• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profit Distribution Management.

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profit Distribution Management."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT PADA BANK UMUM SYARIAH

PERIODE 2016-2019

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh

HIKMATUL MAULIDA NPM. 21601082148

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MALANG 2020

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Profit Distribution Management Pada Bank Umum Syariah Periode 2016-2019. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profit Distribution Management. Sedengkan variabel independen yang digunakan adalah 1) Kecukupan Modal, 2) Efektivitas Dana Pihak Ketiga, 3) Risiko Pembiayaan 4) Umur Bank, pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan terdapat 14 bank susai kriteria yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2019. Populasi pada penelitian ini adalah pada Bank Umum Syariah (BUS).

Analisis data menggunakan uji statistik deskriptif, uji normalitas, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis menggunakan motode regresi berganda dengan menggunakan sampel bank umum syariah yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) periode 2016-2019, maka hasil analisis regresi berganda secara simultan kecukupan modal, efektivitas dana pihak ketiga, risiko pembiayaan dan umur bank berpengaruh terhadap profit distribution management. Sedangkan secara parsial kecukupan modal dan efektivitas dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap profit distribution management, sedangkan risiko pembiayaan dan umur bank berpengaruh negatif terhadap profit distribution management.

Kata Kunci: Profit Distribution Management, Kecukupan Modal, Efektivitas Dana Pihak Ketiga, Risiko Pembiayaan, Umur Bank.

(3)

ABSTRACT

This study aims to determine the Analysis of Factors Affecting the Distribution Management Profit in Sharia Commercial Banks in the 2016-2019 Period. The dependent variable used in this study is Profit Distribution Management. Sedentary independent variables used are 1) Capital Adequacy, 2) Effectiveness of Third Party Funds, 3) Financing Risk 4) Bank age, sampling using purposive sampling method and there are 14 banks in terms of criteria listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) period of 2016 -2019. The population in this study is the Islamic Commercial Bank (BUS).

Data analysis used descriptive statistical tests, normality tests, classic assumption tests, and hypothesis tests using multiple regression methods. By using a sample of Islamic commercial banks listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) for the period of 2016-2019, the results of simultaneous multiple regression analysis of capital adequacy, effectiveness of third party funds, financing risks and bank age affect the profit distributio management. While partially the capital adequacy and effectiveness of third party funds have a positive effect on profit distribution management, while the financing risk and bank age have a negative effect on profit distribution management.

Keywords: Profit Distribution Management, Capital Adequacy, Effectiveness of Third Party Funds, Financing Risk, Bank Age.

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi terutama di Negara Indonesia perkembangan ekonomi semuanya bergantung kepada lembaga keuangan. Untuk mencapai sasaran pembangunan kebijakan ekonomi maka membutuhkan adanya kebijakan moneter dan perbankan. Dalam melakukan kegiatan perekonomian bank merupakan lembaga yang memiliki peran penting sebagai lemabaga intermediasi keuangan. Intermediasi keuangan merupakan pengertian yang kegiatan pengalihan dana dari penabung kepada peminjam. Maka intermediasi keuangan adalah proses pemindahan surplus (penabung) dana dari unit ekonomi yaitu sektor usaha, lembaga pemerintah, dan individu (rumah tangga) untuk tujuan penyediaan dana bagi unit ekonomi surplus ke unit ekonomi defisit (peminjam) (Rivai, 2013:32).

Perbankan dibagi menjadi dua macam sistem yaitu sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Perbankan konvensional menggunakan bunga dalam sistem operasionalnya dan perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan perinsip-perinsip syariah Islam berlandasan pada Al-

Qur’an dan Hadits. Bank umum syariah memberikan peningkatan bagi perkembangan perekonomian di Indonesia.

(5)

Beberapa indikator yang mengalami peningkatan antara lain yaitu dana pihak ketiga (DPK), kekayaan dan pembiayaan. Dengan adanya bank umum syariah menyadarkan masyarakat muslim untuk mengetahui dengan adanya riba pada sistem bunga di bank konvensional. Sedangkan dalam bank syariah menggunkan prinsip bagi hasil yang diperbolehkan berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Perbankan sendiri bisa dikatakan sebagai sektor dalam keuangan.

