• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of UPAYA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ADECO DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI KOTA LANGSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of UPAYA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ADECO DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI KOTA LANGSA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

14

UPAYA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ADECO DALAM PENGEMBANGAN UMKM

DI KOTA LANGSA

Widya Armayanti Tanjunga, Tuti Meutiab*, Nasrul Kahfi Lubisc

abcFakultas Ekonomi, Universitas Samudra.

Corresponding Author: [email protected]

ABSTRACT

This research was carried out with the aim of finding out the role of BPR Syariah Adeco in developing MSMEs, how MSMEs develop after obtaining financing and what the mechanism for channeling financing is through Murabahah contracts. This type of research is qualitative research with a descriptive approach. This research uses data sourced from primary data and secondary data. Data collection techniques were carried out using interview, observation and documentation techniques. Data analysis in this research uses steps in the form of data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of the research show that the important role of Adeco Sharia People's Financing Bank (BPRS) in developing MSMEs in Langsa City includes, among other things, providing MSME financing using Murabahah contracts or sale and purchase contracts as well as monitoring the financing and business development of its customers. The development of MSMEs that can be felt after receiving the distribution of funds is increasing sales turnover, increasing income, increasing the number of products, expanding business locations, and increasing workforce. The financing distribution mechanism is through a Murabahah contract which begins with the application stage, follow up, survey, financing analysis stage, approval stage, disbursement stage, monitoring stage up to the repayment stage, in principle in accordance with sharia principles.

Keywords: Role of Sharia BPR, Financing, MSME Development

ABSTRAK

This research was conducted with the aim of finding out the efforts of BPR Syariah Adeco in developing MSMEs, how MSMEs develop after obtaining financing and what the mechanism for channeling financing is through Murabahah agreements. This type of research is qualitative research with a descriptive approach. The results of the research show that the efforts of the Sharia People's Financing Bank (BPRS) Adeco in developing MSMEs in Langsa City include, among other things, providing MSME financing with Murabahah contracts or sale and purchase contracts as well as monitoring financing and customer business development. The development of MSMEs that can be felt after receiving the distribution of funds is increasing sales turnover, increasing income, increasing the number of products, expanding business locations, and increasing workforce. The financing distribution mechanism is through a Murabahah contract which begins with the application stage, follow up, survey, financing analysis stage, approval stage, disbursement stage, monitoring stage up to the repayment stage, in principle in accordance with sharia principles.

Kata Kunci: Peran BPR Syariah, Pembiayaan, Pengembangan UMKM

PENDAHULUAN

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan menjadi pendorong perekonomian saat krisis melanda. Oleh karena itu sangat penting perannya dalam pembangunan stabilitas ekonomi nasional karena memperluas lapangan kerja, pemertaan

(2)

15

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

pendapatan, penurunan angka kemiskinan dan memberikan pelayananan ekonomi secara luas kepada masyarakat.

Fakta menunjukkan peningkatan perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadikan salah satu peran dalam meningkatkan pembangunan serta perekonomian yang positif bagi Indonesia juga mempunyai peran dalam mengatasi masalah pengangguran dan mampu berpengaruh dalam sektor riil. Dengan banyak berdirinya usaha industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tentu menjadikan sebagai solusi untuk masalah dalam memberikan penyerapan tenaga kerja dan Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Maka dari itu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering dikenal sebagai penopang ekonomi Indonesia (Khustiary, 2020).

Gambar 1. Grafik Jumlah UMKM

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Langsa, 2023.

