• Tidak ada hasil yang ditemukan

upaya non litigasi dalam penyelesaian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "upaya non litigasi dalam penyelesaian"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penyelesaian sengketa perampasan tanah (kajian implementasi Pasal 1 angka 10) UU No. Di Indonesia, alternatif penyelesaian sengketa diatur dalam Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (UU AAPS).

Fokus Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Manfaat Praktis

Untuk menambah nilai positif, penelitian ini dapat mengungkap landasan hukum kewenangan penyelesaian sengketa perampasan tanah di luar pengadilan dan kepatuhan terhadap peraturan hukum. Yakni memberikan pengetahuan mengenai alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan agar masyarakat tidak lagi kebingungan dalam menyelesaikan permasalahan sengketa yang dihadapinya.

Definisi Istilah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI, penyelesaian adalah suatu proses, suatu cara, suatu perbuatan yang harus diselesaikan dalam arti (mengklarifikasi atau menyelesaikan). Penyelesaian berasal dari kata dasar selesai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, perselisihan adalah sesuatu yang menimbulkan perselisihan, pertengkaran dan pertengkaran.

Sistematika Pembahasan

Tesis berjudul Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Melalui Mediasi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Bandar Lampung. Bagaimana tingkat keberhasilan penyelesaian sengketa hak atas tanah melalui mediasi di kantor Badan Pertanahan Nasional Bandar Lampung?

Kajian Teori

Teori Alternatif Penyelesaian Sengketa a. Teori alternatif penyelesaian sengketa,yaitu

Dasar hukum penyelesaian sengketa di luar pengadilan melalui mekanisme Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah adanya kehendak bebas para pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan pilihannya di luar hakim negara. Dalam ketentuan Pasal 58 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kehakiman disebutkan bahwa, “usaha penyelesaian sengketa perdata di luar pengadilan negara dapat dilakukan melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa”. Teori penyelesaian sengketa merupakan teori yang mempelajari dan menganalisis kategori atau klasifikasi perselisihan atau konflik yang timbul dalam masyarakat, faktor-faktor penyebab perselisihan serta cara atau strategi yang digunakan untuk mengakhiri perselisihan tersebut. Ruang lingkup teori penyelesaian sengketa meliputi jenis-jenis perselisihan, faktor-faktor penyebab perselisihan, dan strategi penyelesaian perselisihan.

Strategi penyelesaian sengketa merupakan upaya mencari dan memikirkan cara untuk mengakhiri perselisihan yang timbul antar pihak, seperti melalui negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan lain-lain. Dalam melaksanakan proses penyelesaian sengketa yang umumnya dilakukan melalui perundingan, aspek kemanusiaan harus diikutsertakan karena hal ini dapat memudahkan perundingan.

Teori Agraria

Ruang lingkup urusan agraria menurut UUPA meliputi tanah, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan Pasal 1 ayat 5, dalam UUPA, air adalah air di perairan pedalaman atau air di laut teritorial Indonesia. Kamar menurut pasal 1 ayat 6, dalam UUPA ruang di atas tanah adalah wilayah Indonesia dan ruang di atas air adalah wilayah Indonesia.

Pengertian ruang menurut Pasal 48 ZUPA adalah ruang yang berada di atas bumi dan perairan, yang mengandung energi dan unsur-unsur yang dapat dimanfaatkan untuk upaya melestarikan dan mengembangkan kesuburan bumi, air dan kekayaan alam yang dikandungnya serta hal-hal lain. terkait dengannya. Kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi disebut bahan, yaitu unsur-unsur kimia, mineral, bijih-bijih dan segala jenis batuan, termasuk batuan mulia yang merupakan endapan alam (UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara).

Teori Pertanahan

Sedangkan yang dimaksud dengan hak atas tanah adalah hak yang memberikan kewenangan kepada pemegang haknya untuk menggunakan atau memanfaatkan tanah yang dimilikinya. Hukum pertanahan adalah seperangkat ketentuan hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang kesemuanya mempunyai tujuan pengaturan yang sama, yaitu hak penguasaan atas tanah sebagai lembaga hukum dan sebagai hubungan hukum konkrit, dengan aspek publik dan privat, yang dapat disusun dan dipelajari secara sistematis. hingga keseluruhannya menjadi satu kesatuan yang membentuk satu sistem. Ketentuan tertulis mengenai hukum pertanahan bersumber dari UUPA dan peraturan pelaksanaannya yang secara khusus mengatur tentang tanah sebagai sumber hukum utama, di samping Undang-Undang Pertanian Indonesia dan ketentuan-ketentuan lain yang merupakan hukum pertanahan tidak tertulis. dari hukum adat yang berkaitan dengan pertanahan dan hukum perkara yang berkaitan dengan. Hak penguasaan atas tanah sebagai suatu lembaga hukum Hak penguasaan atas tanah ini tidak terikat pada tanah dan pada orang atau badan hukum tertentu sebagai subjek atau pemegang hak.

