cared for by their leaders so that this will result in increased employee performance.

Abstrak Kata kunci:

Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Kinerja Pegawai Lembaga Pemasyarakatan

Gaya kepemimpinan yang dilakukan dan dipergunakan dan bagaimana berperilaku seorang pemimpin memiliki pengaruh baik dari situasi dan kondisi serta motivasi pegawai dalam bekerja. Oleh sebab itu gaya kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi para pegawai melakukan tindakan

(2)

1301 Corresponding Author :

Feoda Azzura Seany, e-mail : feodaazzura@gmail.com

sesuai dengan tujuan organisasi. Perilaku gaya kepemimpinan seseorang misalnya dalam hal cara memberi perintah, cara pemimpin tersebut memberi tugas atau pekerjaan, cara berkomunikasi dengan bawahan, cara membuat keputusan, dan sebagainya. Kepemimpinan dan motivasi bersifat interaktif. Dengan pemimpin melakukan kegiatan dengan simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapat, memperhatikan perasaan bawahan atau pegawai maka gaya kepemimpinan ini cenderung disebut gaya kepemimpinan yang berorientasi pada orang hal tersebut dapat dengan mudah memotivasi bawahan atau pegawai memiliki kinerja yang baik pula. Dengan begitu apabila gaya kepemimpinan makin tinggi perhatiannya terhadap orang maka motivasi pegawai akan semakin tinggi hal tersebut dikarenakan pegawai merasa diperhatikan oleh pimpinannya sehinnga hal tersebut akan mengakibatkan kinerja pegawai akan semakin meningkat.

@Copyright 2023.

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi sekarang ini dan masa dimana akan datang kompetisi yang terjadi sudah bersifat global dan adanya perubahan-perubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak organisasi dari bermacam-macam ukuran melakukan langkah restrukturisasi.

Hal ini mendorong terjadinya perubahan paradigma organisasi dari tradisional menjadi modern. Kondisi ini harus benar-benar disadari dan dipersiapkan secara proporsional. Persiapan ini terutama pada faktor-faktor sumber daya manusia yang bermutu dengan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan sumber daya manusia yang semakin kompleks.

Oleh karena itu, peningkatan kinerja sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang sangat penting di dalam sebuah organisasi, sehingga perlu diupayakan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam upaya peningkatan kinerja kearah yang lebih baik lagi terutama dalam menghadapi tuntutan masyarakat global dewasa ini. Untuk menentukan hal ini perlu dicari faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja tersebut.

Setiap organisasi, seperti halnya setiap tim, membutuhkan kepemimpinan.

Kepemimpinan memungkinkan manajer untuk mempengaruhi perilaku karyawan dalam organisasi. Dengan demikian, karyawan yang termotivasi adalah salah satu hasil terpenting dari kepemimpinan yang efektif. Menurut (Abbas & Asgar 2010:9), manajer yang sukses juga merupakan pemimpin yang sukses karena mereka mempengaruhi karyawan untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Mencapai tujuan organisasi, bagaimanapun, tidak cukup untuk membuat karyawan

(3)

1302 termotivasi tetapi membantu karyawan mencapai tujuan pribadi dan karir mereka sendiri adalah bagian penting dari motivasi mereka. Kepemimpinan dan motivasi bersifat interaktif. Efektivitas kepemimpinan sangat bergantung pada, dan sering didefinisikan dalam hal kemampuan pemimpin untuk memotivasi pengikut menuju tujuan kolektif atau misi atau visi kolektif (Shamir, Zakay, Breinin, & Popper 1998:390). Semakin termotivasi para pendukung, semakin efektif pemimpin;

semakin efektif pemimpin, semakin memotivasi para pengikut.

