• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI MTS AR-RIDHA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI MTS AR-RIDHA MEDAN"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Virus COVID-19 menyerang Indonesia, salah satu negara yang terdampak sejak merebaknya COVID-19 di Indonesia pada bulan Maret 2022, kota Medan mencatat 4.270.000 kasus terkonfirmasi (Our World in Data, 2022). Wabah COVID-19 menyebabkan terhentinya pembelajaran secara total, menyebabkan siswa tidak dapat menerima pembelajaran tatap muka selama kurang lebih dua tahun, yang berdampak negatif pada kemajuan akademik mereka. Ketika siswa memahami ide-ide matematika dan menggunakannya dalam situasi nyata, pembelajaran matematika dikatakan efektif.

Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah untuk membantu siswa belajar bahkan ketika dihadapkan pada situasi yang ambigu, untuk membantu mereka. Siswa diharapkan dapat mengerjakan soal-soal yang penuh dengan ide-ide matematika kompleks yang memerlukan seluruh keterampilan dan pengetahuan seseorang saat ini. Keterampilan tersebut merupakan salah satu keterampilan matematika yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari materi representasi matematis bilangan.

Perkembangan konseptual siswa, kemampuan mengkomunikasikan ide matematika, dan kemampuan memperoleh keterampilan baru semuanya difasilitasi oleh kemampuan representasi matematisnya. Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki siswa ketika belajar matematika adalah kemampuan mendeskripsikan matematika, meskipun hal ini tidak selalu mudah bagi anak-anak.

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

PENINGKATAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DILIHAT KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA MTS AR-RIDHA MEDAN". Menurut artikel Daryono yang berjudul "Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah ditinjau dari kemampuan representasi matematis siswa", Kelas pembelajaran berbasis masalah mempunyai rata-rata perolehan keterampilan representasi siswa lebih tinggi dibandingkan kelas pembelajaran konvensional.Berdasarkan silabus materi numerik terlihat bahwa sumber belajar berbasis masalah meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol melakukan post-test untuk membandingkan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa setelah pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran tradisional. Pada tahap ini, data dianalisis menggunakan uji statistik, dan skala ordinal digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam representasi matematis. H1: Bagi siswa MTs Ar-Ridha Medan, penggunaan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan penyajian matematis pada materi relasi dan fungsi lebih baik dibandingkan dengan penggunaan model konvensional untuk meningkatkan presentasi siswa.

Menurut Makah al, kemampuan representasi matematis siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran yang disebut Ar-Ridha Medan tidak mengalami peningkatan pada pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa secara signifikan.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORITIS

Kerangka Teoritis

  • Kemampuan representasi Matematis
  • Pengertian Model Pembelajaran
  • Model Problem Based learning
  • Karakteristik Model Problem Based Learning
  • Prinsip Model Problem Based Learning
  • Langkah Model Problem Based Learning

Mengingat definisi berbeda yang diberikan di atas, jelas bahwa representasi matematika mengacu pada metode berbeda di mana konsep matematika (seperti masalah, teorema, definisi, dll.) didefinisikan. Model pembelajaran adalah suatu metode pengajaran khusus yang bertujuan untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan memahami suatu mata pelajaran secara keseluruhan. Menurut Joyce (1994), model pembelajaran adalah suatu strategi atau pola yang berfungsi sebagai peta jalan penyelenggaraan tutorial atau pengajaran di kelas, serta pemilihan sumber belajar antara lain buku teks, film, komputer, dan kurikulum.

Joyce menambahkan, setiap model pembelajaran memberitahu kita bagaimana menciptakan pengajaran untuk mendukung siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Udin, model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang menguraikan pendekatan metodis yang mengumpulkan peristiwa-peristiwa pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (dalam Hermawan, 2006: 3). Model pembelajaran memandu guru dan perancang pembelajaran dalam menciptakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran (Shilphy A. Octavia, 2020).

Model pembelajaran adalah suatu strategi atau pola yang berfungsi sebagai peta jalan penyelenggaraan tutorial atau pembelajaran di kelas, menurut Trianto (dalam Gunarto, 2013:15). Model pembelajaran menggambarkan strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan, meliputi lingkungan belajar, pengelolaan kelas dan tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian pengertian model pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual atau metode yang menggunakan berbagai perangkat pengajaran, termasuk seluruh sumber daya yang digunakan guru dalam pembelajaran.

