• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Tematik Melalui Model Discovery Learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Tematik Melalui Model Discovery Learning"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

(SIPPG)

Available online: https://journal.uinsi.ac.id/index.php/SIPPG/index

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 47

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Tematik Melalui Model Discovery Learning

Wahyunita1, Alifviya Agustin Juhari*2,Rega Armella 3

1 MI Miftah Darussalam Samarinda

23 UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

1 wahyu_nita@gmail.com, 2 Juharialif@gmail.com, 3 rega_armella@yahoo.com

* Corresponding Author

Diserahkan: 6/4/2023 Direvisi: 3/6/2023 Diterima: 5/6/2023

Abstract: Research that has been conducted in class III MI Miftah Darussalam found the cause of less than optimal thematic learning outcomes, students still have difficulty understanding the material being taught so they are less active in the learning process. The purpose of this study was to improve the skills of grade III students in semester 1 at MI Miftah Darussalam, Sungai Raya District, Hulu Sungai Selatan Regency in thematic subjects on the topic of Growth and Development of Living Things through the use of the Discovery Learning learning model.

This study uses a qualitative descriptive method of classroom action research, which consists of two research cycles. The subjects of this study were 10 grade III students of MI Miftah Darussalam in the odd semester of the 2022/2023 academic year. Data were collected using observation techniques and written tests, and data analysis was performed using average presentations. The results of the evaluation in cycle I found that some students had not reached the Minimum Completeness Criteria (KKM) as well as the overall level of completeness. However, in the results of the second cycle test there was an increase in student learning outcomes according to the KKM and classical completeness criteria. From these results it can be concluded that the use of the Discovery Learning Model is able to improve student learning outcomes in thematic learning theme 2 on the growth and development of living things in class III MI Miftah Darussalam, Sungai Raya District, Hulu Sungai Selatan Regency.

Keywords: Discovery learning model, learning outcomes, students, thematic learning.

Abstrak: Penelitian yang telah dilakukan di kelas III MI Miftah Darussalam ditemukan penyebab kurang maksimalnya hasil belajar tematik, siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan sehingga kurang aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas III semester 1 di MI Miftah Darussalam Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam mata pelajaran Tematik pada topik Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup melalui penggunaan model pembelajaran Discovery Learning. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari dua siklus penelitian. Subjek penelitian ini adalah 10 peserta didik kelas III MI Miftah Darussalam semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Data dikumpulkan dengan teknik observasi serta tes tertulis, dan analisis data dilakukan dengan menggunakan rata-rata presentasi. Hasil evaluasi pada siklus I, ditemukan bahwa beberapa siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) serta tingkat ketuntasan secara keseluruhan. Namun, pada hasil tes siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan KKM dan kriteria ketuntasan klasikal. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Discovery Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik tema 2 materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup di kelas III MI Miftah Darussalam Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Discovery learning, Pembelajaran Tematik, Peserta Didik.

(2)

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 48 How to Cite: Wahyunita, et. al. (2023). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Tematik Melalui Model Discovery Learning SIPPG, 1(2), 47-58

A. Pendahuluan

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan yang layak, manusia diharapkan memperoleh pendidikan untuk mencapai potensi penuh sebagai manusia yang lebih baik. Dalam hal ini, pendidikan diharapkan dapat membawa perubahan positif untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja untuk mengubah perilaku manusia dengan tujuan meningkatkan kematangan manusia dengan proses pengajaran dan latihan.1 Pendidikan memiliki arti sebagai suatu proses pembimbingan terhadap potensi alami yang dimiliki oleh anak, dengan tujuan agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang paling tinggi, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.2

Belajar merupakan proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga adanya perubahan tingkah laku. Selama reaksi tersebut terdapat faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal yang berasal dari dalam diri individu maupun faktor eksternal yang berasal dari lingkungan.3 Oleh karena nya dibutuhkan cara agar peserta didik termotivasi dalam semangat belajar serta dapat memperoleh skor yang diinginkan. Demi tercapainya tujuan dari pembelajaran maka itu pembelajaran tematik wajib berjalan dengan melibatkan diri peserta didik secara aktif dan berpikir. Berpikir adalah aktivitas psikis yang disadari dan terjadi jika dihadapkan pada suatu masalah yang perlu dipecahkan.4 Dengan artian pembelajaran berlangsung secara efektif dan menyenangkan. Menurut Kuartet proses belajar mengajar yang efektif ditandai dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk belajar murid.5

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan di kelas III MI Miftah Darussalam ditemukan penyebab kurang maksimalnya hasil belajar tematik. Guru masih berpatokan dengan textbook dalam menyampaikan materi kepada peserta didik dan belum menggunakan referensi lain. Guru tidak menghubungkan materi dengan dunia nyata peserta didik. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, terlihat bahwa siswa pada pembelajaran tematik masih mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan sehingga kurang aktif dan kurang semangat dalam proses pembelajaran. Masalah ini mempengaruhi hasil belajar siswa, terutama pada pembelajaran tema 2, subtema 1, yaitu "Manfaat Tumbuhan bagi Kehidupan Manusia" di kelas III MI Miftah Darussalam, menunjukkan bahwa tingkat masih rendah.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh data bahwa pada pembelajaran tematik tema 2 subtema 1, dari total 10 siswa kelas III MI Miftah Darussalam, hanya 30% atau 3 siswa yang mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan siswa yang belum mencapai KKM mencapai 70% atau 7 siswa.Untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran yang disebutkan, dapat digunakan sebuah model pembelajaran yang disebut discovery learning. Model ini bertujuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, dengan cara mengembangkan cara belajar siswa secara mandiri dan mengajak mereka untuk menemukan dan menyelidiki materi pelajaran sendiri.

