• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA ULAMA TERHADAP PEREDERAN TUAK DI KABUPATEN ACEH SINGKIL KECAMATAN SURO

N/A
N/A
Riki Asbi

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA ULAMA TERHADAP PEREDERAN TUAK DI KABUPATEN ACEH SINGKIL KECAMATAN SURO "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1)

Oleh:

IRMAN 197834002

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

AL-WASHLIYAH BANDA ACEH 2022-2023

(2)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Provinsi Aceh dikenal sebagai sebuah Provinsi yang memiliki status Istimewa dalam rangkaian Provinsi yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Status istimewa tersebut diraih karena kondisi sosial budaya masyarakat Aceh yang khas, potensi kekayaan alam di Provinsi Aceh, serta kiprah masyarakat Aceh yang besar serta berharga dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Adanya status istimewa tersebut, Provinsi Aceh tentunya memiliki sebuah perbedaan dalam mekanisme Pemerintahan serta peraturan Daerahnya. sebagai sebuah Provinsi yang terdiri dari mayoritas penduduk beragama Islam dan di dukung pula oleh adat istiadat masyarakat Aceh yang memegang teguh prinsip Islam secara mengakar dalam kehidupan bermasyarakatnya, maka Syariat Islam menjadi sebuah pertimbangan utama dalam perumusan peraturan di Daerah Provinsi Aceh. Perumusan kebijakan Syariat Islam di Nanggroe Aceh Darussalam dimulai pada sejak berdirinya Negara Islam Indonesia di Aceh yang dipimpin oleh Tengku Daut Beureueh pada Tahun 1953.1

Walaupun Provinsi Aceh mempunyai aturan syariat Islam yang kuat, terdapat berbagai masalah yang harus diselesaikan, salah satunya adalah dampak pada masalah sosial yang terjadi pada berbagai lapisan masyarakat. Masalah sosial merupakan suatu gejala (fenomena) sosial yang mempunyai dimensi atau aspek kajian yang sangat luas atau kompleks dan dapat ditinjau dari berbagai perspektif (sudut pandang atau teori).2 Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur- unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

Jika terjadi bentrokan antara unsurunsur yang ada dapat menimbulkan gangguan

1 Abu Bakar Al Yasa, Syariat Islam di Provinsi NAD, Paradigma dan Kebijakan, (Banda Aceh:

Dinas Syariat Islam Provinsi NAD, 2005), h.62-63.2

2 Irwanti Said, Analisis Problem Sosial, (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 2

(3)

hubungan seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.3 Ada beberapa jenis masalah sosial yang umum dihadapi oleh masyarakat salah satunya adalah masalah alkoholisme. Alkoholisme dapat diartikan sebagai kekacauan dan kerusakan kepribadian yang disebabkan karna nafsu untuk minum yang bersifat kompulsif, sehingga penderita akan minum minuman beralkohol secara berlebihan dan dijadikan kebiasaan. Pengertian alkoholisme tersebut juga mencakup tidak dapat dikendalikannya kemampuan berpantang atau adanya perasaan tidak dapat hidup tanpa minum.

Salah satu jenis minuman keras alkoholisme adalah tuak. Tuak adalah sejenis minuman beralkohol Nusantara yang merupakan hasil fermentasi dari nira, beras, atau bahan minuman/buah yang mengandung gula. Bahan baku yang biasa dipakai adalah beras atau cairan yang diambil dari tanaman seperti nira pohon enau atau nipah, atau legen dari pohon siwalan atau tal, atau sumber lain. Kadar alkohol tuak di pasaran berbeda-beda bergantung daerah pembuatnya.4 Efek dari minuman ini adalah mabuk, yang dapat menyebabkan kurangnya kemampuan untuk mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Penyimpangan perilaku negatif yang disebabkan mabuk minuman keras adalah memicu lahirnya pelanggaran atau bahkan tindak pidana yang sangat meresahkan masyarakat. Sebagian besar tindak pidana dan pelanggaran hukum yang terjadi baik itu berupa ugal-ugalan saat berkendara, penganiayaan, pemerasan, pemerkosaan, pencurian, bahkan kekerasan yang terjadi di lingkungan keluarga, hal ini Sebagian besar dilatar belakangi atau diawali dengan mengkonsumsi minuman keras.5