Gambar 1 menunjukkan bahwa tingkat perkembangan UMKM yang mengalami peningkatan setiap tahun nya berturut-turut yang semakin besar dan signifikan selama 3 tahun. Pada tahun 2020 UMKM menduduki tingkat perkembangan yang berjumlah 23,076 unit dan berlanjut mengalami peningkatan 24,684 unit di tahun 2022. Semakin berkembangnya jumlah UMKM maka semakin banyak peluang lapangan perkerjaan, namun menjadi salah satu masalah untuk UMKM yang mengalami kesulitan mengakses permodalan meskipun para pelaku UMKM mungkin banyak memiliki ide bisnis untuk mengembangkan usahanya.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh UMKM adalah persoalan permodalan dan sulitnya akses terhadap sumber-sumber pembiayaan dari lembaga keuangan, dan kecilnya kesempatan mendapat peluang usaha, baik untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja maupun modal investasi dalam pengembangan usahanya. Selain itu juga ada masalah pemasaran, teknologi dan kualitas SDM yang belum memadai, serta skala dan teknik produksi yang masih rendah, keterbatasan bahan baku, dan perluasan pasar yang terbatas. Sulitnya akses usaha kecil terhadap lembaga keuangan di perbankan dirasa terlalu rumit dan persyaratan yang disyaratkan sukar untuk dipenuhi oleh usaha kecil. Banyak juga pengusaha kecil yang merasa keberatan dengan jaminan/agunan yang disyaratkan oleh lembaga keuangan formal untuk mengambil kredit. Itu sebabnya para pengusaha kecil kesulitan untuk memperoleh bantuan kredit dari lembaga keuangan formal. Kebanyakan dari mereka kemudian bergantung pada sumber-sumber informal, antara lain pelepas uang (rentenir), yang

(3)

16

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

memberikan pinjaman uang dengan bunga yang sangat tinggi, tetapi dengan prosedur dan syarat yang mudah (Maysarah, 2020).

Keterbatasan modal merupakan permasalahan yang umum dihadapi oleh UMKM, hal ini akan menyebabkan ruang gerak UMKM semakin sempit, misalnya mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya dikarenakan tidak mampu memenuhi pesanan dari konsumen karena terbatasnya bahan baku ataupun tidak mampu membeli alat produksi yang lebih modern.

Tabel 1. Pembiayaan UMKM pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Adeco Periode 2018-2022

No Tahun Jumlah Pembiayaan Persentase %

1. 2018 Rp. 30.439.769.617 0%

2. 2019 Rp. 40.272.330.975 32%

3. 2020 Rp. 71.315.317.976 77%

4. 2021 Rp. 90.538.713.321 27%

5. 2022 Rp. 101.867.554.821 13%

Sumber: BPR Syariah Adeco Langsa, 2023

Dari Tabel 1 dapat diketahui pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Adeco yang dialokasikan kepada UMKM mengalami peningkatan dari tahun 2018 yang berjumlah Rp 30.439.769.617 menjadi Rp 40.272.330.975 pada tahun 2019.

Pembiayan tersebut mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2020 yaitu mejadi Rp 71.315.317.976. kemudian pembiayaan yang dialokasikan kepada UMKM semakin meningkat pada tahun 2021 yang berjumlah Rp 90.538.713.321 dan Rp 101.867.554.821 pada akhir Juli 2022. Banyaknya pembiayaan BPRS Adeco yang dialokasikan kepada UMKM menunjukkan bahwa tidak sedikit para pelaku usaha UMKM yang kekurangan modal usahanya, sehingga pelaku UMKM mengajukan pembiayaan kepasa BPRS Adeco.

Bank syariah berfungsi sebagai lembaga penghimpun dana, penyaluran dana serta pelayanan berupa jasa perbankan syariah pada kegiatan operasionalnya berlandaskan hukum syariah islam serta tidak menggunakan unsur bunga/riba (Ismail, 2011). Lembaga keuangan, khususnya Lembaga Keuangan Syariah (LKS), mendukung melalui pembiayaan dan pendampingan teknis dalam pengembangan daya saing UMKM. LKS memiliki produk atau jenis akad yang lebih fleksibel dan beragam serta produk keuangan yang adil melalui sistem bagi hasil (partnership), yang diharapkan dapat membantu pengembangan UMKM (Pujiyono et all, 2018).

Melihat fenomena yang terjadi ketika banyaknya UMKM yang kesulitan dalam mendapatkan modal usahanya, bank syariah hadir dengan sistem bagi hasil yang dapat memenuhi kebutuhan para pelaku UMKM dengan memberikan modal kerja untuk menjalankan usahanya. Bank syariah juga dapat mendorong perkembangan UMKM untuk semakin kokoh, salah satunya dengan adanya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Adeco Langsa. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah salah satu bentuk perbankan yang melaksanakan fungsi intermediasi dengan menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat. BPRS didirikan dengan tujuan membantu permodalahn unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) (Muhaemin & Wiliasih, 2016).