Perbankan merupakan lembaga yang sudah menjadi perantara antara unit yang sudah memiliki kelebihan dana dengan pihak unit yang mengalami kekurangan dana, bisa dikatakan perbankan juga memiliki suatu peran penting sebagai penghubung pemilik modal dan pengguna dana. (Raysa, 2014). Bank umum syariah merupakan lembaga yang memiliki suatu peran penting dalam meningkatkan perekonomian di suatu Negara (Vustany, 2006).

Secara legal, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 menjelaskan tentang Perbankan Syariah yang dimana salah satu menyangkut tentang Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang merupakan penyempurnaan terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan peraturan dalam pendukungnya sudah menjadi penetapan keberadaan perbankan syariah di Indonesia sekaligus telah memberikan peluang atau lowongan yang semakin besar terhadap berkembangnya bank umum syariah.

Perbankan Syariah juga melakukan kegiatan usahanya yang berlandasan pada nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan universal (rahmatan lil

‘alamin) dan juga berdasarkan prinsip syariah dan demokrasi ekonomi.

(6)

Di Indonesia perkembangan bank umum syariah sangat cepat dan telah eksis dalam perekonomian nasional. Sudah terbukti selama beberpa tahun Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah telah mengalami peningkatan.

Pertambahan jumlah bank syariah meningkatkan pada tahun 2009 dengan dikeluarkannya izin bank baru yaitu: Bank Bukopin Syariah, Bank Panin Syariah, dan BRI Syariah. Pertumbuhan ini semakin pesat pada tahun 2010 dimana dari 6 bank syariah di tahun sebelumnya menjadi 11 bank syariah, yaitu: BNI Syariah, BCA Syariah, BJB Syariah, Bank Victoria Syariah, dan May Bank Syariah. (Nurhayati, 2015:05).

Pada UU No. 21 Tahun 2010 membawa kenyamanan yang baru bagi perbankan terutama bagi perbankan di tanah air yang sudah berdirinya bank- bank baru dengan menggunakan prinsip syariah dan juga semakin menambah semaraknya lembaga keuangan syariah yang sudah ada disini seperti: Bank Umum Syariah, BPR Syariah dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT).

Bank syariah merupakan bank umum, sebagaimana yang telah dimaksud pada UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diganti dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang melakukan usahanya dengan melalui prinsip syariah yang termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang asing yang melakukan kegiatan usahanya melalui prinsipnya. Sedangkan yang dimaksud kegiatan usaha berdasrkan prinsip syariah menurut pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk

(7)

penyimpan dana dan pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.

Persaingan di perbankan syariah semakin ketat pada Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 sebagai hukum dalam beroperasinya lembaga perbankan syariah. Dalam Undang-Undang ini membawa dampak pada lahirnya bank syariah yang baru, baik dalam status bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS).

Dengan adanya persaingan antara bank syariah dengan bank konvensional tidak dapat dihindari maka akan menyebabkan dampak positif dan negatif bagi perkembangan dalam bank di Indonesia. Dampak positifnya bank bisa memberi motivasi agar bank saling berpacu untuk menjadi lebih baik. Sedagkan dampak negatifnya bank akan kalah dalam persaingan yang bisa memperlambat laju perkembangan bank.

Evayani (2013) mengatakan bahwa dalam bank umum syariah untuk menyalurkan dana yang sudah terkumpul akan dialokasikan ke sektor usaha yang produktif dimana akan dapat menghasilkan profit. Nasabah yang dananya sudah disatukan kepada bank umum syariah, maka dana tersubut akan memiliki daya tarik dengan menggunakan sistem bagi hasil yang akan terhindar dari riba. Pada bank umum syariah dilarang menggunakan riba dalam melakukan transaksi. Dengan melakukan pengumpulan dana deposan ke bank syariah nasabah akan mengharapkan profit distribution yang akan mampu menghasilkan laba. Profit distribution akan menjaga kualitas

(8)

tingkatannya yang menjadi hal sangat penting bagi perbankan syariah karena dalam melakukan investasi melalui perbankan syariah.

