BAB III
- Di antara Pasal 35 dan Pasal 36, disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 35A dan Pasal 35B sehingga berbunyi
- Di antara Pasal 39 dan Pasal 40 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 39A sehingga berbunyi sebagai
- Pengaturan mengenai penyelenggaraan kesehatan yustisial Kejaksaan dalam mendukung tugas dan fungsi Kejaksaan
- PASAL DEMI PASAL
Penuntutnya bisa saja ditugaskan kepada aparatur sipil negara. prajurit Tentara Nasional Indonesia atau pejabat lain yang tidak mempunyai fungsi sebagai jaksa, serta diangkat dan diberhentikan oleh Jaksa Agung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III TUGAS DAN KEWENANGAN bagian kesatu diubah sehingga berbunyi: melaksanakan pencegahan korupsi, kolusi, nepotisme; Dan. Selain melaksanakan tugas dan wewenang. sebagaimana diatur dalam Pasal 30, Pasal 30A dan Pasal 3OB Penuntutan :. Pelaksanaan kegiatan statistik kriminal dan kedokteran yudisial untuk penuntutan; ikut serta dan aktif mencari kebenaran mengenai kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan beberapa konflik sosial guna mencapai keadilan; ikut serta dan aktif dalam menangani perkara pidana yang melibatkan saksi dan korban serta dalam proses rehabilitasi, restitusi, dan kompensasi; pelaksanaan mediasi pidana, penarikan eksekusi. untuk membayar denda dan denda. dapat memberikan keterangan sebagai bahan keterangan dan pembuktian mengenai ada tidaknya dugaan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang sedang atau sedang dalam perkara pidana akibat pendudukan. jabatan publik atas permintaan badan tersebut. melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di lapangan. administrasi publik dan/atau area publik lainnya yang diatur dengan undang-undang; melakukan tindakan penegakan hukum atas pembayaran denda pidana dan ganti kerugian; melakukan penyadapan berdasarkan undang-undang.
Penuntutan bisa memberikan pertimbangan yang mendalam. wilayah hukum kepada Presiden dan badan-badan. yaitu Pasal 34.A, Pasal 348, dan Pasal 34.C sehingga berbunyi: Untuk keperluan penegakan hukum, jaksa dan/atau jaksa negara dalam melaksanakan tugasnya dan. Otoritasnya dapat bertindak sesuai dengan kebijaksanaannya. perundang-undangan dan kode etik. Di antara Pasal 35 dan Pasal 36 disisipkan 2 (dua) pasal, yaitu Pasal 35A dan Pasal 35B, sehingga berbunyi: Pasal 35A dan Pasal 35B.
21 Izin tertulis untuk meminta pengobatan atau menjalani pengobatan di dalam negeri diberikan oleh Kepala Kejaksaan Negeri dan dilaporkan secara bertahap kepada Jaksa Agung. Peraturan pelaksanaan undang-undang ini harus ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak tanggal diundangkan undang-undang ini. Dengan berlakunya undang-undang ini, pemberhentian jaksa yang berusia 60 (enam puluh) tahun atau lebih tetap mengikuti ketentuan batasan usia pensiun, sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Kejaksaan merupakan lembaga pemerintah yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman yang menjalankan kekuasaan negara di bidang penuntutan dan kewenangan lain berdasarkan undang-undang. Pengaturan fungsi Kejaksaan dalam kaitannya dengan kekuasaan kehakiman harus diperkuat sebagai landasan kedudukan kelembagaan dan penguatan tugas dan fungsi Kejaksaan. Adanya perkembangan kebutuhan hukum yang melatarbelakangi...perubahan undang-undang Kejaksaan Republik Indonesia, antara lain beberapa putusan Mahkamah Konstitusi yang mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi Kejaksaan, seperti konstitusional Putusan Pengadilan Nomor 6-13-20IPUU/VIII l2OlO tanggal 13 Oktober 2010 yang... memberi wewenang kepada Penuntut Umum untuk mengambil bahan cetakan untuk keperluan pengawasan yang akan dilakukan dengan cara pengujian di pengadilan.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam pemantapan kedudukan Jaksa sebagai pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan fungsional adalah adanya ciri-ciri khusus yang menyesuaikan sifat-sifat Jaksa untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsinya serta memperkuat organisasi termasuk pengaturan jabatan. serentak. penuntut umum di luar kantor kejaksaan sesuai dengan kewenangan dan wewenang jaksa. Perubahan undang-undang ini juga memantapkan beberapa kewenangan Kejaksaan Agung, Kejaksaan, dan Kejaksaan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berbeda-beda agar lebih komprehensif dan dapat diterapkan secara lebih optimal, seperti kewenangan penggunaan denda damai, penegakan hukum. intelijen penegakan hukum dan pemulihan aset. . Perubahan peraturan yang ditetapkan dalam undang-undang ini juga dilakukan mengikuti kekhususan suatu daerah di Indonesia, sebagaimana ditetapkan dalam Kanun di Aceh dan penyelesaian adat perkara di Papua.
