LAMPIRAN
KUESIONER
Saya mengucapkan terima kasih untuk waktu yang telah disediakan oleh Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini. Kuisioner ini berguna untuk membantu penulisan skripsi yang berjudul “ Analisis Dampak Perbankan Syariah dalam Pengembangan UMKM di Kota Langsa”.
Identifikasi Responden:
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan
4. Tingkat Pendidikan : a. SD d. Diploma (D1,D2,D3) b. SMP/Sederajat e. Sarjana (S1,S2,S3) c. SMA/Sederajat
5. Pekerjaan : a. PNS d. Pelajar/Mahasiswa b. Pegawai Swasta e. Lainnya
c. Wirausaha
7. Lama Usaha : a. 1-3 tahun d. 10-12 tahun b. 4-6 tahun e. >13 tahun c. 7-9 tahun
8. Pendapatan rata-rata per hari usaha ini :
Sebelum Sesudah
a. < 100.000 a. < 100.000 b. 100.000 - 990.000 b. 100.000 - 990.000 c. 1.000.000 - 1.990.000 c. 1.000.000 - 1.990.000 d. 2.000.000 - 2.990.000 d. 2.000.000 - 2.990.000 e. 3.000.000 - 4.990.000 e. 3.000.000 - 4.990.000
f. ≥5.000.000 f. ≥5.000.000
9. Jumlah tenaga kerja :
Sebelum Sesudah
a. 1-2 orang a. 1-2 orang
b. 3-5 orang b. 3-5 orang c. 6-10 orang c. 6-10 orang d. 11-19 orang d. 11-19 orang
e. ≥20 orang e. ≥20 orang
10. Jumlah rata-rata produksi per hari usaha ini :
Sebelum Sesudah
e. 3.000.000 - 4.990.000 e. 3.000.000 - 4.990.000
f. ≥5.000.000 f. ≥5.000.000
11. Alasan Bapak/Ibu meminjam di Bank Syariah : a. Diajak teman/saudara
b. Mudah administrasinya c. Menganut prinsip islam
d. Ada program kredit untuk usaha dari pemerintah e. Tidak ada pilihan lain
f. Lain-Lain
12. Berapa persen keuntungan usaha ini dari pendapatan Bapak/Ibu :
a. < 10% d. 21 – 25 %
b. 11 – 15 % e. 26 – 30 % c. 16 – 20 % f. ≥30 %
13. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap sistem bagi hasil (Nisbah) yang di terapkan oleh Bank Syariah tersebut :
14. Bagaimana peranan Bank Syariah dalam memberikan pinjaman terhadap usaha Bapak/Ibu :
a. Sangat membantu b. Membantu
c. Cukup membantu d. Kurang membantu e. Tidak membantu f. Sangat tidak membantu
15. Berapa lama menurut Bapak/Ibu pembiayaan mudharabah membantu terasa berpengaruh terhadap perkembangan usaha ………. Bulan/tahun.
16. Apakah Bapak/Ibu mempunyai usaha lain :
a. YA b. TIDAK
17. Jika YA,usaha lain yang Bapak /Ibu jalani :
1.
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.820 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 2.2750 .67889 40
VAR00002 2.2250 .69752 40
VAR00003 2.0750 .61550 40
VAR00004 2.2750 .50574 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 8.7750 3.051 .659 .772
VAR00002 8.8250 3.071 .620 .786
VAR00003 8.9750 3.204 .677 .764
VAR00004 8.7750 3.615 .626 .784
VAR00005 8.8500 4.028 .542 .810
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percen
t
N Percent
Tanggapan *
Peranan 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Tanggapan * Peranan
Count
Peranan Total
2.00 3.00 4.00 5.00
Tanggapan
2.00 0 1 1 0 2
3.00 2 2 4 2 10
4.00 1 0 13 4 18
5.00 2 2 1 15 20
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 27.776a 9 .001
Likelihood Ratio 30.522 9 .000
Linear-by-Linear
Association 5.919 1 .015
N of Valid Cases 50
a. 12 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .20.
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimu m
Maximum Mean Std. Deviation
Tanggapan 50 2.00 5.00 4.1200 .87225
Peranan 50 2.00 5.00 4.1200 .96129
Valid N
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.
Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik Kota Langsa 2015. “Kota Langsa Dalam Angka 2014” langsakota.bps.go.id
Freycinetia, Feni Fitriani. 2015 “Menkop UKM: Suku Bunga LPDB KUKM Turun Jadi 5%.
M. Abdul Mannan. 1997. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
M. Nejatullah Shiddiqi. 1996. Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf
Reza, Kurnia Sekedeng. 2011. Skripsi "Analisis Peranan Kredit Perbankan Dalam Pengembangan UMK (Usaha Mikro dan Kecil) di Kecamatan Medan Helvetia". Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suparyanto, R.W. 2013. Kewirausahaan Konsep Dan Realita Pada Usaha Kecil. Bandung: Alfabeta.
Susilo, Sri. 2010. Jurnal "Peran Perbankan Dalam Pembiayaan UMKM Di Provinsi DIY" Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta. Vol. 14, No 3 September 2010, hlm. 467-478
Sutrisno Hadi. 1986. Metodologi Research. Jilid 1,2, UGM. Sutrisno Hadi. 1986. Statistik. Jilid 2,3 UGM.
Tambunan, Tulus. 2009. UMKM Di Indonesia. Bogor: Gahlia Indonesia
Taupan, Ahcmad Felna. 2012. Skripsi "Analisis Permintaan Kredit Pada Usaha Mikro Dan Kecil Di Kecamatan Medan Johor" Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)
Zainal, Said Abidin. 2001 “Kondisi Perekonomian Aceh dan Upaya Penyelamatan” old.bappenas.go.id, 2001
Website
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif-kuantitatif dengan adanya pengujian hipotesis. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana dampak perbankan syariah dalam pengembangan UMKM di Kota Langsa.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengamati dan menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh perbankan syariah terhadap perkembangan UMKM di Kota Langsa. Variabel yang dipakai adalah pendapatan, tenaga kerja dan produksi UMKM sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan mudharabah dan menganalisis apakah pendapatan UMKM tersebut meningkat setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah tersebut. Pembiayaan yang dipakai di penelitian ini adalah pembiayaan mudharabah UMKM yang merupakan salah satu produk pembiayaan dari Perbankan Syariah.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4 Populasi dan Sampel
Roscoe (Sugiyono, 2004: 102) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30).
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variable variable.
Dalam hal pemakaian sampel, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 50 responden dikarenakan ukuran yang layak adalah 30-500 responden dan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sampel dengan jumlah diatas minimal yakni sebanyak 50 responden dengan jumlah populasi sampel 315.
