• Tidak ada hasil yang ditemukan

The validity test result of student’s constructivism-based work sheet by validator is very valid, i.e

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "The validity test result of student’s constructivism-based work sheet by validator is very valid, i.e"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS

KONSTRUKTIVISME PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA KELAS XI IS SMAN 3 LENGAYANG

Gusfina Farianti*, Zulfaneti**, Anny Sovia**

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The background of the research is the teaching material has not been able to help the students to construct the knowledge in finding the concept of teaching material. The effect is the students tend to receive than to understand the learning concept. The research aims to develop a valid and practical constructivism-based of student’s work sheet related to the material of enumeration rule. The type of the research is the development by using IDI model. IDI model consists of three development stages, i.e. define, develop, and evaluation. The validity test result of student’s constructivism-based work sheet by validator is very valid, i.e. 3.51. The student practical test result shows that constructivism-based work sheet is in the category of very practical, i.e. 81.25 % and the teacher practical test result is 76.78

%, which is in the category of very practical. It can be concluded that student’s constructivism-based work sheet related to the material of enumeration rule is very valid and practical.

Keywords: Student Work Sheet, Constructivism, development

PENDAHULUAN

Salah satu pokok bahasan yang diajarkan dalam pembelajaran matematika di kelas XI IS adalah Kaidah Pencacahan. Di dalam materi Kaidah Pencacahan dibicarakan mengenai Aturan Perkalian, Permutasi dan Kombinasi. Semua materi yang dipelajari pada sub bab tersebut tidak hanya membina proses berfikir siswa tetapi juga mengembangkan potensi siswa

secara optimal dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas maka perlunya peran guru sebagai fasilitator dalam mengupayakan bahan ajar yang mampu membimbing siswa menemukan konsep sendiri untuk memahami materi Kaidah Pencacahan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 30 Januari 2014 di SMAN 3 Lengayang,

1

(2)

2 ternyata dalam proses pembelajaran

sumber belajar yang digunakan siswa berupa LKS. Dari hasil wawancara guru menjelaskan bahwa LKS yang digunakan untuk melatih siswa dalam menyelesaikan soal-soal belum mampu membantu siswa mengkonstruksikan pengetahuannya untuk memahami dan menemukan konsep matematika dengan baik.

Khususnya pada materi Kaidah Pencacahan, guru mengatakan bahwa materi Kaidah Pencacahan merupakan salah satu materi yang sulit untuk dipahami oleh siswa. Hal ini disebabkan karena kebanyakan soal-soal berbentuk soal cerita sehingga siswa sulit dan masih banyak yang keliru untuk menggunakan dan membedakan pemakaian rumus.

Melihat permasalahan yang ada, maka diperlukan bahan ajar yang mampu memfasilitasi dan membimbing siswa agar aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya untuk memahami dan menemukan konsep matematika. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru adalah lembar kegiatan siswa (LKS). Menurut Trianto (2009: 223)

lembar kegiatan siswa (LKS) adalah panduan yang memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang disusun mengacu kepada pendekatan konstruktivisme. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, siswa secara aktif berlatih mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, siswa tidak hanya langsung menerima begitu saja konsep yang disajikan guru tetapi siswa sendirilah yang akan membangun sebuah konsep dari yang telah dilihat, dialami, dan diketahui oleh siswa selama ini.

Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan LKS berbasis konstruktivisme yang valid dan praktis pada materi kaidah pencacahan untuk siswa kelas XI IS SMAN 3 Lengayang.

Beberapa ciri mengajar konstruktivisme Driver dan Olham dalam Suparno (1997:69) yaitu: 1) Orientasi. Murid diberi kesempatan

(3)

3 untuk mengembangkan motivasi

dalam mempelajari suatu topik. 2) Elicitasi. Murid dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. 3) Restrukturisasi ide. Dalam hal ini ada tiga hal, (a) Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau teman lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. (b) Membangun ide yang baru. (c) Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen. 4) Penggunaan ide dalam banyak situasi. Ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi. 5) Review, bagaimana ide itu berubah. Dapat terjadi bahwa dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, seseorang perlu merevisi gagasannya entah dengan menambahkan suatu keterangan ataupun mungkin dengan mengubahnya menjadi lebih lengkap.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini

adalah LKS berbasis

konstruktivisme. Lembar kegiatan

siswa (LKS) berbasis

konstruktivisme mengacu kepada model pengembangan pendidikan IDI (Instructional Development Institute) yang menerapkan prinsip- prinsip pendekatan sistem yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu penentuan (Define), pengembangan (Develop) dan evaluasi (Evaluate) (Harjanto, 2011:131).

Tahap penentuan bertujuan

untuk menetapkan dan

mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap pengembangan bertujuan untuk merancang LKS berbasis konstruktivisme untuk pembelajaran matematika yang valid.

Tahap evaluasi bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS berbasis konstruktivisme melalui uji coba kelas terbatas pada 6 orang siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) lembar validasi, hasil validasi dari validator disajikan dalam bentuk tabel.