(4)

17

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah disebutkan bahwa perekonomian nasional perlu memiliki sistem perbankan syariah yang dapat melayani seluruh lapisan masyarakat termasuk kepada pengusaha menengah, kecil dan mikro. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan salah satu lembaga keuangan yang mampu melaksanakan peran dalam melayani pengusaha menengah, kecil dan mikro. Untuk meningkatkan pelayanan BPRS kepada usaha menengah, kecil dan mikro secara optimal, BPRS harus sehat dan tangguh. BPRS sebagai salah satu lembaga kepercayaan masyarakat yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. BPRS diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi kesulitan permodalan bagi usaha kecil, sehingga usaha kecil dapat berkembang dan penghasilan masyarakat meningkat.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Adeco Langsa hadir sebagai lembaga keuangan yang menjalankan prinsipnya sesuai dengan Syariah Islam. BPRS Adeco memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan perekonomian masyarakat daerah khususnya Kota Langsa. Dalam mendukung perkembangan UMKM, BPRS Adeco memberikan penawaran berupa pembiayaan dengan sistem bagi hasil yang dapat memenuhi kebutuhan modal kerja bagi para pelaku UMKM sehingga hal tersebut dapat membuat masyarakat memiliki keinginan yang kuat untuk mengajukan pembiayaan di BPRS khususnya di BPR Syariah Adeco Langsa.

KERANGKA TEORITIS Bank Syariah

Menurut Sudarsono (2008) Bank Syariah adalah lembaga keuangan negara yang memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya di dalam lalu lintas pembayaran dan juga peredaran uang yang beroperasi dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah atau Islam. Sementara dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah mengemukakan pengertian perbankan syariah dan pengertian bank syariah. Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, mencakup kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya dengan didasarkan pada prinsip syariah dan menurut jenisnya bank syariah terdiri dari BUS (Bank Umum Syariah), UUS (Unit Usaha Syariah) dan BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah).

Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank konversional.

Bank syariah memberikan layanan bebas bunga kepada nasabahnya. Dalam sistem operasional bank syariah, pembayaran dan penariakan bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah (Ismail, 2011).

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 3/PJOK.03/2016, BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Sama seperti BPR Konvensional, BPRS kegiatannya jauh lebih sempit dibandingkan kegiatan bank umum, karena BPRS

(5)

18

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2021 tentang Otoritas Jasa Keuangan, maka pengaturan dan pengawasan terhadap BPRS dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah salah satu bentuk perbankan yang melaksanakan fungsi intermediasi dengan menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat.

BPRS didirikan dengan tujuan membantu permodalan unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) (Muhaemin & Wiliasih, 2016).

Pembiayaan (Financing)

Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah (Muhammad, 2014).

Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayaain untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah terhadap nasabah yang melakukan transaksi pembiayaan.

(Karim, 2011)

Pembiayaan Akad Jual Beli (Murabahah)

Bai’al-murabahah yaitu jual beli barang pada harga semula dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam istilah teknis perbankan syariah murabahah ini diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara bank syariah dengan nasabah, dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan (Aisyah, 2014).

Murabahah menurut Sjahdeni (2014) adalah jasa pembiayaan dengan mengambil bentuk transaksi jual beli dengan cicilan. Pada perjanjian Murabahah atau mark up, bank membiayai pembelian barang atau asset yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok barang dan kemudian menjualnya kepada nasabah tersebut dengan menambahkan suatu mark up/margin.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan pihak yang memiliki peran cukup besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam peningkatan pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang memiliki pendapatan rendah serta memanfaatkan kemampuan menggunakan bahan baku lokal agar menghasilkan barang dan jasa untuk masyarakat luas (Artini, dkk. 2019).

(6)

19

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

Di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sering disebut dengan UMKM.