3 Devi Anggraeni, Alkoholisme, http://devianggraeni90.wordpress.com/ 2010/01/02/

alkoholisme/, diakses pada tanggal 26 Januari 2023 pukul 08.22 WIB

4 https://id.wikipedia.org/wiki/Tuak, diakses pada tanggal 26 Januari 2023 pukul 08.35 WIB

5 Khalil Qibran, Tinjauan Kriminologis Terhadap Penyalahgunaan Minuman Beralkohol Oleh Anak Di Kabupeten Mamuju Sulawesi Barat (Studi Kasus Tahun 2009-2012), Skripsi (Makassar:

Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, 2014), h.37

(4)

Dalam Islam, minuman yang memabukkan karena memiliki banyak mudharat atau induk keburukan disebut khamar. Khamar (bahasa Arab: رمخ) adalah sebuah istilah Islam untuk "sari anggur yang difermentasikan" atau arak. Istilah tersebut terkadang secara garis yang lebih besar ditujukan kepada hal yang memabukkan secara umum, seperti candu. Islam melarang khamar (minuman keras), karena dianggap sebagai induk dalam keburukan (ummul khobaits), disamping merusak akal, jiwa, Kesehatan dan harta. Islam menjelaskan kepada umat manusia, bahwa larangan terhadap khamar ini didasarkan pada dalil-syara’ seperti dalam surah Al-Baqarah ayat 219 yang berbunyi:

ِبَ

ك ٌمْث ِا ٓاَم ِهْيِف ْ

ل ُق ِِۗر ِسْيَمْلاَو ِرْمَخْ

لا ِنَع َكَنْوُلَٔـ ْسَي ۞ َكَن ْوُ

ل َٔـ ْسَي َو ِۗاَم ِه ِعْفَّن ْنِم ُرَبْ كَ

ا ٓاَم ُه ُمْث ِا َو ِۖ ِساَّنلِل ُعِفاَنَمَّو ٌرْي

َن ْو ُق ِفْنُي اَذاَم ِۗە

َّل َعَ ل ِتٰيٰ

اْ لا ُمُ

كَ ل ُ ه

للّٰا ُنِ يَبُي َكِل ٰذَك َِۗوْف َعْلا ِلُق ْمُ

َنْو ُرَّكَفَتَت ك

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang khamar64) dan judi.

Katakanlah, Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. (Akan tetapi,) dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya.

Mereka (juga) bertanya kepadamu (tentang) apa yang mereka infakkan.

Katakanlah, (Yang diinfakkan adalah) kelebihan (dari apa yang diperlukan).

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berpikir”.6

Nabi Muhammad SAW menyatakan setiap hal yang memabukkan adalah khamar, dan setiap khamar diharamkan. Para imam mazhab menyepakati bahwa khamar hukumnya najis. Hanya terdapat satu riwayat dari Dawud azh-Zzhahiri yang menyatakan bahwa khamar sifatnya suci tetapi hukumnya haram. Dalam riwayat ini, khamar menjadi suci ketika menjadi cuka dengan sendirinya. Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hambali berpendapat bahwa khamar tidak suci jika berubah menjadi cuka

6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan, (Babdung: CV Penerbit J Art, 2005), h.34

(5)

karena dicampur dengan sesuatu yang lain. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa minuman yang memabukkan adalah segala yang memabukkan termasuk obat-obat yang terlarang lainya.

