PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana kontrak dalam sistem sewa lahan perkebunan kopi di Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur. Bagaimana perspektif hukum ekonomi syariah terhadap akad dalam sistem sewa perkebunan kopi di desa Ulak Bandung kecamatan Muara Sahung kabupaten Kaur.
Tujuan Penelitian
Bagaimana sistem ganti rugi jika terjadi permasalahan sewa kebun kopi di Desa Ulak Bandung, Kecamatan Muara Sahung, Kabupaten Kaur.
Manfaat Penelitian
Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu
Tesis yang ditulis oleh Nina Anggraini berjudul Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktek Penyewaan Tanah Sawah Sistem Tahunan dan Oyotan (Studi Kasus Desa Nunggalrejo Kecamatan Punggur). Tesis yang ditulis oleh Evi Silviani berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penyewaan Lahan Pertanian di Desa Bantar Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas.
Metode Penelitian
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
- Waktu dan Lokasi Penelitian
- Subjek atau Informan Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
Menyewa kebun kopi di Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur perspektif hukum ekonomi syariah. Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto-foto dan data dokumentasi yang ada di Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur.
Sistematika Penulisan
Wawancara atau wawancara merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal untuk jenis percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi 18 Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui sistem penyewaan perkebunan kopi di Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur Hukum Ekonomi Syariah. Calon. Jadi wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti menanyakan langsung kepada informan penelitian yaitu pemilik kebun, penggarap kebun, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
LANDASAN TEORI
Pengertian Akad
Akad menurut istilahnya adalah melekatnya kemauan sendiri pada sesuatu yang lain dengan melahirkan kewajiban-kewajiban tertentu yang ditentukan undang-undang. Kadang-kadang kata akad digunakan menurut istilah dalam pengertian umum, yaitu sesuatu yang diikatkan seseorang pada dirinya sendiri atau pada orang lain dengan kata cangkang. Dari segi fiqih, akad secara umum berarti sesuatu yang bertekad untuk dilaksanakan oleh seseorang, baik yang berasal dari satu pihak, misalnya warisan, perceraian, dan sumpah, maupun yang berasal dari dua pihak, seperti jual beli, sewa, warisan dan pinjaman hipotek.
Secara khusus, akad berarti hubungan antara ijab (pernyataan penawaran/pengalihan kepemilikan) dan qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup yang ditentukan dan mempunyai akibat terhadap sesuatu.
Rukun Akad
Syarat Akad
Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak dalam Akad
Nilai kejujuran ini memberikan efek kepada pihak-pihak yang membuat perjanjian untuk tidak berbohong, menipu dan melakukan pemalsuan. f) Al-Kitabah (Tertulis).
Macam-Macam Akad
Kontrak yang batal ialah kontrak yang mempunyai kecacatan pada rukun dan syaratnya, sehingga semua akibat undang-undang kontrak tidak berlaku dan tidak mengikat pihak yang berkontrak. Kemudian ulama Hanif membahagikan akad yang sahih ini kepada dua jenis iaitu: akad batal dan akad fasid. Sesuatu kontrak dikatakan terbatal sekiranya akad tersebut tidak memenuhi salah satu rukunnya atau terdapat larangan secara langsung daripada syarak.
Manakala aqad fasid pula menurut mereka ialah akad yang dinyatakan syarat-syaratnya tetapi tidak jelas sifat akadnya.33 (1) Aqad Munjiz ialah akad yang dilaksanakan serta merta. Pengisytiharan kontrak yang diikuti dengan pelaksanaan kontrak adalah pengisytiharan yang tidak disertakan dengan syarat dan tidak menyatakan masa pelaksanaan di bawah kontrak. 32 Ismail Muhammad Syah, Falsafah Undang-undang.., hlm. 2) Aqad Mu‟alak, ialah akad yang dalam pelaksanaannya terdapat syarat-syarat yang ditentukan dalam akad.
Perkataan ini sah pada masa tamat kontrak, tetapi tidak mempunyai akibat undang-undang sebelum masa yang ditentukan tiba. 34.
