821 Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-833 E-ISSN 2503-2933
http://jurnal.mdp.ac.id [email protected]
th th
Analisis Usabilitas Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Depok II Menggunakan Metode Evaluasi
Heuristik
Novrizal Fattah Fahmitra1, Irving Vitra Paputungan2
1,2Universitas Islam Indonesia; JL. Kaliurang Km. 14,5, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta 55584, (0274) 898444
e-mail: 1[email protected], 2[email protected]
Abstrak
Puskesmas adalah institusi garda terdepan dalam pelayanan dan penyuluhan kesehatan masyarakat. Dalam memberikan pelayanan Puskesmas biasanya menggunakan sistem informasi manajemen untuk membantu dalam pengolahan data data dalam pemberian pelayanan kesehatan. Sistem informasi manajemen yang digunakan baiknya dalam kondisi yang baik agar para tenaga kesehatan mendapatkan kemudahan dalam pekerjaan agar lebih efektif dan efisien.
Untuk menjamin agar sistem informasi manajemen selalu efisien dalam penggunaan, analisis terhadap sistem informasi manajemen perlu dilaksanakan untuk menemukan permasalahan dari sistem tersebut agar dapat diberikan perbaikan serta peningkatan. Dengan menggunakan metode evaluasi heuristic dilakukan evaluasi berdasarkan 10 indikator dengan menyebarkan kuesioner kepada tenaga klinis pada Puskesmas. Analisis hasil kuesioner menemukan 8 permasalahan dari 4 indikator evaluasi heuristic yaitu visibilitas status sistem, kesesuaian antara sistem dan dunia nyata, fleksibitas dan efisiensi dalam penggunaan, dan bantuan dan dokumentasi. Permasalahan yang ditemukan termasuk dalam permasalahan kecil yang perbaikannya menjadi prioritas rendah. Permasalahan tersebut dapat dijadikan acuan dalam perbaikan, peningkatan dan penambahan fitur dalam meningkatkan sistem informasi manajemen pada Puskesmas Depok II, Kabupaten Sleman dan memberikan kemudahan pada pengguna dalam kemudahan penggunaan sistem informasi manajemen.
Kata kunci—Usabilitas; Sistem Informasi Manajemen; Evaluasi Heuristik
Abstract
Puskesmas is the frontline institution in health services and counseling. In order to give the services usually Puskesmas has management information system (MIS) to support in data processing. The MIS that is used by them should be in top performance to ease the worker finds and work can be more effectively and efficiently. In order to ensure the MIS always performes, analysis must be conducted to find problems so improvement can be made. Using heuristic evaluation method, an evaluation is carried out based on 10 indicators by distributing questionnaires to the clinician at Puskesmas. Analysis shows that there are 8 problems from 4 heuristic indicators such as visibility of system status, comparison between the system and real world, flexibility and efficiency of use, help and documentation. The problems that were found are considerably small problems with small priority for improvements. Such problems can be use as references for improvements, enhancements and feature additions to the MIS in Puskesmas Depok II, Sleman District and to ease the user.
Keywords—Usability; Management Information System; Heuristic Evaluation
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-833 E- ISSN 2503-2933 822
1. PENDAHULUAN
uskesmas adalah salah satu instansi kesehatan garda depan dalam pelayanan dan penyuluhan kesehatan masyarakat. Dengan adanya puskesmas dalam pelayanan dan penyuluhan kesehatan mempermudah masyarakat dalam mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dan juga rujukan jika pemeriksaan kesehatan membutuhkan fasilitas perawatan yang lebih besar. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang tujuannya menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya [1]. Dikarenakan puskesmas menjadi instansi pelayanan kesehatan terdepan yang harus mudah untuk diakses, maka lokasi untuk puskesmas menyebar di berbagai lokasi agar mempermudah bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam proses untuk mendapatkan pelayanan biasanya masyarakat yang menginginkan pelayanan kesehatan harus melewati proses administrasi sebelum mendapatkan pelayanan dan perawatan, dan jika puskesmas belum dapat melakukan perawatan kesehatan terhadap pasien yang datang maka pasien akan diberikan rujukan menuju instansi kesehatan yang lebih memadai, contohnya rumah sakit.
