• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisa Penerapan Pengendalian Risiko Pada Pembiayaan di BMT Rahmat Kediri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Analisa Penerapan Pengendalian Risiko Pada Pembiayaan di BMT Rahmat Kediri"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

http://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/perbankan Article DOI: https://doi.org/10.33367/at.v5i1.1478

48 | Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah Vol. 5 No. 1 Maret 2023

Analisa Penerapan Pengendalian Risiko Pada Pembiayaan di BMT Rahmat Kediri

Analysis of the Application of Risk Control in Financing at BMT Rahmat Kediri

Meldi Candra Oktapian1, Ahmad Fauzi2

12Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

1meldicand@gmail.com, 2ahmadfauzi007@gmail.com

Abstract

Risk management is needed to improve the quality of Islamic microfinance institutions such as BMT. The application of proper risk management is able to create a good internal control system within an Islamic microfinance institution, so that corrective actions can be taken immediately in line with the strategy and aspirations of an Islamic microfinance institution. This study used a qualitative approach with a descriptive research type. Data collection techniques using observation methods, interview methods and documentation methods. The results of the study state that the implementation of financing risk management at BMT Rahmat uses the 5C principle survey guidelines which consist of:

Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economics.

Implementation of financing risk management at BMT Rahmat with three stages from initial financing to completion of financing in accordance with risk management theory which consists of risk identification, risk measurement, risk monitoring, risk control. Identification, measurement and monitoring of risk and its control have been carried out since the initial stage and the second stage while the third stage which is the stage of solving problem financing is included in the risk control category.

Keyword: Risk Control, Financing.

Abstrak

Manajemen risiko diperlukan untuk meningkatkan mutu lembaga keuangan mikro syariah semisal BMT. Penerapan manajemen risiko yang tepat mampu menciptakan sistem pengendalian internal yang baik dalam lembaga keuangan mikro syariah, sehingga dapat segera dilakukan tindakan korektif yang selaras dengan strategi dan cita-cita lembaga

(2)

keuangan mikro syariah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa Penerapan manajemen risiko pembiayaan pada BMT Rahmat menggunakan panduan survey prinsip 5C yang mana terdiri dari: Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economic. Penerapan manajemen risiko pembiayaan pada BMT Rahmat dengan tiga tahapan mulai dari awal pembiayaan sampai penyelesian pembiayaan sesuai dengan teori menejemen risiko yang terdiri dari identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemanytauan risiko, pengendalian risiko. Identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko serta pengendaliannya sudah dilakukan sejak tahap awal dan tahap kedua sedangkan tahap ketiga yang merupakan tahap penyelesaian pembiayaan bermasalah sudah masuk kategori pengendalian risiko.

Kata Kunci: Pengendalian Risiko, Pembiayaan.

Pendahuluan

Meningkatnya kesadaran dan pemahman masyarakat tentang keharaman bunga Bank menjadikan lembaga keuangan syariah seperti koperasi syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Lembaga Keuangan Mikro Syariah, seperti koperasi syaraiah atau BMT tentunya mengalami lonjakan yang bagus sejak tahun 2015. Bahkan BMT dapat memberikan penyaluran dananya kepada masyrakat Indonesia hingga 1,9% dari total pinjaman perbankan Indonesia.1

BMT merupakan salah satu dari lembaga keuangan syariah yang beroperasi dan berkonsep "Baitul Tamwil (artinya rumah pembiayaan) dan Baitul Mal" (rumah pengembangan harta) dengan tujuan fokus pada sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Konsep Baitul Tamwil melakukan kegiatan untuk mengembangkan usaha produksi dan investasi yang meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan mendorong kegiatan investasi dan dukungan keuangan untuk kegiatan

1 MA Pama, MP Aditya - Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan, dan Undefined 2022, “Manajemen BMT Dalam Pengelolaan Keuangan Santri Pondok Pesantren Al Mubarak DDI Tobarakka,”

jurnal.staiddimakassar.ac.id, diakses 27 Januari 2022, . h. 7.

(3)

50 | Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah Vol. 5 No. 1 Maret 2023

ekonomi. Sedangkan konsep Baitul Mal, menerima titipan dana zakat, infaq dan sedekah serta mengoptimalkan manajemen penghimpunan dan distribusinya sesuai ketentuan syariah dan undang-udang yang berlaku dan amanah.2

Sudah semestinya kehadiran BMT pada masyarakat berperan aktif dalam peningkatan kualitas kesadaran perilaku bisnis dan ekonomi, terutama kesadaran berperilaku syariah sehingga dapat menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi non syariah seperti perilaku rentenir yang masih identik dengan riba atau bunga. Hal itu dapat dilakukan BMT melalui pemberian pelayanan pembiayaan syariah kepada masyarakat.