Dalam proses penghimpunan dana maupun penyaluran dana sistem bagi hasil menerapkan menjadi tiga sistem bagi hasil dengan cara perhitungannya yaitu bagi pendapatan (revenue sharing), bagi laba (profit sharing) dan bagi risiko (risk sharing). Aplikasi perbankan syariah pada umumnya telah menggunakan sistem profit sharing (bagi laba) maupun revenue sharing (bagi pendapatan) yang tergantung kebijakan ada dalam bank tersebut untuk memilih salah satu sistem yang ada. Perbankan syariah yang sudah ada di Indonesia saat ini rata-rata telah menggunakan sistem bagi hasil atas dasar revenue sharing untuk mendistribusikan bagi hasil kepada para nasabah.

Pada bank syariah terdapat prinsip bagi hasil, maka dari itu prinsip bagi hasil dibagi menjadi dua cara yaitu sistem distribusi bagi hasil pendapatan maupun bagi hasil secara keuntungan. Dalam perhitungan yang digunakan untuk sistem bagi hasil pendapatan menggunakan perhitungan penjualan dan pendapatan usaha, sedangkan sistem profit sharing (bagi hasil) menggunakan perhitungan berdasarkan profitnya dengan menggunakan keuntungan yang akan didapat melalui suatu usaha.

Maka dari itu konsep profit sharing (bagi hasil) dalam bank syariah akan berjalan secara efektif apabila dana yang sudah terkumpul lebih dulu di investasikan dalam satu usaha dana tersebut dibagikan kepada deposannya

(9)

melalui investasi (pembiayaan) melalui ketentuan bagi hasil yang disepakati kedua belah pihak dalam akad, yang mana bagi hasil usaha harus ditentukan dimuka sesuai dengan kesepakatan. Apabila sudah di investasikan dana tersebut keuntungan usahanya bisa dibagikan dan apabila hasil usaha yang sudah diperoleh semakin tinggi maka semakin besar pula keuntungan yang akan dibagikan bank kepada deposannya. Hal ini juga berlaku sebaliknya, jika usaha yang diperoleh semakin kecil maka semakin kecil pula keuntungan yang dibagikan bank kepada deposannya.

Beda dengan bank yang konvensional dalam bank konvensional tidak peduli apakah simpanannya tersebut akan disalurkan ke dalam usaha atau tidak maka bank tersebut tetap wajib membayar bunga, sebaliknya keuntungan yang diperoleh bank juga tidak dibagikan kepada deposannya.

Sebesar apapun jumlah keuntungan dalam bank konvensional maka deposan hanya bisa dibayar sejumlah presentase dari dana yang telah disimpannya saja. (Rini, 2000).

Berdasarkan penjelasan di atas distribusi bagi hasil (profit sharing) bisa dijelaskan sebagai bentuk pemberian bagi hasil bank syariah kepada pemilik sesuai dengan margin yang sudah disepakati dari awal dan sudah ditentukan disetiap bulannya. Setelah deposan mendapatkan keuntungan maka pihak manajemen akan membagikan keuntungan dengan melalui jenis yang diinginkan dengan melalui pengelolaan profit distribution management (PDM). Profit Distribution Manajement (PDM) dapat diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan bagaimana seorang manajer bank syariah dapat

(10)

mendistribusikan dan mengelola laba, selanjutnya laba yang sudah dikelola akan didistribusikan kepada deposan untuk bisa memenuhi kewajiban bagi hasil bank syariah kepada nasabahnya (Mulyo, 2013).

Dengan adanya persaingan pada bank syariah dengan bank konvensional yang selama ini menjadi dominan masyarakat di Indonesia adalah bank konvensional. Maka bank syariah wajib untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja keuangannya termasuk mengelola dana dan memberikan bagi hasil yang maksimal. Profit distribution ini diatur berdasarkan produk yang menjadi pilihan deposan terhadap bank serta persetujuan nisbahnya. Hasil penelitian Mawardi (2012) menjelaskan bahwa profit distribution sebagai distribusi hasil usaha atau distribusi pendapatan sementara. Sedangkan menurut penelitian Antonio (2001:90) menyebutnya sebagai distribusi bagi hasil.

