Vol.5 , No.1, April 2021, hlm. 157-163 DOI: 10.37274/rais.v5i1.394
Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Membentuk Akhlak Siswa di MAN 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019
Marlina Wulandari1*, Retno Wahyuningsih1
1 IAIN Surakarta / Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: mendiskripsikan upaya guru Bimbingan dalam membentuk Ahklak di MAN 2 Boyolali tahun pelajaran2018/20219. Metode penelitian yang digunkanan adalah kualitatif diskriptif di MAN 2 Boyolali pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2018. Sampel adalah guru bimbingan konseling MAN 2 Boyolali. Hasil penelitian menunjukan : bahwa upaya guru Bimbingan Konseling di MAN 2. Melalui Proses pembelajaran di kelas sesuai dengan satuan layanan MAN 2 Bimbingan dan Konseling MAN 2 Boyolali Tahun 2017/2018, yaitu dengan metode nasehat, metode keteladanan, metode hukuman (bukan hukuman fisik namun lebih diarahkan kearah spiritual). Memberikan nasihat dan motivasi kepada siswa agar senantiasa berkelakuan baik, selama dilingkungan sekolah ataupun dilingkungan keluarga dan masyarakat. Melalui kegiatan di luar pembelajaran, dimana pelaksanaanya guru Bimbingan Konseling bekerja sama dengan guru Aqidah Akhlak. Bentuk kerjasama antara keduanya yaitu memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah dengan menghafalkan surat pendek atau ayat dalam pelajaran Aqidah Akhlak.
Selain itu, guru Bimbingan Konseling juga bekerjasama dengan orang tua siswa melalui pengisian buku kontrol.
Kata kunci: Akhlak, Bimbingan Konseling, Membentuk Akhlak.
Abstract
This study aims to see: describe the efforts of the Guidance teacher in forming Ahklak in MAN 2 Boyolali in the academic year 2018/2020. The research method used is descriptive qualitative in MAN 2 Boyolali from March to August 2018. The sample is the counseling teacher at MAN 2 Boyolali. The results showed: that the efforts of the Counseling Guidance teacher in MAN 2. Through the learning process in the classroom according to the MAN 2 Guidance and Counseling service unit MAN 2 Boyolali 2017/2018, namely the advice method, exemplary method, method more directed towards the spiritual). Provide advice and motivation to students so that they always behave well, as long as they are in the school environment and in the family and community. Through activities outside of learning, where the implementation of the Counseling Guidance teacher collaborates with the Aqidah Akhlak teacher. The form of cooperation between protection provides sanctions for students who do not comply with school regulations by memorizing short letters or verses in Aqidah Akhlak lessons. In
E – ISSN : 2686 – 2018
addition, the Counseling Guidance teacher also communicates with the parents by filling in the control book.
Keywords : Akhlak, Counseling Guidance, Forming Akhlak.
I. Pendahuluan
Persoalan yang dihadapi oleh guru sekarang ini adalah masalah krisis akhlak di kalangan siswa. Seperti siswa bersekolah Madrasah Tsanawiyah di salah satu wilayah Pontisiswa Timur yang melakukan pemukulan terhadap guru, saat ditegur waktu pembelajaran dikelas. Siswa tersebut tidak terima lantaran ditegur, dan siswa tersebut membalas guru dengan melempar kursi ke pada guru dan mengenai kepala guru, gurupun jatuh tak sadarkan diri, dan seorang saksi meminta pertolongan kepada guru lain. (Kompas.com, 7/3/2018)
Akibatnya akhlak generasi muda kita semakin tidak menentu dan benar-benar ke luar dari bingkai akhlak Rasullah Saw. Dalam hal ini pribadi yang Rasullah SAW. adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan teladan dan membentuk pribadi yang akhlakul karimah. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-qur’an surat Al-Ahzhab 33: 21
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
Disamping itu, Rasulullah Saw. Sendiri menyebutkan:
ُتْثِعُب اَمَّنِا :َلَاق َمَلَسَو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِهللا َلوُس َر َّنَأ ُهَغَلَ ب ْدَق ُهَّنَا ٍكِلاَم ْنَع يِنَثَّدَحَو اورا ِ(َقْا ََْ ا َاِراَرَم َمِ مَتَم ُِل
)كلام
Artinya: Ia (Yahya) meriwayatkan kepadaku dari Malik, ia telah mendapat kabar bahawa Rasulullah Saw bersabda, “Sungguh, aku diutus untuk menyempurnaan akhlak yang mulia.” (Imam Malik, bin Anas, 2010: 430)
Dari penjelasan ayat dan hadis diatas, maka dapat kita ketahui bahwasanya akhlak dalam kehidupan manusia menempati hal penting, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya, sejahtera dan rusaknya bangsa tergantung bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, akan sejahteralah lahir batinnya. Sebaliknya apabila akhlaknya buruk, rusaklah lahir dan batinnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satucara yang digunakan dengan program pelayanan bimbingan konseling.Program pelayanan bimbingan koseling merupakan bagian yang terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, upaya guru pembimbing maupun berbagai aspek yang terlingkup dalam
program merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan di lembaga yang bersangkutan.
