IPDN-KEMDAGRI
UNDANG-UNDANG NO. 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
Disampaikan pada
DIKLAT PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BAGI (SPM)
Biodata Narasumber
• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
• Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
• NIP : 19770304 1995 11 1 001
• Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
• Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)
• Instansi : Kampus IPDN Jatinangor
• Alamat : Komp. Singgasana Pradana
Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
• Email/HP : [email protected] - 08122445916
Yang terjadi saat ini…..
Struktur birokrasi yang lamban, panjang, gemuk dan berbelit-belit.
Pelayanan publik begitu buruk dan angkuh.
Kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah.
Kewenangan=keuangan
1
Persepsi Korupsi menurut pebisnis – gambaran
pelayanan publik IPK 2008 Ind 2,6.
Jumlah hari
mendapatkan ijin di Indonesia contoh waktu yang diperlukan untuk mengurus ijin-ijin tertentu di Indonesia.
Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis waktu menunggu
persetujuan ijin-ijin relatif lebih lama
Ranking 122 dari 181 negara
Survei 2009.
Indikator Indikator Pelayanan Pelayanan
Publik Publik
SURVEY PELAYANAN PUBLIK SURVEY PELAYANAN PUBLIK
2
• Undang-undang Nomor: 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia (ORI)
• Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Disahkan Presiden tanggal 18 Juli 2009.
3
KARAKTER UNDANG-UNDANG TENTANG KARAKTER UNDANG-UNDANG TENTANG
PELAYANAN PUBLIK PELAYANAN PUBLIK
• Unik
“Satu-satu” nya di Dunia.
Di beberapa negara ada UU dengan Judul “Public Service Act” tapi muatan materinya mengenai kepegawaian
• Penguatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Umumnya UU mengatur bagaimana Pemerintah melaksanakan tugasnya, namun UU ini mengatur bagaimana rakyat melaksanakan hak dan
kewajibannya dalam memperoleh pelayanan.
• Memperkuat dan menjembatani Undang- undang “Sektor”
4
Pengakuan bahwa negara berkewajiban
melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya (fundamental human rights)
Perlunya norma hukum untuk penegasan hak dan kewajiban setiap warga negara dan
penduduk
Perlunya pengaturan hukum yang mendukung upaya meningkatkan kualitas dan
menjamin penyediaan pelayanan publik dan memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari
penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan publik
5
DASAR PEMIKIRAN
DASAR PEMIKIRAN
8
MAKSUD
• Kepastian Hukum;
• Memberikan kejelasan hubungan antara Masyarakat dengan penyelenggara pelayanan publik.
TUJUAN
• Batasan dan hubungan yang jelas hak, tanggung jawab; kewajiban, dan
kewenangan.
• Sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak.
• Perlindungan dan kepastian hukum
masyarakat.
6MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD DAN TUJUAN
Pelayanan Publik
Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Penyelenggara pelayanan publik:
› Instansi penyelenggara negara.
› Korporasi: BUMN/BUMD.
› Lembaga Independen.
› Swasta/Organisasi Melaksanakan “Misi negara karena UU”.
Ruang lingkup pelayanan publik:
› Pengadaan dan penyaluran barang publik, Penyediaan jasa publik, pelayanan administratif bersumber APBN/APBD
› Pengadaan dan penyaluran barang publik, Penyediaan jasa publik, pelayanan administratif bersumber APBN/APBD yang tidak bersumber APBN/APBD yang pelaksanaannya
merupakan misi negara
7
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
• Kepentingan umum;
• Kepastian hukum;
• Kesamaan hak;
• Keseimbangan hak dan kewajiban;
• Keprofesionalan;
• Partisipatif;
• Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
• Keterbukaan;
• Akuntabilitas;
• Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
• Ketepatan waktu; dan
• Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
8
ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara :
- Perumusan kebijakaan nasional, fasilitasi konflik antar instansi, pemantauan dan evaluasi kinerja.