3.5 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data Primer
Data primer adalah data yang biasanya diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data orisinil (Kuncoro, 2009). Dengan kata lain, data yang diperoleh didapatakan langsung dari objeknya baik perorangan maupun organisasi, yakni melalui kuesioner yang diberikan kepada UMKM di Kota Langsa.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data olahan yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2009) yakni melalui studi kepustakaan seperti buku, majalah, artikel, jurnal serta bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.5.2 Metode Pengumpulan Data
Penelitian menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu : 1. Studi kepustakaan, yakni mengumpulkan data dan informasi melalui literatur
yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, yang dapat diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet dan lain-lain.
3.6 Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, untuk menguji ketiga hipotesis menggunakan program komputer yang bernama Statistic Product and Service Solution (SPSS) 21 dengan terlebih dahulu melakukan pemindahan data yang diperoleh ke dalam software Microsoft Excel.
3.7 Instrumen Penelitian
3.7.1 Validitas
Hadi (1996) mengatakan bahwa validitas alat ukur merupakan indeks dari ketepatan atau keakuratan dan ketelitian alat ukur dalam menjalankan fungsi dan pengukurannya. Kemudian disebutkan seberapa jauh alat ukur tersebut dapat membaca dengan teliti, menunjukkan dengan sebenarnya status atau keadaan kriteria pembanding. Dalam hal ini kriteria pembanding yaitu kriteria dalam (internal criterion) dan kriteria luar (external criterion).
Pembanding yang berasal dari luar alat ukur disebut kriteria luar dan sebaliknya pembanding dari dalam disebut sebagai kriteria dalam yang berasal dari kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen keseluruhan, maka alat ukur dinyatakan memiliki validitas yang tinggi. Penelitian ini mengambil kriteria pembanding yang berasal dari dalam pengukuran alat itu sendiri. Teknik statistik yang digunakan adalah korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus angka kasar yang dikemukakan Pearson (dalam Azwar, 2013), yakni sebagai berikut:
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X (skor subjek tiap butir) dengan variabel Y (total skor subjek dari keseluruhan butir).
ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara variabel X dan Y
ΣX = Jumlah skor keseluruhan subjek setiap butir
ΣY = Jumlah skor keseluruhan item pada subjek
ΣX2 = Jumlah kwadrat skor X
ΣY2 = Jumlah kwadrat skor Y N = Jumlah subjek
Nilai validitas setiap butir (koefisien r Product Moment Pearson) sebenarnya
masih perlu dikoreksi karena kelebihan bobot. Kelebihan bobot ini terjadi karena skor
butir yang dikorelasikan dengan skor total ikut sebagai komponen skor total, dan hal
ini menyebabkan koefisien r menjadi lebih besar (Hadi, 1996). Untuk membersihkan
kelebihan bobot ini dipakai part whole dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
rbt = Koefisien korelasi setelah dikoreksi dengan part whole rxy = Koefisien korelasi sebelum dikoreksi
SDy = Standar deviasi total SDx = Standar deviasi butir
3.7.2 Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya. Reliabel dapat juga dikatakan kepercayaan, keterasalan,
keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya. Hasil pengukuran dapat dipercaya
apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang
sama diperoleh hasil yang relatif sama selama dalam diri subjek yang diukur memang
jumlah yang sama banyak. Untuk mengetahui realibilitas alat ukur maka digunakan
rumus koefisien Alpha sebagai berikut:
Keterangan:
S1² dan S2² = Varians skor belahan 1 dan Varians skor belahan 2 Sx² = Varians skor skala
3.8 Metode Analisis Data
Sedangkan metode yang dipakai untuk menganalisis data penelitian ini dengan analisis non parametrik menggunakan Paired Sample t-Test yaitu untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi. Paired Sample t-Test menggunakan rumus sebagai berikut :
Keputusan :
Nilai Probabilitas (Sig)
• Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
• Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :
• Ho : d = 0 atau tidak ada dampak peningkatan sebelum dan sesudah
diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.
• Ho : d ≠ 0 atau ada dampak peningkatan sebelum dan sesudah diberikan
pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.
3.9 Definisi Operasional
1. Pendapatan
Pendapatan adalah segala bentuk penerimaan yang berbentuk materi yang diperoleh UMKM di Kota Langsa selama ia melakukan aktivitas kerja/usahanya. Dinyatakan dalam rupiah.
Penerimaan Ho
t = tabel Penerimaan
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah semua orang yang mau ataupun bersedia dan memiliki kesanggupan untuk bekerja di Kota Langsa. Dinyatakan dalam orang.
3. Produksi
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kota Langsa
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2001 Kota Langsa terbentuk secara definitif pada tanggal 21 Juni 2001. Kota yang terletak di pesisir pantai timur Provinsi Aceh ini merupakan hasil pemekaran wilayah dari Kota Aceh Timur. Kedudukan Kota Langsa berada pada titik koordinat antara 040 24’-35,68’-040 33 47’-0,3’ Lintang Utara (LU) dan 97053’ 14,59’-98004’ 42,16’ Bujur Timur (BT).
Luas wilayah Kota Langsa mencapai 239,84 km2 dan membawahi 5 kecamatan sebagai berikut :
Tabel 4.1
Nama-nama Kecamatan di Kota Langsa
Tabel 4.2
Luas Wilayah Dirinci per Kecamatan di Kota Langsa
No Kecamatan Luas (Km2) Persentase Terhadap Luas Kota
1 Langsa Baro 61,73 25,73%
2 Langsa Timur 78,23 32,61%
3 Langsa Barat 48,75 20.32%
4 Langsa Lama 45,02 18,77%
5 Langsa Kota 6,11 2,54%
Jumlah 239.84 99,97
Sumber : BPS
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa wilayah terluas di kota Langsa adalah Langsa Timur, diikuti Langsa Baro, Langsa Barat, Langsa Lama dan terkecil adalah Langsa Kota.
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk, Luas Kecamatan Dirinci Menurut Kecamatan di Kota Langsa
No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Penduduk
1 Langsa Baro 61,73 43.435
2 Langsa Timur 78,23 14.279
3 Langsa Barat 48,75 31.877
4 Langsa Lama 45,02 27.795
5 Langsa Kota 6,11 37.336
Jumlah 239.84 154.772
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik, diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak di daerah Langsa Baro, yaitu sebanyak 43.435 jiwa, diikuti daerah Langsa Kota sebanyak 37.336 jiwa, Langsa Barat sebanyak 31.877 jiwa, Langsa Lama sebanyak 27.795 Jiwa dan langsa Timur sebanyak 14.279 jiwa.
4.2 Karakteristik Responden
Dari 50 orang responden yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini, beberapa karakteristik yang dapat dilihat adalah sebagai berikut:
4.2.1 Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden beravariasi dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.4
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Responden Persentase
1 Laki-laki 25 50
2 Perempuan 25 50
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer
4.2.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden juga bervariasi mulai dari lulusan sekolah dasar hingga tingkat sarjana. Untuk rincinya dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.5
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase
1 SD 5 10%
2 SMP 10 20%
3 SMA 15 30%
4 Diploma 10 20%
5 Sarjana 10 20%
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer
4.2.3 Pekerjaan
Pekerjaan responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.6
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Responden Persentase
1 PNS 5 10%
Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner mengenai jenis pekerjaan responden, diketahui bahwa dari 50 orang responden, 30 orang diantaranya (60%) adalah wirausahawan, sementara PNS Pegawai Swasta, Mahasiswa dan lainnya masing-masing berjumlah 5 orang (10%).