Dalam pelaksanaan pelayanan, puskesmas dan klinik biasanya menggunakan sistem informasi manajemen untuk membantu dalam pengolahan data pasien yang ingin mendapatkan fasilitas kesehatan. Secara umum dapat dikatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem manusia dan mesin yang terintegrasi dalam penyediaan informasi untuk meningkatkan fungsi operasi manajemen dan menentukan tindakan lainnya dalam sebuah organisasi sistem [2]. Menurut Raymond McLeod, Jr pada tahun 2011, Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki tujuan untuk menyediakan informasi bagi beberapa pengguna dengan kebutuhan yang serupa [3]. Puskesmas sebagai instansi terdepan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, para tenaga kesehatan baik itu bagian klinis dan non klinis juga menggunakan sistem informasi manajemen untuk memudahkan mereka pelaksanaan pekerjaan. Penggunaan sistem informasi manajemen yang oleh Puskesmas disebut sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang menjadi bagian dari sistem informasi kesehatan (SIK). Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2014 yang menjelaskan tentang Sistem Informasi Manajemen Kesehatan atau Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan yang berada di semua tingkat pemerintah yang dijalankan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat [4]. Sistem informasi manajemen kesehatan yang memiliki fungsi yang baik adalah sistem informasi yang mampu menghasilkan dan memberikan data/informasi yang akurat dan tepat waktu [5]. Sistem informasi kesehatan dapat membantu proses untuk pengambilan keputusan untuk (a) pelaksanaan pelayanan kesehatan sehari-hari, (b) intervensi yang cepat dalam penanggulangan masalah kesehatan, dan (c) untuk mendukung manajemen kesehatan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat terutama dalam penyusunan rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang [4]. Sistem informasi kesehatan yang digunakan Puskesmas yaitu SIMPUS dapat disebut sebagai suatu tatanan manusia dan/atau peralatan yang berfungsi dalam penyediaan informasi untuk membantu proses manajemen Puskesmas untuk dapat mencapai sasaran kegiatan [6]. Sebelumnya SIMPUS dikenal dengan nama SP2TP yang merupakan alat atau instrument untuk pencatatan serta pelaporan yang tersedia di puskesmas. Sistem informasi manajemen puskesmas memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan [5], (1) mencatat dan melakukan pengumpulan data, baik kegiatan di dalam ataupun kegiatan diluar, (2)pengolahan data, (3) pembuatan laporan secara berkala untuk diberikan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, (4) Pemeliharaan bank data, (5) pengupayaan penggunaan data dan informasi
P
823 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-823 E-ISSN 2503-2933
Novrizal, et., al [Analisis Usabilitas Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Depok II Menggunakan Metode Evaluasi Heuristik]
dalam pengelolaan manajemen pasien dan manajemen unit pada puskesmas, (6) menyediakan pelayanan data dan juga informasi kepada masyarakat serta pihak-pihak yang berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Untuk membantu dalam pelaksanaan pekerjaan bagi tenaga kesehatan sistem informasi manajemen yang digunakan harus selalu efisien dalam penggunaannya. Analisis terhadap sistem informasi manajemen dilaksanakan untuk menemukan permasalahan dari sistem informasi manajemen agar dapat diberikan perbaikan serta peningkatan terhadap sistem. Analisis sistem informasi manajemen dapat disebut sebagai suatu sistem informasi utuh yang diuraikan kedalam bagian-bagian komponennya yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, hambatan, kesempatan dan kebutuhan yang diharapkan agar dapat diberikan perbaikan [7]. Analisis usabilitas yang akan digunakan untuk mengidentifikasi apakah sistem dapat digunakan dengan baik. Usabilitas, asal kata usable mengartikan bahwa dapat digunakan dengan baik. Usabilitas dapat diartikan jika terjadi kesalahan dapat diminimalkan atau dihilangkan serta memberi manfaat dan kepuasan kepada pengguna [8]. Jika mengikuti standar ISO usabilitas didefinisikan sebagai sejauh mana suatu produk dapat digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuan tertentu dengan efektivitas, efisiensi, dan kepuasan dalam konteks penggunaan tertentu [9]. Usabilitas dalam suatu perangkat lunak dapat ditentukan dari efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna dalam penggunaannya. Untuk mengetahui sebaik apa suatu kualitas sistem perangkat lunak dapat dilakukan analisis dari sistem tersebut. Hasil analisis perangkat lunak penting untuk dilakukan agar dalam penggunaan sistem menjadi lebih optimal dan kebutuhan informasi yang dapat dihasilkan dari sistem tersebut dapat lebih akurat.
Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan yang didasarkan dari konsep usabilitas menurut Jakob Nielsen [10], yaitu :
1. Mudah dipelajari (Learnability) 2. Efisiensi (efficiency)
3. Mudah diingat (memorability) 4. Kesalahan (errors)
5. Memuaskan (satisfying)
Dengan menggunakan konsep usabilitas tersebut berikut dijabarkan kriteria untuk digunakan dalam evaluasi heuristic seperti yang dikemukakan oleh Jakob Nielsen untuk mengukur dan mengevaluasi suatu sistem.