Pembina:
- Pimpinan Lembaga, Menteri, Pimpinan Lembaga lain, Gubernur, Bupati, Walikota
- Melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi
Penanggung Jawab:
- Pimpinan Kesekretariatan Lembaga/Kementerian - Koordinasi penyelenggaraan, evaluasi, laporan
Penyelenggara Pelayanan Publik:
- Melaksanakan fungsi: pelaksanaan pelayanan, pengelolaan
pengaduan, informasi, pengawasan internal, penyuluhan, pelayanan konsultasi
9
ORGANISASI PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
ORGANISASI PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
• STANDAR PELAYANAN
- berdasarkan kesepakatan.
- melibatkan pihak terkait.
- tidak diskriminatif, terkait langsung dengan
pelayanan, memiliki kompetensi, mengutamakan musyawarah dan memperhatikan keberagaman.
• MAKLUMAT PELAYANAN
- Kesanggupan penyelenggara melaksanakan pelayanan sesuai standar pelayanan.
- wajib dipublikasikan.
ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
1 0
• SISTEM INFORMASI PELAYANAN PUBLIK - Berisi semua informasi pelayanan dari
sekurang-kurangnya meliputi: profil penyeleng- gara, profil pelaksana, standar pelayanan,
maklu-
mat pelayanan, pengelolaan pengaduan, dan penilaian kinerja.
- harus terbuka dan mudah diakses masyarakat
ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
(Lanjutan) (Lanjutan)
1 1
• PENGELOLAAN SARANA, PRASARANA, DAN/ATAU FASILITAS PELAYANAN PUBLIK.
- pengelolaan kewajiban penyelenggara dan pelaksana
- tanggung jawab terhadap pemerliharaan dan/atau penggantian.
- dilarang memberikan izin atau membiarkan yang mengakibatkan tidak berfungsi atau tidak sesuai peruntukannya.
- dilarang memindahtangankan saham untuk BUMN yang berkaitan dengan pelayanan publik.
- Perbaikan tidak mengkibatkan terhentinya pelayanan, dan wajib mencantumkan waktu penyelesaian yang dilakukan
30 hari sebelum pekerjaan perbaikan dimulai
ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
(Lanjutan) (Lanjutan)
1 2
• PELAYANAN KHUSUS.
- pelayanan dengan perlakuan khusus kepada anggota masyarakat tertentu.
- dilarang dipergunakan oleh orang yang tidak berhak.
- dapat melakukan pelayanan berjenjang secara transparan dan akuntabel serta sesuai standar pelayanan
- pelayanan berjenjang harus memenuhi ketentuan proporsi akses dan pelayanan kepada kelompok masyarakat.
ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
(lanjutan) (lanjutan)
1 3
• BIAYA/TARIF PELAYANAN.
- tanggung jawab negara dan/atau masyarakat.
- Biaya/Tarif:
1) Dibebankan kepada negara apabila diwajibkan dalam perundang-undangan.
2) Dibebankan kepada penerima pelayanan.
- Ditetapkan berdasarkan persetujuan DPR (Pusat), DPRD (Daerah) dan Perundang-undangan.
ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
(Laanjutan) (Laanjutan)
1 4
• PERILAKU PELAKSANA DALAM PELAYANAN.
- adil dan tidak diskriminatif.
- Cermat.
- Santun dan ramah.
- Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berbelit-belit.
- Profesional.
- Tidak mempersulit.
- Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar.
- Menujung tinggi nilai akuntabilitas dan integritas.
- Tidak membocorkan informasi dan dokumen yang wajib dirahasiakan.
- Terbuka dan menghindari benturan kepentingan.
- Tidak menyalahgunakan Sarpras dan fasilitas.
- Tidak memberikan informasi yang salah dan menyesatkan.
- Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan dan/atau kewenangan.
- Bertindak sesuai dengan kepantasasan - Tidak menyimpang dari prosedur.
ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
(Lanjutan) (Lanjutan)
1 5
• PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBIK.
- Dilakukan oleh Pengawas internal dan eksternal - Pengawasan internal oleh atasan langsung dan fungsional pengawasan.
- Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, Ombudsman, DPR/DPRD.
ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
(Lanjutan) (Lanjutan)
1 6
P ENGELOLAAN PENGADUAN. Pengaduan dapat diajukan ke:
- Penyelenggara.
- Ombudsman.
- DPR/DPRD
Prosedur Pengaduan kepada Penyelenggara:
- Pengaduan kepada Pelaksana diajukan kepada atasan Pelaksana, Pengaduan kepada Penyelenggara diadukan kepada atasan satuan kerja penyelenggara.
- Diajukan diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak pengadu menerima pelayanan.
- Pengaduan disampaikan secara tertulis memuat nama dan alamat lengkap, uraian kerugian materil/immateril yang diderita, permintaan penyelesaian, waktu, dan penyampaian, dan tanda tangan.
- Pelaksana/Penyelenggara wajib memberikan tanda terima pengaduan yang memuat identitas pengadu, tempat dan waktu penerimaan pengaduan dan pejabat/pegawai penerima pengaduan.
- Merespon selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari.
- Apabila tidak lengkap pengadu diberi kesempatan melengkapi dalam waktu 30 (tiga) puluh hari. (apabila tidak melengkapi dianggap mencabut pengaduan - Pengaduan diselesaikan paling lambat 60 (enam puluh) hari
- Keputusan penyelenggara disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari.
1 7
ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK ASPEK-ASPEK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
(Lanjutan)
(Lanjutan)
• Peran Ombudsman
:– UU No.37/2008:
• Mengawasi, menerima laporan, membuat rekomendasi atas laporan
• Produk pemeriksaan Ombudsman:
– Menolak laporan; atau
– menerima Laporan dan memberikan Rekomendasi
• Perluasan Peran Ombudsman:
– UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik:
• melakukan mediasi dan konsiliasi, memutuskan pengaduan melalui adjudikasi khusus.
1 8
PENYELESAIAN PENGADUAN (Lanjutan)
PENYELESAIAN PENGADUAN (Lanjutan)
Hak dan kewajiban Penyelenggara dan Masyarakat:
Penyelenggara (pasal 14 dan 15)
Masyarakat (pasal 18 dan 19)
Hak, Kewajiban, dan Larangan bagi Pelaksana (Pasal 16 dan 17)
Kewajiban Penyelenggara pada pasal 15 diderivasi ke dalam beberapa pasal lainnya (pasal 20-21, 22, 23 dst)
1 9
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN
• Hak masyarakat:
– Memberitahukan penyelenggara/pelaksana untuk memperbaiki pelayanan yang di bawah standar pelayanan
– Mengadukan pelaksana yang menyimpang dari standar pelayanan/tidak memperbaiki pelayanan
– Mendapat pelayanan yang berkualitas
• Larangan bagi Pelaksana:
– Rangkap jabatan jadi komisaris atau pengurus organisasi usaha (bagi pelaksana dari instansi pemerintah, BUMN/BUMD)
– Meninggalkan tugas dan kewajiban (kecuali dengan alasan yang jelas, rasional dan sah)
– Melanggar asas –asas penyelenggaraan pelayanan publik
Mulai Penyusunan Standar Pelayanan sampai dengan Evaluasi dan pemberian penghargaan.
Wujud peranserta masyarakat:
1) Kerjasama
2) Pemenuhan hak dan kewajiban.
3) peran aktif masyarakat dalam penyusunan kebijakan.
Masyarakat dapat membentuk lembaga pengawas pelayanan publik.
2 0
PERANSERTA MASYARAKAT
PERANSERTA MASYARAKAT
1. Gugatan terhadap penyelenggara atau pelaksana ke PTUN, bila menimbulkan kerugian di bidang tata usaha negara
Perluasan ketentuan obyek gugatan dalam sengketa TUN (Keputusan Pejabat TUN yang bersifat konkrit,
individual dan final) (UU No.5/1986 jo. UU No.9/2004) 2. Gugatan terhadap penyelenggara ke pengadilan
(peradilan umum), bila terdapat perbuatan melawan hukum (onrechtmatige overheidsdaad)
3. Laporan terhadap penyelenggara ke pihak berwenang,
bila terdapat dugaan tindak pidana, diajukan ke Peradilan umum.