Kepemimpinan adalah ''proses pengaruh sosial yang diperlukan untuk pencapaian tujuan sosial dan organisasi; itu mencolok dalam ketidakhadirannya dan misterius dalam kehadirannya – akrab namun sulit untuk'' (Faeth 2010:2). Para pemimpin memahami bahwa mereka memiliki kekuatan dan bahwa mereka memahami sumber kekuatan mereka: posisi mereka; kemampuan mereka untuk memberi penghargaan dan memaksa; keahlian mereka; dan daya tarik serta karisma pribadi mereka. Mereka mempengaruhi perilaku pengikut mereka melalui komunikasi, dinamika kelompok, pelatihan, penghargaan dan disiplin. Ada banyak jenis gaya kepemimpinan, yaitu: kepemimpinan transformasional, situasional, otokratis, visioner, dan karismatik.untuk memajukan pemahaman lebih lanjut tentang mekanisme yang mendasarinya

Pemimpin transformasional sering dikenal karena menggerakkan dan mengubah hal-hal dengan cara utama dengan mengomunikasikan kepada pengikut visi yang jelas tentang masa depan dengan memanfaatkan cita-cita dan motif tertinggi pengikut. Mereka dikatakan kuat dalam mengubah organisasi yang lemah atau menurun dengan mempengaruhi pengikut/ karyawan untuk diyakinkan oleh visi, ide, dan kemungkinan baru mereka. Mereka mempengaruhi perubahan positif dalam budaya organisasi dan pembelajaran.

Perilaku kepemimpinan transformasional mencakup, antara lain, empat komponen utama: motivasi inspirasional; pengaruh yang diidealkan; pertimbangan individual; dan stimulasi intelektual (Bass & Avolio 1994). Kirk dan Dijk (2007) lebih lanjut menjelaskan bahwa motivasi inspirasional mencakup penciptaan dan penyajian visi masa depan yang menarik; penggunaan simbol dan argumen emosional; dan demonstrasi optimisme dan antusiasme. Pengaruh yang diidealkan mencakup perilaku seperti: berkorban untuk kepentingan kelompok; memberikan contoh pribadi; dan menunjukkan standar etika yang tinggi. Pertimbangan individual termasuk memberikan dukungan, dorongan, dan pembinaan kepada pengikut. Akhirnya, stimulasi intelektual melibatkan perilaku yang meningkatkan kesadaran akan masalah dan menantang pengikut untuk melihat masalah dari perspektif baru.

Motivasi adalah kekuatan pendorong dalam mengejar dan memuaskan kebutuhan seseorang (Kontodimopoulos, Paleologou & Niakas 2009). . Motivasi juga didefinisikan sebagai proses yang menjelaskan semangat, arah, dan ketekunan individu dalam upaya mencapai tujuan, yang berarti hasil interaksi antara individu dan situasi (Robbins, Judge, Odendaal & Roodt 2009). Motivasi berfokus pada dan mencakup proses yang memandu kekuatan umum dan arah tindakan seseorang dari waktu ke waktu.

Motivasi merupakan instrumen fundamental untuk mengatur perilaku kerja karyawan (Olusola 2011). Motivasi untuk bekerja, baik intrinsik maupun ekstrinsik,

(4)

1303 sangat penting dalam kehidupan karyawan karena merupakan alasan penting untuk bekerja dalam kehidupan (Ololube 2006). Motivasi intrinsik diatur oleh kesenangan pribadi, minat atau kesenangan (Lai 2011) dan itu melibatkan kinerja suatu aktivitas untuk kepuasan yang melekat pada suatu aktivitas. Motivasi ekstrinsik mengacu pada

Keberhasilan setiap organisasi bergantung pada dorongan karyawannya untuk berkembang melalui upaya, komitmen, keterlibatan, praktik, dan ketekunan mereka. Dengan demikian, motivasi menjadi topik penting karena kompetensi kepemimpinan mencakup kemampuan memotivasi karyawan (Lussier 2013) sebagai salah satu tugas atau pekerjaan yang krusial.

Kualitas hubungan seorang manajer dengan seorang karyawan adalah elemen motivasi karyawan yang paling kuat. Ini menciptakan sikap profesional, positif dan hormat dan karyawan lebih mungkin untuk mengadopsi pendekatan yang sama dengan rekan-rekan mereka dan menikmati pekerjaan. Faktor yang diperhitungkan untuk meningkatkan Kinerja pegawai adalah adanya motivasi dan kemampuan pemimpin dalam mengarahkan pegawai yang dimiliki pegawainya. Hal ini cukup beralasan sebab kemampuan pemimpin dalam mengarahkan pegawai dan motivasi kerja merupakan faktor yang mencerminkan sikap dan karakter seseorang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Menurut Rachmawati (2008) Kinerja merupakan evaluasi formal terhadap prestasi karyawan. Evaluasi tersebut dapat dilakukan secara informal, misalnya manajer menegur kesalahan karyawan atau memuji karyawan apabila berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik.