1. Visibilitas status sistem
2. Keseuaian antara sistem dan dunia nyata 3. Kendali pengguna dan kebebasan 4. Konsistensi dan standar
5. Pencegahan untuk kesalahan
6. Mengenali daripada mengingat kembali 7. Fleksibilitas dan efisiensi dalam penggunaan 8. Desain yang estetik dan minimalis
9. Bantu pengguna mengenali, mendiagnosa, dan pulih dari kesalahan 10.Bantuan dan dokumentasi
Penelitian yang dilakukan oleh Azizi pada tahun 2021 melakukan analisis yang melibatkan 28 rumah sakit. Penelitian ini menggunakan tenaga ahli dalam bidang usabilitas, ada 6 evaluator yang akan mengevaluasi ADT (admission, discharge, transfer), HIM (health information management), dan NIS (nursing information system). Dengan evaluasi heuristic ditemukan ada 116 permasalahan yang terbagi menjadi 40 permasalahan untuk ADT, 39 permasalahan untuk HIM, dan 37 permasalahan pada NIS. Setelah melakukan evaluabilitas dengan menggunakan 10 prinsip Nielsen diberikan rekomendasi terhadap permasalahan yang ditemukan untuk dilakukan perbaikan [11].
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-833 E- ISSN 2503-2933 824
Pada penelitian yang membahas tentang evaluasi usabilitas terhadap sistem mobile untuk penyediaan layanan kesehatan mengevaluasi sebuah aplikasi mobile yang disebut 30Teb.Aplikasi ini di evaluasi menggunakan metode heuristic, ada tiga evaluator independen yang terlibat dalam evaluasi untuk antarmuka pengguna dari aplikasi 30Teb. Dari hasil evaluasi ditemukan total keseluruhan permasalahan adalah 241 permasalahan, setelah menghilangkan duplikat-duplikat yang ada akhirnya tersisa 69 permasalahan. Dengan hasil evaluasi diberikan rekomendasi perbaikan untuk permasalahan yang ditemukan dan diharapkan dengan penemuan tersebut dapat dijadikan landasan untuk menjadikan aplikasi 30Teb lebih efektif [12].
Penelitian sebelumnya yang melakukan analisis usabilitas menggunakan evaluasi heuristic dilakukan oleh Hernanda menganalisis BPR Gianyar.com. Dengan menggunakan evaluasi heuristic dan pendekatan human-centered design untuk mengetahui bagaimana interaksi pengguna saar menggunakan website dan mencari temuan permasalahan kegunaan.
Analisis dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner dari beberapa pengguna untuk mendapatkan data sampel dari para pengguna website. Dari hasil evaluasi desain antarmuka didapatkan permasalahan usabilitas dengan kategori 3 yaitu major usability problem. Dengan pendekatan human-centered design yang digunakan untuk pemberian dasar rekomendasi meghasilkan adanya penurunan nilai permasalahan usabilitas dari kategori 3 menjadi kategori 1 yaitu cosmetic problem dan menunjukkan sudah lebih baik dan tidak ada permasalahan yang mengganggu kegunaan terhadap sistem [13].
Dari hasil penelitian analisis usabilitas pada SILPI perusahaan asuransi nasional, dalam melakukan analisis di penelitian ini juga melakukan uji reliabilitas, uji statistic Kolmogorov- Smirnov, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Dari hasil analisis usabilitas yang dilakukan dari 10 kriteria evaluasi heuristic hanya terdapat 1 kriteria yang mendapat kategori Baik dengan nilai 61,07% sedangkan 9 kriteria lainnya hanya mendapatkan kategori Cukup Baik. Kriteria yang mendapatkan kategori Baik hanya kriteria pencegahan untuk kesalahan (error prevention). Dengan hasil yang diberikan ini maka SILPI dinyatakan masuk ke dalam kriteria “Cukup Layak” [14].
2. METODE PENELITIAN
Sebuah alur dalam sebuah penelitian dibutuhkan agar penelitian yang akan dilakukan dapat dilakukan secara sistematis dan dapat dijadikan pedoman dalam penyelesaian permasalahan. Alur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
825 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-823 E-ISSN 2503-2933
Novrizal, et., al [Analisis Usabilitas Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Depok II Menggunakan Metode Evaluasi Heuristik]
Gambar 1. Tahapan Penelitian 2.1 Studi Literature
Studi literature merupakan pencarian referensi yang melakukan penelitian sejenis dan juga menjadi dasar dari dilakukannya penelitian ini.