Ada tiga Negara di Indonesia rata-rata yang melakukan Profit Distribution Management (PDM) yang tinggi yaitu Negara Bahrain, Negara Pakistan, dan Negara Saudi Arabia (Farook dkk, 2009). Hal ini dikarenakan nasabah saat ini lebih mendahulukan return investment yang banyak ditawarkan oleh pihak bank syariah, sehingga manajer harus menjaga kualitas Profit Distribution yang dapat dihasilkan. Dalam investasinya perbankan syariah akan selalu memperhatikan dan memperhitungkan tingkat bagi hasil oleh nasabah.

(11)

Maka dari itu nasabah yang sudah memilih bank konvensional, secara otomatis bank syariah akan kehilangan sumber dana utama yang akan mempengaruhi keberlangsungan operasional bank. Dengan berkurangnya dana maka bank tidak bisa melakukan sebagai fungsi financial intermediary (perantara keuangan) dengan baik, dari itu bank syariah tidak bisa melakukan pembiayaannya. Bank syariah harus mengetahui faktor-faktor yang akan mempengaruhi profit Distribution Management.

Karim (2006:88) berpendapat bahwa di Indonesia sudah ditemukan tiga segmentasi pasar, yaitu sharia loyalitas (terdiri dari penganut agama yang patuh), floating segment (kepatuhan pada agama dan kekuatan pasar) dan conventional loyalitas. Dalam survey mengatakan bahwa 70% nasabah perbankan syariah adalah nasabah yang berada pada floating segment yang sensitif pada tingkat keuntungannya.

Menurut Yahya (2011) bahwa perilaku dalam menabung di bank syariah merupakan suatu yang paling dipengaruhi oleh tingkat bagi hasil (profit distribution). Secara logika apabila distribusi bagi hasil lebih sedikit dibandingkan bank yang lain pasti berhubungan pada tingkat bunga diperbankan konvensional, maka akan membuat nasabah menggantikan sumber dananya dengan bank lain (diplacement fund) karena deposan merasa tingkat kepuasannya menurun.

Pihak manajemen bank syariah sangat memperhatikan betul tingkat bagi hasil melalui pengelolaan profit distribution management (PDM). Maka

(12)

dari itu ada beberapa faktor yang dapat mengukur apakan bank syariah melakukan Profit Distribution Management (PDM) dengan cara melihat kecukupan modal, risiko pembiayaan, efektivitas dana pihak ketiga, dan umur bank di dalam perbankan syariah.

Penelitian ini akan meneliti dan menguji empat faktor yaitu pertama kecukupan modal, kedua efektivitas dana pihak ketiga, ketiga risiko pembiayaan, dan keempat umur perusahaan yang akan memepengaruhi kepada profit distribution management (PDM).

Yang pertama Kecukupan Modal (KM) mencerminkan kemampuan perbankan dalam mempertahankan modal yang mencukupi untuk menutupi risiko kerugian yang mungkin akan muncul dari penanaman dana dalam aset tetap dan investasi. CAR (Capital Adwquacy Ratio) dapat digunakan untuk mengukur kecukupan modal pada bank umum syariah (Mulyo (2013).

Yang kedua Efektivitas Dana Pihak Ketiga Mulyo (2013) Efektivitas dana pihak ketiga (EDPK) yaitu merupakan suatu gambaran bank yang dilakukan sebagai perantara bank dengan melakukan penyaluran tabungan, giro ke pembiayaan dan deposito. Efektivitas dana pihak ketiga (EDPK) juga merupakan suatu cerminan dari fungsi intermediasi bank, yaitu dengan menyalurkan dana pihak ketiga kepada pembiayaan. Apabila dana pihak ketiga semakin tinggi proporsinya maka profit distribution management akan melakukan semakin baik.

(13)

Yang ketiga Risiko Pembiayaan Menurut Wati (2016) Risiko pembiayaan dapat diukur dengan melihat bank syariah dalam melakukan tingkat pembiayaan dan juga risiko pembiayaan bisa digunakan dalam mengukur tingkat permasalahan yang ada di bank umum syariah. Sedangakan risiko pembiayaan adalah risiko yang diakibatkan oleh bank yang tidak berhasil dalam melakukan pengelolaan dana yang sudah ditanam oleh nasabah.

