• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF MELALUI MEDIA CETAK PADA SISWA KELAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF MELALUI MEDIA CETAK PADA SISWA KELAS "

Copied!
90
0
0

Teks penuh

Safar 1442 Agustus 2020 M, sebagai salah satu syarat untuk meraih Diploma Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari itu. Jurusan: Fakultas Pedagogi Sekolah Dasar Fakultas: Ilmu Pedagogi dan Pendidikan Menyatakan kesepakatan sebagai berikut. Upaya meningkatkan kemampuan membaca intensif melalui media cetak pada siswa III. kelas kabupaten SD Inpres Sapiria.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Pemecahan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan adalah: “Dapatkah keterampilan membaca intensif siswa ditingkatkan melalui pemanfaatan media cetak sebagai bahan bacaan siswa kelas III SD Inpres Sapiria Kec. menunjukkan perkembangan dan hambatan yang dialami selama proses membaca dengan menggunakan bahan bacaan, pencapaian proses pembelajaran dan hasilnya dapat ditunjukkan melalui hasil membaca intensif dengan menggunakan media membaca yang terdapat pada media cetak.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Penelitian Relevan
  • Pembelajaran Bahasa
  • Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
  • Keterampilan Membaca

Sumarni (2016) dengan judul Pemanfaatan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Kasin Malang. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia perlu dikembangkan lebih lanjut, baik melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal. Pada Kurikulum 2013, kedudukan bahasa Indonesia terpusat, bahasa Indonesia menjadi pusat integrasi IPA dan IPS di sekolah dasar.

Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, baik lisan maupun tulisan. Poin (1) dan (2) menunjukkan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yang meliputi tujuan pada ranah kognitif dan afektif. Butir (3) berarti pendekatan komunikatif yang digunakan, sedangkan butir (4) berarti tingkat kesulitan mata pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan.

Dari tujuan tersebut terlihat jelas bahwa fungsi pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi bahasa tersebut, khususnya sebagai alat komunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dapat memberikan keterampilan dasar berbahasa yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah atas dan untuk menyerap ilmu yang dipelajari melalui bahasa tersebut. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat membentuk sikap berbahasa yang positif dan memberikan landasan untuk menikmati dan mengapresiasi sastra Indonesia.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu memperhatikan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai luhur negara, serta meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Menurut Kurikulum (Kementerian Pendidikan Nasional disebutkan bahwa ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan keterampilan sastra, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut. Berdasarkan ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia di atas, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan bahasa pada peningkatan keterampilan komunikasi, karena keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan dan memegang peranan penting dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan.

Tabel 2.1: Format Penilaian Membaca Intensif dengan Menggunakan Media  Cetak
Tabel 2.1: Format Penilaian Membaca Intensif dengan Menggunakan Media Cetak

Kerangka Pikir

Penggabungan teks dan gambar pada media cetak dapat menambah minat dan memudahkan pemahaman siswa. Media cetak hanya bisa berbentuk tulisan dan media cetak hanya bisa menyajikan visual berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi cerita. Pemanfaatan media cetak belum sepenuhnya diterapkan di Sekolah Dasar Sapiria karena selama ini cara guru mengajarkan keterampilan membaca adalah siswa terlibat langsung dalam kegiatan membaca kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan membaca tanpa mengubah bahan bacaan yang digunakan siswa.

Artinya siswa hanya dapat mengungkapkan apa yang tertulis dan belum mengetahui bagaimana menafsirkan isi dari apa yang dibacanya. Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca intensif terlihat dari nilai ujian siswa dan tugas guru. Ketika siswa diminta mengulangi materi bacaan atau mengomentari materi bacaan, siswa umumnya sangat lambat.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti keterampilan membaca intensif siswa kelas III di SD Inpres Sapiria Kec. Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan di kelas yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan evaluasi. Realisasi penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, namun apabila belum mencapai tingkat keberhasilan akan dilanjutkan pada siklus berikutnya dan direncanakan tiga kali pertemuan untuk setiap siklusnya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir K.2013
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir K.2013