2. 2 Analisis Kebutuhan
Dalam tahap ini akan dianalisis data-data apa saja yang dibutuhkan agar dapat dikumpulkan untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan observasi, kuesioner dan wawancara, untuk memenuhi kebutuhan maka akan dilakukan beberapa tahap yaitu : a. Penggunaan evaluasi heuristic Nielsen membutuhkan penilaian dari 10 indikator untuk
mendapatkan hasil analisis terhadap sistem informasi manajemen. Setiap indikator memiliki beberapa pertanyaan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan. Berikut merupakan indikator dari evaluasi heuristic Nielsen yang akan digunakan sebagai indikator dan fungsi dalam pembuatan pertanyaan kuesioner pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Indikator Evaluasi Heuristik
No Indikator Fungsi
1 Visibilitas status sistem Sistem harus selalu dapat memberikan masukan yang baik untuk memberi informasi kepada pengguna tentang apa yang terjadi dalam waktu yang wajar
2 Kesesuaian antara sistem dan dunia nyata
Sistem harus "berbicara" dalam bahasa yang dimengerti pengguna. Gunakan kata, frasa, dan konsep dalam bahasa yang dipahami pengguna alih-alih menggunakan bahasa sistem
3 Kendali pengguna dan kebebasan Jika pengguna melakukan kesalahan yang
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-833 E- ISSN 2503-2933 826
tidak disengaja pengguna dapat menemukan cara yang mudah untuk keluar dengan mudah dan cepat tanpa harus melewati proses yang panjang4 Konsistensi dan standar Pengguna dengan mudah untuk memahami dan tanpa memiliki keraguan untuk mengetahui suatu fitur, situasi atau tindakan berbeda apakah memiliki makna yang sama 5 Pencegahan untuk kesalahan Pemberitahuan tentang kesalahan adalah hal
yang baik, tetapi sistem yang lebih baik adalah mencegah terjadinya kesalahan dari awal, dan bila terjadi kesalahan dari pengguna maka pengguna dapat dengan mudah untuk memahami kesalahan yang terjadi
6 Mengenali daripada mengingat kembali
Sistem lebih baik dirancang untuk mudah dikenali kembali agar pengguna tidak perlu mengingat kembali setiap langkah-langkah yang harus dilakukan setiap pengguna menggunakan sistem kembali
7 Fleksibilitas dan efisiensi dalam penggunaan
Sistem ini menawarkan fleksibilitas dengan menawarkan tindakan alternatif yang cocok untuk pengguna pemula dan berpengalaman.
Berikan setiap kategori pengguna fleksibilitas untuk memilih cara kerjanya
8 Desain yang estetik dan minimalis Sistem tidak boleh berisi informasi yang tidak relevan atau jarang dibutuhkan. Tampilan desain harus menyenangkan mata pengguna agar tidak membingungkan mereka saat menggunakan sistem
9 Bantu pengguna mengenali, diagnosa, dan pulih dari kesalahan
Jika terjadi kesalahan, sistem dapat memberikan pesan kesalahan dalam bahasa yang mudah dipahami dan juga memberikan solusi yang dibutuhkan oleh pengguna untuk mengatasi masalah tersebut.
10 Bantuan dan dokumentasi Sistem harus memiliki dokumentasi yang relevan dan fasilitas "bantuan" yang baik sehingga pengguna dapat mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem.
Lebih baik untuk dapat menggunakan sistem tanpa dokumentasi, tetapi mungkin diperlukan jika pengguna membutuhkan bantuan.
Informasi ini harus dalam bentuk dokumentasi, mudah ditemukan, fokus pada tugas pengguna, menyertakan daftar langkah- langkah spesifik, dan tidak terlalu banyak.
b. Uji validitas kuesioner, kuesioner yang sudah disusun akan dilakukan pengujian dari sumber yang memiliki referensi sebelum dilakukan pengumpulan data.
827 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-823 E-ISSN 2503-2933
Novrizal, et., al [Analisis Usabilitas Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Depok II Menggunakan Metode Evaluasi Heuristik]
c. Penetapan responden, Penggunaan RACI (Responsible, Accountable, Consulted, Informed) dalam penelitian ini untuk menentukan responden yang akan menjadi peserta dalam pengisian kuesioner. RACI akan membantu dalam penetapan responden terhadap pegawai yang langsung berhubungan dengan bagian klinis. Berikut hasil dari RACI pada Tabel 2 [15].