4.2.4 Jenis Usaha
Jenis Usaha responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.7
Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha
No Jenis Usaha Jumlah Responden Persentase
1 Perdagangan 40 80%
Jenis usaha dari para responden berdasarkan data dari penyebaran kuesioner terhadap 50 orang responden, 40 orang daiantaranya (80%) adalah pedagang, masing-masing 3 orang (6%) pekerja bangunan dan bagian pengolahan, 2 orang (4%) petani dan lainnya 2 orang (4%).
4.2.5 Lama Usaha
Lama Usaha responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.8
Distribusi Responden Menurut Lama Usaha
No Lama Usaha Jumlah Responden Persentase
1 1-3 tahun 5 10%
2 4-6 tahun 10 20%
3 7-9 tahun 15 30%
4 10-12 tahun 15 30%
5 >13 tahun 5 10%
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengusaha UMKM masing-masing 30 oarng telah berusaha antara 7 sampai 9 tahun dan 10 sampai 12 tahun, kemudian ada 10 orang yang telah menggeluti usahanya selama 4 sampai 6 tahun
80% 4%
6%
6% 4%
Jenis Usaha
dan masing-masing 5 orang yang telah menggeluti usahanya antara 1 sampai 3 tahun dan di atas 13 tahun.
4.2.6 Pendapatan
Pendapatan responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.9
Distribusi Pendapatan Responden Perhari
No Pendapatan Jumlah Responden Persentase
1 <100.000 10 20%
2 100.000-990.000 4 8%
3 1.000.000-1.990.000 3 6%
4 2.000.000-2.990.000 20 40%
5 3.000.000-4.990.000 11 22%
6 >5.000.000 2 4%
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer
10%
20%
30% 30%
10%
Grafik Lama Usaha
Dari tabel di atas, diketahui bahwa dari 50 orang responden, 20 orang diantaranya berpendapatan antara Rp. 2.000.000 sampai 2.990.000, kemudian terdapat 11 orang yang berpendapatan antara Rp. 3.000.000 sampai Rp. 4.990.000, terdapat 10 oarng yang berpendapatan di bawah Rp.100.000, terdapat 4 orang yang berpendapatan Rp. 100.000 sampai Rp. 990.000, terdapat 3 orang yang berpendapatan antara Rp. 1.000.000 sampai Rp. 1.990.000 dan ada 2 orang yang berpendapatan di atas Rp. 5.000.000.
4.2.7 Tenaga Kerja
Tenaga Kerja responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.10
Distribusi Tenaga Kerja Responden
No Tenaga Kerja Jumlah Responden Persentase
1 1 – 2 orang 1 2%
2 3 – 5 orang 23 46%
3 6 – 10 orang 22 44%
4 11 – 19 orang 2 4%
5 >20 orang 2 4%
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer
4.2.8 Produksi
Produksi responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.11
Distribusi Produksi Responden
No Tenaga Kerja Jumlah Responden Persentase
1 <100.000 4 8%
2 100.000-990.000 3 6%
3 1.000.000-1.990.000 10 20%
4 2.000.000-2.990.000 20 40%
5 3.000.000-4.990.000 13 26%
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer
4.2.9 Alasan Meminjam di Bank
Kuesioner menyediakan enam opsi alasan untuk direspon oleh responden sebagai alasan mereka meminjam dana dari bank. Perinciannya sebagai berikut:
Tabel 4.12
Distribusi Responden Menurut Alasan Meminjam
No Alasan Jumlah Responden Persentase
1 Diajak teman/saudara 5 10%
2 Mudah administrasinya 5 10%
3 Menganut prinsip islam 30 60%
4
Ada program kredit untuk
usaha dari pemerintah 5 10%
5 Tidak ada pilihan lain 3 6%
6 Lain-lain 2 4%
Jumlah 50 100%
Sumber : Data Primer
4.2.10 Keuntungan
Persentase keuntungan responden sebagai berikut: Tabel 4.13
Distribusi Persentase Keuntungan
No Keuntungan Jumlah Responden Persentase
1 <10% 2 4%
2 11 – 15% 6 12%
3 16 – 20% 18 36%
4 21 – 25% 22 44%
5 26 – 30% 2 4%
6 >30% 0 0
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer
4.2.11 Tanggapan Responden Mengenai Sistem Bagi Hasil Bank Syariah
Tabel 4.14
Distribusi Tanggapan Responden
No Tanggapan Jumlah Responden Persentase
1 Sangat Adil 20 40%
2 Adil 18 36%
3 Cukup Adil 10 20%
4 Kurang Adil 2 4%
5 Tidak Adil 0 0
6 Sangat Tidak Adil 0 0
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer
4.2.12 Peranan Bank Syariah Menurut Responden:
Tabel 4.15
Distribusi Peranan Bank Syariah Menurut Responden
No Peranan Jumlah Responden Persentase
1 Sangat Membantu 21 42%
2 Membantu 19 38%
3 Cukup Membantu 5 10%
4 Kurang Membantu 5 10%
5 Tidak Membantu 0 0
6 Sangat Tidak Membantu 0 0
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas, diketahui bahwa dari 50 orang responden, 21 orang menyatakan bahwa peranan Bank Syariah sangat membantu, 19 orang menyatakan membantu, dan masing-masing 5 orang menyatakan cukup membantu dan kurang membantu.
4.2.13 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan
Crosstab data responden berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan
diantaranya adalah PNS, 2 orang pegawai swasta, 4 orang wirausahawan dan 2 orang lain-lainnya. Pengusaha UMKM yang berpendidikan Sarjana berjumlah 10 orang, dimana 2 orang diantaranya Pegawai Negeri dan 5 orang wirausahawan, 3 orang pelajar/mahasiswa. Pengusaha UMKM yang berpendidikan SD ada sebanyak 5 orang, dimana 4 orang diantaranya wirausahawan dan 1 orang pekerjaan lainnya.
Tabel 4.16
Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan
No Tamatan
Pekerjaan
Jumlah PNS Peg
Swasta Wirausaha Pelajar/Mhs Lainnya
1 SD 0 0 4 0 1 5
2 SMP 0 0 8 0 1 10
3 SMA 2 3 9 0 2 15
4 Diploma 1 2 4 2 1 10
5 Sarjana 2 0 5 3 0 10
Jumlah 5 5 30 5 5 50
Sumber : Data Primer
Banyaknya jumlah responden memilih menjadi wirausahawan ini menggambarkan sulitnya mendapatkan pekerjaan dan peluang untuk hidup sukses lebih terbuka. Kemudian karakteristik etnis Aceh yang lebih menyukai menjadi wirausahawan merupakan faktor penyebab utama.