Dari latar belakang diatas, peneliti mengambil judul tentang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Tematik Melalui Model Discovery Learning Di MI

1 Khamim Zarkasih Putro et al., “Pola Interaksi Anak Dan Orangtua Selama Kebijakan Pembelajaran Di Rumah,” Fitrah: Journal of Islamic Education 1, no. 1 (2020): 124–40.

2 Desi Pristiwanti et al., “Pengertian Pendidikan,” Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 4, no. 6 (2022): 7911–15.

3 Wahyudin Wahyudin, “Optimalisasi Peran Kepala Sekolah Dalam Implementasi Kurikulum 2013,” Jurnal Kependidikan 6, no. 2 (2018): 249–65.

4 Rega Armella, “KONSEP MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI,”Psikologi Dakwah, 2022, 53.

5 Hamonangan Tambunan, Marsangkap Silitonga, and Uli Basa Sidabutar, Blended Learning Dengan Ragam Gaya Belajar (Yayasan Kita Menulis, 2020).

(3)

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 49 Miftah Darussalam”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada mata pelajaran Tematik kelas III di MI Miftah Darussalam pada tema 2, yaitu materi Menyayangi Tumbuhan dan Hewan dengan sub tema 1 Manfaat Tumbuhan bagi Kehidupan Manusia pada tahun ajaran 2022/2023.

B. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran Discovery Learning

Discovery Learning adalah suatu model pembelajaran di mana peserta didik aktif dalam memperoleh pemahaman tentang suatu konsep, makna, dan keterkaitannya melalui proses eksplorasi yang mengarah pada sebuah kesimpulan. Dalam proses discovery, individu menggunakan kemampuan mental mereka untuk menemukan konsep dan prinsip baru secara aktif. Kegiatan dalam discovery learning meliputi pengamatan, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Model pembelajaran discovery learning memiliki manfaat yang signifikan dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam konstruksi pengetahuan, sehingga pemahaman yang dicapai oleh siswa menjadi lebih berarti dan signifikan.

Langkah-langkah dalam model discovery learning meliputi memberikan stimulus untuk memancing minat siswa dalam belajar, mengidentifikasi masalah atau pernyataan masalah sebagai awal dari proses pembelajaran, mengumpulkan data atau informasi yang relevan terkait dengan masalah, mengolah data dan informasi yang telah dikumpulkan, membuktikan atau menguji hipotesis dengan menggunakan data dan informasi yang sudah diolah, serta menarik kesimpulan atau generalisasi dari hasil pembelajaran.

Model pembelajaran discovery learning memiliki beberapa kelebihan yang disebutkan oleh PUSDATIN Kementerian Pendidikan. Pertama, model ini membantu siswa menggunakan ingatan mereka dan mentransfer pengetahuan ke situasi belajar yang baru. Kedua, model ini memanfaatkan beragam jenis bahan ajar sehingga siswa tidak hanya mengandalkan peran guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Ketiga, model ini meningkatkan pemahaman dan retensi informasi yang dipelajari dalam jangka waktu yang lebih lama. Keempat, model ini mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja secara mandiri, mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan problem-solving. Dengan demikian, model pembelajaran discovery learning memberikan manfaat yang signifikan dalam proses pembelajaran siswa.

2. Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Dalam Kurikulum 2013, model pembelajaran discovery learning diimplementasikan melalui pendekatan langsung untuk membantu meningkatkan pengetahuan, keterampilan berpikir, dan kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan dengan cara berinteraksi secara langsung melalui sumber belajar yang telah ditentukan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).6 Pada pembelajaran langsung, siswa akan terlibat dalam berbagai kegiatan seperti memberikan rangsangan, mengenali masalah, menghimpun data, memproses data, membuktikan, dan membuat kesimpulan atau generalisasi sebagai bagian dari proses belajar.

Saat mengajar tema-tema kompleks, guru seringkali memasukkan banyak materi yang sulit dipahami oleh siswa. Siswa yang kesulitan dalam memahami cara pengajaran guru akan menghadapi kesulitan dalam memperoleh pemahaman materi yang dipelajari. Oleh karena nya, penggunaan model pembelajaran ini dapat membantu meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar, membuat mereka lebih bersemangat mengikuti pembelajaran, dan memberikan kemampuan kepada siswa untuk menemukan konsep materi sendiri sehingga meningkatkan hasil belajar mereka, terutama pada pembelajaran tema 2 subtema 1.

3. Konsep Belajar

Secara psikologis, belajar didefinisikan sebagai suatu proses di mana individu mengalami perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengaruh dari lingkungan sekitarnya, karena

6 Salmi Salmi, “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Peserta Didik Kelas Xii Ips. 2 Sma Negeri 13 Palembang,” Jurnal PROFIT: Kajian Pendidikan Ekonomi Dan Ilmu Ekonomi 6, no. 1 (2019): 1–16.

(4)

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 50 kebutuhan hidupnya harus terpenuhi.7 Belajar dapat menyebabkan perubahan yang jelas dalam semua aspek tingkah laku seseorang.