Sampai sekarang tuak dikenal sebagai minuman beralkohol tradisional yang ada di Aceh. Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat, pada pasal 1 butir 21 khamar yang dimaksud adalah minuman yang memabukkan dan mengandung alkohol lebih dengan kadar 2% atau lebih, Tuak mengandung kadar alkohol rata-rata 10%.7 Memproduksi khamar adalah setiap kegiatan atau proses yang menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, dan mengubah sesuatu menjadi khamar. Terdapat pada pasal 16 yaitu:

1. Setiap orang yang sengaja memproduksi, menyimpan, menimbun, menjual, atau memasukkan khamar, masing-masing diancam dengan ‘uqubat ta’zir cambuk paling banyak 60 kali atau denda paling banyak 600 gram emas murni atau penjara paling lama 60 bulan.

2. Setiap orang yang dengan sengaja membeli, membawa, mengangkut, atau menghadiahkan khamar, masing-masing diancam dengan ‘uqubat ta’zir cambuk paling banyak 20 kali atau denda paling banyak 200 gram emas murni atau penjara paling lama 20 bulan.

Salah satu tempat dengan perederan tuak tertinggi di Provinsi Aceh adalah Kabupaten Aceh Singkil Kecamatan Suro. Masyarakat pada daerah tersebut khususnya para pemuda dan bapak-bapak sudah tidak asing lagi dengan yang namanya tuak, mereka menganggap dengan meminum tuak dapat menghilangkan stres, obat penenang dan dapat menambah stamina. Pada sore hari hingga larut malam pemuda ataupun bapak-bapak mulai memadati tempat yang biasanya digunakan untuk berkumpul meminum tuak. Para peminum yang berkumpul seringkali mengekspresikan diri dengan mengobrol, menyanyi dan sesekali bertengkar dengan teman. Peminum tuak

7 Fahira Idris, Say No Thanks, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014), h. 155

(6)

kadang membuat keributan atau kekacauan di suatu pesta pernikahan masyarakat setempat jika sedang mabuk sehingga masyarakat setempat marasa resah akibat perilaku peminum tuak. Bahkan ada juga pelanggaran berat yang di akibatkan karena mabuk setelah meminum tuak, yaitu pembunuhan. Kasus tersebut dapat dilihat pada media massa online dengan judul “diduga pengaruh tuak, pria di aceh singkil ini bacok temannya”, terjadi baru-baru ini pada tahun 2022.8 Para aparat keamanan dan tokoh masyarakat seperti Ulama pada daerah itu kadang kesulitan untuk mengatasi sumber masalah tersebut, yaitu peredaran tuak. Dengan uraian permasalahan di atas, penulis membuat penelitian yang berjudul Upaya Ulama Terhadap Perederan Tuak Di Kabupaten Aceh Singkil Kecamatan Suro.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat di rumuskan permasalahan yang hendak diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana praktik perederan tuak di Aceh Singkil Kecamatan Suro?

2. Bagaimana Upaya Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) terhadap peredaran tuak di Aceh Singkil Kecamatan Suro?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana praktik perederan tuak di Aceh Singkil Kecamatan Suro.

2. Untuk mengetahui bagaimana upaya Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) terhadap peredaran tuak di Aceh Singkil Kecamatan Suro.

8 Zulkarnain, diduga pengaruh tuak pria di Aceh Singkil ini bacok temannya, https://www .acehportal.com/news/diduga-pengaruh-tuak-pria-di-aceh-singkil-ini-bacok-temannya/index.html, diakses pada 26 Januari 2023 pukul 09.41 WIB

(7)

D. Manfaaat penelitian

Manfaat yang di harapkan bagi peniliti:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis: mendapatkan pengalaman maupun wawasan teori dan hukum praktek dalam pandangan ulama.

b. Sebagai bahan referensi yang diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca terutama tentang larangan memasok, menjual, membeli atau mengonsumsi tuak.

c. penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pemahaman terhadap larangan jual beli tuak di Aceh Singkil.

d. bagi peneliti lain penelitian ini akan menjadi bahan atau sumber data bagi peneliti slanjutnya dan baha perbandingan untuk melakukan penelitia sejenis.

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penilitian

Dalam penulisan penelitian ini metode ini yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu yaitu suatu rumusan masalah yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh,luas dan mendalam. Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur kuantitatif, perhitungan statistik, atau bentuk cara lainnya yang menggunakan ukuran angka.

2. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Alokasi penelitian proposal jual beli tuak ialah di Kabupaten Aceh Singkil Kecamatan Suro,dengan judul proposal “Analisis Pandangan Ulama Terhadap Penyediaan Tuak Untuk Remaja Di Aceh Singkil” (Studi kasus di Kecamatan Suro Kabupaten Aceh Singkil)

(8)

3. Sumber Data a. data primer

Data primer yaitu data yang di peroleh secara langsung oleh peneliti dari informasi. Wawancara langsung kepada MPU (Majlis Permusyawaratan Ulama) Kabupaten Aceh Singkil

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari orang lain atau pihak kedua/instansi lain. Dimana orang lain yang memperoleh data secara langsung mengalaminya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Mengumpilkan sebuah penelitian data merupakan suatu yang sangat penting, oleh karena itu data yang dikumpulkan harus akurat, relevan dan komprenhensif bagi persoalan yang diteliti. Dalam peneliti ini untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan peneiti.

a. Observasi ( pengamatan)

Observasi yaitu suatu teknik pengenumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencataan secara sistematis.

Metode ini dilakukan dengan cara peneliti ikut terjun langsung melakukan pengamatan ke tempat penelitian yaitu MPU (Majlis Permusyawaratan Uama) Aceh Singkil.

b. Interview (Wawancara)

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik metode pengumpulan data ini dengan cara melakukan tanya jawab kepada MPU (Majlis Permusyawaratan Ulama) dengan tema yang berkaitan dengan Analisis Pandangan Ulama Terhadap Penyediaan Tuak Untuk Remaja Di Aceh Singkil.

(9)

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya fundamental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi wawancara.

d. Analisis Data

Dari data yang terkumpul, penulis berusaha menganalisis data tersebut.

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode anaisis deskriptif analistis, yaitu data-data yang diperoleh kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata maupun gambar, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan kenyataan yang realistis.

F. Tinjauan Pustaka

Berikut ini yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan merupakan suatu perbuatan mempraktekan suatu teori,metode,dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

2. Etika adalah norma atau aturan yang mengatur tentang tingkah laku manusia.

Etika berfungsi mengatur sikap seseorang kepada oranglain, sehingga tercipta keadaan lingkungan yang harmonis.

3. MPU (Majlis Permusyawaratan ulama) adalah suatu lembaga independen yang mewadahi para ulama atau cendekiawan Muslim untuk membimbing, membina, dan mengayomi umat Islam yang berada di Aceh.

4. Qanun iyalah suatu peraturan perundang-undangan atau aturan hukum yang berlaku di suatu daerah (dalam hal ini di NAD).

5. Khmar adalah minuman atau sesuatu yang memabukkan atau menghilangkan akal sehat yang terbuat dari perasan anggur atau sejenis bahan mebabukan lainnya.

(10)

6. Jual beli adalah transaksi yang dilakukan oleh satu atau dua orang menentukan suatu harga barang,dimana pembeli mendapatkan barang dan penjual mendapatkan haknya sesuai disepakati bersama.

7. Remaja adalah masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis.

G. Kajian Terdahulu

1. Khilyatul Afidah (2018) Telah melakukan penelitian tentang “analisis sadd al- dhari ‘ah terhadap pengendalian peredaran minuman beralkohol kota madiun berdasarkan perda kota madiun nomor 8 tahun 2017. Pandangan mayoritas para elite pemerintah terhadap pemberlakuan Perda Nomor 8 Tahun 2017 di Kota Madiun memberikan dampak terciptanya ketertiban umum serta kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan pemberlakuan Perda ini, peredaran minuman beralkohol semakin berkurang sehingga kemafsadatan yang ditimbulkan juga semakin berkurang. Pandangan ini sesuai dengan konsep sadd al-dhari ‘ah karena tertutupnya pintu kemafsadatan yang disebabkan oleh peredaran minuman beralkohol. Namun ada sebagian golongan masyarakat yang kurang setuju dengan pemberlakuan Perda ini yang menurut beliau seolah-olah pemberlakuan Perda ini melegalkan peredaran minuman beralkohol secara bebas. Dan jika dianalisis dari latar belakang pembentukannya Perda ini sudah memenuhi konsep sadd al-dhari ‘ah yaitu menghindari dampak buruk akibat konsumsi minuman bralkohol.9