Tabel 1. Capaian Ditjenpas Meningkatkan Koordinasi dan Kerjasama Tahun 2020

Sumber: http://www.ditjenpas.go.id/laporan-kinerja-pemasyarakatan-tahun-2020

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan ialah jenis penelitian kualitatif studi kasus, yaitu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan sosial individu, kelompok, institusi atau masyarakat. penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sementara itu, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.

(5)

1304 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahun 2021 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Publik Bidang Hukum Bidang Pemasyarakatan yang diukur melalui survey kepada responden terhadap layanan Pemasyarakatan yang dilaksanakan perbulan melalui aplikasi survei.balitbangkumham.go.id dan selanjutnya dirata-ratakan dalam kurun waktu satu tahun berjalan. Target capain indikator "Indeks Kepuasan Layanan Pemasyarakatan" pada tahun 2021. Dengan nilai sebesar 3,15 Indeks Realisasi sebesar 3,78 sehungga Capaian Tahun 2021 sebesar 120%.

https://www.kemenkumham.go.id/attachments/Produk_Perencanaan/LAKIP/LKIP_

KEMENKUMHAM_2021_1.pdf

Membicarakan kepemimpinan memang menarik, pemimpin dan kepemimpinan pada hakikatnya dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Maka jelaslah di mana ada kumpulan manusia di situ diperlukan adanya seorang pemimpin dengan gaya dan sikap kepemimpinan yang mungkin bebeda-beda, namun diarahkan agar kumpulan manusia tersebut dapat secara bersama-sama secara teratur mencapai tujuan yang dikehendaki.

George R.Terry dalam Sutarto (2006) menyatakan sifat-sifat yang seharusnya ada pada pemimpin adalah:

a. Kecerdasan (Intelegence) b. Inisiatif (Inisiative)

c. Kekuatan atau pendorong (Energy of drive) d. Kematangan perasaan (Emosional Maturity) e. Meyakinkan (Persuasive)

f. Kemahiran berkomunikasi (Comunicative Skill) g. Ketenang diri (Self-Assurance)

h. Cerdik (Perceptive) i. Daya Cipta (Creativity)

j. Berperan serta dalam pergaulan (Social Partisipation)

Pemimpin pasti akan menerapkan gaya kepemimpinannya sesuai dengan gaya dari pimpinan tersebut, artinya setiap pemimpin akan membawa budaya dan kebiasaannya masing-masing dalam melakukan kepemimpinannya. Adapun macammacam gaya kepemimpinan menurut Kartono (2003) adalah sebagai berikut:

(6)

1305 1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic 3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Model Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai

Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik. Topik ini senantiasa memberikan daya tarik yang kuat pada setiap orang, sehingga tidak heran apabila banyak anggapan yang menyatakan bahwa suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan . Suatu ungkapan mulia yang menyatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu orang pada posisi terpenting.

Dalam upaya membawa perubahan pemimpin perlu memotivasi diri untuk berubah, sebelum dia memotivasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dalam mengambil keputusan untuk mengadakan perubahan, pemimpin perlu mengingat bahwa keputusan yang menyatukan ide-ide sekelompok orang lebih superior dibandingkan dengan pendapat dari satu orang yang dipaksakan kepada seluruh organisasi

Ketika konflik terjadi anggota-anggota organisasi mencari cara pemecahannya supaya terjamin keteraturan. Untuk itulah pemimpin dituntut untuk memiliki cara atau metode-metode sendiri dalam hal ini gaya kepemimpinan yang cocok di dalam suatu organisasi yang dipimpinnya, sehingga organisasi tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan dapat memecahkan konflik -konflik yang terjadi di dalamnya sehingga pemimpin diharapakan dapat membuat aturan- aturan dan bahkan norma-norma tertentu untuk ditaati agar konflik tidak terulang dalam organisasi tersebut.

