https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/JIT
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa SMK
Kelas XI Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
oleh Gusnidar
1)1)STKIP Muhammadiyah Kota Sungai Penuh JL.Muradi Sungai Liuk, Kota Sungai Penuh
Email [email protected]
Abstrak
Akibatnya rendahnya nilai matematika siswa dikarenakan banyak siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran berlagsung dan banyak siswa yang kurang mengulang kembali materi yang sudah dipelajari di sekolah. Salah satu untuk mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, agar pembelajaran lebih aktif hendaknya.Tujuan dari penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas XI .Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) objek penelitian ini semua kelas XI SMK Negeri I Sungai Penuh. Subjek dari penelitian ini XI akuntansi I yang jumlah siswa 27 orang yang terdiri laiki-laki 1orang dan perempuan 26 orang. Dimana instrumen penelitian adalah tes hasil belajar non tes berupa lembar observasi.
Setelah dilakukan analisis dan refleksi diperoleh hasil belajar siswa meningkat dari siklus ke siklus berikutnya. Mengalami peningkatan. Mulai dari siklus I Siswa yang memperoleh nilai yang diatas dari 60 adalah : 16 orang dengan persentase ketuntasan = 66,66% siswa yang memperoleh nilai kurang dari 60 adalah :17orang dengan persentase tidak tuntas = 45,84% mencapai rata-rata 48,51 pada siklus II mencapai rata sudah melebihi dari KKM rata-rata kelasnya 72,59 jumlah siswa yang tuntas 27 orang siswa. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning telah mencapai target ≥65.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Problem Based Learning PENDAHULUAN
Permasalahan pendidikan selalu dihadapkan pada masalah hasil belajar siswa yang belum memuaskan. Hal ini terlihat banyaknya yang kurang aktif dalam pembelajaran matematika dan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Jika permasalahan tersebut di biarkan saja dari waktu ke waktu akan mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan.
Matematika merupakan saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas yang membutuhkan waktu yang lama. Sehingga pelajaran matematika membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyampaikan materi. Dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning
agar meng kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran itu.Siswa sebagai objek dan guru sebagai pembimbing. Guru mendorong siswa untuk
mengembangkan potensi (akal, rasa, minat, dan bakat) secara optimal. Guru tidak lagi mengajarkan melainkan mempresentasikan persolan dan mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan persolan.
Pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik. Untuk itu guru harus mampu menemukan metode yang tepat dalam meningkatkan kreatifitas siswa sehingga siswa dapat memahami masalah yang diberikan oleh guru dan bisa menyelesaikannya.Salah satu model pembelajaran yang mampu mengatasinya adalah model pembelajaran
Problem Based Learning
dapat meningakatkan minat belajar..Metode mengajar merupakan suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar itu akan mempengaruhi hasil belajar, Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang tidak baik pula.
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/JIT
Berdasarkan observasi penulis pada tanggal 3 mei 2023 pada siswa kelas X1 SMK Negeri I Sungai penuh. Dan wawancara guru matematika menggungkapkan bahwa berbagai upaya antara lain : dengan cara menjajikan materi dengan baik agar mudah di mengerti oleh siwa. untuk meningkatkan hasil belajar.Namun kenyatan hasil belajar matematika belum sesuai dengan harapan. Selama observasi peneliti melihat kurangnya guru menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, masih menggunakan model pembelajaran dengan cara yang lama yang hanya memberikan materi dan menjelaskan saja. Maka disamping itu tidak banyak siswa yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) dengan nilai 60 sesuai tabel di bawah ini. pengamatan penulis melakukan observasi proses pembelajaran berlagsung bahwa rendahnya nilai rata-rata siswa mengakibatkan kurangnya aktif siswa untuk bertanya, dalam belajar matematika, peserta didik kurangnya minat untuk menggingat kembali materi pembelajaran matematika yang telah disampaikan oleh guru.