Sudjana menyatakan bahwa belajar melibatkan proses pengamatan, pemahaman dan interpretasi terhadap suatu objek atau fenomena.8 Witherington berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan yang terjadi pada kepribadian seseorang yang diwujudkan dalam bentuk pola-pola respon mencakup kemampuan, sikap, rutinitas, ketrampilan, dan pemahaman. Dalam pandangan Witherington, belajar bukan hanya sekedar mengakumulasi pengetahuan, tetapi juga melibatkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian seseorang.9

Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk mencapai perubahan dalam kemampuan diri. Dalam belajar, seseorang bisa memperoleh keterampilan yang sebelumnya tidak dimiliki atau meningkatkan keterampilan yang sudah ada. Gagne mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana organisme mengubah tingkah lakunya sebagai hasil dari pengalaman yang dialami.10 Dalam pengertian belajar tersebut, dapat ditemukan tiga unsur yang menjadi fokus utama, yaitu: (1) suatu tahapan yang dilalui, (2) adanya perubahan dalam tindakan atau perilaku, dan (3) pengalaman yang menjadi faktor penting dalam terjadinya perubahan tersebut.

4. Konsep Tematik

Konsep pembelajaran tematik adalah pengembangan dari dua tokoh pendidikan yaitu Jacob dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan Fagory dengan konsep pembelajaran terpadu.11 Menurut Majid, terdapat beberapa prinsip dalam pembelajaran tematik, di antaranya:12 a) Holistik, di mana pembelajaran tematik memperhatikan suatu gejala atau peristiwa secara menyeluruh dan melibatkan beberapa bidang studi, tanpa terbatas pada sudut pandang yang terpisah-pisah, b) Bermakna, di mana pembelajaran tematik memungkinkan analisis dari berbagai sudut pandang yang berbeda mengenai suatu fenomena, sehingga terbentuk hubungan antar-konsep peserta didik, c) Otentik, di mana memberikan kesempatan peserta didik untuk mengerti konsep serta prinsip yang akan dipelajari, d) Aktif, di mana peserta didik dengan aktif selama proses pembelajaran dari awal hingga akhir.

5. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran menyeluruh yang memprioritaskan keaktifan siswa dalam pembelajaran.13 Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guru hanya sebagai fasilitator yang memberikan petunjuk kepada siswa.14 Pendekatan ini memadukan berbagai mata pelajaran dalam satu tema dengan mengintegrasikan kegiatan pembelajaran, kurikulum, serta metode pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran tematik ialah suatu pendekatan yang menerapkan tema sebagai perekat untuk mengintegrasikan materi dari berbagai mata pelajaran yang diajarkan dalam satu pertemuan.

7 Rifqi Festiawan, “Belajar Dan Pendekatan Pembelajaran,” Universitas Jenderal Soedirman, 2020, 1–17.

8 Slamet Widada, “Strategi Team Game Tournament Untuk Meningkatkan Konsentrasi Dan Keaktifan Belajar Matematika,” Tajdidukasi: Jurnal Penelitian Dan Kajian Pendidikan Islam 10, no. 1 (2020): 10–18.

9 Fauziah Nasution et al., “Pengaruh Psikologi Pendidikan Terhadap Kualitas Peserta Didik,”

MUDABBIR (JOURNAL RESEARCH AND EDUCATION STUDIES) 3, no. 1 (2023): 39–48.

10 H. Muhammad Soleh Hapudin, Teori Belajar Dan Pembelajaran: Menciptakan Pembelajaran Yang Kreatif Dan Efektif (Prenada Media, 2021).

11 Endang Fatmawati et al., Pembelajaran Tematik (Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2022).

12 Abdul Majid, “Strategi Pembelajaran. Cet. 3,” Bandung: Rosdakarya, 2014.

13Lathifah Abdiyah, “Penerapan Teori Konstruktivistik Dalam Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar,” ELSE (Elementary School Education Journal) 5, no. 2 (2021): 127–36.

14 Abdul Razak et al., “Diseminasi Pembelajaran Mikir Di Madrasah Ibtidaiyah,” SIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat 1, no. 1 (2022): 13–16.

(5)

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 51 6. Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik

Kegiatan pembelajaran mencakup komponen yang saling terkait agar semua komponen tersebut dapat berperan sebagaimana mestinya.15 Pendekatan saintifik memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dengan menggunakan pendekatan yang sistematik dan ilmiah dalam mempelajari berbagai materi, di mana siswa dapat mengembangkan keterampilan mereka dalam menemukan informasi.

Wening mengungkapkan bahwa kemandirian merujuk pada kondisi dimana seseorang mampu melakukan kegiatan atau aktivitasnya tanpa memerlukan bantuan atau ketergantungan kepada orang lain.16 Dalam pendekatan saintifik, diharapkan siswa mampu mandiri dalam mencari berbagai sumber informasi terkait materi pembelajaran, sehingga tidak hanya bergantung pada penjelasan dari guru. Untuk mencapai kemandirian tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan :17 1) Mengamati (Observing). Tahap pertama dalam pendekatan saintifik adalah melakukan pengamatan (observing). Metode pengamatan menggunakan pendekatan kontekstual dan bahan asli untuk mengajarkan siswa dengan memprioritaskan kebermaknaan dalam proses pembelajaran, 2) Menanya (Questioning). Tahap kedua dalam pendekatan saintifik ialah mengajukan pertanyaan. Dalam proses pembelajaran, siswa diajarkan untuk mengajukan pertanyaan jika materi tidak dapat dipahami, 3) Mengumpulkan Informasi. Pada tahap ini, siswa dapat mengeksplorasi serta mengakses informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Siswa diharapkan tidak hanya mengandalkan satu sumber informasi saja, namun mampu mengumpulkan dan mengevaluasi informasi dari berbagai sumber. Dengan melakukan kegiatan ini, siswa diharapkan dapat memperoleh bekal yang cukup untuk menghadapi tugas atau ujian yang akan datang, 4) Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar (Associating). Pemrosesan informasi ini bisa berupa penambahan fleksibilitas dan kedalaman pemahaman, 5) Mengomunikasikan Pembelajaran. Pada tahap ini siswa mampu mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok maupun secara individu dari kesimpulan yang telah dibuat bersama.18 6) Membentuk Jaringan (Networking). Pada tahap ini diharapkan siswa dapat berinteraksi dengan teman sekelas. Kegiatan yang dilakukan adalah menyampaikan hasil observasi dan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan, baik melalui presentasi lisan, tulisan, atau media lainnya.

7. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik

Dengan menerapkan pendekatan saintifik, pembelajaran Tematik dapat ditingkatkan dan memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa.19 Penerapan pendekatan saintifik membawa inovasi baru dalam pembelajaran Tematik, yaitu melalui tahapan mengamati, bertanya, mengolah informasi, mengeksplorasi, dan mempelajari jaringan. Dalam KBBI, prestasi adalah sebagai suatu hasil yang telah berhasil dicapai melalui tindakan atau pekerjaan yang telah dilakukan.20 Pada dasarnya, hasil belajar siswa merujuk pada perubahan dalam perilaku

15 Herwin Herwin, Muhammad Said Husin, and Indriana Rahmawati, “Penerapan Metode Card Sort Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Fiqh Siswa Mts Nabil Husein Samarinda,” Sultan Idris Journal of Psychology and Education, 2021, 1–16.

16Lina Revilla Malik, Aji Dinda Amelia Kartika, and Wildan Saugi, “Pola Asuh Orang Tua Dalam Menstimulasi Kemandirian Anak Usia Dini,” Southeast Asian Journal of Islamic Education 3, no. 1 (2020):

97–109.

17 Endang Titik Lestari, Pendekatan Saintifik Di Sekolah Dasar (Deepublish, 2020).

18Asmin Banawi, “Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Sintaks Discovery/Inquiry Learning, Based Learning, Project Based Learning,” BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science Dan Pendidikan 8, no. 1 (2019): 90–100.

19 Muti Yuliani and Harni Harni, “Penggunaan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Di Kelas Rendah Sekolah Dasar,” Jurnal Pendidikan Tambusai 4, no. 3 (2020): 2647–61.

20Sadiana Lase, “Hubungan Antara Motivasi Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Smp,” Jurnal Warta Edisi 56 (2018): 1–829.

(6)

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 52 atau tindakan yang diharapkan pada diri siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.21 Prestasi belajar, di sisi lain, mengacu pada keberhasilan siswa dan terwujud dalam nilai numerik.

8. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam penelitian ini, tema yang diteliti adalah sub tema 1 "Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia" dari Tema 2 "Menyayangi Tumbuhan dan Hewan" yang diajarkan pada siswa kelas III semester 1. Penelitian sebelumnya oleh Santi Prihastuti yang berjudul “Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tema 3 Subtema 1 Siswa Kelas VI SD Islam Al- Raudatul Amien Gresik” dan penelitian sebelum nya oleh Endang Setyawati dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery learning Pada Peserta Didik”22 telah memotivasi peneliti untuk melakukan tindakan serupa yaitu

“Upaya meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Tematik Melalui Model Discovery Learning Di MI Miftah Darussalam”

C. Metode

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran di kelas. Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Miftah Darussalam pada mata pelajaran Tematik dan dilaksanakan pada tahun ajaran 2022/2023 di semester 1 dengan subjek pada penelitian ini adalah peserta didik Kelas III MI Miftah Darussalam tahun pelajaran 2022/2023 jumlah siswa 10 orang. Dengan jumlah peserta didik laki-laki 3 orang dan peserta didik perempuan 7 orang serta subjek pelaku tindakan yaitu guru peneliti.

Penelitian ini menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Dengan setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari 1x2 jam pelajaran (2x35 menit).

Gambar 1. Siklus PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart23

Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada penelitian ini, digunakan analisis data yang meliputi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil

21 Kautsar Eka Wardhana, “Pengaruh Kematangan Anak Usia Dini Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar,” Sultan Idris Journal of Psychology and Education, 2022, 56–

66.

22 Endang Setyawati, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Peserta Didik,” Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori Dan Praktik Kependidikan 3, no. 1 (2018): 50–59.

23 Nurindah Lestari and Dessy Rizki Suryani, “Penggunaan Variasi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas XI Ips 3 SMA Negeri 2 Merauke,”

Musamus Journal of Mathematic Education 1, no. 2 (2019): 74–79.

(7)

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 53 belajar siswa. Indikator keberhasilan digunakan untuk mengukur kemajuan selama proses pembelajaran dan pencapaian pada akhir pembelajaran. Instrument pada penelitian ini berupa tes, lembar pengamatan aktivitas guru, wawancara dan dokumentasi.

D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

a. Kondisi Awal

Selama proses pembelajaran, peran guru sangat dominan sedangkan peran siswa minim, sehingga motivasi belajar dan latar belakang sosial siswa tidak diperhatikan oleh guru dalam merancang pembelajaran. Pembelajaran berlangsung sebagai rutinitas tanpa memberikan kesempatan siswa untuk berkreasi, sehingga siswa cenderung merasa bosan dan tidak dapat berkembang secara kreatif.