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil, dan Menengah, yang dimaksud dengan UMKM adalah sebagai berikut:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tersebut (http://www.depkop.go.id)

Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 2. Kerangka Konseptual

Berdasarkan gambar 2 dapat dijelaskan bahwa untuk mengatasi permasalahan modal dalam UMKM adalah dengan pemberian pembiayaan yang diharapkan dapat meningkatkan perkembangan usaha pelaku UMKM. BPR Syariah Adeco Langsa memberikan pembiayan kepada UMKM dalam bentuk kredit atau dalam syariahnya yaitu pembiayaan (Murabahah) dengan menerapkan akad jual beli dengan margin/keuntungan yang telah disepakati. Suatu usaha dikatakan berkembang ditandai dengan meningkatnya omzet/pendapatan yang berarti dengan meningkatkan jumlah pelanggan sehingga pelaku usaha akan menambah keuntungan, bertambahnya peluang usaha dan tepenuhinya kebutuhan hidup.

Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Syariah Adeco

Pembiayaan Menggunakan Akad Murabahah

Pengembangan UMKM

Membantu Penambahan Modal

Meningkatkan Perkembangan Usaha Melakukan Monitoring & Evaluasi

(7)

20

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Berdasarkan perspektif pendekatan dan jenis penelitian yang sudah dipaparkan, maka penelitian ini menggunakan studi kasus tunggal (single-case study). Menurut Yin (2009) yang mana hanya menempatkan sebuah kasus sebagai fokus penelitian, maka akan digali secara mendalam informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian di PT BPR Syariah Adeco Langsa. Sehingga akan ditemukan kesimpulan tentang bagaimana peran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di BPR Syariah Adeco langsa. Oleh karena itu, untuk dapat mendeskripsikan fenomena-fenomena tersebut, peneliti harus berinteraksi langsung dengan subjek penelitian sehingga data-data yang didapatkan lebih akurat, dimana peneliti adalah sebagai key instrument teknik pengumpulan data, dilakukan secara triangulasi (gabungan). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Upaya Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Syariah Adeco Langsa dalam Mengembangkan UMKM di Kota langsa

Dalam mendukung pengembangan UMKM, BPR Syariah Adeco Langsa memiliki upaya yang signifikan, yaitu tersedianya produk pembiayaan UMKM dan melakukan monitoring terhadap pembiayaan dalam perkembangan usaha nasabah. Pengembangan UMKM tentu saja akan lebih berkembang dengan baik dengan adanya bantuan dari lembaga keuangan syariah maupun pemerinta dalam memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan sebagai penunjang pelaksanaan serta kemajuan usaha yang dijalankan.

Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Adeco dalam hal mengembangkan UMKM pada masyarakat Langsa sudah cukup baik. Dengan memberikan pembiayaan terhadap usaha-usaha yang membutuhkan tambahan modal untuk membuka ataupun memajukan usahanya. Didukung dengan memberikan pinjaman kepada nasabah UMKM dengan persyaratan yang cukup mudah. Proses pencairannya tidak memakan waktu yang lama. Dalam hal pembiayaan murabahah, nasabah diberikan kebebasan untuk memanfaatkan dana yang disediakan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Adeco dengan kata lain nasabah memiliki hak untuk memilih barang dan kebutuhan demi kelancaran usahanya.

Berdasarkan hasil dari penelitian dan wawancara maka peneliti dapat menemukan beberapa peran yang diberikan oleh BPR Syariah Adeco Langsa kepada nasabah UMKM:

Gambar 3. Upaya BPRS Adeco dalam Mengembangkan UMKM Upaya Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) Adeco Langsa

Memberikan pembiayaan Melakukan Monitoring

(8)

21

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyatakan bahwa Upaya BPR Syariah Adeco Langsa yang mempengaruhi pegembangan UMKM yang pertama yaitu tersedianya pembiayaan yang disalurkan 21ocus untuk UMKM bukan untuk konsumtif. BPR Syariah Adeco Langsa memberikan pembiayaan kepada UMKM berupa pembiayaan dengan akad Murabahah atau akad jual beli dengan penambahan keuntungan (margin) sesuai dengan kesepakatan yang dapat membantu pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. Peran kedua yang dilakukan oleh BPR Syariah Adeco Langsa dalam mendukung pengembangan UMKM adalah dengan melakukan monitoring/pengawasan terhadap pembiayaan dan pengembangan usaha nasabah. Dengan adanya pengawasan tersebut dapat mengetahui apakah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah sudah diterapkan dengan baik sesuai dengan kesepakatan di awal. Tujuan hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh nasabah, seperti nasabah menggunakan pembiayaannya bukan untuk usaha melainkan untuk konsumtif pribadinya