Hak menguasai tanah sebagai suatu hubungan hukum yang konkrit. Hak penguasaan atas tanah ini berkaitan dengan hak-hak tertentu sebagai objeknya dan orang-orang atau badan hukum tertentu sebagai subjek atau pemegang hak tersebut. Ada aspek publik dan privat dalam hukum pertanahan. Hak masyarakat Indonesia atas tanah mempunyai aspek publik dan privat, hak penguasaan tanah oleh negara mempunyai aspek publik, hak masyarakat hukum adat mempunyai aspek publik dan privat, dan hak perseorangan atas tanah mempunyai aspek privat.

Teori Persengketaan

Sertifikat ganda adalah perbedaan persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan mengenai suatu bidang tanah tertentu, yang mempunyai sertifikat hak atas tanah tertentu, yang mempunyai lebih dari 1 (satu) sertifikat hak atas tanah. Surat keterangan ganti rugi adalah suatu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan terhadap suatu sebab tertentu yang untuk itu diterbitkan surat keterangan ganti rugi. Putusan pengadilan adalah perbedaan persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan mengenai keputusan yang diambil oleh badan peradilan mengenai subjek atau objek hak atas tanah atau mengenai tata cara penerbitan hak atas tanah tertentu.29.

Putusan pengadilan adalah perbedaan persepsi, nilai-nilai atau pendapat, kepentingan mengenai keputusan-keputusan badan peradilan mengenai obyek atau obyek hak atas tanah atau mengenai tata cara penerbitan suatu hak atas tanah tertentu. Pasal ini memberi wewenang untuk menggunakan tanah dan tanah serta badan air dan ruang di atasnya seperlunya untuk keperluan yang berhubungan langsung dengan penggunaan tanah dalam batasan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi.Ada pula Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. TIDAK. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Guna Tanah.

Mediasi

Ia harus mampu memberikan perhatian yang adil dan setara kepada para pihak yang bersengketa sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan di antara para pihak yang bersengketa.33. Dalam proses mediasi ini, para pihak yang bersengketa dibantu oleh pihak ketiga yang disebut mediator. Mediator yang ditunjuk membantu para pihak untuk mencapai kesepakatan atau kesepakatan atas perselisihan yang dihadapi para pihak.

Mediasi adalah suatu cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral, tidak memihak dan diterima oleh para pihak yang bersengketa. Tugas mediator hanya sebagai fasilitator yaitu membantu pihak-pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan permasalahannya tanpa mempunyai kewenangan mengambil keputusan.

Arbitrase

Perjanjian ini akan menjadi bukti perdamaian mengenai permasalahan yang timbul antar pihak. Titik tercapainya kesepakatan ini terjadi dalam kurun waktu 14 hari. Ketentuan di atas menunjukkan bahwa apabila para pihak tidak dapat menyelesaikan suatu perselisihan atau perbedaan pendapat melalui mekanisme mediasi, maka para pihak melalui perjanjian tertulis dapat menghubungi lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa untuk menunjuk mediator atau arbiter. 34; Arbitrase adalah penyelesaian atau penetapan suatu sengketa oleh seorang hakim atau hakim-hakim berdasarkan kesepakatan dimana para pihak akan tunduk atau menaati keputusan yang diberikan oleh hakim atau hakim-hakim yang mereka pilih atau tunjuk.” 38.

Apabila para pihak tunduk pada peraturan arbitrase dari lembaga arbitrase tertentu, dimana peraturan tersebut menyangkut penunjukan perkumpulan oleh pengadilan. Apabila para pihak gagal memilih arbitrase, maka undang-undang nomor 30 tahun 1999 memberikan kewenangan mengadili pada 3.

Jenis Penelitian

Metode penelitian pada hakikatnya adalah cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.41 Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, digunakan untuk menyelidiki kondisi benda-benda alam, (sebagai lawan eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen utamanya. Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari sumbernya melainkan diperoleh dari bahan pustaka yang berbentuk dokumen.42.

Berupa dokumen tertulis, peraturan hukum dan literatur yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian ini, serta sumber internet, majalah, tesis dan sumber referensi lainnya.

Lokasi Penelitian

Berupa dokumen tertulis, peraturan hukum dan literatur yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian ini, serta sumber internet, majalah, tesis dan sumber referensi lainnya. penyebaran kuesioner), namun juga dapat digunakan sebagai tempat memperoleh dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.43 Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini maka lokasi penelitian ini harus sesuai dengan alamat yaitu Desa Sumbermalang, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso.