Ditinjau dari hukum Islam pasal-pasal pengendalian peredaran minuman beralkohol di Kota Madiun yang terdapat pada Perda Nomor 8 Tahun 2017 termasuk dalam kategori sadd al-dhari ‘ah. Yang mana pengendalian

9 Khilyatul Afidah, Analisis sadd Al-dhari’ah Terhadap Pengendalian Peredaran Minuman Beralkohol (Kota Madium Nomor 8 Tahun 2007)

(11)

peredaran minuman beralkohol ini dimaksudkan untuk menertibkan peredaran liar minuman beralkohol yang memungkinkan dapat dibeli dan dikonsumsi oleh anak-anak maupun anak jalanan.

2. Lita Aulia Triansari (2021) telah melakukan penelitian tentang “analisa penanggulangan penjualan minuman beralkohol ilegal” (Studi Kasus di Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung) Minuman beralkohol hakekatnya dapat membahayakan kesehatan jasmani dan rohani mengancam kehidupan masa depan kehidupan bangsa dan dapat menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Rasa keingintahuan anak muda menyebabkan mereka mencoba meminum minuman beralkohol. Bermacam-- coba untuk macam alasan untuk meminum minuman beralkohol menyebabkan mereka kecanduan untuk meminumnya. Meskipun mereka tahu itu tidak baik tetapi mereka tetap saja membeli dan meminumnya.10

3. Upaya mengaplikasikan Syari‟at Islam di Provinsi Aceh untuk menghentikan laju perkembangan khamar adalah melalui penjatuhan hukuman yang dapat memberikan efek jera dan keinsyafan dalam mengembalikan kepada keadaan sebelum perbuatan pelanggaran dilakukan adalah melalui pemberlakuan Qanun Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Minuman Khamar dan Sejenisnya sebagaimana telah digantikan dan dikodifikasikan ke dalam Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat melalui penerapan dan penjatuhan hukum cambuk.11

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah melihat dan mengetahui pembahasan yang ada pada penelitian ini secara menyeluruh, maka perlu dikemukakan sistematika yang

10 Lita Aulia Trianasari, Analisa Penanggulangan Penjualan Minuman Beralkohol Ilegal 2021 (Desa Basole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulung Agung)

11 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Hukum, (Bandung VC. Pustaka Setia, 2008),h.28.

(12)

merupakan kerangka dan pedoman penulisan penelitian. Adapun sistematika penulisan nya adalah:

BAB I: Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II: Metodelogi penelitian,pada bagian ini berisi tentang jenis penelitian yang digunakan,sumber data yang berisi sumber primer dan skunder, lalu berisi Teknik pengumpulan data juga Teknik pengumpulan data.

BAB III: Memuat uraian tentang tinjauan Pustaka terdahulu dan kerangka teori relevan dan terkait dengan tema skripsi.

BAB IV: Bab ini berisi gambaran umum tentang hukum jual beli khamar dan mengkonsumsi,dan pandangan ulama terhadap penyediaan tuak untuk remaja di Aceh Singkil.

BAB V: Pada bab terakhir adalah penutup, dimana pada bagian ini terdiri dari kesimpulan yang di dapat dari akhir penelitian dan saran bagi pembaca.

Referensi

Dokumen terkait

2.This research was carried out by Indri Handayani, Erick Febriyanto, Kevin Rama 2018, entitled "Viewboard Implementation as a Thesis Session Information Media at PESSTA + in Higher

Ten percent of the adult population in the United States has gallstones and 35% of them requiring cholecystectomy.33 The US has been used as the first line imaging study for evaluation