Peserta didik selalu kesulitan dalam mempelajari matematika dikarena kan materi kurang dikuasai oleh peserta didik. siswa kurang melibatkan diri dalam pembelajaran, pasif dan hanya mencatat apa yang dicatat guru di papan tulis. Rendahnya kesadaran siswa untuk bisa belajar secara aktif, dan kurangnya peserta didik untuk mengulang kembali materi mengakibatkan hasil belajar siswa yang tergolong rendah.
Dengan permasalahan tersebut solusinya dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning
agar nialai sisiwa dapat meningkat.Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan suatu penelitian dengan judul
“Apakah hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkat kan hasil belajar pada siswa kelas XI SMK Negeri I?”
KAJIAN TEORI
1. Pembelajaran Matematika
Seorang guru matematika harus mampu menggunakan metode-metode pembelajaran dalam bidang matematika dengan baik dan benar dan menguasai tekniknya. Oleh karena itu kemampuan materi matematika harus di kuasai dengan matang,
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010 : 157) “Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guu untuk mengembang kan kreatifitas yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
Menurut Erman Suherman dkk,(2003:6)”Pembelajaran matematika:
adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat diadaptasikan oleh siswa”. Artinya bahawa guru-guru harus bisa menyajikan materi kepada siswa agar siswa dapat menyerap materi-materi apa saja yang di sampaikan oleh guru.
Menurut Hamzah B.Uno
(2008:87)“Menyatakan bawa pembelajaran matematika adalah upaya membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar.”
Dengan adanya rancagan belajar maka siswa diharapkan dapat melakukan perilaku atau sikap mau belajar.
Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertin tindak yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami isi dari materi mtk dan kemampuan dalam memilih serta menggunakan. Pemahaman konsep materi yang sangat penting untuk memahami konsep yang dapat digunakan.
2. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru.
(teaching style). Menurut Kiswoyo dalam Ekawarna (2009:62) istilah “model” dalam konteks pembelajaran diartikan sebagai suatu pola kegiatan guru siswa untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat perbuatan mengajar dan belajar.
Sedangkan Brady mendifinisikan “Model pembelajaran sebagai suatu blueprin (kerangka dasar) yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membuat atau
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/JIT
menyusun persiapan pembelajaran dankemudian mengimplementasikannya”.
“Menurut Arends dalam Agus Suprijono(2009:46)berpendapat bahwa “ model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembalajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,
dan pengelolaan kelas”. Menurut joyce fungsi model pembelajaran adalah: “each model guides us as we design instruction to help student achieve various objectives’.
Melalui model pembelajaran ini guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi ide, ketrampila, cara berfikir, dan mengekspresikan ide.
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Boud Problem Based Learning adalah suatu pendekatan ke arah penataan pembelajaran yang melibatkan para peserta didik untuk menghadapi permasalahan melalui praktik nyata sensual dengan kehidupan sehari-hari (Yatim Ariyanto,(2010:285).Problem Based Learning dalam pembelajaran memungkin kan terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk belajar, bekerja sama secara efektif dalam interaksi belajar mengajar, dan guru memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa (Wagiran, 2007:3).
METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu komponen yang sangat mempengaruhi hasil belajar, dengan
“Tujuan Penelitian Untuk Meningkat Kan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Problem Based Learning
Pada Siswa Kelas XI Akuntansi I SMK Negeri I Sungai Penuh”, maka jenis penelitian ini menggunakan penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas).2. Obyek penelitian
Adapun obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Di SMK Negeri I Sungai Penuh. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntasi I di SMK Negeri I Sungai Penuh, berjumlah siswanya : 27 orang, yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 26 orang perempuan.