Analisis Perkembangan UMKM Setelah Mendapatkan Pembiayaan dari Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Syariah Adeco

UMKM adalah suatu usaha yang berpotensi untuk perkembangan perekonomian di Indonesia khususnya disuatu daerah yaitu Kota Langsa. Pembiayaan yang disalurkan BPR Syariah Adeco Langsa sangat berpengaruh signifikan terhadap perkembangan UMKM yang kekurang pemodalan. Pembiayaan yang diberikan juga bisa menjadi peluang bagi BPR Syariah Adeco Langsa dalam meningkatkan portofolio pembiayaan Bank. Dengan berkembangnya Lembaga Keuangan Syariah dengan sistem bagi hasil (Murabahah) diharapkan dapat mendorong meningkatkan usaha mikro, kecil dan menengah.

Berdasarkan hasil dari penelitian dan wawancara maka peneliti dapat menemukan beberapa peningkatan perkembangan yang dirasakan oleh UMKM:

Gambar 4. Perkembangan UMKM setelah Mendapat Pembiayaan BPRS Adeco Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyatakan bahwa Perkembangan UMKM dapat dirasakan setelah menerima penyaluran dana dari BPR Syariah Adeco Langsa.

Dengan adanya pembiayaan (murabahah) yang di tawarkan oleh BPR Syariah Adeco masalah pemodalan yang dialami oleh nasabah dapat teratasi.

Modal usaha merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan usaha nasabah, Pembiayaan murabahah yang diberikan pada BPR Syariah Adeco dapat membantu siklus usaha mikro tetap berjalan, serta peningkatan modal usaha, membantu meningkatkan omset penjualan, peningkatan pendapatan dan peluasan lokasi tempat usaha merupakan peningkatan perkembangan usaha yang dirasakan nasabah setelah mendapatkan pembiayaan.

Perkembangan UMKM

Meningkatnya Omset Penjualan Meningkatnya Pendapatan Meningkatnya Jumlah Produk Peluasan Lokasi Tempat Usaha

(9)

22

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

Hal ini dibuktikan dari peningkatan portofolio bank yang memberikan pembiayaan kepada nasabah.

Tabel 2. Portofolio Pembiayaan BPR Syariah Adeco

No Tahun Pembiayaan Persentase %

1. 2013 Rp. 5.739.849.413 0%

2. 2014 Rp. 7.646.401.736 33%

3. 2015 Rp. 10.923.777.617 43%

4. 2016 Rp. 16.335.219.886 50%

5. 2017 Rp. 22.374.312.523 37%

6. 2018 Rp. 30.439.769.617 36%

7. 2019 Rp. 40.272.330.975 32%

8. 2020 Rp. 71.315.317.976 77%

9. 2021 Rp. 90.538.713.321 27%

10. 2022 Rp. 101.867.554.821 13%

Sumber : BPR Syariah Adeco Langsa, 2023

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa portofolio pembiayaan BPR Syariah Adeco tiap tahun nya selalu meningkat dari aspek analisis situasi portofolio ini dapat kita lihat bahwasannya BPR Syariah Adeco sangat berpengaruh sebagai pemberian pembiayaan untuk perkembangan UMKM danmampu memberikan kontribusi kepada UMKM yang melakukan pemohonan pembiayaan.Dengan adanya pemberian pembiayaan dan Bank yang melakukan monitoring/ pengawasan kepada UMKM yang menerima pembiayaan dari BPR Syariah Adeco mampu membantu siklus UMKM tetap bertahan dan berjalan dengan lacar. Sehingga UMKM yang mengambil pembiayaan merasakan perubahan perkembangan pada usahanya yaitu meningkatnya modal usaha, meningkatnya omset penjualan, meningkatnya pendapatan dan peluasaan lokasi tempat usahanya.