Teknik pembelajaran berbasis masalah yang berasal dari bahasa Inggris problem based learning diawali dengan pemecahan masalah, namun untuk itu siswa harus memperoleh pengetahuan baru. Situasi dunia nyata digunakan sebagai latar belakang untuk mengajarkan siswa berpikir kritis dan teknik pemecahan masalah serta pengetahuan dalam gaya mengajar pembelajaran berbasis masalah (PBL) (Duch, 2001). Pembelajaran berbasis masalah dapat didefinisikan sebagai pengembangan kurikulum dan pendekatan pengajaran yang melibatkan pencelupan siswa dalam situasi pemecahan masalah yang aktif, sehari-hari, dan tidak terstruktur sambil mengembangkan strategi pemecahan masalah serta pengetahuan dan keterampilan dasar (Herminarto Sofyan, 2017).

Pembelajaran berbasis masalah dapat dicirikan sebagai suatu metode untuk mengembangkan sistem pengajaran yang sekaligus mengajarkan metodologi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan kemampuan dengan menempatkan siswa dalam konflik aktif sebagai pemecah masalah sehari-hari yang tidak terstruktur. Bekerja dalam kelompok dengan siswa lain juga dapat menjadi awal pembelajaran berbasis masalah. Sekalipun pembelajaran berbasis masalah didemonstrasikan dalam mata pelajaran pengetahuan tertentu, siswa dapat melihat beberapa ilmu tersebut ketika dihadapkan pada situasi dunia nyata.

Tabel 2.1 Bentuk-bentuk Operasional Representasi Matematis  No.  Representasi  Bentuk-bentuk Operasional  1
Tabel 2.1 Bentuk-bentuk Operasional Representasi Matematis No. Representasi Bentuk-bentuk Operasional 1

Materi Relasi dan Fungsi

  • Pengertian Relasi
  • Bentuk – Bentuk Penyajian Relasi
  • Pengertian fungsi
  • Bentuk – Bentuk Penyajian fungsi

Hal ini karena keterampilan dasar siswa dalam bidang ini bergantung pada kemampuan mereka untuk merepresentasikan hubungan dan fungsi secara kuantitatif. Misalnya hubungan topik atau masakan favorit siswa, hubungan pendapatan orang tua, hubungan anak dengan mainan yang disukainya, dan sebagainya. Hubungan antara dua objek dapat ditunjukkan dalam berbagai cara, termasuk diagram panah, diagram kartesius, dan himpunan pasangan terurut.

Siswa dapat diberikan masalah dari situasi nyata untuk mengukur seberapa baik mereka dapat mengungkapkan hubungan. Rio menyukai basket dan atletik, Ikbal menyukai sepak bola, dan Reza menyukai basket dan tenis meja.” horizontal (sumbu X), dan himpunan elemen Q berorientasi vertikal (sumbu Y).

Selain menggunakan beberapa diagram yang disebutkan di atas, seperti diagram panah dan diagram kartesius, hubungan yang menghubungkan sejumlah besar individu satu sama lain juga dapat ditampilkan sebagai kumpulan pasangan terurut. Fungsi atau pemetaan adalah satu-satunya hubungan antara dua himpunan yang setiap elemen pada himpunan pertama bersesuaian dengan tepat satu elemen pada himpunan kedua. Karena suatu fungsi adalah tipe relasi khusus, prosedur untuk merepresentasikan salah satu fungsi sama dengan prosedur untuk merepresentasikan fungsi lainnya.

Suatu fungsi dapat direpresentasikan dalam tiga cara berbeda: menggunakan diagram panah, diagram kartesius, himpunan pasangan terurut, persamaan fungsi, tabel, dan grafik. Masalah relasi dan fungsi yang berkaitan dengan cara menyatakan relasi atau fungsi itu sendiri diselesaikan dengan contoh yang diberikan sebelumnya. Hubungan atau fungsi merupakan representasi penting dalam representasi, baik itu representasi gambar, simbol atau persamaan matematika, maupun bahasa verbal atau tulisan.

Siswa harus menggunakan representasi visual ketika menyelesaikan masalah dengan menyajikan diagram panah atau grafik koordinat. Dalam membuat persamaan fungsional dari materi tertulis, siswa memerlukan representasi, simbol, atau persamaan matematis kartesius.