Yang keempat Umur Bank menurut Farook dkk, (2009) mengatakan bahwa bank dapat mengetahui keberadaan yang akan menghadapi persaingan. Dengan adanya pengalaman maka sangat penting dalam melakukan persaingan, dengan semakin lamanya bank akan semakin banyak pula pengalaman dan dapat mempengaruhi pendapat bank yang akan meningkatkan profit distribution management. Umur bank dapat diketahui melalui selisih tahun berdirinya bank hingga saat tahun penelitian.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profit Distribution Management Pada Bank Umum Syariah Periode 2016-2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang adapun rumusan masalah yang dapat dirangkum dalam penelitian ini adalah:

(14)

Bagaimana pengaruh kecukupan modal (KM), efektivitas dana pihak ketiga (EDPK), risiko pembiayaan (RP) dan umur bank (UB) terhadap profit distribution management pada bank umum syariah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan yang telah diuraikan, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

Untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal (KM), efektivitas dana pihak ketiga (EDPK), risiko pembiayaan (RP) dan umur bank (UB) terhadap profit distribution management pada bank umum syariah.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi Perbankan, dari hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak perbankan syariah untuk meningkatkan kinerjanya dengan lebih baik lagi dengan didasarkan pada Negara dan syariah Islam.

2. Praktek ekonomi dan masyarakat, dari hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan dan saran yang bermanfaat, serta bisa dapat dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam setiap melakukan transaksi dengan bank syariah, juga kemungkinan lain bisa

(15)

menyebabkan hasil keuangan yang akan stabil pada lembaga keuangan Islam.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya, dari hasil penelitian diharapakan mampu menambah wawasan, referensi dan literatur serta bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dibidang Perbankan Syariah.

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujan untuk mengetahui Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profit Distribution management Pada Bank Umum Syariah Periode 2016-2019 mengenai pengaruh variabel kecukupan modal, efektivitas dana pihak ketiga, risiko pembiayaan dan umur bank terhadap profit distribution management. Maka hasil analisis dengan menggunakan sampel sebanyal 14 sampel bank umum syariah bisa disimpulkan sebagai berikut:

1. Secara bersama-sama (simultan) kecukupan modal, efektivitas dana pihak ketiga, risiko pembiayaan dan umur bank berpengaruh positif terhadap profit distribution management.

2. Kecukupan Modal berpengaruh positif terhadap profit distribution management.

3. Efektivitas Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap profit distribution management.

4. Risiko Pembiayaan berpengruh negatif terhadap profit distribution management.

(17)

5. Umur Bank berpengaruh negatif terhadap profit distribution management.

5.2 Keterbatasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat keterbatasan dalam penelitian sampel ini, yaitu:

1. Jumlah sampel dalam penelitian ini terbatas hanya 14 bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2016-2019.

2. Penelitian ini menggunakan faktor internal sebagai variabel independen kecukupan modal, efektivitas dana pihak ketiga, risiko pembiayaan dan umur bank.

3. Penelitian ini hanya menggunakan sampel satu Negara.

5.3 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengevaluasi dan memperbaiki dengan cara menambah variabel independen misalnya: rasio BOPO, NIM, juga variabel-variabel eksternal perusahaan misalnya: tingkat inflasi, tingkat suku bunga bank, BI Rate, dll sehingga bisa menjadi penelitian yang lebih baik.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dan tahun penelitiannya yang lebih panjang.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan teori-teori berbasis akuntansi syariah sehingga lebih memudahkan dalam perumusan hipotesis, misalnya: Entity Theory, Shariah Enterprise Theory, dll.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anitonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Islam: Teori dan Praktek. Jakarta: Gema Insani Press.

Aisiyah S. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil Pada Bank Syariah Mandiri Periode Juni 2005-Mei 2009. Skripsi Universitas Islam Negeri sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Arifiani, L.R., & Mulazid, A. S. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mushrabah Pada Bank Umum Syariah Indonesia Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 4 (1), 1-23.

