• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL

N/A
N/A
Muh Yusril Sirman

Academic year: 2023

Membagikan "TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan yang bersifat fisik dan/atau nonfisik yang ditujukan terhadap tubuh dan/atau fungsi alat reproduksi dengan cara kekerasan dengan menggunakan ancaman, tipu muslihat atau bujukan dengan atau tanpa tujuan tertentu untuk mendapatkan keuntungan. mengakibatkan penderitaan fisik atau kesengsaraan, kerugian psikologis, seksual dan ekonomi. Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisir, baik badan hukum maupun bukan badan hukum. Korban adalah orang yang mengalami penderitaan psikis, fisik, seksual, kerugian ekonomi, dan/atau kesengsaraan sosial, sebagai akibat dari tindak pidana kekerasan seksual.

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban yang selanjutnya disingkat LPSK adalah lembaga yang mempunyai tugas dan wewenang memberikan perlindungan dan hak-hak lain kepada saksi dan/atau korban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Saksi dan Korban. Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan, Anak dan Disabilitas yang selanjutnya disingkat UPTD PPA adalah unit pelaksana teknis daerah yang dibentuk oleh pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan terpadu kepada Korban, keluarga Korban dan/atau saksi Kejahatan Seksual. Kekerasan berupa satuan kerja fungsional. Lembaga pemberi layanan adalah lembaga masyarakat berbadan hukum yang memberikan pelayanan terpadu bagi korban, keluarga korban, dan/atau saksi kejahatan kekerasan seksual.

Pelayanan Terpadu adalah pemberian pelayanan terpadu, multifaset, lintas fungsi dan sektoral bagi korban, keluarga korban dan/atau saksi kejahatan kekerasan seksual. Perlindungan adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman bagi Saksi dan/atau korban, yang wajib dilakukan oleh LPSK atau lembaga lain sesuai dengan ketentuan undang-undang ini. Pemeriksaan di luar pengadilan melalui rekaman elektronik dan/atau pemeriksaan langsung jarak jauh melalui audio visual dapat dilakukan apabila korban dan/atau saksi tidak dapat hadir di persidangan karena alasan kesehatan, keselamatan, keamanan, dan/atau alasan lain yang sah.

Perlindungan terhadap sikap dan perilaku aparat penegak hukum yang merendahkan dan/atau memperkuat stigma terhadap korban; Perlindungan terhadap korban dan/atau pelapor dari tuntutan pidana atau tuntutan perdata atas peristiwa tindak pidana kekerasan seksual yang dilaporkannya.

UPTD PPA

Pemberian layanan rujukan definitif bagi korban kejahatan kekerasan seksual yang memerlukan koordinasi pada tingkat provinsi, nasional, atau internasional dilaksanakan oleh Menteri. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan koordinasi secara rutin dan berkesinambungan agar pencegahan dan penanganan korban kekerasan seksual menjadi lebih efektif.

PENDANAAN

UMUM

Hak setiap warga negara untuk dilindungi dari kekerasan dan dilindungi dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan harkat dan martabat manusia merupakan hak konstitusional yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kekerasan seksual adalah suatu bentuk tindakan kekerasan dan perlakuan yang merendahkan martabat manusia. seseorang. bermartabat dan bertentangan dengan norma agama dan budaya Indonesia. Indonesia telah berkomitmen untuk menghapuskan segala bentuk penyiksaan dan perlakuan merendahkan martabat serta diskriminasi terhadap perempuan, anak dan penyandang disabilitas dengan meratifikasi beberapa konvensi internasional, termasuk Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan; Konvensi Internasional Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia; Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial;

Indonesia juga mempunyai kewajiban untuk menjunjung tinggi hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dan Budaya) dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005. tentang ratifikasi Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil and Political Rights). Kekerasan seksual merupakan pelanggaran hak asasi manusia, kejahatan terhadap martabat manusia dan bentuk diskriminasi yang harus dihapuskan. Dampak kekerasan seksual semakin besar bila korbannya merupakan bagian dari masyarakat yang terpinggirkan secara ekonomi, sosial dan politik, atau mereka yang berkebutuhan khusus seperti penyandang disabilitas dan anak-anak.