Penelitian yang Relevan

METODE PENELITIAN

  • Rancangan Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Teknik pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Analisis Data
    • Analisis Data Kemampuan Representasi Matematis
    • Perbedaan Kemampuan Representasi Matematis yang Diajarkan

Sebelum berkonsultasi dengan pembimbing, peneliti juga menggunakan instrumen tes dan alat peraga representasi matematis yang sesuai dengan model pengetahuan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Tes representasi matematis yang sama yang diberikan pada akhir materi pembelajaran digunakan untuk mengumpulkan data dari nilai tes dua kelompok sampel. H0: Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah oleh siswa MTs Ar-Ridha Medan tidak meningkatkan kemampuan representasi konsep matematika secara signifikan.

H0 : Peningkatan kemampuan menyajikan materi pembelajaran numerik pada materi relasional dan kemampuan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa MTs Ar-Ridha. Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan skor jawaban siswa sesuai dengan skor pada kolom skala, seperti terlihat pada Tabel 4.5; skor 0 ditetapkan menjadi 1,00, skor 1 ditetapkan menjadi 2,28, skor 2 ditetapkan menjadi 3,39, dan skor 3 ditetapkan menjadi 4. Informasi tentang kemampuan representasi numerik siswa pada kelas kontrol Kemampuan untuk merepresentasikan konsep matematika menggunakan data dalam skala ordinal.

Pre-test, yang terdiri dari esai dua pertanyaan, menilai keterampilan siswa dalam representasi matematis. Dengan menggunakan data atau informasi, suatu permasalahan dapat direpresentasikan dengan menggunakan gambar, diagram, grafik atau tabel. Berdasarkan Tabel 4.10, kemampuan menggambar numerik siswa kelas eksplorasi pada semua tanda kemampuan menggambar numerik kelas rendah mengalami penurunan dari 48,13% menjadi 12,96%, sedangkan siswa pada klasifikasi keseluruhan mengalami peningkatan dari 18,51% menjadi 58,63%.

Tabel 3.2 Cara Mengukur Kapasitas Representasi Matematika
Tabel 3.2 Cara Mengukur Kapasitas Representasi Matematika

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian

  • Analisis Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis
  • Analisis Perbedaan Peningkatan Kemampuan Representasi Siswa

Informasi pada kelas tes adalah informasi keterampilan menggambar angka yang diterapkan dengan model pembelajaran case based, sedangkan informasi pada kelas kontrol adalah informasi keterampilan menggambar angka dengan menggunakan pembelajaran gaya lama. Dalam penelitian ini akan dievaluasi data skala ordinal mengenai kemampuan siswa dalam merepresentasikan hubungan dan fungsi secara matematis. Pengulangan derajat urut 0 sebanyak 20, pengulangan derajat urut 1 sebanyak 68, pengulangan derajat urut 2 sebanyak 37, dan pengulangan derajat urut 3 sebanyak 10.

Untuk kelompok skor yang berbeda, seperti skor kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah tes, kita dapat mengulangi cara MSI di atas. Dari tabel diatas terlihat paling banyak 0 siswa pada kelas kontrol yang mempunyai tingkat N-Gain “Tinggi”. Selama pelatihan di kelas kontrol, terdapat 12 siswa yang diingat pada kelas “Sedang” dan 16 siswa yang diingat pada kelas “Rendah”.

Hasilnya, rata-rata kadar N-Gein kelas kontrol pada ujian konvensional termasuk dalam kategori “Rendah”. Motivasi di balik pretest ini adalah untuk memberikan landasan bagi kemampuan anak dalam mendasarkan keterampilannya pada gambar numerik. Dengan menggunakan data atau informasi, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan menggunakan gambar, diagram, grafik, atau tabel. Masalah yang melibatkan ekspresi matematika disajikan. 11.111.

Tabel  4.1  Hasil  Penskoran  Tes  Awal  (Pretest)  Kemampuan  representasi  Matematis Kelas Ekperimen
Tabel 4.1 Hasil Penskoran Tes Awal (Pretest) Kemampuan representasi Matematis Kelas Ekperimen

Gambar

Tabel 2.1 Bentuk-bentuk Operasional Representasi Matematis  No.  Representasi  Bentuk-bentuk Operasional  1
Gambar 2.1Langkah Problem Based learning
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Tabel 3.2 Cara Mengukur Kapasitas Representasi Matematika
+7

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran problem based learning PBL memiliki kelebihan, yaitu 1 kegiatan pemecahan masalah siswa dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, 2 meningkatkan aktivitas siswa