Sebagai bagian terpadu, program pelayanan bimbingan konseling diarahkan kepada upaya yang memfasilitasi siswa asuh mengenal dan menerima dirinya sendiri serta lingkungannya secara positif dan dinamis, dan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab, mengembangkan serta mewujudkan diri secara efektif dan produktif, sesuai dengan peranan yang diinginkan masa depan serta menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Peranan bimbingan konseling tidak hanya terbatas pada bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga sosial, pribadi, intelektual dan pemberian nilai. Dengan adanya bimbingan konseling didalam dunia pendidikan diharapkan terciptanya generasi yang mampu memenuhi persyaratan untuk diterima menjadi anggota masyarakat dan berguna bagi nusa dan bangsa, keadaan semacam inilah yang menjadikan sikap yang memegang teguh akhlakul karimah.
Adanya peran bimbingan dan konseling dalam pendidikan maka integrasi dari seluruh potensi dapat dimunculkan sehingga keseluruhan aspek muncul, bukan hanya kognitif saja tetapi juga seluruh komponen dirinya baik itu kepribadian, hubungan sosial, serta memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan pegangan.
Sebagaimana di MAN 2 Boyolali, mempunyai program untuk memberikan banyak keuntungan, baik bagi para siswa yang mendapat layanan dari bimbingan dan konseling, diantaranya: 1) Program harian, yaitu program yang berlangsung diadakan pada hari- hari tertentu dalam satu minggu. 2) Program mingguan, yaitu program yang akan dilakssiswaan secara penuh untuk kurun waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan.
3) Program bulanan, yaitu program yang akan dilakssiswaan secara penuh untuk kurun waktu satu bulan tertentu dalam satu semester. 4) Program semester, yaitu program yang akan dilakssiswaan secara penuh untuk kurun waktu satu semester tertentu dalam satu jenjang sekolah. 5) Program Tahunan, yaitu program yang akan dilakssiswaan secara penuh untuk kurun waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.
(wawancara, dengan ibu Eva guru BK, 09/02/2018)
Kelima jenis program tersebut satu sama lain saling terkait. Program tahunan didalamnya meliputi program semesteran, program semesteran didalamnya meliputi program bulanan, program bulanan meliputi agenda mingguan, dan agenda mingguan didalamnya meliputi agenda harian. Agenda harian ini merupakan jabaran dari agenda mingguan guru pembimbing pada kelas yang diasuhnya. Agenda ini dibuat secara tertulis pada buku agenda yang berupa satuan layanan dan satuan pendukung (RPP).
Tentunya program yang dimiliki bimbingan dan konseling di MAN 2 boyolali yang menekankan pendidikan akhlak siswa-siswi ungkap ibu Eva selaku guru BK, dikarenakan pengaruh media begitu mencuat dalam kehidupan siswa-siswi. Misalnya dalam bergaya, film-film horor, kriminal bersenjata, dan cara berpakaian ditayangkan melalui berbagai saluran media elektronik. Selain itu masih ada siswa yang belum sepenuhnya melakssiswaan sholat lima waktu. (wawancara, ibu Eva guru BK, 23/02/2018).
Peningkatan kualitas akhlak penting ditanamkan kepada siswa-siswi Madrasah Aliyah 2 Boyolali, agar akhlak yang kurang baik seperti yang disebutkan diatas dapat ditanggulangi. Maka dari itu melalui tugas dan fungsinya memberikan layanan bimbingan konseling dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling. Hal ini menarik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali ini adalah cara yang digunakan oleh Guru Bimbingan Konseling dalam membina dan membimbing para peserta didik supaya tercipta generasi muda yang berkualitas dan berakhlak mulia. Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali seharusnya peserta didik mempunyai akhlak yang baik, karena mengingat mereka adalah siswa Madrasah Aliyah yang sudah dibekali banyak ilmu agama dan ilmu pendidikan akidah akhlak.