Motivasi terhadap Kinerja pegawai

motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang karyawan untuk bekerja. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Stephen P. Robbins, 2001). Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan.

Pada dasarnya, karyawan yang termotivasi berada dalam kondisi tegang dan berupaya mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya yang dapat mengurangi ketegangan tersebut melalui energi positif yang disebut dengan motivasi. Apabila seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya tersebut serta difokuskan pada tujuan organisasi.

Perbuatan yang dilakukan dengan tidak sadar, tidak memiliki motif. Dengan demikian jelas bahwa motivasi dapat mempengaruhi tindakan pegawai dalam melakukan kegiatannya, namun pada kenyataannya motivasi pegawai tersebut bergantung pada pegawainya itu sendiri.

Kinerja Sebuah Organisasi Dapat Dipengaruhi Oleh Kepemimpinan Dan Motivasi Pegawai

Para pimpinan dalam sebuah organisasi sangat menyadari bahwa ada

(7)

1306 perbedaan kinerja antara seorang pegawai dengan pegawai lainnya yang berada di bawah pengawasannya. Walaupun para pegawai bekerja pada bagian yang sama, namun produktivitas mereka bisa tidak sama. Penilaian kerja pegawai didasarkan atas penilaian dan kemampuan dari karyawan yang bersangkutan dengan menilai faktorfaktor kemampuan, disiplin, dan kreativitas.

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Namun ada pula yang berpendapat bahwa kinerja karyawan itu dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: kemampuan (ability), motivasi (motivation), dan kesempatan (opportunity) dan faktor kepemimpinan. Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh.

PENUTUP Kesimpulan

Gaya kepemimpinan menentukan cara yang ditempuh seorang pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya untuk melakukan tindakan sesuai dengan tujuan organisasi. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan yang melibatkan membangun kepercayaan, menginspirasi visi bersama, mendorong kreativitas dan menekankan pengembangan berhubungan positif dengan komitmen karyawan. Dengan gaya kepemimpinan yang dilakukan secara tepat dapat membantu dalam motivasi para pegawai yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pegawai dan komitmen organisasi.

Gaya kepemimpinan yang diterima oleh pegawai akan memotivasi, menginspirasi dan mempengaruhi mereka ketika keputusan dan masalah muncul.

Selanjutnya, gaya kepemimpinan yang tepat dilakukan dapat menciptakan komitmen organisasi yang positif dan meningkatkan kinerja pekerjaan. Kemudian melalui gaya kepemimpinan juga dapat meningkatkan komitmen organisasi dengan memberikan penghargaan untuk mendorong pegawai bekerja lebih keras dan semakin efektif.

Implikasi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai saran terhadap pimpinan di Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dan khususnya di Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan. Dalam menjalankan organisasi khususnya di pemerintahan ini tentu harus dapat berjalan efektif dan selalu untuk meningkatkan hal-hal secara positif. Dengan gaya kepemimpinan yang tepat dan memberikan dukungan seperti memotivasi para pegawai tentu akan dapat terwujudnya hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

(8)

1307 Makmur, Syarif, (2008), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas

Organisasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Ms, M. R. F., & Kusmiyanti, K. (2022). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Di Lapas Kelas 1 Medan. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9(1), 227-234.

PADA BANK BRI TANJUNG PINANG. Jurnal Benefita 2, Vol 1, 34-46.

Rohaeni, H. (2016). MODEL GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI. Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis, Vol. IV No.1April 2016, 32-47.

Rohaeni, Heni. 2009. Pengaruh gaya kepemimpinan dalam sebuah organisasi.

Jurnal Cakrawala vol No 2 September 2009

Satriadi, D. (2017). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

Wijaya, Bernardine. R, dan Susilo Supardo. 2006. Kepemimpinan dasar-daSAR pengembangannya. Yogyakarta: Andi Offset

Referensi

Dokumen terkait

Changing sentences [Voice, Sentences, Assertive-Interrogative, Affirmative-Negative, Assertive- Exclamatory or vice-versa] Section D : Writing Test Dialogues: Write a dialogue between