3. Prosedur penelitian
Dalam Penelitian Ini Penulis Bersumber Pada Ekawarna dkk (2010:27) yaitu terdiri dari empat komponen, yaitu:
N O
Tahap Tingkah Laku Guru 1 Tahap 1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan,memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru mendiskusi kan rubric assessment yang akan digunakan dalam menilai kegiatan/hasil karya siswa
2 Tahap2 Mengorga nisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengor ganisasikankan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
3 Tahap 3 Membimb ing penyelidik an individu maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjela san dan pemecahan masalah
4 Tahap 4 Mengemb angkan dan menyajika n hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, vidio, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
5 Tahap 5 Menganali sis dan mengeval uasi proses pemecaha n
masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/JIT
1. Perencanaan (planing)2. Tindakan (acting)
3. Pengamatan(observasing) 4. Refleksi(reflecting) Siklus
Siklus I dilakukan dalam I minggu 3 kali pertemuan II kali pertemuan untuk melaksanakan pemberian materi dan I kali pemberian tes pada siklus I
1. Menyusun perencanaan (Planning)
1). Menyusun rencana pembelajaran ( RPP )
2). Menyiapkan materi bahan ajar 3). Menyusun model pembelajaran
Problem Based Learning
4). Menyusun alat evaluasi berupa tes soal esay
2. Tahap pelaksanaan (Acting)
1). Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarah kan siswa ke kompetensi dasar yang akan dibahas.
2). Guru menjelaskan materi pembelajaran yang berlangsung.
3). Guru menerapkan model pembelajaran matematika di dalam proses pembelajaran berlagsung.
4). Guru membagikan beberapa kelompok agar siswa dapat berdiskusi dan bertanya jawab tentang permasalahan yang diberikan oleh guru.
5). Guru memberikan tes siklus I, berupa bentuk soal esay sebanyak 5 butir.
3. Tahap pengamatan (Observasing)
Guru melakukan pengamatan mencatat hal-hal yang terjadi didalam kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Yang harus fokus diamati adalah bagaimana berjalannya kegiatan siswa dalam menggikuti kegiatan pembelajaran berlagsung.
4. Tahap refleksi (Reflecting)
Tahap refleksi merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Didalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa refleksi merupakan hasil evaluasi dan pengamatan dianalisis
untuk memperoleh bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan pada siklus I, dan hal apa yang perlu diperbaiki menjadi perhatian untuk melajutkan ke siklus II.
2. Observasi/pengamatan
Menurut Anas Sudijono (2006:76) Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (=data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Obhservasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar.
3. Teknik analisa data
1. Menghitung jumlah presentase keaktifan siswa
Untuk menentukan persentase keaktifan siswa penulis mengguna kan rumus persentse yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2009:131 ):
P= 𝐹
𝑁 X1OO%
Keterangan :
P = persentase yang dicapai F = banyak data
N= jumlah responden
Dengan kriteria keaktifan siswa : 76% -100% = banayak sekali 51%-75% = banyak 26%-50% = sedikit 1% - 25% = sedikit sekali
2. Menghitung rata-rata hasil belajar siswa Untuk menentukan hasil belajar maka penulis menggunakan rumus mean ( rata – rata ) Menurut Suharsimi (2010:264) sebagai berikut : X = ∑ 𝑋
𝑁
Keterangan:
X = Nilai rata ∑ 𝑋 = jumlah nilai
N = jumlah siswa Sementara itu untuk penentuan keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika. Peningkatan hasil belajar siswa ini dikategorikan
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/JIT
berhasil apabila tingkat ketuntasan secara klasikal sudah mencapai 60% dapat ditunjukan dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil belajar pembelajaran dianggap tuntas apabila siswa mendapatkan nilai-rata-rata melebihi ( KKM ) yang telah ditetapkan oleh guru mata pelajaran matematika yaitu 60.HASIL DAN PEMBAHASAN 1.Deskripsi Data
Pada siklus I pertemuan pertama dengan waktu 2 x 45 pemberian materi. Dan
melaksanakan tes siklus I dengan waktu 1 x 45 menit. Siklus II dengan waktu 2 x 45
pemberian materi. melaksanakan tes siklus II dengan waktu 1 x 45 menit.
2.Hasil Penelitian Siklus I
1. Perencanaan Tindakan Siklus I Tahap perencanaan tindakan meliputi :
1.
Menyiapkan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran )2.
Materi bahan ajar disesuaikan dengan silabus dan RPP dengan materi untuk siklus I menggunakan aturan perkalian, faktorial dan permutasi dengan unsur yang berbeda.3.
Menyiapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL4.
Menyusun alat evaluasi berupa tes untuk mengetahui respon dan hasil belajar siswa pada siklus I.5.