Crosstab data responden berdasarkan jenis usaha dan lama usaha pada
Tabel 4.17
Data Responden Berdasarkan Jenis dan Lama Usaha
No Jenis Usaha
Lama Usaha
Jumlah 1-3 thn 4-6 thn 7-9 thn 10-12 thn >13 thn
1 Perdagangan 4 8 12 11 5 40
2 Pertanian 0 0 1 1 0 2
3 Bangunan 0 1 1 1 0 3
4 Pengolahan 0 1 1 1 0 3
5 Lainnya 1 0 0 1 0 2
Jumlah 5 10 15 15 5 50
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mayoritas para pengusaha UMKM di Kota Langsa adalah pedagang yang berjumlah 40 orang dari 50 responden. Sementara pengusaha atau profesi sebagai petani, pekerja bangunan, pengolahan dan lain-lainnya antara 2 sampai 3 orang. Kondisi ini membuktikan bahwa masyarakat Aceh lebih menyukai bidang pekerjaan sebagai pedagang.
4.3 Interpretasi Data
4.3.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
reliabilitas yang diperoleh sebesar rtt = 0,820. Dengan demikian kuesioner yang disusun dalam penelitian ini dinyatakan reliabel, yaitu dapat digunakan pada saat yang lain dalam mengungkap tentang pengembangan UMKM.
4.3.2 Pengujian Hipotesis dengan Paired Sample Test
Tabel 4.20
Hasil Uji T-test Pendapatan Paired Samples Test
Dari uji beda melalui Paired Sample Test pengembangan UMKM mengenai pendapatan dengan program SPSS diperoleh t = -9.000 dengan bilangan sig/probabilitas = 0,000 < 0,050. Dari hasil ini, maka Ho yang berbunyi tidak ada dampak peerbedaan pendapatan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ditolak dan Ha diterima bahwasannya ada perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah.
Tabel 4.21
Hasil Uji t-test Tenaga Kerja
Paired Samples Test
Dari uji beda melalui Paired Sample Test pengembangan UMKM mengenai tenaga kerja dengan program SPSS diperoleh t = -17,349 dengan bilangan sig/probabilitas = 0,000 < 0,050. Dari hasil ini, maka Ho yang berbunyi tidak ada dampak perbedaan tenaga kerja sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ditolak dan Ha diterima bahwasanya ada perbedaan tenaga kerja sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah.
Tabel 4.22
Hasil Uji t-test Produksi
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std.
Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Sebelum -
Sesudah -.70000 .46291 .06547 -.83156 -.56844 -10.693 49 .000
Kemudian berdasarkan uji beda melalui Paired Sample T-Test pengembangan UMKM mengenai produksi dengan program SPSS diperoleh nilai t = -10,693 dengan bilangan sig/probabilitas = 0,000 < 0,050. Dari hasil ini, maka Ho yang berbunyi tidak ada dampak perbedaan produksi sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ditolak dan Ha diterima bahwasannya ada perbedaan produksi sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah.
Grafik Pendapatan, Tenaga Kerja dan Produksi
2,64
3,54
2,1
2,96
2,32
3,02
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
Sebelum Sesudah
Pendapatan
Tenaga Kerja
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian ini maka dapat disimpulkan ha- hal sebagai berikut :
1. Diketahui adanya perbedaan pendapatan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah. Hasil ini dilihat dari nilai t = - 9.000 dengan bilangan sig = 0,000. Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dinyatakan bahwa hipotesis yang diajukan diterima.
2. Diketahui adanya perbedaan tenaga kerja yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah. Hasil ini dilihat dari nilai t = - 17.349 dengan bilangan sig = 0,000. Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dinyatakan bahwa hipotesis yang diajukan diterima.
3. Diketahui adanya perbedaan produksi yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah. Hasil ini dilihat dari nilai t = - 10,693 dengan bilangan sig = 0,000. Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dinyatakan bahwa hipotesis yang diajukan diterima.
5.2 Saran
1. Bagi para pelaku UMKM, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi bahwa keputusan pengambilan pembiayaan mudharabah dari perbankan syariah memang terbukti dapat memberikan kenaikan pendapatan,tenaga kerja dan produksi. Oleh karenanya dalam rangka mengembangkan usahanya, para pengusaha UMKM diharapkan bisa memanfaatkan fasilitas pembiayaan mudharabah yang disediakan pihak perbankan syariah, dengan tetap disertai manajemen resiko yang baik pula tentunya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bank Syariah
Bank syariah atau bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah islam yang didalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islami (Ikatan Bankir Indonesia, 2014). Dari definisi tersebut dikatakan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah Islam serta tidak berkecimpung kedalam pembiyaaan bisnis yang haram. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 yang direvisi dengan UU perbankan UU No. 21 Tahun 2008 mendefinisikan bank syariah sebagai lembaga keuangan yang pengoperasiannya dengan sistem bagi hasil.
Penentuan harga bank dengan berdasarkan prinsip ini terhadap produknya sangat berbeda dengan bank konvesional. Bank syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal penyimpanan dana, pembiayaan usaha maupun kegiatan perbankan lainnya.
2.1.1 Sistem Pendanaan Bank Syariah
operasional bank syariah yang telah diterapkan secara luas dalam pengihimpunan dana masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.
1. Prinsip Wadi’ah (Titipan)
Wadi’ah merupakan suatu akad untuk menghimpun dana dengan menggunakan prinsip titipan. Titipan ini dapat diambil oleh nasabah kapanpun jika pemiliknya menghendaki. Secara umum prinsip Wadi’ah terbagi dalam dua jenis yaitu Wadi’ah, yaitu Wadi’ah Amanah dan Wadi’ah Dhamanah. Wadi’ah amanah adalah akad dimana dana titipan yang diberikan tidak boleh
digunakan atau dimanfaatkan oleh pihak perbankan contohnya seperti safe deposit box. Tetapi pihak bank dapat membebankan biaya sebagai biaya titipan. Sementara Wadi’ah dhamanah adalah akad dimana dana titipan yang diberikan boleh digunakan atau dimanfaatkan oleh bank, tetapi pemilik tetap dapat menarik uangnya setiap saat (Ahmad, 2015 : 66). Jika bank mendapat keuntungan dari penggunaan dana yang dititipkan maka bank dapat memberikan insentif ataupun bonus tetapi untuk insentif dan bonus ini tidak di janjikan pada saat akad (Antonio ,2001 : 148 ). Dari penjelasan di atas maka terdapat dua jenis penghimpunan dana dengan cara Wadi’ah dhamanah yaitu giro Wadi’ah dan tabungan Wadi’ah.