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

Setiap pertemuan tatap muka diawali dengan pengenalan panduan pemula disertai demonstrasi contoh praktis penggunaan bahasa Indonesia. Siswa diarahkan untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Dalam pemberian latihan ini, soal-soal yang diberikan diurutkan berdasarkan tingkat kesulitan dan relevansinya dengan materi yang dipelajari. Jawaban tersebut dapat berupa keseriusan, motivasi, keaktifan dalam pelaksanaan tugas serta pengembangan aspek kognitif siswa berupa prestasi belajar, di samping itu perubahan sikap yang terjadi pada diri siswa dalam pembelajaran. proses adalah. juga diamati sehingga menghasilkan hasil belajar siswa setelah melakukan tindakan pada siklus 1. .

Di akhir siklus ini dilakukan refleksi terhadap hal-hal yang diperoleh baik dari angket maupun observasi catatan guru, kekurangan yang terjadi pada siklus 1 diperbaiki pada siklus berikutnya. Pada siklus II tahap perencanaan hanya melanjutkan pelaksanaan siklus I dengan menambah atau mengurangi bagian-bagian yang dirasa kurang baik berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II dilakukan langkah-langkah yang relatif sama dengan siklus I yaitu melakukan berbagai perbaikan yang dianggap perlu.

Secara umum tahapan dan evaluasi yang dilakukan pada siklus II hampir sama dengan siklus I, hanya terdapat beberapa perbaikan yang dipandang perlu. Data hasil observasi dan evaluasi pada siklus ini ditinjau dan dianalisis untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan akhir penelitian tindakan ini.

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Data hasil belajar siswa dengan menyelesaikan soal kemahiran membaca pada setiap akhir siklus. Data mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan media cetak ditangkap dalam format observasional.

Teknik Analisis Data

Indikator Keberhasilan

  • Siklus I a. Perencanaan

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pada siswa kelas III SD Inpres Sapiria Kec. Kecamatan Barombong. Data penelitian berupa minat belajar bahasa Indonesia siswa yang diperoleh melalui lembar observasi dan hasil tes bahasa Indonesia pada akhir siklus. Data tersebut ditabulasi kemudian diberi skor, dan dihitung nilai frekuensi dan persentasenya sebagai acuan penafsiran dalam analisis deskriptif.

Selain itu, pada akhir kegiatan pelaksanaan tindakan, peneliti memberikan tes kepada setiap siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan media cetak. Hasil persentase di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa kelas III SD Inpres Sapiria Kec. Di Gowa pada siklus I terdapat 21 atau 56,76% siswa yang belum mencapai keberhasilan individu sehingga memerlukan perhatian khusus dari guru dalam pelaksanaan siklus II.

Tabel  4.1  Distribusi  frekuensi  dan  persentase  Nilai  Bahasa  Indonesia  Siswa  Kelas  III  SD  Inpres  Sapiria  Kec
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi dan persentase Nilai Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SD Inpres Sapiria Kec

Observasi

  • Siklus II

Bila diamati dari aspek minat belajar siswa di Gowa, dapat dijelaskan bahwa rata-rata jumlah kehadiran siswa sebesar 97,30%. atau masuk dalam kategori sangat tinggi. Siswa yang aktif belajar mencapai rata-rata 55,40% atau berada pada kategori sedang. Siswa yang menanyakan materi yang belum dipahami mencapai rata-rata 51,35%. atau berada pada kategori rendah.

Siswa yang datang dan pergi pada saat belajar mengajar mencapai rata-rata sebesar 43,24% atau termasuk dalam kategori rendah. Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah rata-rata 54,05% atau berada pada kategori rendah, dan siswa yang mengerjakan aktivitas lain saat guru sedang menjelaskan rata-rata 36,49% atau berada pada kategori rendah. D. Di Gowa pada II. siklus terdapat 26 atau 87,29% siswa yang mencapai keberhasilan individu atau berada pada kategori sangat tinggi, sedangkan rata-rata hasil klasikal sebesar 84,54%.