Hasil pengamatan awal yang dilakukan di kelas ini mengungkapkan beberapa fakta sebagai berikut: (1) siswa masih belum bisa memahami materi sehingga kurang aktif dan semangat dalam pembelajaran hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa; (2) guru dan siswa lebih sering menggunakan bahan ajar berupa buku cetak atau paket sebagai sumber belajar; (3) siswa cenderung kurang aktif dalam pembelajaran namun lebih tertarik untuk berinteraksi dengan teman-temannya; (4) penggunaan media pembelajaran hanya terbatas pada gambar-gambar yang terdapat di dalam buku.

b. Deskripsi Siklus I

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan serangkaian kegiatan. Ini meliputi menyiapkan bahan ajar terkait materi pembelajaran, menyusun RPP dengan media PPT dan video pembelajaran yang akan ditampilkan menggunakan proyektor LCD di depan kelas, menyusun LKPD, dan menyusun instrumen penilaian.

Pada tahap pelaksanaan kegiatan, terdapat beberapa langkah yang dilakukan. Tahap awal dimulai dengan mengucapkan salam, berdoa, dan melangsungkan absensi. Lagu "Satu Nusa Satu Bangsa" dinyanyikan sebagai motivasi. Guru mengajak siswa untuk menonton video tentang belajar yang kemudian dikaitkan dengan pelajaran sebelumnya, dan tujuan serta kegiatan pembelajaran disampaikan.

Tahap utama atau inti pembelajaran terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama adalah memberikan stimulus, di mana guru menggunakan power point berisi gambar dan teks dongeng untuk mengajarkan materi. Siswa diberi kesempatan untuk mengamati gambar dan teks tersebut, dan kemudian diadakan kuis tentang isi dongeng. Langkah kedua adalah analisis masalah, di mana siswa dikelompokkan secara heterogen dan satu siswa membacakan teks dongeng. Langkah ketiga adalah pengumpulan data, di mana siswa membaca kembali teks dongeng dan menuliskan isi dongeng serta pesan moral yang terkandung di dalamnya. Langkah keempat adalah pengolahan data, di mana siswa menuliskan hasil diskusi mereka tentang pesan moral dari dongeng tersebut. Langkah kelima adalah pembuktian, di mana siswa berdiskusi dengan guru dan menyajikan hasil diskusi mereka tentang pesan moral dari dongeng. Langkah terakhir adalah kesimpulan, di mana guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait presentasi dan mengulang materi yang telah dibahas, serta menyimpulkan pembelajaran tentang pesan moral dari dongeng.

Pada kegiatan penutup, siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran dan guru memberikan informasi mengenai waktu pengerjaan. Lagu daerah Apuse dinyanyikan oleh guru dan siswa, ketua kelas memimpin doa, dan pembelajaran diakhiri.

Observasi kegiatan guru menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran mencapai 73,6%, yang dikategorikan sebagai cukup. Namun, terdapat kekurangan pada tahap pengolahan data dan menarik kesimpulan, di mana guru belum mampu membimbing siswa dalam membuat peta pikiran hasil diskusi serta mengarahkan siswa untuk bertanya dan menjawab.

Observasi kegiatan siswa menunjukkan bahwa mereka aktif dan antusias dalam pembelajaran.

Namun, beberapa siswa masih ragu ketika bertanya dan memberikan pendapat. Beberapa siswa juga kurang percaya diri dan canggung saat diminta menjawab.

(8)

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 54 Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa hanya 60% siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu. Untuk mencapai ketuntasan belajar klasikal, setiap siswa harus memiliki proporsi jawaban lebih dari 75%, dan jika lebih dari

c. Deskripsi Siklus II

Pada siklus kedua, perencanaan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar yang sebelumnya tidak menunjukkan peningkatan yang relevan sesuai dengan rencana awal. Guru dan observer merencanakan berbagai aspek terkait pelaksanaan pembelajaran di siklus kedua.

Peneliti melakukan beberapa kegiatan dalam rangka ini, termasuk menyiapkan bahan ajar terkait materi pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media PPT dan video pembelajaran yang ditampilkan melalui proyektor LCD di depan kelas, menyiapkan LKPD, dan menyusun instrumen penilaian.

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2022, dari pukul 08.00 WITA hingga 09.10 WITA, dalam siklus II. Pada siklus ini, terdapat beberapa tahapan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan rinci. Tahap awal meliputi pengucapan salam, doa bersama, dan pencatatan kehadiran, serta pembukaan dengan menyanyikan lagu sorak- sorak bergembira. Dilanjutkan dengan motivasi yang diberikan oleh guru melalui yel-yel tepuk semangat dan video pembelajaran yang disimak oleh siswa. Tahap utama/inti mencakup langkah-langkah seperti memberikan stimulus kepada siswa, menganalisis masalah, mengumpulkan data, mengolah data, melakukan pembuktian, dan menarik kesimpulan.

Kegiatan penutup mencakup evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, penginformasian tentang aktivitas pembelajaran di pertemuan berikutnya, dan kegiatan bernyanyi bersama. Pelajaran diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh ketua kelas.

Observasi kegiatan guru dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi tersebut, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua mencapai 91,2%, yang dapat dikategorikan sebagai sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua. Terdapat peningkatan skor hasil pembelajaran pada siklus II dibandingkan dengan siklus I, yang menunjukkan upaya guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Observasi kegiatan siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model discovery learning pada subtema 1 tema 2 "Menyayangi Tumbuhan dan Hewan" di kelas III MI Miftah Darussalam berjalan dengan baik. Selama pembelajaran, siswa aktif dan bersemangat dalam berdiskusi dan melakukan presentasi kelompok.

Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan tingkat ketuntasan belajar yang baik.

Evaluasi melibatkan 10 siswa, dan 90% dari mereka mencapai ketuntasan belajar pada pembelajaran tema subtema 1. Terdapat peningkatan sebanyak 9 siswa atau 90% mencapai ketuntasan belajar secara individu. Peningkatan juga terlihat pada rata-rata nilai, yang meningkat dari 76,5 pada siklus I menjadi 85 pada siklus II. Selain itu, refleksi pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam kualitas pembelajaran, terutama dalam aktivitas guru. Guru berhasil mengimplementasikan semua sintaks pembelajaran Discovery Learning dengan baik. Selain itu, aktivitas siswa juga sangat memuaskan, mereka aktif berdiskusi, berpartisipasi dalam presentasi kelompok, dan memberikan respons yang baik saat diajukan pertanyaan oleh guru.

Dalam hal hasil belajar siswa, terlihat kemajuan yang sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Berdasarkan KKM sekolah, siswa dianggap berhasil jika mencapai lebih dari 75% (ketuntasan individu), sementara kelas dianggap berhasil jika lebih dari 85% siswa telah mencapai ketuntasan (ketuntasan klasikal). Pada siklus II, ketuntasan belajar siswa mencapai 90%, yang termasuk dalam kategori baik.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada siklus kedua telah berhasil. Hasil belajar siswa meningkat secara signifikan, dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individu maupun klasikal. Pembelajaran dengan model discovery learning pada subtema 1 tema 2 "Menyayangi Tumbuhan dan Hewan" telah berjalan dengan baik dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

(9)

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 55 Selanjutnya, perlu dilakukan evaluasi dan refleksi yang mendalam terhadap proses pembelajaran ini guna terus meningkatkan kualitas pembelajaran di masa mendatang. Dengan dedikasi dan upaya yang terus dilakukan oleh guru, diharapkan pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan memberikan hasil yang lebih baik bagi perkembangan belajar siswa.

Melalui perencanaan siklus kedua, guru dan observer bekerja sama untuk meningkatkan hasil belajar yang sebelumnya tidak mengalami peningkatan yang relevan sesuai dengan rencana awal. Pada tahap ini, mereka merencanakan berbagai aspek pelaksanaan pembelajaran di siklus kedua. Guru melakukan persiapan bahan ajar terkait materi pembelajaran, menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media PPT dan video pembelajaran yang akan ditampilkan melalui proyektor LCD di depan kelas. Selain itu, mereka juga menyusun LKPD dan instrumen penilaian.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan pada hari Senin, tanggal 10 Oktober 2022, mulai pukul 08.00 WITA hingga 09.10 WITA. Siklus kedua ini melibatkan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dijalankan secara rinci. Tahap awal dimulai dengan pengucapan salam, doa bersama, dan pencatatan kehadiran. Guru kemudian membuka pembelajaran dengan lagu sorak-sorak bergembira dan yel-yel tepuk semangat, serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Tahap utama atau inti terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama adalah memberikan stimulus kepada siswa. Guru membagikan kelompok dan siswa bersama guru melakukan diskusi mengenai manfaat tomat bagi kehidupan manusia. Mereka juga membaca lirik lagu

"Tomat" yang disajikan melalui power point dan menyanyikannya bersama-sama dengan arahan guru. Selanjutnya, guru dan siswa berdiskusi tentang keagungan ciptaan Tuhan dalam berbagai tumbuhan. Langkah kedua adalah analisis masalah. Setiap kelompok membaca dongeng dengan judul "Asal Mula Buah Kelapa" dan siswa secara bergantian menceritakan kembali cerita dalam dongeng tersebut. Langkah ketiga adalah pengumpulan data, di mana guru melakukan observasi kegiatan bercerita siswa sambil mengelilingi kelas. Siswa kemudian menyerahkan hasil observasi kepada guru dan melakukan diskusi untuk membahas pesan moral yang terkandung dalam dongeng. Setiap kelompok menuliskan pesan moral tersebut di buku siswa dan mendeskripsikan hasil diskusi kelompoknya serta menyimpulkan pesan moral yang terkandung dalam dongeng. Langkah keempat adalah pengolahan data, di mana siswa mengaplikasikan sifat pertukaran dalam penjumlahan. Langkah kelima adalah pembuktian, di mana siswa berdiskusi dengan guru untuk berkonsultasi mengenai hasil diskusi kelompok mereka dan menyajikan hasil pengamatan mereka tentang menceritakan kembali isi dongeng.

Terakhir, langkah keenam adalah kesimpulan, di mana siswa dan guru berinteraksi melalui sesi tanya jawab, guru memberikan ulasan kembali terkait materi yang telah dibahas bersama.

Kegiatan penutup dilakukan dengan siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran LKPD 3.

Guru memberikan informasi mengenai alokasi waktu pengerjaan dan menyampaikan informasi mengenai aktivitas pembel elajaran di pertemuan yang akan datang. Siswa dan guru melaksanakan kegiatan bernyanyi bersama lagu "Ampar-ampar Pisang". Setelah itu, ketua kelas memimpin doa dan guru mengakhiri pelajaran.