Berakhirnya Akad
Ijarah
- Pengertian Ijarah
- Dasar Hukum Ijarah
- Rukun dan Syarat Ijarah
- Sifat dan Hukum Ijarah
- Objek Ijarah
- Macam-Macam Ijarah
- Pembatalan dan Berakhirnya Ijarah
Menurut ulama Hambali sama halnya dengan ulama syafi’i, mereka mengatakan bahwa rukun sewa itu seperti rukun jual beli, terdiri dari para pelaku aqad sewa, obyek sewa meliputi biaya dan manfaat serta pandangan. termasuk izin qabul. Yaitu manfaat dan pembayaran sewa yang menjadi obyek sewa yang menjadi obyek sewa. Dalam konteks ini, suatu perjanjian sewa tidak dapat dibuat oleh salah satu pihak atau kedua-duanya atas dasar paksaan, baik paksaan itu datang dari pihak yang membuat perjanjian atau pihak lain.
Perjanjian sewa-menyewa menjadikan barang yang menjadi obyek sewa bukan untuk dimiliki, melainkan hanya untuk dinikmati saja. Harga dalam kontrak sewa merupakan biaya sewa berupa imbalan atas penggunaan fasilitas yang disewakan. Perjanjian sewa menyewa tidak mensyaratkan pembayaran dalam bentuk uang, namun dapat juga menggunakan barang atau jasa.
Oleh karena itu, kontrak sewa tidak boleh dibuat atas pohon yang akan digunakan oleh penyewa sebagai alat untuk menjemur pakaian. Misalnya saja menyewakan rumah pertanian, kendaraan, pakaian, perhiasan, lahan kosong yang dibangun pertokoan dan lain sebagainya.
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
- Sejarah Singkat Kopi
- Letak Geografis Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung
- Visi dan Misi Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung
- Keadaan dan Mata Pencarian Penduduk Desa Ulak Bandung Kecamatan
- Kebun Kopi di Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung
Dari penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Badrin selaku tokoh agama, bahwa kontrak dalam sistem sewa lahan perkebunan kopi di Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur dilakukan secara lisan dan proses pembayaran sewa dilakukan di awal setelah adanya kesepakatan. Dari penjelasan yang diberikan oleh Bpk. Daman sebagai tokoh agama, kontrak dalam sistem sewa-menyewa perkebunan kopi di Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur dilakukan secara lisan dan hanya atas dasar unsur saling percaya. Ya, saya tahu, praktik penyewaan kebun kopi di Desa Ulak Bandung sudah ada sejak lama.
Saya tahu, praktik penyewaan kebun kopi di desa Ulak Bandung sudah ada sejak lama. Benar yang saya tahu, di Desa Ulak Bandung, sewa perkebunan kopi sudah ada sejak lama. Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa kontrak dalam sistem sewa perkebunan kopi di Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur dilakukan secara lisan dengan unsur saling percaya.
Sistem kompensasi jika timbul permasalahan dalam penyewaan perkebunan kopi di desa Ulak, Bandung, Kabupaten Kaur. Kopi di Desa Ulak, Bandung, Kabupaten Kaur. Kontrak sistem sewa perkebunan kopi di Desa Ulak, Bandung, Kabupaten Kaur dilakukan secara lisan dengan unsur saling percaya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sistem Ganti Rugi Jika Terjadi Masalah Dalam Sewa Menyewa Kebun
Dari penjelasan yang diberikan oleh Bpk. Wagiman selaku pemilik kebun kopi, tidak ada sistem ganti rugi jika terjadi permasalahan sewa kebun kopi di Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur, karena tidak dijelaskan kontrak mengenai ganti rugi. Selama saya menyewa kebun kopi saya, tidak pernah ada masalah untuk menyewa kebun kopi saya, sehingga tidak pernah ada ganti rugi.”77. Dari penjelasan yang diberikan oleh Bpk. Sulisno selaku pemilik kebun kopi, tidak ada sistem ganti rugi jika terjadi permasalahan sewa kebun kopi di Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur, karena tidak dijelaskan kontrak mengenai ganti rugi.