Bila dilihat dari aspek minat belajar siswa di Gowa, dapat dijelaskan bahwa rata-rata jumlah siswa yang hadir mencapai 98,65% atau masuk dalam kategori sangat tinggi. Siswa yang bertanya tentang materi yang kurang dipahami memperoleh nilai rata-rata 81,68% atau berada pada kategori tinggi. Siswa yang datang dan pergi belajar mengajar rata-rata mencapai 10,81% atau termasuk dalam kategori sangat rendah.

Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah rata-rata 98,65% atau berada pada kategori tinggi, dan siswa yang mengerjakan aktivitas lain dengan penjelasan guru rata-rata 9,46%.

Tabel 4.2   Rekapitulasi Hasil Observasi Ceklist Terhadap Aktivitas   Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Ceklist Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I

Pembahasan

Proses pembelajaran pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus sebelumnya, selama proses pembelajaran hanya siswa yang mengajukan pertanyaan tertentu yang mendapat nilai baik. Dalam mengerjakan LKS yang diberikan, siswa pada umumnya masih memerlukan bimbingan dari guru, namun perhatian siswa terhadap pengajaran bahasa Indonesia sudah dinilai positif, hal ini terlihat dari respon setiap siswa. Dalam pelaksanaan siklus ini walaupun dari segi pemahaman materi hampir tidak ada perbedaan, namun dari segi sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, minat tersebut berupa keinginan untuk mengetahui materi yang disampaikan oleh guru atau guru. kemampuan siswa dalam proses pembelajaran mengalami kemajuan.

Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang berada di dalam kelas, siswa yang aktif di kelas, siswa yang bertanya tentang materi yang belum dipahaminya.

Simpulan

Saran

Penulis memulai pendidikannya di SD Inpres Gontang, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar dan lulus pada tahun 1988. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Makassar dan lulus pada tahun 1991. Gowa hingga lulus pada tahun 1994. Pada tahun 2005 penulis dinyatakan sebagai mahasiswa Diploma II PGSDI (Pendidikan Guru Sekolah Dasar Islam) Fakultas Agama Islam Universitas Muslim Indonesia dan lulus pada tahun 2007.

Pada tahun 2008, saya melanjutkan pendidikan dan terdaftar sebagai mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai pada tahun 2011. Pada tahun 2018 saya melanjutkan pendidikan dan kembali terdaftar sebagai mahasiswa PKG PGSD angkatan 2018 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jurusan Keguruan Sekolah Dasar dan selesai pada tahun 2020. Di akhir perkuliahan, penulis menulis disertasi yang berjudul “Upaya meningkatkan kemampuan membaca intensif melalui media cetak pada Siswa Kelas III SD Inpres Kecamatan Sapiria.

Di tengah taman ada boneka orang-orangan sawah, Kancil tidak takut malah menendang boneka itu. Ternyata orang-orangan sawah itu sudah diberi jus nangka, sehingga kaki Kancil menempel pada boneka itu dan sulit dilepaskan. Sejak kecil ayahnya telah meninggal dunia, ia tinggal di sebuah peternakan yang berpindah-pindah, selalu diawali dengan perambahan hutan atau semak belukar sebelum dijadikan lahan.

Ibu yang membesarkannya dalam suasana prihatin sentiasa bekerja keras."Jika bukan kamu yang membantu ibu, siapa lagi yang diharapkan?" jadi mak dia ingatkan dia turun mandi lama.

Nilai Rata-

Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup, serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup. Bahasa Indonesia : - Siswa dapat membaca nyaring dengan pengucapan dan intonasi yang benar - Siswa dapat menjawab soal bacaan. Memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih tanaman apa yang akan ditanam dan memotivasi siswa untuk selalu merawat tanaman tersebut.

Gambar

Tabel 2.1: Format Penilaian Membaca Intensif dengan Menggunakan Media  Cetak
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir K.2013
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian(Classroom Action Research) Planning
Tabel 3.1. Teknik Analisis Data
+5

Referensi

Dokumen terkait

E-mail: publishing@hmpg.co.za EDITOR Vanessa Burch DEPUTY EDITOR Juanita Bezuidenhout EDITORIAL BOARD Adri Beylefeld, University of the Free State Juanita Bezuidenhout, Stellenbosch