Tabel 2. RACI Table
Dokter Umum
Dokter
Gigi Perawat Perawat
Gigi Bidan Gizi Psikolog Apt AA ATLM
Data Input R/C R/C R/I R/I R R R A/I C/I R/I
Data Update R/C R/C R/I R/I R R R I I C/I
Data Edit R/C R/C R/I R/I R R R I I I
Data Review R R I I R R R I I I
Rekapitulasi R/C R/C I I R R R R I R/I
2. 3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan setelah melakukan penetapan responden, dari hasil RACI telah ditetapkan sebanyak 29 responden yang akan diberikan kuesioner untuk tahapan pengumpulan data, berikut adalah keterangan dari responden pada Tabel 3.
Tabel 3. Data Responden Jabatan Jumlah
Dokter 3
Dokter Gigi 2
Perawat 7
Perawat gigi 2
Bidan 6
Gizi 3
Psikolog 1
Apoteker 2
Asisten Apoteker 1
ATLM 2
Total 29
Selanjutnya setelah tahap penetapan responden, akan dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden yang telah ditetapkan, kemudian penilaian yang akan digunakan dalam kuesioner oleh responden menggunakan skala Likert 1-5 untuk pilihan jawaban yang diberikan dengan interpretasi 1 sangat tidak setuju (STS), 2 tidak setuju (TS), 3 netral (N), 4 setuju (S), 5 sangat setuju (SS) [16].
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah tahapan pengumpulan data, data yang sudah dikumpulkan akan dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas bertujuan mengetahui apakah data yang terkumpul tersebut valid dan reliabel. Uji validitas yang dilakukan menggunakan rumus korelaksi Product Moment dari Pearson [17] seperti pada (1).
()()()
{()}{()} (1)
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-833 E- ISSN 2503-2933 828
Dari hasil uji validitas yang menunjukkan bahwa hasil kuesioner dapat dinyatakan valid dikarenakan nilai r hitung lebih tinggi dari nilai r table. Nilai r table adalah 0,355. Maka dari itu keseluruhan jawaban dari pertanyaan yang berdasarkan 10 indikator heuristic dinyatakan valid.Untuk hasil uji reliabilitas ditemukan bahwa seluruh item dari 10 indikator heuristic dinyatakan reliabel dikarenakan nilai koefisiennya reliabiltasnya lebih tinggi dari 0,700 yaitu 0,751 yang berarti bahwa variabel usabilitas dengan evaluasi heuristic dapat dipercaya.
Analisis dan pengolahan hasil kuesioner terhadap usabilitas ini dilakukan untuk mengukur kualitas dari sistem informasi manajemen. Dari hasil yang didapatkan nilai hasil kuesioner dihitung nilai rata-rata totalnya. Penghitungan nilai rata-rata dapat dilakukan dengan rumus (2).
=
∑ (2) disini adalah nilai rata-rata,∑
berarti jumlah skor dan merupakan jumlah responden.Selanjutnya dengan menggunakan data dari para responden akan ditentukan nilai untuk kriteria penilaian ideal. Penilaian ideal bertujuan untuk menentukan kualitas usabilitas menggunakan rumus pada table 4 [14].
Tabel 4. Kriteria Penilaian Ideal
Rentang Skor Kualitatif Penilaian > + 1,8 Sangat Layak + 0,6 < ≤ + 1,8 Layak − 0,6 < ≤ + 0,6 Cukup Layak − 1,8 < ≤ − 0,6 Tidak Layak
≤ − 1,8 Sangat Tidak Layak
Dengan rumus pada table 4 ditemukan penilaian ideal untuk setiap indikator dari evaluasi heuristic, hasil kriteria penilaian ideal berada pada table 5.
Tabel 5. Hasil Kriteria Penilaian Ideal
Indikator Evaluasi Heuristik
#$
PenilaianVisibilitas Status Sistem 3,64 Layak
Kesesuaian antara sistem dan dunia nyata 3,719 Layak
Kendali pengguna dan kebebasan 3,71 Layak
Konsistensi dan standar 3,632 Layak
Pencegahan untuk kesalahan 3,647 Layak
Mengenali daripada mengingat kembali 3,802 Layak
Fleksibitas dan efisiensi dalam penggunaan 3,575 Layak
Desain yang estetik dan minimalis 3,819 Layak
Bantu pengguna mengenali, mendiagnosa dan pulih dari kesalahan 3,69 Layak
Bantuan dan dokumentasi 3,284 Cukup Layak
Analisis verifikatif menggunakan pengujian non parametric Wilcoxon signed rank t-test one sample dikarenakan setelah dilakukan uji normalitas menghasilkan data yang tidak terdistribusi normal. Penggunaan uji non parametric Wilcoxon signed rank t-test one sample akan menggunakan nilai median untuk melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis yang akan dilakukan pengujian sebagai berikut:
829 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-823 E-ISSN 2503-2933
Novrizal, et., al [Analisis Usabilitas Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Depok II Menggunakan Metode Evaluasi Heuristik]
H0 = µ > 3,39993, artinya hasil penilaian setiap item dinyatakan layak dan tidak ada permasalahan.