Dari penjelasan yang diberikan oleh Bpk. Tugiyanto selaku penyewa kebun kopi, tidak ada sistem ganti rugi jika terjadi kendala dalam penyewaan kebun kopi di Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur, jika terjadi kerugian pada saat penyewaan maka kerugian ditanggung sendiri. Dari penjelasan yang disampaikan oleh Pak. Budiono selaku penyewa kebun kopi memberikan, tidak ada sistem ganti rugi jika terjadi permasalahan dalam penyewaan kebun kopi, jika terjadi kerugian pada saat penyewaan maka kerugian ditanggung oleh penyewa sendiri. . Dari penjelasan yang diberikan oleh Bpk. Budiman selaku penyewa kebun kopi, tidak ada sistem ganti rugi jika terjadi kendala dalam penyewaan kebun kopi di Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur, jika terjadi kerugian pada saat penyewaan maka kerugian ditanggung oleh penyewa sendiri. menjadi
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada kompensasi jika terjadi permasalahan dalam penyewaan kebun kopi di Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur, karena dalam perjanjian kontrak tidak ada dalam perjanjian tidak. Perspektif Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Akad Dalam Sistem Sewa Sewa Perkebunan Kopi Di Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur.
Perspektif Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Akad Dalam Sistem Sewa
Permasalahan penyewaan perkebunan kopi salah satunya adalah perkebunan kopi tidak berbuah atau gagal panen karena faktor cuaca. Namun pada praktik di lapangan, masyarakat Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur khususnya petani kopi membuat perjanjian hanya dengan menggunakan kontrak lisan saja tanpa adanya perjanjian tertulis. Oleh karena itu penulis mengambil kesimpulan bahwa kontrak dalam sistem sewa perkebunan kopi di Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur yang menggunakan kontrak lisan tidak menjadi masalah dalam penyewaan perkebunan kopi yang dilakukan oleh masyarakat karena didasarkan pada perjanjian. asas saling percaya, namun sebaiknya perjanjian sewa dilakukan secara tertulis dan tidak dilakukan secara lisan untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan dalam suatu kerjasama berdasarkan QS.
Tidak ada sistem ganti rugi jika terjadi permasalahan dalam penyewaan kebun kopi di Desa Ulak Bandung Kabupaten Kaur karena tidak dicantumkan dalam perjanjian di awal kontrak. Dalam perspektif hukum ekonomi syariah, akad sewa kebun kopi di Desa Ulak, Bandung, Kabupaten Kaur yang menggunakan akad lisan, tidak menjadi masalah dalam menyewa kebun kopi dari masyarakat karena didasarkan pada asas. kepercayaan, namun sebaiknya perjanjian sewa dilakukan secara tertulis dan tidak secara lisan untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan suatu kerjasama menurut QS. Pemilik perkebunan kopi diharapkan membuat perjanjian sewa secara tertulis sesuai dengan aturan Islam.
Anggraini, Nina, “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Penyewaan Lahan Sawah Sistem Tahunan dan Oyotan (Studi Kasus di Desa Nunggalrejo Kecamatan Punggur).” Tesis, Hukum Ekonomi Syari'ah Fakultas Syari'ah Institut Agama Islam Negeri Metro Lampung, 2018. Evi Silviani, "Tinjauan Hukum Islam pada Sewa Guna Lahan Pertanian di Desa Bantar Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas." Tesis, Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syari'ah Institut Agama Islam Negeri Purwokerti, 2019.
PENUTUP
Saran
Diharapkan dalam melakukan transaksi, para penyewa perkebunan kopi perlu mengetahui secara pasti sistem kontrak mana yang akan dilakukan antara kedua pihak. Anwar, Syamsul, Hukum Akad Syariah: Kajian Teori Akad dalam Fikih Muamalat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Poliindi, Miko, “Ijarah dan Ijarah Mutahia BIT-Tamlik (IMBT) Implementasi Perbankan Syariah di Indonesia", Al - Jurnal Intaj, vol 2 nomor 1, Maret 2016.