Menyiapkan lembar observasi untuk menilai bagaimana meningakat nya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL yang diterapkan.2. Tindakan Siklus I
Lagkah – lagkah pembelajaran PBL yang peneliti laksanakan :
1) Guru memberikan materi yang telah ditetapkan aturan perkalian, faktorial dan permutasi unsur yang sama.
2) Materi yang kita pilih sesuai dengan model pembelajaran PBL.
3) Guru menyiapkan soal untuk diskusikan
4) Guru membagikan beberapa kelompok untuk mendiskusikan soal tersebut.
5) Guru memantau kegiatan siswa yang menemukan kendala bisa menanya kan kepada guru.
6) Setelah menyelesaikan diskusi maka lembar kerja masing-masing diskusi kan diserahkan kepada guru.
7) Setelah diskusikan maka setiap kelompok mempertansekan hasil diskusinya. Dan bersama-sama mengkoreksi hasil diskusi tersebut.
8) Maka setiap kelompok akan lebih paham soal-soal yang diberikan oleh guru.
9) Pada kegitan terakhir untuk siklus I maka guru memberikan siswa tes akhir siklus I dengan memberi soal sebanyak esay 5 butir
3. Observasi
Hasil pengamatan siswa pada siklus I
(1). Pada indikator pertama terlihat pertemuan pertama masih rendah dibandingkan pertemuan kedua dikarenakan siswa belum memberanikan diri untuk bertanya
(2). Pada indikator kedua terdapat peningkatan pada pertemuan pertama dan kedua karena siswa sudah mulai memahami materi yang di samapaikan oleh guru.
(3). Pada indikator ketiga pertemuan pertama meningkat dan pertemuan kedua menurun dibandingkan dengan pertemuan pertama karena pada pertemuan kedua siswa kurang memahami materi yang disampaikan sehingga menyebabkan pada pertemuan kedua mengalami penurunan.
(4). Pada indikator keempat terdapat peningkatan dari pertemuan pertama karena siswa mulai memebaranikan diri untuk bertanya dan menjawab soal.
(5). Pada indikator kelima meningkat dari pertmuan petama ke pertemuan kedua karena siswa lebih memahami materi yang dijelaskan sehingga siswa bisa membuat tugas sendiri
Siswa yang memperoleh nilai yang diatas dari 60 adalah : 16 orang dengan persentase ketuntasan = 66,66% siswa yang memperoleh nilai kurang dari 60 adalah :17orang dengan persentase tidak tuntas = 45,84% Berdasarkan pengamatan menunjuk kan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan nilai diatas 60 sebanyak 16 orang masih banyak belum mencapai KKM yang diharapkan tetapi dari pengamatan peniliti
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/JIT
terdapat kendala-kendala yang perlu diperbaiki.4. Refleksi
Maka tampak model pembelajaran matematika terpadu belum dapat meningkatkan hasil belajar dan Kendala – kedala yang dihadapi dalam melaksanakan siklus I meliputi :
1) Siswa masih banyak belum mengerti materi yang di sampaikan.
2) Siswa masih ada yang terlambat datang kesekolah saat pembelajaran sudah di mulai.
3) Siswa masih kurang aktif untuk bertanya maupun menjawab soal pada saat proses pembelajaran berlagsung.
4) Siswa masih ada yang ribut didalam proses pembelajaran berlangsung.
5) Siswa masih banyak yang belum paham terhadap soal yang didiskusikan jadi banyak hasil diskusi yang belum betul.
6) Kurangnya kerja sama kelompok kebanyak satu atau dua orang yang mencari.
Berdasarkan kendala-kendala tersebut maka perlu diadakan tindakan-tindakan lanjutan pada siklus II melakukan perbaikannya.
1) Maka guru mempertegaskan cara menyemapaikan materi bagaiman materi tersebut dapat tersampaikan dan mudah dimengerti oleh siswa.
2) Jika masih ada yang terlambat datang kesekolah pada saat proses pembelajaran sudah di mulai maka diberikan sanksi sebelum duduk di berikan pertanyaan mengenai materi yang sebelumnya yang sudah dipelajari.