4. Gugatan ke pengadilan dan laporan ke pihak berwenang tidak menghapus kewajiban penyelenggara.
21
PENYELESAIAN PELANGGARAN HUKUM MENURUT
UU TENTANG PELAYANAN PUBLIK
Sanksi Administr
Sanksi Administratif
2 2
TINDAKAN BENTUK HUKUMAN
• Tidak melaksanakan “Reward and Punishment” (Penyelenggara)
• Berpartisipasi aktif dan mematuhi
ketentuan (Penyelenggara)
• Melanggar asas penyelenggaraan pelayanan publik
Teguran tertulis
Bagi Penyelenggara:
•Evaluasi kinerja pelaksana
•Tindak lanjut evaluasi
•Info kerjasama kpd masy.
•Alamat dan sarana akses pengaduan.
•Memberi pelayanan berkualitas
•Pelayanan sesuai standar
•Sarpras dan fasilitas utk masy rentan digunakan orang yang tdk berhak.
•Pemberian tanda terima pengaduan
•Memeriksa pengaduan
•Pemerinksaan hrs independen, non diskriminatif,
tidak ada biaya info penyelesaian pengaduan
Teguran Tertulis Apabila dalam 3 (tiga) bulan Tdk melaksanakan ketentuan,
dibebaskan dari jabatan.
2 3
TINDAKAN BENTUK HUKUMAN Pelaksana:
• Wajib mengalokasikan anggaran yang memadai
• Wajib menyediakan sarana pengaduan,
menugaskan pelaksana yang kompeten
• Mengumumkan nama dan alamat penangggungjawab pengelola
pengaduan
Teguran Tertulis
Apabila dalam 3 (tiga) bulan Tdk melaksanakan ketentuan, dibebaskan dari jabatan.
Teguran Tertulis
Apabila dalam 1 (satu) tahun Tdk melaksanakan ketentuan, dibebaskan dari jabatan.
Sanksi Administratif
Sanksi Administratif (Lanjutan) (Lanjutan)
2 4
TINDAKAN BENTUK HUKUMAN
•Wajib melakukan penilaian kinerja secara
berkala.
• Wajib menyusun dan menetapkan standar
•Memberikan izin dan/atau membiarkan pihak
lain menggunakan sarana,prasarana dan/atau
fasilitas pelayanan publik yang mengakibatkan
sarana, prasarana tidak berfungsi atau tidak
sesuai peruntukan.
•Membiayai kegiatan lain dengan menggunakan
anggaran yang diperuntukan bagi pelayanan
publik
Pemberhentian dengan
Hormat tidak atas permintaan sendiri
Penurunan pangkat Setingkat lebih rendah
Untuk paling lama 1 (satu) tahun.
• Dilarang memindahkan saham/
kepemilikan.
• Wajib merahasiakan materi pengaduan pada proses pemeriksaan.
Pemberhentian dengan Tidak hormat
Sanksi Administratif Sanksi Administratif
(Lanjutan)
(Lanjutan)
Mengakibatkan timbulnya luka.
Cacat tetap.
Hilangnya nyawa.
• Dikenakan Sanksi Pidana, apabila:
• Saksi pidana tidak membebaskan dari ganti rugi.
• Apabila ada kerugian negara, penyelenggara atau pelaksana
dikenakan denda (Tuntutan Ganti
Rugi)
25
Sanksi P
Sanksi P idana idana
Peraturan Pelaksanaan UU tentang Pelayanan Publik
Peraturan Pemerintah tentang Ruang Lingkup Pelayanan Publik
Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pelayanan Terpadu
Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Penyusunan Standar
Pelayanan Publik
Peraturan Pemerintah tentang Proporsi Akses dan Katagori
Masyarakat Pengguna Layanan
Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pengiukutsertaan
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Peraturan Presiden tentang Mekanisme dan Ketentuan Pemberian Ganti Rugi.
2 6