Dari permasalahan yang terjadi diperlukan suatu penanganan yang serius agar tujuan pendidikan dapat dilakssiswaan dengan optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu untuk dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai upaya guru BK dengan mengambil judul ”Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019”.
II. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif. Penelitian ini upaya guru bimbingan konseling dala meningkatkan akhlak siwa. Penelitian kulitatif menurut (Sugiyono, 2014: 9( Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivesme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui upaya guru bimbingan konseling dalam membentuk akhlak siswa di MAN 2 Boyolali tahun ajaran 2018/2019.
Penelitian ini dilakukan di MAN 2 Boyolali pada tahun pelajaran 2018/2019, dengan pertimbangan dimana sekolah ini siswanya cenderung memiliki akhlak yang kurang baik. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2018.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS 2 sebanyak 40 siswa. Menurut Sugiyono (2015: 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun sampel dari penelitian ini adalah guru bimbingan konseling.
III. Hasil dan Pembahasan A. Temuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MAN 2 Boyolali, Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian ini mengangkat variabel penelitian yaitu variabel bebas Guru Bimbingan Konseling serta variabel terikat yaitu Akhlak Siswa. Penelitian ini, menggunakan pengumpulan data yaitu wawancara, Observasi, Dokumentasi. Keabsahan data dengan tipe dasar triangulasi: triangulasi sumber, triangulasi data, triangulasi metode. Teknik analisi data menggunakan reduksi data, penyajian data, penarikan data.
B. Pembahasan
Berdasarkan pemaparan data di atas dapat diintepretasikan bahwa upaya Bimbingan Konseling dalam membentuk akhlak siswa di MAN 2 Boyolali perlu melibatkan beberapa guru aqidah akhlak, orang tua dan ekstrakurikuler yang ada di sekolah berkaitan dengan akhlak siswa, seperti ekstra rohis. Dalam ekstra rohis membantu guru Bimbingan Konseling agar kedisiplinan siswa dapat terbentuk melalui pembiasaan dan kedisiplinan yang baik. Untuk itu perlu ada pengontrolan yang dilakukan guru Bimbingan Konseling pada setiap program yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Maka internalisasi dasar agama dalam kehidupan setiap pribadi seorang siswa menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Pembelajaran Bimbingan Konseling di kelas X IPS 2 dilaksanakanseminggu 1 kali dengan durasi 45 menit. Pada hari Kamis. Tujuan dari pembelajaran bimbingan di kelas untuk mengetahui psikologis, kebiasaan, dan permasalahan yang dihadapi siswa. Selain itu dengan guru Bimbingan Konseling masuk kedalam kelas untuk mendekatkan antara siswa dengan guru Bimbingan Konseling tersebut. Karena sebagian besar siswa menganggap guru Bimbingan Konseling hanya polisi keamaan sekolah yang akan memberikan sanksi-sanksi kepada siswa yang bermasalah.
Guru Bimbingan Konseling di MAN 2 Boyolali terdapat 2 guru, yakni Ibu Eva sebagai guru kelas dan Ibu Endah sebagai koordinator. Setiap program Bimbingan Konseling di atur oleh koordinator kemudian untuk menjelankan program tersebut dibantu oleh guru kelas. Guru Bimbingan Konseling ini memiliki peran penting untuk membantu siswa yang akhlaknya kurang baik dengan memberikan pelayanan serta pengawasan secara continue, agar proses yang dilakukan guru Bimbingan Konseling memperoleh hasil dan memperbaiki akhlak siswa tersebut.
Keberagaman siswa dalam kelas ini membuat kelas menjadi lebih hidup, karena setiap
baik menjadi termotivasi oleh siswa yang berprestasi dan berdisiplin tinggi. Sehinggga salah satu peran adanya guru Bimbingan Konseling adalah membentuk siswa agar dapat menyesuaikan dan mengikuti aturan yang diterapkan disekolahan, dengan saling memberikan semangat dari semua pihak maka dapat berjalannya pembelajaran yang baik yang sesuai dengan tujuan.