Analisis Mekanisme Penyaluran Pembiayaan Melalui Akad Murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPR) Syariah Adeco

Mengapa pembiayaan murabahah menjadi fokus utama yang di tawarkan oleh pihak Bank karena pembiayaan murabahah terhindar dari unsur riba yaitu karena prinsip jual-beli didasari rasa suka-sama suka antara penjual dengan pembeli, pembiayaan murabahah keuntungan (margin) ditentukan diawal, karena margin bisa dilakukan secara negosiasi antara penjual dengan pembeli.

Berdasarkan hasil dari penelitian dan wawancara maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa tahap yang harus di lakukan nasabah sebelum pembiayaan dapat dicairkan.

(10)

23

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

Gambar 5. Tahapan yang dilakukan Nasabah dalam Mendapatkan Pembiayaan dari

BPR Syariah Adeco

Sumber: Data Diolah Peneliti dari BPR Syariah Adeco Langsa, 2023

Dari Gambar 5 dapat dilihat mekanisme penyaluran pembiayaan di BPR Syariah Adeco mulai dari nasabah mendatangi bank dan langsung menemui Custumer Servis untuk mengajukan pemohonan pembiayaan, kemudian tahap follow updimana nasabah melengkapi berkas-berkas persyaratan dan jaminan yang diminta pihak bank, kemudian pihak bank memeriksa data nasabah, Setelah kesepakatan antara pihak Bank dan nasabah telah selesai, pihak Account Officer melakukan surveior dan mengadakan pengumpulan data dari lapangan dengan menggunakan analisis 5C, layak tidaknya nasabah untuk diberi pembiayaan, Selanjutnya tahap investigasi yaitu dimana Account Officer mengivestigasi kebenaran atau kewajaran surat pemohonan pembiayaan dengan mencocokkan dengan dokumen yang aslinya, Setelah melakukan survey dan investigasi pada nasabah kemudian komite pembiayaan meminta bagian Legal Officer mengecek mengenai kelengkapan pemenuhan persyaratan pembiayaan, selanjutnya Direktur menerima dokumen dari Account Officer untuk dirapatkan apakah pemohonan pembiayaan diterima atau ditolak. Dan Jika diterima nasabah pun menandatangani surat persetujuan pembiayaan. Setelah itu serah terima jaminan antar nasabah dan pihak Bank dan diakhiri dengan pencairan dana yang diambil di teller.

PEMBAHASAN

Kebenaran atau validitas dalam penelitian ini telah dijelaskan sebagai tuntutan yang terdiri dari tiga hal pendukung atau komponen. Diantaranya, deskriptif, interpretasi, dan teori dalam penelitian kualitatif. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaaan. Kemudian, pelaksanaan teknik pemeriksaaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, diantaranya.

1. Uji Kredibilitas

Pada pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang beberapa nasabah UMKM yang melakukan pembiayaan di BPRS Adeco, ternyata sebanyak 80% adalah masyarakat yang tergolong UMKM, khususnya pelaku usaha mikro yang kesulitan dalam pengadaan modal. Setelah mengecek pada beberapa kali kesempatan penelitian, peneliti mendata nasabah yang secara langsung melakukan pembiayaan dengan upaya menambah

(11)

24

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

mengembangkan usahanya. Selain itu, setelah dilakukan perpanjangan pengamatan, nasabah yang melakukan pembiayaan di BPRS Adeco hampir semua nasabah menggunakan akad murabahah (jual beli) sedangkan pada akad mudharabah hanya ada beberapa nasabah saja yang menggunakannya. Akad murabahah merupakan penjualan barang oleh seseorang kepada pihak lain dengan peraturan penjual wajib mengungkapkan kepada pembeli barang harga pokok dari barang dan margin keuntungan yang dimasukkan ke dalam hanya harga jual barang. Prosesnya terbilang cukup mudah dan sangat transparan antara kedua belah pihak. Persyaratan terlebih dahulu dipenuhi oleh nasabah. Ketika peneliti mendapati data yang tepat pada situasi dilapangan mengenai akad serta mekanisme pembiayaan, peneliti mengakhiri pengamatan tersebut.

2. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas yaitu sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Pengujian kredibilitas sebagai pengecekan data dimulai pada waktu 10.00 WIB, pada hari Rabu tanggal 04 Oktober 2023.

a. Triangulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh oleh peneliti melalui beberapa sumber. Kemudian data yang diperoleh di analisis kembali. Data berupa hasil dari daftar wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan berbagai sumber.

b. Triangulasi Teknik

Untuk pengujian ini dapat dilakukan dengan teknik yang berbeda, yaitu wawancara, observasi, dokumentasi. Contohnya yang dilakukan peneliti dengan membuat daftar observasi dan daftar pertanyaan wawancara yang dilakukan pada tanggal dan waktu tertentu.

c. Triangulasi Waktu

Dalam melakukan teknik triangulasi waktu, peneliti melakukan teknik wawancara di pagi hari karena belum terlalu sibuk dan kondisi narasumber masih segar, dan dapat memberikan jawaban yang fresh sehingga data yang di kuperlukan akan valid dan lebih kredibel.

3. Menggunakan Bahan Referensi

Data-data pendukung yang dibutuhkan untuk membuktikan data yang telah di temukan oleh peneliti berupa dokumen autentik atau foto dan rekaman wawancara yang dapat membuat penelitian ini lebih akurat.

4. Comfirmability

Setelah peneliti melakukan beberapa proses dalam menentukan validitas dan kredibilitas suatu data dalam teknik keabsahan data, maka data yang di kumpulkan oleh peneliti benar maka data tersebut dikatakan valid, dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa comfirmability data dalam uji peranan BPRS dalam meningkatkan UMKM lewat pembiayaan murabahah terpaut pada beberapa point, yaitu:

a. Mekanisme yang mudah dan cepat

Dalam persyaratan yang dipenuhi dalam melakukan pembiayaan murabahah cukup mudah dan membantu. Pelaku usaha atau calon nasabah hanya perlu memenuhi persyaratan administratif yang ringan. Akad yang dilakukan sangat transparan. Dimana

(12)

25

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

kedua belah pihak sama sama terjelaskan dari setiap mekanisme yang diterangkan.

Sifatnya yang mudah membuat banyak nasabah melakukan pembiayaan murabahah.

Dan terbukti akad murabahah semakin mendapatkan tempat dalam produk pemasaran BPRS Adeco.

b. Perkembangan pada nasabah

Dalam kegiatan observasi pada sektor UMKM yang dijadikan sebagai sumber informasi kesimpulan, peneliti menemukan hal-hal berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Beberapa diantara nasabah menyatakan usaha yang dilakukan pendanaan modal melalui pembiayaan murabahah mengalami peningkatan melalui pihak bank.

Peningkatan yang dimaksud dari pembiayaan murabahah yang diberikan BPR Syariah Adeco kepada UMKM dapat membantu siklus usaha mikro tetap berjalan, diantaranya peningkatan modal usaha, membantu meningkatkan omset penjualan nasabah , peningkatannya produk yang dijual nasabah dengan keuntungan yang didapat dikembangkan dengan membeli beberapa produk jualan dan peluasan lokasi tempat usaha merupakan peningkatan perkembangan usaha yang dirasakan nasabah setelah mendapatkan pembiayaan.

Setelah mengonfirmasi data yang didapat sekaligus dikembangkan pada pokok penyelesaian kasus, peneliti merampungkan hasil penelitian dengan data yang valid dan juga kredibel pada penelitian ini. Berdasarkan data-data yang dipaparkan serta hasil penelitian yang telah didapatkan, adapun peranan BPRS Adeco dalam meningkatkan UMKM Kota Langsa, diantaranya:

1. BPRS Adeco memberikan dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

Dengan menggunakan akad murabahah, mudharabah dan Ijarah (sewa menyewa).

Pembiayaan dengan sistem pencairan yang cukup mudah, cepat dan sangat transparan sehingga memungkinkan pelaku usaha segera mendapatkan suntikan dana bagi usahanya.

Untuk sektor UMKM, dana yang dikeluarkan BPRS Adeco berkisar pada nominal 3 samapai 5 Miliyar rupiah di tingkat usaha menegah dan 5-500 juta rupiah di tingkat usaha mikro, kecil.

2. BPRS Adeco melakukan monitoring usaha dimulai dari proses pencairan dana sampai pada pemakaian atau pembelanjaan dana oleh debitur.

3. BPRS Adeco melakukan kegiatan one on one kepada debitur sebagai bentuk tanggung jawab atas keberhasilan pengembangan sektor usaha khususnya UMKM.