H1 = µ < 3,39993, artinya hasil penilaian setiap item dinyatakan dibawah layak dan ada permasalahan.
Dimana ⋉ = 5%.
Berikut hasil pengujian statistic yg H0 tidak ditolak dituangkan pada table 6.
Tabel 6. Hasil Pengujian Non Parametrik Wilcoxon Signed Rank T-Test One Sample
Indikator Item V p-value Keputusan
Visivibilitas Status Sistem
1.4 Setelah pengguna menyelesaikan suatu tindakan atau serangkaian tindakan, apakah ada umpan balik dari sistem yang memberi tahu langkah tindakan selanjutnya?
277 0,09596 Tidak ditolak
1.6 Apakah waktu respon dalam pencarian data yang dibutuhkan sudah cepat?
247 0,2613 Tidak ditolak Kesesuaian antara
sistem dan dunia nyata
2.6 Apakah hasil pencarian yang dilakukan pada hasil yang dikeluarkan sudah diurutkan sesuai abjad?
254 0,2137 Tidak ditolak
Fleksibitas dan efisiensi dalam penggunaan
7.6 Apakah fasilitas kolom pencarian pada halaman berada yang dapat ditemukan dengan mudah?
285 0,06662 Tidak ditolak
Bantuan dan
dokumentasi
10.1 Apakah ada menu bantuan (HELP) jika pengguna membutuhkan bantuan?
232 0,3784 Tidak ditolak 10.2 Apakah menu bantuan (HELP)
mudah untuk dapat diakses?
231 0,3873 Tidak ditolak 10.3 Dapatkah pengguna menavigasi
dengan mudah saat menggunakan menu bantuan (HELP) ke halaman sebelumnya atau melanjutkan pekerjaan sebelumnya?
214 0,535 Tidak ditolak
10.4 Apakah ada informasi bantuan yang terdokumentasi terhadap penggunaan sistem?
245 0,2759 Tidak ditolak
Setelah ditemukan item yang ditemukan adanya permasalahan langkah selanjutnya merupakan penentuan tingkat permasalahan untuk mengetahui prioritas permasalahan. Untuk menentukan tingkat permasalahan menggunakan penilaian tingkatan permasalahan dari nilai total kuesioner berdasarkan evaluasi heuristic. Pembagian interval kategori permasalahan dapat dilihat pada table 7 [18].
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-833 E- ISSN 2503-2933 830
Tabel 7. Interval Kategori Permasalahan Interval Kategori
Tingkat Permasalahan Batas Bawah Batas Atas
29 Masalah kritis dan harus segera diperbaiki
30 58 Masalah yang prioritas perbaikannya tingkat tinggi 59 87 Masalah yang prioritas perbaikannya tingkat sedang 88 116 Masalah kecil yang prioritas perbaikannya rendah
117 145 Tidak ada masalah
Kemudian dari setiap indikator yang ditemukan bahwa nilai H0 tidak ditolak yang berarti memiliki permasalahan akan dihitung nilainya. Hasil perhitungan dan tingkat permasalahan dapat dilihat pada table 8.
Tabel 8. Tingkat Permasalahan Evaluasi Heuristik
No Indikator Item Nilai
Skor
Tingkat Permasalahan 1 Visivibilitas Status Sistem 1.4 Setelah pengguna
menyelesaikan sebuah atau serangkaian tindakan, apakah ada timbal balik dari sistem untuk menyampaikan tindak tahap selanjutnya?
100 Masalah kecil yang prioritas
perbaikannya rendah
1.6 Apakah waktu respon dalam pencarian data yang dibutuhkan sudah cepat?
95 Masalah kecil yang prioritas
perbaikannya rendah 2 Kesesuaian antara sistem
dan dunia nyata
2.6 Apakah hasil pencarian yang dilakukan pada hasil yang dikeluarkan sudah diurutkan sesuai abjad?
98 Masalah kecil yang prioritas
perbaikannya rendah 7 Fleksibitas dan efisiensi
dalam penggunaan
7.6 Apakah fasilitas kolom pencarian pada halaman berada yang dapat ditemukan dengan mudah?
101 Masalah kecil yang prioritas
perbaikannya rendah 10 Bantuan dan dokumentasi 10.1 Apakah terdapat menu
bantuan (HELP) jika pengguna membutuhkan bantuan?