Arifin, Zainul. 2009. Dasar-dasar Manajement Bank Syariah Edisi Revisi. Jakarta:

Azkia Publisher.

Chairil, D. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profit Distribution Management Pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2012-2014. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Evayani. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profit Distribution Management Atas Simpanan Deposan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia. Jurnal Perbankan Syariah.

Farook, S., Hassan. M.K., & Clinch, G. 2009. Profit Distribution Management By Islamic Bank: An Empirical investigation. Economi And Finance Journal.

Ghozali, I. 2013. Analisis Multivariate Dengan Program IMB SPSS 19. Cetakan V.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Imawan, Febri. 2014. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profit Distribution Management Pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2009-2012”. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.

Karim, Afif. 2006. Bank Islam Analisi Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja.

Grapindo Persada.

Kartika, Septiyana Bella. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profit Distribution Management: Studi Empiris Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2009-2012. Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro Valume 1 Nomor 1 Tahun 2012. Universitas Diponegoro. Semarang.

(19)

__________ & Aditiyawarman (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profit Distribution Management, Diponegoro Journal Of Accounting, Vo1. I, No. 1, pp. 1-15.

Muhammad. 2017. Manajemen Dana Bank Syariah. Ed 1. Depok: Rajawali Pers.

Mulyo, Gagat Panggah. 2013. Determinan Profit Distribution Managemen Bank Syariah di Indonesia periode 2008-2011. Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Islam (IMANESI) Volume 1 Nomer 1 Halaman 1-74. Universitas Diponorogo Semarang.

__________& Siti Mutmainnah. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profit Distribution Management Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2008-2011. Jurnal SNA XV (Simposium Nasional Akuntansi 15) Banjarmasin.

Muyassaroh., & Saputra, B. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profit Distribution Management Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode 2009- 2013. Jurnal Akuntansi Manajemen Mandiri, 1 (1).

Mawardi, Nasrah. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Muthalaqah. Tesis S2 UI.

Nurhayati, Sri. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia Ed.4. Jakarta.

Salemba Empat.

Pransisca, Novelia. 2014. Analisis Risiko Pembiayaan Mudharabah, Risiko Pembiayaan Musyarakah Dan Profitabilitas Bank Syariah. Jurnal Publikasi Universitas Negeri Yogyakarta.

Raysa, Siti. 2014. Pengaruh CAR, FDR, ROA, BOPO, Return Pembiayaan Profit Loss Sharing, BI Rate, SBIS, dan Size Terhadap Non Perfoming Financing Pada Bank Umum syariah Periode 2010-2013. Skripsi UIN Sunan Kalijaga.

Yogyakarta.

Rifadil, T., & Muniruddin, S. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profit Distribution Management Pada Bank Umum Syariah Tahun 2012- 2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIKEKA, 2 (3), 140-153.

Rivai, Veithzal. 2013. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rivai, V., & Arifin, A. 2010. Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Rini, Mike. 2000. Simpanan Bagi Hasil Di Bank.http://danareksa.com/Simp.

BagiHasilSyariah (diakses pada tanggal 14 Maret 2020).

(20)

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Soeratno., & Arsyad, L. 2012. Metodelogi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis.

Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UUP) Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Susilowati. Endah. T. 2016. “Pengaruh Capital, Effectiveness Of Depositors Funds, Financing Risk Dan BOPO terhadap Profit Distribution Management Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2011-2014”. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Supomo, I. d. 2014. “Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi &

Manajemen”. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Jakarta: Bank Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah (UUS).

Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November. Tentang Perbankan.http://ferdinandwisnu.wordpress.com/2013/03/10/pengertian- bank-jenis-jenis-bank-fungsi-bank--dan-reformasi-bank/.

Vustany, Rovi Octaviano. 2006. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Bagi Hasil Nasabah Studi Kasus di Bank Muamalat Indonesia. Tesis UI.

Jakarta.

Wati, Regi Merdeka. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profit Distribution Management Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2012-2014.

Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah.

Yahya M. 2011. Perilaku Menabung di perbankan Syariah di Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Dan Perbankan. Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Metodologi - Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan software SPSS meliputi uji F, uji t dan koefisien determinasi