4. Dalam hal penagihan, BPRS Adeco menagih biaya angsuran perbulan pada debitur sebagai bentuk permohonan usaha mikro yang sedang berkembang. Sektor perdagangan yang melibatkan perputaran modal setiap harinya membuat sektor usaha lebih terbantu.

5. BPRS Adeco melakukan pembinaan seputar marketing perdagangan secara teori dan praktik kepada debitur. Berupa penjalanan usaha hingga model laporan keuangan formal agar lebih terstruktur dan sistematis.

6. BPRS Adeco memperkenankan debitur untuk menyambung pembiayaan meski sedang berjalan pembiayaan sebelumnya.

7. BPRS Adeco bekerja sama dengan mitra sesama UMKM sehingga memungkinkan penjalinan usaha yang lebih sehat dan teroorganisir.

(13)

26

Widya Armayanti Tanjung, Tuti Meutia & Nasrul Kahfi Lubis: Upaya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah …

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini maka diperoleh kesimpulan bahwa Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Syariah Adeco Langsa berperan dalam pengembangan UMKM yang memberikan pembiayaan berupa penyaluran dana, penyediaan modal dengan menggunakan akad Murabahah yaitu akad jual beli dengan penambahan (margin) sesuai dengan kesepakatan diawal. Selain itu BPR Syariah Adeco Langsa juga melakukan monitoring yaitu pengawasan terhadap pembiayaan dan pengembangan usaha nasabah, sedangkan pemberian pembiayaan yang diberikan oleh BPR Syariah Adeco Langsa berpengaruh signifikan terhadap perubahan modal penjualan dan meningkatkan perekonomian masyarakat yang berpengaruh pada kehidupan keluarganya setelah mendapatkan pembiayaan. Mekanisme penyaluran pembiayaan melalui akad murabahah merupakan prosedur pembiayaan yang secara umum diterapkan dan sesuai dalam prinsip syariah, yang akan menjadi dasar pertimbangan pemberian pembiayaan.

Keterbatasan penelitian iniialah penulis hanya mendapatkan informan dan responden dari karyawan BPR Syariah Adeco Langsa. Dengan adanya keterbatasan tersebut, maka peneliti memberikan saran kepada peneliti selanjutnya agar lebih mempeluas faktor-faktor pendukung lainnya dan mendapatkan jumlah responden yang lebih banyak dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan menggunakan motode penelitian yang lebih baru

REFERENSI

http://www.depkop.go.id

Ismail. 2011. Perbankan Syariah (E. Wahyudin (ed.); Pertama). Kencana.

Ismail. 2018. Manajemen Perbankan: dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Prenadamedia Group

Maysarah. 2020. Peran Bank Perkreditan Rakyat dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Muhaemin, A., & Wiliasih, R. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. Jurnal Nisbah, 2(1), 181–207.

Muhammad. 2014. Manajemen Dana Bank Syariah, Rajawali pers. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, Pasal 6 tentang Usaha Mikro Kecil, dan Menengah.

JDIH KEMENKEU.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, tentang Perbankan Syariah.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2021 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi BPR syariah dan BPR konvensional selama periode 2013-2015 dan apakah ada perbedaan yang signifikan

Dari hasil ini, maka Ho yang berbunyi tidak ada dampak perbedaan tenaga kerja sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ditolak dan Ha diterima

Setelah dilakukan pemberdayaan UMKM di Bank Syariah Mandiri KC Bandar Lampung melalui pembiayaan murabahah khususnya pada nasabah Pembiayaan Usaha Mikro (PUM)

Sama halnya dengan bank-bank syariah lainnya, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al-Falah Banyuasin memiliki sistem dan prosedur pembiayaan murabahah. Pembiayaan ini

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penanganan Keluhan dan Komitmen Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

3. Perlu adanya peningkatan peranan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam mengembangkan usaha rakyat. Kehadiran Bank Pembiayaan Rakyat Sayariah khususnya di

dengan kondisi efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dapat dilihat.. melalui

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS Adam Bengkulu dalam meningkatkan Customer Delight maka yang dilakukan pihak BPRS adalah karyawan harus memberikan yang terbaik kepada nasabah