Selanjutnya dicari rerata skor dengan menjumlahkan seluruh skor hasil penilaian validator dibagi banyak

(4)

4 validator, merujuk pada Walpole

(1993: 24). 2) angket, data angket dianalisis dengan persentase dimana jumlah skor siswa yang menjawab masing-masing item dibagi skor maksimum kemudian dikalikan 100%, merujuk pada Riduwan (2013:

15). dan 3) pedoman wawancara, hasil wawancara dengan siswa dianalisis secara kualitatif dengan cara: a) Reduksi data, yaitu memilih hal-hal pokok, membuat rangkuman.

b) Penyajian data, yaitu menyajikan data yang telah direduksi secara sistematis sehingga mudah dipahami.

c) Verifikasi data, yaitu menarik kesimpulan, merujuk pada Miles dan Huberman dalam Rohidi (1992:16), HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan LKS berbasis konstruktivisme pada materi kaidah pencacahan telah melalui tiga tahapan. Tahap pertama yaitu tahap penentuan (define), diperoleh melalui hasil wawancara dengan guru matematika SMAN 3 Lengayang dan siswa diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran matematika di SMAN 3 Lengayang selama ini masih didominasi oleh guru sebagai pusat informasi. Materi disajikan

tanpa melibatkan siswa untuk menemukannya. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah belum tersedianya LKS yang dapat memfasilitasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan pada tahap penentuan, maka tahap kedua adalah tahap pengembangana yakni tahap merancang LKS berbasis konstruktivisme pada materi kaidah pencacahan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. LKS yang dirancang terdiri dari 4 kegiatan belajar. Dengan setiap kegiatan dalam LKS memuat: (1) Ilustrasi materi, memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik. Ilustrasi materi diawali dengan masalah dan gambar yang dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat mengetahui bahwa materi yang mereka pelajari dekat dengan kehidupan sehari-hari

(5)

5

Gambar 1. Ilustrasi materi (2) Contoh soal, dapat dijadikan pengetahuan siswa selain dari uraian materi dan juga dapat membantu mengkonstruksi pengetahuan siswa.

Gambar 2. Contoh soal (3) Diskusi Kelompok, Diberikan soal yang menuntut siswa untuk bekerjasama mengungkapkan ide, membangun ide yang baru dan akan membuat pengetahuan siswa lebih lengkap.

Gambar 3. Diskusi kelompok (4) Kesimpulan, Merupakan bagian yang harus diisi siswa yang berupa kesimpulan materi pembelajaran satu kegiatan belajar. Bagian kesimpulan termasuk pada ide atau pengetahuan serta riview yang telah dibentuk oleh siswa bagaimana ide itu berubah.

Gambar 4. Kesimpulan Setelah itu, dilakukan validasi terhadap LKS yang dibuat oleh 3 orang validator sehingga dihasilkan produk akhir yang valid.

Hasil validasi dari validator dapat dilihat pada tabel 1.

(6)

6 Tabel 1. Hasil validasi LKS

Aspek Rerata Kategori Kelayakan

isi

3,63 Sangat Valid Penyajian 3,39 Sangat

valid Bahasa dan

keterbacaan

3,52 Sangat valid Rerata

keseluruhan

3,51 Sangat Valid

Pada tahap ketiga yaitu tahap penilaian dilakukan uji coba LKS yang telah dibuat kepada 6 orang siswa yang telah mempelajari materi kaidah pencacahan. Hasil praktikalitas LKS dari siswa adalah 81,25% dan dari guru 76,78%

dengan kategori sangat praktis.

Berdasarkan wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa LKS dapat membantu siswa dalam menemukan konsep materi yang dipelajari karena diarahkan dengan ilustrasi materi dan pertanyaan penuntun.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: LKS berbasis konstruktivisme pada materi kaidah pencacahan sudah sangat valid dan sangat praktis.

Saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut: penelitian pengembangan akan lebih sempurna jika dilakukan sampai tahap efektivitas. Efektivitas dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak sekolah dan LKS ini dapat dijadikan contoh bagi guru dalam mengembangkan LKS yang lain.

DAFTAR RUJUKAN

Harjanto. (2011). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Riduwan, (2003). Belajar mudah penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Rohidi, Tjetjep Rohandi. 1992.

Analisis Data Kualitatif tentang Metode-Metode Baru (Terjemahan Miles, Matthew B, dan Huberman, A.Michael). Jakarta: UI- Press.

Suparno, Paul. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Prenada Media Goup.

Walpole. Ronald E. (1993).

Pengantar Statistika Edisi Ke-3. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama

(7)

7

(8)

8

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil jawaban serta wawancara untuk soal 2c dapat disimpulkan bahwa siswa dengan kode S – 08 sudah mampu dalam menganalisis data yang berkaitan

Data dalam penelitian berupa data hasil observasi, data hasil tes siswa dan juga wawancara kepada siswa selaku subjek penelitian.Siswa dapat menyelesaikan soal yang digunakan