Ketentuan mengenai intelijen penegakan hukum (judicial intelijen) telah disesuaikan dengan Undang-Undang Intelijen Negara. Pada prinsipnya Jaksa Agung mempunyai kewenangan umum yang antara lain diatur dalam Undang-Undang Mahkamah Agung, yaitu Jaksa Agung dapat menyampaikan nasihat teknis-hukum dalam suatu perkara.
11- Ayat (a)
Yang dimaksud dengan “harta yang diperoleh dari tindak pidana” adalah harta yang diperoleh atau diduga berasal dari tindak pidana. Yang dimaksud dengan “pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme” adalah upaya di bidang intelijen penegakan hukum untuk melakukan deteksi dan peringatan dini terhadap korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jaksa dapat melakukan peninjauan kembali apabila putusan itu memuat suatu perbuatan yang didakwakan. terbukti tetapi tidak diikuti dengan keyakinan.
Yang dimaksud dengan “mengetik” adalah kegiatan mendengarkan, merekam, memutarbalikkan, mengubah. menghambat dan/atau merekam transfer informasi. dokumen elektronik dan/atau elektronik, baik yang menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun jaringan nirkabel, seperti radiasi elektromagnetik atau frekuensi radio, termasuk pemeriksaan paket, surat pos, surat menyurat, dan dokumen lainnya. Penempatan terdakwa di rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan jiwa. atau tempat lain yang dilakukan dengan memperhatikan kepentingan perlakuan sesuai dengan hak asasi manusia. masyarakat, ketertiban dan keamanan masyarakat. Kerjasama dan hubungan komunikasi kejaksaan dengan lembaga penegak hukum negara lain serta lembaga atau organisasi internasional dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang mengatur tentang hubungan luar negeri. negara dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur perjanjian internasional dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Asas diskresi, diatur dalam Pasal 139 UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, adalah. 34; setelah penuntut umum menerima kembali dari penyidik hasil penyidikan secara lengkap, ia segera menentukan apakah berkas itu memenuhi syarat untuk... atau tidak dilimpahkan ke pengadilan.” Susunan kekuasaan ini dilakukan. tanpa mengabaikan asas penegakan hukum, maka tujuan yang meliputi tercapainya hak atas rasa aman, rasa keadilan, dan manfaatnya sejalan dengan asas keadilan restoratif dan diversi yang mendorong berkembangnya hukum pidana di Indonesia.
Untuk mengakomodir perkembangan masyarakat yang menginginkan tindak pidana ringan atau tindak pidana yang mempunyai kerugian ekonomi rendah, maka proses pidana tidak dilanjutkan sesuai dengan asas upaya penegakan hukum. Kewenangan tersebut berada dalam rangka Jaksa Agung sebagai jaksa umum yang menjalankan kekuasaan negara di bidang penuntutan. Pelimpahan kewenangan penuntutan dari Jaksa Agung kepada Jaksa Penuntut Umum harus konsisten dengan kebijakan penegakan hukum yang telah ditetapkan.
Yang dimaksud dengan “denda perdamaian” adalah mengakhiri perkara di luar pengadilan dengan membayar denda yang telah disetujui oleh Jaksa Agung. Perlunya persetujuan dalam ketentuan ini karena status tersangka atau terdakwa misalnya sedang diproses hukum. Yang dimaksud dengan “tersangka atau terdakwa” adalah tersangka atau terdakwa yang berada di bawah tanggung jawab penyidikan dan penuntutan pula.
Yang dimaksud dengan “dalam keadaan tertentu” adalah tidak adanya fasilitas pengobatan atau perawatan di negara tersebut.