2. Prinsip Mudharabah
Prinsip Mudharabah adalah prinsip bagi hasil, berdasarkan kewenangan yang di berikan oleh nasabah maka prinsip ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu, Mudharabah Muqayyadah dan Mudharabah Muthalaqah (Ahmad, 2015 : 69).
jenis usaha, tempat, waktu, dan dengan siapa pengelola bertransaksi. Jika Mudharabah Muqayyadah membatasinya, jika Mudharabah Muthalaqah
tidak membatasinya (Ibid : 72).
2.1.2 Sistem Pembiayaan Bank Syariah
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil Mudharabah adalah kerja sama antara Bank yang menyediakan modal dengan Mudharib (Nasabah) yang memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.
Rukun dan Syarat
Menurut para ulama menyatakan bahwa rukun mudharabah adalah :
• Shahibu al Maal (pelaku akad dan pemilik modal/dana/bank)
• Mudharib (pelaku akad dalam menjalankan usaha dan disebut juga
sebagai pengusaha/nasabah), Maal (modal/dana pembiayaan)
• Ribh/irbah (keuntungan atas hasil usaha)
• Dharabah (kerja atau jenis usaha pembiayaan yang akan di jalankan,
dan
• Shigat (isi akad perjanjian)
Jenis usaha (Dharabah)
Bagi hasil
Bagi hasil adalah keuntungan yang di peroleh dari pengelolaan dana
pembiayaan Mudharabah yang diberikan dengan persyaratan :
• Perhitungan dari pendapatan total proyek (Pendekatan Revenue
Sharing atau Profit Sharing).
• Landasan perhitungan Cash Flow yang reasonable yang disepekati
bersama.
• Pembagian bagi hasil dilakukan setiap bulan atau yang di sepakati.
Pembagian bagi hasil (keuntungan/kerugian) sesuai dengan nisbah
yang di sepakati. Pihak-pihak yang mendapatkan bagi hasil adalah para pihak yang terlibat dalam usaha Mudharabah, selain dari itu tidak berhak menerimanya.
Bank tidak akan menerima keuntungan, apabila terjadi kegagalan atau
wanprestasi yang bukan dilakukan oleh Mudharib.
Apabila terjadi kegagalan usaha dan menyebabkan kerugian
disebabkan oleh kelalaian Mudharib, maka kerugian tersebut harus ditanggung Mudharib (menjadi piutang bank).
Dharabah (Pekerjaan/Usaha)
Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan umum tidak
berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha Mudharib.
Mudharib dilarang melakukan mudharabah dengan orang lain, kecuali
jika pemilik modal memberikan izin.
dalam memperoleh keuntungan, kecuali diluar perjanjian (usaha yang telah ditetapkan) atau yang menyimpang dari aturan syariah.
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal Musharakah adalah persekutuan (kerjasama) yang dilakukan oleh dua orang/lembaga atau lebih yang bias memanfaatkan harta dengan cara mengumpulkan sejumlah harta tertentu dengan pembagian (nisbah) yang jelas di ketahui atau saham saham dalm jumlah tertentu.
3. Prinsip jual beli barang dengan perolehan keuntungan Murabahah adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Dari transaksi tersebut bank mendapatkan keuntungan jual beli yang disepakati bersama.
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan Ijarah adalah akad yang tetap antara Bank (muajjir) dengan nasabah (musta’jir) untuk memanfaatkan sesuatu (barang) dalam waktu tertentu dengan harga yang telah di sepakati.
Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan pada prinsip syariah juga sesuai dengan syariah Islam. Kemudian sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasarnya adalah Al-Quran dan Hadits. Pada bank yang berasaskan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu.
2.2 Perbedaan Pembiayaan Syariah dan Konvensional
ada perbedaan antara pembiayaan syariah dan konvensioal. Berikut ini dapat dilihat
dalam tabel 2.1. yang merangkumkan secara singkat tentang perbedaan pembiayaan
syariah dan konvensional.
Tabel 2.1
Perbedaan Pembiayaan Syariah dan Konvensional
Pembiayaan Syariah Konvensional
1. Nilai plafond kredit yang diberikan pembiayaan syariah jauh lebih tinggi
1. Nilai plafond kredit yang diberikan rendah
2. Tidak ada istilah suku bunga meningkat ataupun menurun.
2. Suku bunga meningkat dan menurun.
3. Pembiayaan syariah akan menjelaskan margin perhitungan pembiayaan dan jumlah yang harus dibayarkan pada awal pinjaman,dan jumlah tersebut tidak akan berubah selama masa pinjaman berjalan.
3.Tidak akan menjelaskan margin perhitungan pembiayaan dan jumlah yang harus dibayarkan pada awal pinjaman,dan jumlah tersebut akan berubah selama masa pinjaman berjalan.
4. Besarnya margin ditentukan sesuai jangka waktu pinjaman.
4. Besarnya margin tidak ditentukan sesuai jangka waktu pinjaman. 5. Jumlah cicilan mungkin lebih besar
akan tetapi angsuran tidak akan naik sesuai jangka waku yang telah di tetapkan.
5. Jumlah cicilan kecil tetapi angsuran akan naik sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.
2.3 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
2.3.1 Pengertian UMKM
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) terdiri atas:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
1. Usaha Mikro yaitu usaha yang memiliki asset maksimal Rp 50 juta dan memiliki omset maksimal Rp 500 juta/tahun.
2. Usaha Kecil yaitu usaha yang memiliki asset diatas Rp 50 juta sampai Rp 500 juta dan memiliki omset diatas Rp 500 juta/tahun sampai Rp 2,5 milyar/tahun. 3. Usaha Menengah yaitu usaha yang memiliki asset diatas Rp 500 juta sampai
Rp 10 milyar dan memiliki omset diatas Rp 2,5 milyar/tahun sampai Rp 50 milyar/tahun.
Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) mendefenisikan skala industri berdasarkan jumlah tenaga kerja. Defenisi BPS termaksud adalah sebagai berikut: 1. Industri Kerajinan Rumah Tangga (IRT) adalah industri dengan jumlah tenaga
kerja sebanyak 1-4 orang.
2. Industri Kecil (IK) adalah industri dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 5-19 orang.
3. Industri Sedang/Menengah (IM) adalah industri dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 20-99 orang.
4. Industri Besar (IB) adlah industri dengan jumlah tenaga kerja sebanyak >100
orang.
2.3.2 Permasalahan UMKM
daya saing dan kinerja UMKM. Faktor-faktor termaksud adalah: (1) terbatasnya terhadap akses permodalan, (2) terbatasnya terhadap akses ke pasar, dan (3) terbatas akses informasi mengenai sumber daya dan teknologi.
Selanjutnya masalah yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi masalah internal dan masalah eksternal (Setyari, 2005). Masalah yang terkait dengan faktor internal adalah: (1) terbatasnya permodalan, (2) sumber daya manusia yang terbatas, dan (3) lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar. Selanjutnya masalah yang terkait dengan faktor eksternal adalah: (1) iklim usaha belum sepenuhnya kondusif, (2) terbatasnya sarana dan prasarana usaha, (3) impikasi otonomi daerah, (4) sifat produk dengan life time pendek, (5) terbatasnya akses pasar, dan (6) implikasi perdagangan bebas.