Untuk dapat menanamkan akhlak pada diri seorang peserta didik harus melalui cara yang tepat agar apa yang diharapkan dari pendidikan akhlak yang diberikan dapat tertanam dengan baik. Hal itu perlu metode-metode khusus. Sebagaimana yang dikatakan oleh Aly (1999:34-2000) Metode pendidikan akhlak yang harus diterapkan yaitu : metode pembiasaan, metode keteladanan, metode nasihat, dan metode hukuman.
Guru Bimbingan Konseling di MAN 2 Boyolali berusaha memberikan seluruh upaya yang dapat terus digunakan untuk membentuk akhlak siswa yang kurang baik melalui dua cara yakni didalam kelas dan diluar kelas, didalam kelas dengan cara menggunakan metode nasehat, metode keteladanan, metode hukuman (bukan hukuman fisik namun lebih diarahkan kearah spiritual). Pertama metode nasehat dengan cara memberikan konseling kepada siswa yang bermasalah. Kedua metode keteladanan dengan cara guru memberikan contoh yang baik bagi siswa, yakni dengan berpakaian rapi, memulai pelajaran sesui jadwal. Ketiga metode hukuman dengan cara memberikan sanksi kepada siswa yang terlambat masuk kelas dengan membaca Al-quran.
IV. Kesimpulan
Hasil analisis data penelitian tentang “Upaya Guru Bimbingan Koseling Dalam Membentuk Ahklak Siswa di MAN 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019” maka adapat disimpulkan:
Proses pembelajaran di kelas sesuai dengan satuan layanan MAN 2 Bimbingan dan Konseling MAN 2 Boyolali Tahun 2017/2018, yaitu denganmetode nasehat, metode keteladanan, metode hukuman (bukan hukuman fisik namun lebih diarahkan kearah spiritual). Memberikan nasihat dan motivasi kepada siswa agar senantiasa berkelakuan baik, selama dilingkungan sekolah ataupun dilingkungan keluarga dan masyarakat.
Melalui kegiatan di luar pembelajaran, dimana pelaksanaanya guru Bimbingan Konselingbekerja sama dengan guru Aqidah Akhlak. Bentuk kerjasama antara keduanya yaitu memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah dengan menghafalkan surat pendek atau ayat dalam pelajaran Aqidah Akhlak.Selain itu, guru Bimbingan Konseling juga bekerjasama dengan orang tua siswamelalui pengisian buku kontrol.
V. Daftar Pustaka
Agus Abdul Rahman. 2017. Metodologi Penelitian Psikologo. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ainur Rahim Faqih. 2006. Bimbingan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta: UII Press.
Akmal Hawi. 2013. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Al Muwaththa’ Imam Malik. Al Muwaththa’ lil Imam Malik. Jakarta: Pustaka Azzam.
Bimo Walgito. 2010. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Andi.
Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Pustaka Nasional RI.
Dewa Ketut Sukardi. 1994. Bimbingan Karier Disekolah-sekolah. Jakarta:CV Misaka Gazila.
Elfi Mu’awanah. 2012. Bimbingan Konseling Islam. Yogyakarta: Teras.
EndangErtaiatiSuhesti. 2012. Bagaimana Konselorsekolah Bersikap.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hallen A. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Perss.
Hasan Basri. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Helmawati. 2016. Pendidikan Keluarga. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Hery Noer Aly. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Hidayat, Nur. 2013. Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Imam Suprayogo. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial(Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: GP Press.
John W. Creswell. 2014. Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Khozim. 2013. Khazanah Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky. 2004. Konseling dan Psikoterapi Islam. Jogjakarta: Fajar Pustaka Baru.
M. HasyimSyamhudi. 2015. Akhlak Tasawuf dalam Konstruksi Paramida Ilmu Islam.
Malang: Madani Media.
Manpan Drajat. 2014. Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Mattew B.Melies, A. Micheel Huberman. 2009. Analis Data Kualitatif. Jakarta: UI Pers.
Mohammad Takdir Ilahi. 2014. Gagalnya Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Samsul Munir Amin. 2016. Ilmu Akhlak. Jakarta: Amzah.
Sudarwan Danim, Khairil. 2012. Profesi Pendidikan. Bandung: IKAPI.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sutirna. 2013. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Syamsu Yusuf, Juntika Nurhsan. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Rosdakarya.
Thohari Musnamar. 1992. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: UII Press.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Uzer Usman. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung:PT RemajaRosdakarya Remaja.
W.J.S Poerwadarminta. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
WS. Winkle. 2005. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: PT. Gramedia.
Zaenal Abidin, Alief Budiyono. 2010. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Purwokerto:
Stain Press Purwokerto.