Peraturan perundang-undangan yang ada belum sepenuhnya mampu merespon fakta kekerasan seksual yang terjadi dan berkembang di masyarakat. Dalam proses penyidikan, penuntutan, dan peninjauan kembali terhadap kasus kekerasan seksual, hak-hak korban masih kurang diperhatikan dan cenderung menyalahkan korban. Selain itu, upaya pencegahan dan keterlibatan masyarakat juga tetap diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan seksual.

Oleh karena itu, diperlukan suatu undang-undang khusus terhadap tindak pidana kekerasan seksual yang akan menjadi landasan hukum materiil dan formil guna menjamin keamanan hukum dan memenuhi kebutuhan hukum masyarakat. Undang-undang ini mengatur tentang pencegahan segala bentuk tindak pidana kekerasan seksual; penuntutan terhadap pelaku kejahatan kekerasan seksual; serta pertimbangan, perlindungan, dan restitusi hak-hak korban dalam seluruh tahapan penyidikan, penuntutan, dan persidangan di pengadilan terkait tindak pidana kekerasan seksual. Selain itu, undang-undang ini juga menaruh perhatian besar terhadap penderitaan korban kejahatan kekerasan seksual berupa hak restitusi yang harus diberikan oleh pelaku kejahatan kekerasan seksual sebagai kompensasi terhadap korban.

Undang-undang ini juga mengatur koordinasi antara pemerintah dan otoritas daerah, serta kerja sama internasional untuk menjamin pencegahan dan pengobatan korban kekerasan seksual. Selain itu, keterlibatan masyarakat juga diatur dalam pencegahan dan pemulihan korban, untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan seksual. Sebagai negara yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, undang-undang ini tidak bermaksud untuk membiarkan perilaku pergaulan bebas dan menyimpang karena tidak sesuai dengan Pancasila, norma agama, dan nilai budaya negara.

PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah materiil yang berkaitan dengan tindak pidana kekerasan seksual harus mencerminkan keadilan yang proporsional bagi setiap warga negara. Yang dimaksud dengan “asas kemanfaatan” adalah materi yang berkaitan dengan tindak pidana kekerasan seksual mampu memberikan manfaat seluas-luasnya bagi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Yang dimaksud dengan “asas kepastian hukum” adalah asas dalam suatu negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, hukum, dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara.

Yang dimaksud dengan “pemaksaan kontrasepsi” tidak termasuk penggunaan alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan dan HIV AIDS. Yang dimaksud dengan “bukti dokumenter” antara lain adalah post mortem et repertum, post mortem et repertum psikiatris, atau hasil pemeriksaan laboratorium forensik atau ahli yang mendukung pembuktian suatu tindak pidana. Yang dimaksud dengan “perekaman” dalam ayat ini dapat dilakukan dengan alat perekam audio dan/atau audiovisual.

Yang dimaksud dengan “wajib” dalam ketentuan ini meliputi pelayanan kesehatan fisik dan psikis bagi korban akibat tindak pidana kekerasan seksual yang dialaminya. Yang dimaksud dengan “lembaga non-peradilan” antara lain UPTD PPA, Komnas Perempuan, Komnas Perlindungan Anak, Komnas HAM, lembaga swadaya masyarakat, lembaga bantuan hukum.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya yang dilakukan oleh polisi DIY dalam menanggulangi tindak pidana kekerasan seksual pada. anak adalah upaya non-penal dan

terhadap pelaku tindak pidana kekerasan seksual oleh anak di Pengadilan.

Dalam hal Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Kekerasan Seksual adalah Anak, penyidik dapat melakukan perekaman elektronik atau pemeriksaan langsung jarak jauh

Penyelesaian terhadap pelaku tindak pidana kekerasan seksual pada anak yaitu, melalui proses Hukum, tidak bisa dilakukan secara diversi, selain ancaman pidana yang lebih dari

TINDAKAN KEBIRI KIMIA PADA PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Strata I Pada Program Studi Ilmu Hukum

Tindak pidana pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur dipandang sebagai perbuatan berlanjut, jika dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman

Setiap Orang yang melakukan perbuatan satu atau lebih Tindak Pidana Kekerasan Seksual dalam Undang-Undang ini dengan: memaksa Korban, Saksi, atau orang ketiga memberikan atau tidak

URGENSI UU PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL untuk KELOMPOK DISABILITAS • Kekerasan terhadap perempuan disabilitas sebanyak 79% dari 89 kasus adalah kasus kekerasan seksual, Catahu KP 2020