Subyek Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Apa saja kendala yang dihadapi dalam penyelesaian sengketa perampasan tanah di Desa Sumber Malang Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso? Cara ini digunakan untuk memperoleh data dan bukti-bukti terkait yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa hak perampasan tanah.

Teknik Analisis

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, grafik, tabel, hubungan antar kategori, dan lain sebagainya. Penyajian data dalam penelitian merupakan proses menyusun informasi yang kompleks ke dalam bentuk yang sistematis, sehingga maknanya lebih sederhana dan mudah dipahami. Hal ini dilakukan untuk menciptakan pola yang bermakna dan memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.

Fase ini merupakan fase menarik kesimpulan dari seluruh data yang diperoleh dari hasil penelitian. Verifikasi data penelitian adalah penarikan kesimpulan berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber, kemudian peneliti menarik kesimpulan sementara dengan mencari data pendukung.

Keabsahan Data

  • Letak Geografis Wilayah Sumber Malang
  • Sejarah Desa Sumber Malang
  • Luas Wilayah
  • Proses Penyelesaian perkara perampasan tanah di Desa Sumbermalang melalui proses perdamaian?
  • Bagaimana peran hukum dan penyelesaian sengketa perampasan tanah dengan mediasi diluar pengadilan ?
  • Apa saja Hambatan yang dialami dalam proses penyelesaian sengketa perampasan Tanah yang terjadi di Desa Sumber Malang, Kecamatan

Dalam hal perampasan tanah pasti ada pihak-pihak yang merasa dirugikan, baik materil maupun immateriil, sehingga dengan sendirinya pihak-pihak tersebut meminta ganti rugi atas kerugian yang dialaminya. Kekuatan hukum akan berlaku apabila para pihak sepakat untuk mengukuhkannya sebagai tindakan perdamaian, sehingga perjanjian perdamaian mempunyai kekuatan hukum. Sedangkan yang terakhir artinya dengan peningkatan status perjanjian damai menjadi tindakan damai, maka sudah tertutup seluruh upaya hukum bagi para pihak.

Hambatan non hukum disini merupakan hambatan yang terjadi karena para pihak mempunyai hubungan langsung dengan sengketa perampasan tanah. Kemudian mediator juga harus siap mendengarkan pendapat kedua belah pihak agar kedua belah pihak merasa didengarkan dan mengutarakan apa yang diungkapkan para pihak.

Pembahasan Temuan

Proses Penyelesaian perkara perampasan tanah di Desa Sumbermalang melalui proses perdamaian

Sebagai mediator dalam masalah ini, saya berpesan kepada kedua belah pihak untuk menerima dengan lapang dada pemberian yang dibagi. Setelah dilakukan diskusi antara pihak-pihak yang terlibat dan seorang mediator, permasalahan ini akhirnya dapat diselesaikan dengan kesepakatan bersama secara damai. Dengan banyaknya pilihan penyelesaian sengketa melalui cara non-hukum, maka mediasi dan arbitrase lebih sering digunakan, dimana diperlukan mediator sebagai penengah bagi kedua belah pihak.

Penyelesaian sengketa melalui mediasi tentu bukan soal mencari tahu siapa yang menang dan siapa yang kalah. Dan menurut para pihak yang terlibat, permasalahan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan, karena selain lebih mudah, juga lebih efektif.

Bagaimana peran hukum dalam penyelesaian sengketa perampasan tanah dengan mediasi diluar pengadilan

Kendala yang dihadapi dalam penyelesaian sengketa perampasan tanah di desa Sumber Malang, Kec.

Hambatan yang dialami dalam proses penyelesaian sengketa perampasan Tanah yang terjadi di Desa Sumber Malang, Kecamatan

PENUTUP

Saran

Indriati Amarini, “Optimalisasi Penyelesaian Sengketa yang Efektif dan Efisien Melalui Mediasi Pengadilan,” Kosmik Hukum 16, No. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase ditinjau dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa” (disertasi, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang). Penyelesaian Sengketa Pertanahan di Kabupaten Karanganyar Melalui Mediasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar” (disertasi , Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret) Tommy Is Yudistiro.

Penyelesaian sengketa hak atas tanah melalui. mediasi di kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Bandar Lampung." tesis, Fakultas Hukum Universitas Lampung). Efektivitas mediasi melalui lembaga litigasi dan non litigasi dalam menyelesaikan sengketa perdata (studi pada Pengadilan Negeri Medan dan kantor Camat Medan Baru) .

TeknikWawancara

BiodataPribadi

Referensi

Dokumen terkait

24 Pasal 6 UU 30/1999, Ayat (1) “Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad

Keterampilan Proses Sains yang Dikembangkan pada Setiap Tahapan Model Siklus Belajar Hipotesis Deduktif Tahapan Model Siklus Belajar Hipotesis Deduktif Keterampilan Proses Sains yang