Melalui observasi kegiatan guru pada siklus kedua, diperoleh hasil penilaian yang mencakup catatan tentang peristiwa dan pendapat untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua mencapai 91,2% dan tergolong sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua dibandingkan siklus sebelumnya. Selain itu, observasi kegiatan siswa pada siklus kedua juga memberikan hasil yang positif. Pembelajaran dengan model discovery learning pada subtema 1 tema 2 "Menyayangi Tumbuhan dan Hewan" di kelas III MI Miftah Darussalam berjalan dengan baik. Siswa aktif dan bersemangat dalam berdiskusi dan presentasi kelompok.

Hasil belajar siswa pada siklus kedua juga menunjukkan peningkatan. Evaluasi yang melibatkan 10 siswa menghasilkan tingkat ketuntasan belajar siswa kelas III MI Miftah Darussalam pada pembelajaran tema subtema 1 mencapai 90%. Dalam hal ini, 9 siswa atau

(10)

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 56 90% mencapai ketuntasan belajar secara individu, sedangkan satu siswa atau 10% belum mencapainya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam mencapai ketuntasan belajar secara individu.

Secara klasikal, ketuntasan belajar siswa pada siklus kedua telah tercapai dengan 90%

siswa mencapai ketuntasan. Terjadi peningkatan sebanyak 3 siswa atau 30% dari siklus sebelumnya. Rata-rata nilai siswa juga mengalami peningkatan dari 76,5 pada siklus sebelumnya menjadi 85 pada siklus kedua.

Dalam refleksi siklus kedua, terlihat peningkatan kualitas pembelajaran yang signifikan, terutama dalam aktivitas guru. Guru berhasil menerapkan semua sintak pembelajaran Discovery Learning. Aktivitas siswa juga meningkat, mereka bersemangat, aktif dalam berdiskusi, dan memberikan respons yang memuaskan. Hasil belajar siswa sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan, dengan mencapai tingkat ketuntasan belajar yang baik.

Secara keseluruhan, siklus kedua ini menunjukkan peningkatan yang positif dalam hasil belajar siswa dan kualitas pembelajaran. Guru secara berdedikasi berusaha memberikan pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Dengan adanya upaya terus-menerus dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, diharapkan hasil belajar siswa dapat terus meningkat dan mencapai tingkat yang lebih baik.

2. Pembahasan

Model pembelajaran Discovery Learning digunakan untuk menjadikan peserta didik terlibat aktif selama proses pembelajaran. Tujuannya melatih siswa dalam berpikir sistematis dan menggunakan pendekatan ilmiah dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan materi pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis serta melatih mereka dalam menyusun strategi untuk memahami materi yang sedang diajarkan.

RPP Discovery Learning telah berhasil dilaksanakan dengan baik, selama proses pembelajaran guru memberi bimbingan kepada peserta didik. Penggunaan LKPD yang berisi masalah juga membantu peserta didik dalam menyelesaikan tugas dengan baik dan tertib. Hasil dari penggunaan LKPD tersebut dapat diamati melalui kualitas kerja peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

Metode Discovery Learning terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas III MI Miftah Darussalam pada pembelajaran tematik tema 2, yaitu "Menyayangi Tumbuhan dan Hewan" subtema 1 "Manfaat Tumbuhan bagi Kehidupan Manusia". Peningkatan pemahaman tentang penjumlahan siswa tercermin dari peningkatan jumlah siswa yang berhasil mencapai ketuntasan belajar individu dengan nilai lebih dari 75%, serta ketuntasan klasikal kelas dengan persentase lebih dari 85%. Pada siklus I, hanya 6 dari 10 siswa yang berhasil mencapai KKM dengan persentase 60%, sedangkan pada siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 9 dari 10 siswa dengan persentase 90%.

E. Simpulan

Discovery Learning merupakan sebuah model pembelajaran di mana peserta didik memperoleh pemahaman tentang suatu konsep, makna serta keterkaitannya dalam proses alami yang nantinya mengarah pada sebuah kesimpulan. pembelajaran tematik ialah suatu pendekatan yang menerapkan tema sebagai perekat untuk mengintegrasikan materi dari berbagai mata pelajaran yang diajarkan dalam satu pertemuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa kelas III semester 1 di MI Miftah Darussalam Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam mata pelajaran tematik pada topik Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup melalui penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari dua siklus penelitian: siklus I dan siklus II, dengan masing-masing satu sesi pertemuan. Subjek penelitian ini adalah 10 peserta didik kelas III MI Miftah Darussalam semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Data dikumpulkan dengan teknik observasi serta tes tertulis, dan analisis data dilakukan dengan menggunakan rata-rata presentasi. Pada siklus I, hanya 6 dari 10 siswa yang berhasil mencapai KKM dengan persentase 60%, sedangkan pada siklus II, jumlah

(11)

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 57 siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 9 dari 10 siswa dengan persentase 90%. Maka, disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran tematik tema 2 yaiu menyayangi tumbuhan dan hewan subtema 1 manfaat tumbuhan bagi kehidupan manusia di kelas Ⅲ MI Miftah Darussalam.

Refrensi

Abdiyah, Lathifah. “Penerapan Teori Konstruktivistik Dalam Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar.” ELSE (Elementary School Education Journal) 5, no. 2 (2021): 127–36.

Armella, Rega. “KONSEP MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.” Psikologi Dakwah, 2022, 53.

Banawi, Asmin. “Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Sintaks Discovery/Inquiry Learning, Based Learning, Project Based Learning.” BIOSEL (Biology Science and Education):

Jurnal Penelitian Science Dan Pendidikan 8, no. 1 (2019): 90–100.