2.4 Pendapatan
Menurut Rahardja dan Manurung (2006: 292) pendapatan merupakan total dari penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Pendapatan adalah konsep aliran (flow concept). Terdapat tiga sumber penerimaan pada rumah tangga, yakni:
1. Pendapatan dari gaji dan upah
Aset produktif mrerupakan aset yang memberikan masukan terhadap balas jasa penggunaanya. Aset ini terbagi dua yakni aset finansial dan aset bukan financial.
3. Pendapatan dari Pemerintah
Pendapatan dari pemerintah merupakan pendapatan yang diterima bukan atas balas jasa yang telah dilakukan maupun diberikan. Hal ini biasanya terdapat pada negara-negara maju yang memberikan tunjangan penghasilan bagi para penganggur dan sebagainya.
tidak termasuk pembayaran transfer (tunjangan pengangguran, uang pensiun dan lain sebagainya).
Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori penggunaan, yaitu untuk keperluan konsumsi dan tabungan. Pada umumnya pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan konsumsi dilambangkan dengan C, tabungan dilambangkan dengan S, dan investasi dilambangkan dengan I. Menurut John Maynard Keynes pendapatan suatu negara dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. ditinjau dari segi perorangan
b. ditinjau dari segi perusahaan/pengusaha
c. ditinjau dari segi pemerintah
Keterangan :
Y = income/pendapatan C = consumption/konsumen S = saving/tabungan
I = investmen/investasi G = goverment/pemerintah
Y = C + S
Y = C + I
2.5 Pengertian Produksi
Ditinjau dari segi ekonomi, pengertian produksi merupakan suatu proses pendayagunaan sumber-sumber yang telah tersedia sehingga memperoleh suatu hasil yang baik kualitas dan kuantitasnya, terkelola dengan baik sehingga merupakan suatu komoditi yang dapat di perdagangkan.
Menurut Joerson dan Suharti (2003), produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktifitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Berdasarkan pengertian ini, dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input produksi dengan output dapat dijelaskan dengan suatu fungsi produksi. Dengan demikian, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu.
Secara klasik, biaya produksi hanya dihitung berdasarkan pengeluaran tenaga kerja, karena teori klasik belum percaya pada mesinasi. Dengan demikian input produksi bukan hanya human resources, melainkan bias capital resources (modal), natual resources (tanah), dan managerial skill.
Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menunjukan sifat perkaitan antara faktor-faktor produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor produksi juga dikenal dengan istilah input dan output. Rumus fungsi produksi :
Keterangan :
Q = tingkat produksi yang dihasilkan (output) L = tenaga kerja
C = jumlah modal R = sumber daya alam S = kewirausahaan
Dalam faktor produksi dikenal the law of diminishing return ( hukum hasil yang semakin berkurang) yang dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya “Principles of Political Economic and Taxation” yang menjelaskan sifat pokok dari pertautan diantara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan. Bila suatu macam input ditambah penggunaannya sedangkan input-input lainnya tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tapi setelah mencapai suatu tingkat tertentu tambahan output akan semakin menurun bila input tersebut terus ditambah.
2.6 Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari konsep produktivitasnya.
Tenaga kerja faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan ketrampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja di bedakan kepada tiga golongan berikut:
1. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan, 2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memilki keahlian dari
pelatihan atau dari pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan ahli merepasi TV dan radio.
3. Tenaga karja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonom dan insinyur. (Sadono Sukirno, 2003)
dan keluaran (output). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
2.7 Penelitian Terdahulu
Sebagai pelajaran dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, maka peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan dengan judul yang diambil peneliti. Penelitian tersebut diantaranya :
2. Sebuah skripsi yang berjudul "Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus Bank BRI Unit Kecamatan Gebang)" oleh Ari Syofwan (2013). Dari hasil perhitungan koefisien regresi modal sendiri (X1) adalah besarnya pengaruh variabel bebas X1 (modal sendiri) terhadap perubahan tingkat pendapatan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil, pengaruh ini bernilai positif atau dapat dikatakan semakin tinggi modal sendiri maka akan semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang akan didapatkan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK), dimana setiap kenaikan modal sendiri (X1) pendapatan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Gebang juga akan meningkat.
2.8 Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konseptual penulis sebagai landasan berpikir dalam membuat skripsi ini ialah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual • Pendapatan • TenagaKerja • Produksi
UMKM
Perbankan Syariah
Sesudah Pembiayaan Mudharabah Sebelum
2.9 Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan kerangka konseptual, dan hasil-hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang disusun adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis Pendapatan
• Tidak ada dampak perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah diberikan
pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.
• Ada dampak perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah diberikan
pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah. 2. Hipotesis Tenaga Kerja
• Tidak ada dampak perbedaan tenaga kerja sebelum dan sesudah diberikan
pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.
• Ada dampak perbedaan tenaga kerja sebelum dan sesudah diberikan
pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah. 3. Hipotesis Produksi
• Tidak ada dampak perbedaan produksi sebelum dan sesudah diberikan
pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.
• Ada dampak perbedaan produksi sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbankan dalam kehidupan suatu negara merupakan salah satu agen pembangunan. Hal ini dikarenakan adanya fungsi utama dari perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan, yaitu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Pada sisi lain, perbankan juga merupakan sebuah lembaga keuangan yang sarat akan pengaturan, sehingga para ahli sering mengatakan bahwa bank adalah the most regulated industry in the world.
Sektor hukum perbankan di Indonesia mengalami perkembangan signifikan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Hal ini terjadi karena di dalam kebijakan perbankan di Indonesia pasca diundangkannya undang-undang ini secara tegas mengakui eksistensi dari bank islam atau yang lebih kita kenal dengan bank syariah.
Keempat prinsip ini saling terkait satu dengan yang lainnya. Konsep perbankan syariah apabila dipandang dari ekonomi makro, maka dapat dikemukakan bahwa dalam ekonomi Islam pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada di bumi termasuk harta benda adalah Allah SWT. Kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuan Nya.
Keberadaan Bank Syariah dalam sistem perbankan Indonesia merupakan bank umum yang berlandaskan pada prinsip syariah atau hukum Islam, berbeda dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang mengenal bank syariah semata-mata hanya bank yang mendasarkan pengelolaannya berdasarkan bagi hasil, maka dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 secara tegas mengakui eksistensi bank dengan Prinsip Syariah disamping bank konvensional yang berbasis pada bunga. Berdasarkan pada ketentuan Pasal 1 ayat (13) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, Prinsip Syariah diartikan sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.