96 Masalah kecil yang prioritas
perbaikannya rendah 10.2 Apakah menu bantuan
(HELP) dapat dengan mudah untuk diakses?
95 Masalah kecil yang prioritas
perbaikannya rendah 10.3 Apakah pengguna
dapat dengan mudah
berpindah saat
menggunakan menu bantuan (HELP) ke halaman
sebelumnya atau
94 Masalah kecil yang prioritas
perbaikannya rendah
831 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-823 E-ISSN 2503-2933
Novrizal, et., al [Analisis Usabilitas Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Depok II Menggunakan Metode Evaluasi Heuristik]
melanjutkan pekerjaan yang sebelumnya?
10.4 Apakah ada informasi
bantuan yang
terdokumentasi terhadap penggunaan sistem?
96 Masalah kecil yang prioritas
perbaikannya rendah
Dari hasil analisis yang telah dilakukan ditemukan permasalahan yang terjadi pada sistem informasi manajemen pada Puskesmas Depok II. Dari 10 indikator yang dilakukan analisis terdapat 4 indikator yang ditemukan permasalahan, dari total 8 permasalahan yang ditemukan keseluruhan permasalahan yang prioritas perbaikannya rendah, permasalahan ditemukan pada item 1.4, 1.6, 2.6, 7.6, 10.1, 10.2, 10.3, dan 10.4. Dengan permasalahan yang ditemukan efektivitas usabilitas terhadap sistem informasi manajemen pada Puskesmas bahwa sistem masih efektif dikarenakan permasalahan yang ditemukan tidak menghambat pekerjaan dari pengguna. Dari permasalahan yang ditemukan dibutuhkan perbaikan prioritas rendah serta dibutuhkan perbaikan fitur terhadap sistem informasi manajemen. Permasalahan dengan perbaikan rendah sebanyak 16%. Dari hasil analisis yang dilakukan dan permasalahan yang ditemukan dapat diketahui bahwa dibutuhkan perbaikan terhadap sistem informasi manajemen pada Puskesmas Depok II, Sleman. Fitur yang sebaiknya dilakukan perbaikan menurut dari 10 indikator evaluasi heuristic itu terdapat pada indikator visibilitas status sistem, kesesuaian antara sistem dan dunia nyata, fleksibilitas dan efisien dalam penggunaan, dan bantuan dan dokumentasi.
4. KESIMPULAN
Analisis usabilitas yang dilakukan dengan menggunakan metode evaluasi heuristic pada sistem informasi manajemen pada Puskesmas Depok II, Kabupaten Sleman melibatkan 29 responden dari tenaga klinis dengan 10 bagian berbeda yang sudah dilakukan penetapan responden menggunakan RACI. Pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner terhadap tenaga bagian klinis. Kuesioner disusun berdasarkan 10 indikator dari evaluasi heuristic dengan jawaban yang diberikan menggunakan skala likert. Hasil dari kuesioner diolah dan dihitung untuk dilakukan analisis untuk menemukan permasalahan pada sistem informasi manajemen pada Puskesmas Depok II, Kabupaten Sleman. Dari hasil analisis yang dilakukan menggunakan uji non parametric Wilcoxon signed rank t-tes one sample ditemukan adanya 8 permasalahan dari 4 indikator evaluasi heuristic. Dari permasalahan yang ditemukan dilakukan analisis untuk menentukan kategori tingkat permasalahan dan ditemukan 8 permasalahan yang ditemukan merupakan permasalahan kecil yang memiliki prioritas perbaikannya rendah.
permasalahan yang ditemukan ada pada indikator evaluasi heuristic visibilitas status sistem, kesesuaian antara sistem dan dunia nyata, fleksibilitas dan efisiensi dalam penggunaan, dan bantuan dan dokumentasi. Dari 4 indikator yang ditemukan permasalahan indikator bantuan dan dokumentasi memiliki permasalahan terbanyak sebanyak 4 permasalahan. Dengan ditemukannya permasalahan ini dapat dijadikan acuan dalam perbaikan, peningkatan dan penambahan fitur dalam meningkatkan sistem informasi manajemen pada Puskesmas Depok II, Kabupaten Sleman dan memberikan kemudahan pada pengguna dalam kemudahan penggunaan sistem informasi manajemen.