3) Siswa yang belum pernah bertanya atau pun menjawab soal maka diberikan kesempatan untuk bertanya ataupun untuk menjawab soal tersebut.
4) Didalam proses pembelajaran berlangsung siswa ada yang ribut guru memberikan berupa pertanyaan seputar materi yang di ajarkan jadi siswa yang ribut akan kembali menggikuti proses pembelajaran dengan tidak ribut lagi.
5) Sebelum diskusi dimulai maka guru memberikan penjelasan persoalan yang perlu diskusi.
6) Pada Saat kegiatan kerja kelompok maka diberikan aturan untuk nilai hasil diskusi kelompok sama, tapi nila keja sama kelompok perindividu jadi tidak satu ataupun dua orang yang berkerja untuk
menyelesaikan perseolan diskusi tapi bersama-bersama.
3. Hasil penelitian siklus II
1. Perencanaan Tindakan Siklus II Tahap perencanaan tindakan meliputi :
1.
Menyiapkan RPP ( Rencanapelaksanaan pembelajaran )
2.
Materi bahan ajar disesuaikan dengan silabus dan RPP dengan materi untuk siklus II kombinasi dan teorema binomial.3.
Menyusun alat evaluasi berupa tes untuk mengetahui respon dan hasil belajar siswa pada siklus II.4.
Menyiapkan lembar observasi untuk menilai bagaimana meningakatnya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL yang diterapkan.5.
Menyusun alat evaluasi berupa tes untuk mengetahui respon dan hasil belajar siswa pada siklus II.6.
Menyiapkan lembar observasi untuk menilai bagaimana meningkatnya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL yang diterapkan.2. Tindakan Siklus II
Lagkah – lagkah pembelajaran matematika terpadu yang peneliti laksanakan :
1.
Guru memberikan materi yang telahditetapkan kombinasi dan teorema binomial.
2.
Materi yang kita pilih sesuai dengan model pembelajaran PBL.3.
Guru menyiapkan soal untuk didiskusikan4.
Guru membagikan beberapa kelompok untuk mendiskusikan soal tersebut.5.
Guru memantau kegiatan siswa yang menemukan kendala apa bila siswa untuk bertanya maka bisa menanyakan kepada guru.6.
Setelah menyelesaikan diskusi maka lembar kerja masing-masing diskusikan diserah kepada guru.7.
Setelah diskusikan maka setiap kelompok mempertasekan hasil diskusinya. Dan bersama-sama mengkoreksi hasil diskusi tersebut.8.
Maka setiap kelompok akan akan lebih paham soal-soal yang diberikan oleh guru.https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/JIT 9.
Pada kegitan terakhir untuk siklus IImaka guru memberikan siswa tes akhir
siklus II dengan memberi soal sebanyak esay 5 butir.
pengamatan siswa pada siklus I1
(1). Pada indikator pertama terlihat pertemuan kedua meningkat dibandingkan dengan pertemuan pertama dikarenakan siswa sudah banyak siswa yang fokus dalam belajar dan tidak ada lagi siswa sibuk dengan kegiatan lain siswa sudah fokus saat dalam belajar berlangsung.
(2). Pada indikator kedua pertemuan kedua meningkat dibandingkan dengan pertemuan pertama karena siswa sudah mulai memahami materi yang di samapaikan oleh guru.
(3). Pada indikator ketiga pertemuan pertemuan kedua meningkat dibandingkan dengan pertemuan pertama karena pada pertemuan pertama siswa lebih memahami materi yang disampaikan sehingga menyebabkan pada pertemuan pertama mengalami peningkatan.
(4). Pada indikator keemat pertemuan pertama dan kedua terlihat meneningkat dibandingkan dengan pertemuan pertama karena pada pertemuan kedua siswa mulai memebaranikan diri untuk bertanya dan menjawab soal.