Fatmawati, Endang, Abdi Yalida, Didik Efendi, Abdul Wahab, Akhmad Riandy Agusta, Retno Novitasari Kusumawardani, Diani Ayu Pratiwi, Dea Mustika, Emy Yunita Rahma Pratiwi, and I. Joko Dewanto. Pembelajaran Tematik. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2022.

Festiawan, Rifqi. “Belajar Dan Pendekatan Pembelajaran.” Universitas Jenderal Soedirman, 2020, 1–17.

Hapudin, H. Muhammad Soleh. Teori Belajar Dan Pembelajaran: Menciptakan Pembelajaran Yang Kreatif Dan Efektif. Prenada Media, 2021.

Herwin, Herwin, Muhammad Said Husin, and Indriana Rahmawati. “Penerapan Metode Card Sort Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Fiqh Siswa Mts Nabil Husein Samarinda.”

Sultan Idris Journal of Psychology and Education, 2021, 1–16.

Lase, Sadiana. “Hubungan Antara Motivasi Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Smp.” Jurnal Warta Edisi 56 (2018): 1–829.

Lestari, Endang Titik. Pendekatan Saintifik Di Sekolah Dasar. Deepublish, 2020.

Lestari, Nurindah, and Dessy Rizki Suryani. “Penggunaan Variasi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas XI Ips 3 SMA Negeri 2 Merauke.” Musamus Journal of Mathematic Education 1, no. 2 (2019): 74–79.

Majid, Abdul. “Strategi Pembelajaran. Cet. 3.” Bandung: Rosdakarya, 2014.

Malik, Lina Revilla, Aji Dinda Amelia Kartika, and Wildan Saugi. “Pola Asuh Orang Tua Dalam Menstimulasi Kemandirian Anak Usia Dini.” Southeast Asian Journal of Islamic Education 3, no. 1 (2020): 97–109.

Nasution, Fauziah, Wardatul Jannah, Ali Hasnan, and Jihan Nabila Luqiana. “Pengaruh Psikologi Pendidikan Terhadap Kualitas Peserta Didik.” MUDABBIR (JOURNAL RESEARCH AND EDUCATION STUDIES) 3, no. 1 (2023): 39–48.

Pristiwanti, Desi, Bai Badariah, Sholeh Hidayat, and Ratna Sari Dewi. “Pengertian Pendidikan.”

Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 4, no. 6 (2022): 7911–15.

Putro, Khamim Zarkasih, Muhammad Adly Amri, Nuraisah Wulandari, and Dedek Kurniawan.

“Pola Interaksi Anak Dan Orangtua Selama Kebijakan Pembelajaran Di Rumah.” Fitrah:

Journal of Islamic Education 1, no. 1 (2020): 124–40.

Razak, Abdul, Siti Nasiah, Kautsar Eka Wardhana, Indriana Rahmawati, Diva Ramadhan, and Munirohwati Munirohwati. “Diseminasi Pembelajaran Mikir Di Madrasah Ibtidaiyah.”

SIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat 1, no. 1 (2022): 13–16.

(12)

Copyright ©2023, SIPPG: Jurnal Pendidikan Profesi Guru E-ISSN: 2967-0457 58 Salmi, Salmi. “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Ekonomi Peserta Didik Kelas Xii Ips. 2 Sma Negeri 13 Palembang.” Jurnal PROFIT:

Kajian Pendidikan Ekonomi Dan Ilmu Ekonomi 6, no. 1 (2019): 1–16.

Setyawati, Endang. “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Peserta Didik.” Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori Dan Praktik Kependidikan 3, no. 1 (2018): 50–59.

Shanthi, Rini Verary, and Nurul Maghfiroh. “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Pembelajaran Tematik Di MI Ma’arif Pulutan.” MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar Dan Keislaman 11, no. 1 (2020): 37–51.

Sinaga, Samuel Juliardi, Fadhilaturrahmi Fadhilaturrahmi, Rizki Ananda, and Zuhar Ricky. “Model Pembelajaran Matematik Berbasis Discovery Learning Dan Direct Instruction,” 2022.

Tambunan, Hamonangan, Marsangkap Silitonga, and Uli Basa Sidabutar. Blended Learning Dengan Ragam Gaya Belajar. Yayasan Kita Menulis, 2020.

Wahyudin, Wahyudin. “Optimalisasi Peran Kepala Sekolah Dalam Implementasi Kurikulum 2013.” Jurnal Kependidikan 6, no. 2 (2018): 249–65.

Wardhana, Kautsar Eka. “Pengaruh Kematangan Anak Usia Dini Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar.” Sultan Idris Journal of Psychology and Education, 2022, 56–66.

Widada, Slamet. “Strategi Team Game Tournament Untuk Meningkatkan Konsentrasi Dan Keaktifan Belajar Matematika.” Tajdidukasi: Jurnal Penelitian Dan Kajian Pendidikan Islam 10, no. 1 (2020): 10–18.

Yuliani, Muti, and Harni Harni. “Penggunaan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Di Kelas Rendah Sekolah Dasar.” Jurnal Pendidikan Tambusai 4, no. 3 (2020):

2647–61.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan keunggulan dari model Discovery Learning ini, menurut peneliti model ini merupakan model yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik

Therefore, this study aimed to capture the general distribution of total Fe, Cu, and Zn in peat at the oil palm plantation and assess their relationship with several environmental