Jatisi ISSN 2407-4322
Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-833 E- ISSN 2503-2933 832
5. SARAN
Saran yang dapat diberikan berdasarkan dari penelitian ini untuk penelitian selanjutnya yaitu bisa melakukan penelitian secara keseluruhan bagian sistem informasi manajemen pada Puskesmas, tidak hanya dari bagian klinis saja. Memberikan rekomendasi perbaikan yang melibatkan pakar/tenaga ahli dalam bidang analisis. Penggunaan metode analisis lainnya untuk mendapatkan hasil sudut pandang yang berbeda dalam penilaian usabilitas sehinggan dapat ditemukan metode yang lebih tepat dalam menunjukkan penilaian usabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
[1] “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014,” p. 634, 2014.
[2] C. J. L. Gaol, Sistem Informasi Manajemen. Grasindo, 2008.
[3] D. Riswanda and A. T. Priandika, “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pemesanan Barang Berbasis Online,” J. Inform. dan Rekayasa Perangkat Lunak, Vol. 2, No. 1, pp. 94–101, 2021, [Online]. Available:
http://jim.teknokrat.ac.id/index.php/informatika/article/view/730.
[4] M. Sianturi, Efendi; Sihombing, Kirana Patrolina; Tasnim; Widiyanto, Wahyu Wijaya; D, Masni; Argaheni, Niken Bayu; Ediana, Dina; M, Sistem Informasi Kesehatan, Janner Sim. Yayasan Kita Menulis, 2021.
[5] A. R. Amelia, A.Rizki ; Rusydi, Sistem Informasi Kesehatan (Kajian Covid-19 Melalui Sistem Informasi Kesehatan). DEEPUBLISH, 2021.
[6] S. Wibisono and S. Munawaroh, “Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpuskesmas) berbasis Cloud Computing,” J. Teknol. Inf. Din., Vol. 17, No. 2, pp.
141–146, 2012, [Online]. Available:
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/1661.
[7] H. M. Jogiyanto, Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur.
Yogyakarta: Andi Offset, 1995.
[8] J. Joanna, “Penyusunan Usability Index Browser Internet,” 2010.
[9] “ISO - ISO 9241-11:2018 - Ergonomics of human-system interaction — Part 11:
Usability: Definitions and concepts.” https://www.iso.org/standard/63500.html (accessed Oct. 20, 2021).
[10] J. Nielsen, “10 Usability Heuristics for User Interface Design.”
https://www.nngroup.com/articles/ten-usability-heuristics/ (accessed Oct. 20, 2021).
[11] A. Azizi, “Usability Evaluation of Hospital Information System According To Heuristic Evaluation,” pp. 1–17, 2021.
833 Jatisi ISSN 2407-4322 Vol. 10, No. 1, Maret 2023, Hal. 821-823 E-ISSN 2503-2933
Novrizal, et., al [Analisis Usabilitas Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Depok II Menggunakan Metode Evaluasi Heuristik]
[12] M. Iranmanesh, “Usability Evaluation of a Mobile-Based Application to Provide Home Health Services Using Heuristic Method,” No. September, 2021.
[13] I. P. A. R. Hernanda, D. P. Githa, and G. M. A. Sasmita, “Analisis Usability BPR Gianyar.com Menggunakan Heuristic Evaluation dan Pendekatan Human-Centered Design,” J. Tek. Inform. dan Sist. Inf., Vol. 9, No. 3, pp. 2397–2411, 2022, [Online].
Available: https://jurnal.mdp.ac.id/index.php/jatisi/article/view/2756/897.
[14] R. Dwiseptian and D. A. R, “Analisis Usability pada Silpi Perusahaan Asuransi Nasional Dengan Metode Evaluasi Heuristik,” Sist. J. Sist. Inf., Vol. 9, No. 1, pp. 51–62, 2019.
[15] F. D. Hutapea, Mulyadi, and Effiyaldi, “Analisis Tata Kelola SMRS pada RS Royal Prima Jambi Menggunakan Framework Cobit 5.0 (Fokus Domain Mea01),” J. Manaj.
Teknol. dan Sist. Inf., Vol. 1, pp. 24–34, 2021.
[16] S. McLeod, “Likert Scale Likert Scale Examples How Can You Analyze Data From A Likert Scale ?,” Simply Psychol., pp. 1–3, 2008, [Online]. Available:
https://www.simplypsychology.org/likert-scale.html.
[17] N. Sandjojo, “Metode Analisis Jalur dan Aplikasinya.” pp. 1–236, 2014.
[18] S. I. Irwan, I. S. Sitanggang, and B. Mustafa, “Analisis Usabilitas Sistem Informasi Manajemen Penerimaan Koleksi Deposit di Perpusnas Berdasarkan Pendekatan Evaluasi Heuristik,” J. Pustak. Indones., Vol. 14, No. 1, pp. 33–42, 2015.