2008:5). Hal ini menurut Ali bukan hanya karena secara teoritis UMKM memiliki keunggulan tetapi di atas itu semua, UMKM memang pantas untuk diandalkan antara lain karena ketangguhan dan kelenturannya dalam merespon perubahan pasar. Secara praktek, usaha mikro dan kecil yang menjadi bagian dari UMKM merupakan kekuatan strategis dan penting untuk mempercepat pertumbuhan pembangunan daerah. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kendala dalam rangka pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah di antaranya yang paling utama yaitu masalah permodalan, maka dari itu Pemerintah Indonesia juga terus memberikan perhatian serius terhadap eksistensi UMKM. Perhatian ini diberikan dalam bermacam bentuk fasilitas seperti penyederhanaan pengurusan perizinan, kenyamanan dan kepastian hukum, pendidikan dan pelatihan, informasi pemasaran dan sebagainya. Bahkan lebih jauh dari itu, pemerintah sangat fokus membantu dan memfasilitasi pengusaha UMKM dari aspek permodalan dan pembiayaan. Misalnya, Kementrian Koperasi dan UMKM pada 23 Februari 2015 menyatakan menurunkan suku bunga Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir Kredit Usaha Kecil Menengah (LPDB KUKM) dan berlaku mulai Maret 2015. Penurunan ini salah satunya bertujuan untuk mencapai target penyaluran dana pembiayaan bagi pengusaha UMKM sebesar Rp 2,65 triliun (bisnis.com). Kebijakan pemerintah ini akan membantu seluruh pengusaha UMKM di Indonesia termasuk pengusaha-pengusaha UMKM di Nanggroe Aceh Darussalam.
UMKM di Indonesia berjumlah 57.895.721 unit, memberi sekitar 99% kontribusi kedalam sejumlah badan usaha di Indonesia dan mampu menyerap sebanyak 114.144.082 orang tenaga kerja atau sebesar 96,99% jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang mampu diserap maka UMKM jauh lebih besar dari usaha besar. Di sisi lain, dalam hal penciptaan nilai tambah bagi PDB maka usaha besar lebih besar dari UMKM.
Sementara itu jumlah UMKM di Aceh mencapai 55.783 unit, yang terdiri dari usaha mikro 39.571 unit (71%), usaha kecil 13.728 unit (25%), dan usaha menengah 2.484 unit (4%) (Dinas Perindagkop dan UKM Aceh). Diperkirakan, saat ini UMKM Aceh telah menyerap tenaga kerja sekitar 275 ribu orang (waspada.co.id). UMKM ini bergerak terutama pada sektor-sektor perdagangan, jasa, pertanian, industri, serta perikanan dan kelautan. Peran menentukan UMKM bagi perekonomian Aceh sejalan dengan kontribusi UMKM bagi perekonomian nasional. Data Kementerian Negara Koperasi dan UKM 2013 menunjukkan kontribusi signifikan UMKM secara nasional. Pertama, industri UMKM dalam sektor ekonomi menjangkau 99,9% dari total unit usaha. Kedua, kemampuan UMKM dalam menyerap tenaga kerja mencapai 97,04% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, UMKM menyumbang 55,56% dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB).
pemekaran wilayah dari Kota Aceh Timur. Luas wilayah Kota Langsa mencapai 239,83 kilometer persegi. Secara administratif, Kota Langsa terdiri dari 5 Kecamatan, Sedangkan jumlah bank umum di Kota langsa 11 unit, yang terdiri dari tujuh unit bank umum konvensional dan enam unit bank umum syariah jumlah ini sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah UMKM yang ada. (BPS Kota Langsa).
Sejak dilakukannya pemekaran wilayah, Kota Langsa dengan sendirinya telah menjadi daerah yang mengandalkan sektor perdagangan dan jasa sebagai tulang punggung perekonomian dengan kontribusi tahun 2009-2014 rata-rata mencapai 31,06 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor industri pengolahan dengan kontribusi rata-rata mencapai 16,77 pesen serta sektor jasa-jasa dengan kontribusi rata-ratanya mencapai 15,26 persen.
Dari pemaparan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Dampak Perbankan Syariah Dalam Pengembangan UMKM di Kota Langsa”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh pelaku UMKM di Kota Langsa sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ?
2. Apakah terdapat perbedaan terhadap jumlah tenaga kerja yang diperoleh
pelaku UMKM di Kota Langsa sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam hal pendapatan UMKM di Kota langsa sebelum dan sesudah menerima pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam hal tenaga kerja UMKM di Kota langsa sebelum dan sesudah menerima pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam hal produksi UMKM di Kota langsa sebelum dan sesudah menerima pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai berikut :
1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yakni sebagai alat dan bahan pertimbangan dalam menetapkan dan menjalankan kebijakan khususnya yang berkaitan dengan pengembangan UMKM.
2. Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya, yakni sebagai alat dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan peningkatan dan perluasan layanan bagi masyarakat khususnya para pengusaha UMKM.
4. Dunia Akademik, yakni sebagai data, informasi, bahan acuan, bahan perbandingan dan lain-lain terutama bagi mahasiswa, dosen, dan civitas akademik lainnya.
ABSTRAK
Bagi sebuah negara berkembang, peranan UMKM sangat dirasakan dalam perekonomian, terutama dalam jumlah badan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Sebagai sebuah kota dengan perekonomian yang terus berkembang, kota Langsa sendiri saat ini menjadikan UMKM sebagai salah satu prioritas dalam program kerja pembangunan kota bidang ekonominya. Namun seperti halnya dunia usaha, ditengah perkembangannya sektor UMKM juga memiliki kendalanya tersendiri, terutama dalam hal permodalan. Untuk itu perbankan syariah memainkan peranan yang penting dalam perkembangan UMKM, yakni dengan memberikan fasilitas kreditnya untuk permodalan UMKM yang bernama pembiayaan mudharabah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendapatan,tenaga kerja dan produksi UMKM antara sebelum dan sesudah mendapat pembiayaan mudharabah perbankan syariah. Data yang digunakan adalah data primer dengan penelitian langsung di lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian campuran dengan uji beda pada program SPSS melalui Paired Sample T-Test, dan metode tabulasi data. Jumlah responden yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 50 orang dengan teknik eksidental sampling. Lokasi tempat penelitian dilakukan adalah di kota Langsa. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya perbedaan yang signifikan terhadap pendapatan, produksi dan tenaga kerja setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah dari bank syariah dengan taraf kepercayaan 95%. Dan karena menganut prinsip islam sebagian besar responden memilih meminjam di bank syariah.
ABSTRACT
The role of UMKM is perceived by a developing country, especially in number of business entities and employment. As a citywith a growing economy, Langsa city is currently making UMKM as one of the priorities in the field of economic development work program. But like the business world ingeneral, the UMKM sector also has its own obstacles, especially in terms of capital. To overcome this problem, the Islamic bank plays an important role in UMKM development by providing credit facilities for UMKM capital named mudharabah financing.