(5). Pada indikator kelima meningkat dari pertmuan petama ke pertemu an kedua karena siswa lebih memahami materi yang dijelakan sehingga siswa
Siswa yang memperoleh nilai yang diatas dari 60 adalah : 27orang persentase ketuntasan= 100% siswa yang memperoleh nilai yang kurang dari 60 adalah : - orang persentse tidak tuntas = -
Berdasarkan pengamatan menunjukkan hasil belajar yang diperoleh sudah melebihi dari KKM 60 rata-rata kelasnya sudah 72,59 dan nilai siswa sudah mencapai KKM yang diharapkan 60.
4. Pembahasaan
Hasil penelitian tindakan kelas menggunakan 2 siklus, ternyata dapat menguji hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian, indikator kerjanya yaitu : dengan adanya model pembelajaran PBL dapat diharapkan aktifitas dan nilai siswa lebih meningkat dengan hasil belajar sebelumnya, jadi setelah belajar dengan
model pembelajaranPBL diharapkan siswa mempunyai nilai rata-rata minimal 60. Untuk lebih jelasnya hubungan hasil penelitian pada masing-masing siklus akan disajikan rekaman data perkembangan hasil observasi dan hasil belajar pada setiap siklus dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan rendahnya minat dan kurangnya siswa mengulang kembali materi yang telah diajarkan oleh guru disekolah mengakibatkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran berlagsung. Oleh karena itu, perlakuan yang diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Salah satu model pembelajaran yang peneliti terapkan untuk guru gunakan yaitu. Model pembelajaran PBL.
Walaupun model pembelajaran PBL telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun model pembelajaran ini buka segala-galanya dalam arti dapat mengatasi semua permasalahan dalam proses pembelajaran. Apa yang diperoleh melalui penelitian tindakan ini hanya salah satu solusi, dimana kesahihan dari penerapan model pembelajaran ini masih perlu diuji pada berbagai mata pelajaran lainnya dan subjek yang berbeda.
PENETUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tidakan kelas
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas XI dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning di SMK Negeri I Sungai dari siklus I dan siklus II. Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning hasil belajar siswa meningkat, dimana nilai pada setiap siklusnya mengalami peningkatan pada siklus I (48,51) siklus II (59,37):
pada siklus II terjadi peningkatan di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Dengan demekian peneliti menarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar matematika dengan menerapkan model pembelajaran pada sisiswa kelas XI di SMK Negeri I Sungai Penuh Tahun Pelajaran
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/JIT
SaranAdapun saran penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Guru diharapakan dapat menggunakan model pemebelajran
Problem Based Learning
dalam kegiatanpembelajaran matematika maupun mata pelajarannya lainnya.2. Untuk peneliti lainnya yang tertarik dengan model pembelajaran yang sama yang peneliti terapkan, sebaiknya pada materi yang lainnya agar materi pembelajaran lain dalam ruang lingkup yang lebih lebih luas.
3. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metematika terpadu diharapkan guru agar dapat memberikan dan menyampaikan materi dengan menarika agar sisiwa akan aktif untuk belajar dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning
DAFTAR PUSTAKA
Agus Supriijono. 2000. cooperative learning, Surabaya : pustaka pelajar
Anas Sudijono. 2006. pengatar evaluasi pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Abu Ahmadi. 2005 . Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Benny Pribadi. 2009 . model desain sistem pembelajaran, Jakarta
Dimyati, Mudjiono. 2002 . Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Ekawarna. 2009 . penelitian tindakan kelas, jambi : FKIP UNJA
Erman, Suherman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, bandung : Universitas Indonesia
Hamzam B.Uno. 2008 . model pembelajaran . Jakarta : Bumi
M.Dalyono, 2009 psikologi pendidikan . jakarta : Rineka Cipta
Nana Sudjana. 1989. penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Nanang Hanafiah Dan Cucu Suhana. 2009 . Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung : PT Refika Aditama
Suharsimi Arikunto. 2010. prosedur penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto. 2006 . penelitian tindakan kelas, PT. Bumi Aksara
Sugiyanto. 2010 . model-model pembelajaran . Surakarta : FKIP UNS
Suharsimi Arikunto. 2006. penelitian tindakan kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara
Suharsimi Arikunto.2008.dasar-dasar evaluasi pendidikan , jakarta : Bumi Aksara
Nadia Noprianti. 2014 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)