This study aims to determine differences in income, employment and production UMKM between before and after receiving the financing is Islamic banking. The data used are primary data directly in the field of research. The method used is a mixed method research with different test in SPSS through Paired Sample T-Test, and data tabulation method. The number of respondents who were sampled as many as 50 people by accidental sampling technique. The location where the research conducted is in the town of Langsa. The results of this study showed that there are significant differences in income, production and employment after obtaining of financing from Islamic banks with a 95% confidence level. And because it adheres to the principles of Islam most respondents chose to borrow in Islamic banks.
SKRIPSI
ANALISIS DAMPAK PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI KOTA LANGSA
OLEH
RAHMAD FIQRI HARAHAP 120501050
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Bagi sebuah negara berkembang, peranan UMKM sangat dirasakan dalam perekonomian, terutama dalam jumlah badan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Sebagai sebuah kota dengan perekonomian yang terus berkembang, kota Langsa sendiri saat ini menjadikan UMKM sebagai salah satu prioritas dalam program kerja pembangunan kota bidang ekonominya. Namun seperti halnya dunia usaha, ditengah perkembangannya sektor UMKM juga memiliki kendalanya tersendiri, terutama dalam hal permodalan. Untuk itu perbankan syariah memainkan peranan yang penting dalam perkembangan UMKM, yakni dengan memberikan fasilitas kreditnya untuk permodalan UMKM yang bernama pembiayaan mudharabah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendapatan,tenaga kerja dan produksi UMKM antara sebelum dan sesudah mendapat pembiayaan mudharabah perbankan syariah. Data yang digunakan adalah data primer dengan penelitian langsung di lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian campuran dengan uji beda pada program SPSS melalui Paired Sample T-Test, dan metode tabulasi data. Jumlah responden yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 50 orang dengan teknik eksidental sampling. Lokasi tempat penelitian dilakukan adalah di kota Langsa. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya perbedaan yang signifikan terhadap pendapatan, produksi dan tenaga kerja setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah dari bank syariah dengan taraf kepercayaan 95%. Dan karena menganut prinsip islam sebagian besar responden memilih meminjam di bank syariah.
ABSTRACT
The role of UMKM is perceived by a developing country, especially in number of business entities and employment. As a citywith a growing economy, Langsa city is currently making UMKM as one of the priorities in the field of economic development work program. But like the business world ingeneral, the UMKM sector also has its own obstacles, especially in terms of capital. To overcome this problem, the Islamic bank plays an important role in UMKM development by providing credit facilities for UMKM capital named mudharabah financing.
This study aims to determine differences in income, employment and production UMKM between before and after receiving the financing is Islamic banking. The data used are primary data directly in the field of research. The method used is a mixed method research with different test in SPSS through Paired Sample T-Test, and data tabulation method. The number of respondents who were sampled as many as 50 people by accidental sampling technique. The location where the research conducted is in the town of Langsa. The results of this study showed that there are significant differences in income, production and employment after obtaining of financing from Islamic banks with a 95% confidence level. And because it adheres to the principles of Islam most respondents chose to borrow in Islamic banks.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmatNya yang dilimpahkan memberikan kekuatan, kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke jalan yang lurus, serta yang akan memberikan syafaat pada Akhirat kelak.
Skripsi ini berjudul “Analisis Dampak Perbankan Syariah Dalam Pengembangan UMKM Di Kota Langsa”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Orang Tua tercinta, ayahanda M Jul Ardi Harahap, Ibunda Eka Meili Syafrida, serta nenek Hj Asniar Nasution. Adikku tersayang, Annisa Nurjannah Harahap, Winoya Sufina Harahap dan Fatihah Zahra Harahap yang selalu menjadi semangat penulis dalam menuntut ilmu. 2. Bapak Prof. Dr Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku Sekertaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak H. Irsyad Lubis, S.E, M.Soc, Sc, Ph.D, selaku Ketua Program
telah memberikan nasihat dan ilmu Agama yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.
6. Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si, selaku Sekertaris Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
7. Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si M.Si. sebagai Dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan dorongan, masukan dan saran yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini.
8. Bapak H. Irsyad Lubis , S.E, M.Soc, Sc, PhD selaku Dosen Penguji I dan Bapak Wahyu Sugeng Imam Sueparno, S.E, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan berbagai ilmunya kepada penulis, beserta staff administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan.
10. Seluruh sahabat seperjuangan mahasiswa Ekonomi Pembangunan Angkatan 2012, yang telah memberikan semangat demi terselesaikannya skripsi penulis dan rekan CBC yang selalu menghibur penulis dikala sedih dan senang.
Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang membutuhkannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Medan, Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
2.2 Perbedaan Pembiayaan Syariah dan Konvensional... 13
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kota Langsa ... 35
4.2 Karakteristik Responden ... 37
4.2.1 Jenis Kelamin ... 37
4.2.2 Tingkat Pendidikan ... 38
4.2.3 Pekerjaan ... 39
4.2.4 Jenis Usaha ... 40
4.2.5 Lama Usaha ... 41
4.2.6 Pendapatan ... 42
4.2.7 Tenaga Kerja ... 43
4.2.8 Produksi ... 44
4.2.9 Alasan Meminjam Di Bank ... 45
4.2.10 Keuntungan ... 46
4.2.11 Tanggapan Responden ... 47
4.2.12 Peranan Bank Syariah ... 48
4.2.13 Data Responden... 48
4.2.14 Data Responden... 49
4.3 Interpretasi Data ... 51
4.3.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 51
4.3.2 Pengujian Hipotesis dengan paired sample t-test . 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 56
5.2 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Perbedaan Pembiayaan Syariah dengan Konvensional... 14
4.1 Nama-nama kecamatan di Kota Langsa ... 35
4.2 Luas wilayah Dirinci per kecamatan di kota langsa ... 36
4.3 Jumlah Penduduk,luas kecamatan dirinci menurut kecamatan ... 36
4.4 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 37
4.5 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 38
4.6 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan ... 39
4.7 Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha ... 40
4.8 Distribusi Responden Menurut Lama Usaha ... 41
4.9 Distribusi Responden Pendapatan Perhari ... 42
4.10 Distribusi Responden Tenaga Kerja ... 43
4.11 Distribusi Responden Produksi ... 44
4.12 Alasan Meminjam Di Bank ... 45
4.13 Keuntungan ... 46
4.14 Distribusi Tanggapan Responden ... 47
4.15 Distribusi Peranan Bank Syariah ... 48
4.16 Data Responden Berdasarkan Pendidikan & Pekerjaan ... 49
4.17 Data Responden Berdasarkan Jenis & Lama Usaha ... 50
4.18 Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengembangan UMKM ... 51
4.19 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pengembangan UMKM ... 52
4.20 Hasil Uji T-test Pendapatan ... 52
4.21 Hasil Uji T-test Tenaga Kerja ... 53
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
DAFTAR SINGKATAN
SINGKATAN Nama
Pemakaian pertama kali pada halaman
UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah 2
LPDB Lembaga Penyediaan Dana Bergulir 3
DEPKOP Departemen Koperasi 3
PDB Produk Domestik Bruto 4
Lambang
< Kurang dari 32