Selain itu BMT dituntut untuk menunjukkan perannya yang ebih aktif lagi dalam memberikan pendanaan dan melakukan pembinaan terhadap usaha mikro dan kecil. Demikian juga Dalam menyikapi masalah kurangnya akses permodalan yang sedang dialami usaha mikro dan kecil, maka dalam hal ini BMT diharapkan dapat menjalankan perannya dalam membantu para pelaku usaha khususnya pelaku usaha mikro dan kecil dalam memenuhi kebutuhan modalnya melalui pemberian pembiayaan syariah yang mudah dan cepat. Pembiayaan dalam BMT bisa lewat al- Tamwilnya ataupun dari al-Malnya, maksudnya bisa menggunakan dana anggota investasi maupun dari anggota zakat, infaq dan shadaqahnya. Walaupun begitu tetap kewajiban atas BMT memerhatikan manajemen risiko dan kelayakan usaha dan jenis pembiayaan yang akan diberikan. Sehingga BMT lebih fleksibel dan menjangkau masyarakat menengah kebawah.3

Produk-produk pembiayaan yang ada di BMT lebih bervarian tergantung dari kebutuhan anggotanya bisa murabahah, ijarah, mudarabah dan lainnya. Agar praktik pembiayaan pada BMT tidak sama dengan praktik ban konvensional, maka

2 Luc Vinet dan Alexei Zhedanov, “A ‘missing’ family of classical orthogonal polynomials,”

Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical 44, no. 8 (2011): 7250–57, https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201. h. 357.

3 Pama, Pendidikan, dan 2022, “Manajemen BMT Dalam Pengelolaan Keuangan Santri Pondok Pesantren Al Mubarak DDI Tobarakka.”h. 2.

(4)

prinsip-prinsip pembiayaan syariah harus selayaknya dilakkukan dengan benar.

Salah satu pembiayaan yang ada di BMT adalah murabahah maka harus memenuhi semua prinsip yang ada pada murabahah semisal perjanjian antara koperasi dan anggota dalam bentuk pembiayaan pembelian atas suatu barang yang dibutuhkan anggota.4

Varian produk yang ada di lembaga syariah tentunya berakibat juga pada varian risiko pada setiap produknya sekaligus menambah varian risiko dibanding dengan lembaga keuangan yang bukan syariah. Walapupun begitu varian produk- produk syariah dimaksudkan dalam rangka enekan adanya risiko yang terjadi.

Risiko selalu megiringi dalam setiap aktifitas manusia. Apapun pekerjaannya atau aktifitasnya selalu saja ada wujud risikonya. Aktifitas bisnis yang dilakukan manusia selain mengandung profit atau keuntungan juga mengandung risiko di dalamnya. Bahkan semakin tinggi potensi profit suatu bisnis semakin tinggi pula potensi risiko yang ditanggung. Termasuk risiko yang ada pada lembaga keuangan adalah risiko kredit di mana hal itu pada setiap lembaga keuangan menjadi sesuatu keniscayaan, dan harus selalu diwaspadai dan tidak boleh lengah dalam masalah ini.

Salah satu resiko yang muncul dari pembiayaan adalah NPF (Non Performing Financing). Pembiayaan bermasalah/NPF adalah suatu kondisi pembiayaan, di mana ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang menyebabkan kelambatan dalam pengembalian atau diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan potensial loss.5

Pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF) di lembaga BMT yang dimaksud pembiayaan dengan akad murabahah, di mana pembiayaan

4 Mutiah Khaira Sihotang, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Pendapatan UMKM Pada BMT Amanah Ray,” Proceding Seminar Nasional Kewirausahaan 2, no. 1 (n.d.): 1220–29.h.

1222.

5 Arky Nafisa Beladiena, Neneng Nurhasanah, dan Udin Saripudin, “Analisis Nilai- Nilai Etika Bisnis Islam Terhadap Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah pada Produk AkdMurabahah,” n.d., h. 52

(5)

52 | Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah Vol. 5 No. 1 Maret 2023

murabahah ini paling banyak dilakukn oleh BMT Rahmat. Pembiayaan murabahah memiliki tingkat resiko yang tidak bisa 100% diprediksi dengan akurat. Pada proses pembiayaan ini terdapat dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu kemungkinan untung dan kemungkinan rugi. BMT harus mengatur dan menyiapkan segala langkah antisipasi guna menanggulangi setiap kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.6

NPF pada sebuah lembaga keuangan bila dibiarkan terus menerus tanpa adanya sebuah tindakan yang efektif dan efisien akan mengekibatkan terjadinya financil ditress. Istilah financial ditress berarti perusahaan keilangan pendapatan atau uangnya sehingga tidak mampu menutupi biayanya sendiri karena tingkat biaya yang lebih tinggi dari modal, sehingga berakibat perusahaan kesulitan dana untuk menutupi kewajibannya.7

Maka manajemen risiko diperlukan untuk meningkatkan mutu lembaga keuangan mikro syariah, sehingga lembaga keuangan mikro syariah memiliki reputasi yang baik. Penerapan manajemen risiko yang tepat mampu menciptakan sistem pengendalian internal yang baik dalam lembaga keuangan mikro syariah, sehingga dapat segera dilakukan tindakan korektif yang selaras dengan strategi dan cita-cita lembaga keuangan mikro syariah.8

Metode

Dilihat dari metodelogis, yang digunakan peneliti dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan

6 E Wijayanti, A Adityawarman - Diponegoro Journal Of, dan Undefined 2022, “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus pada Bank Wakaf Mikro Sunan Gunung Jati Ba’alawy),” ejournal3.undip.ac.id, diakses 27 Januari 2022. h.

3.

7 Riana Afliha E.K. dkk, Manajemen Risiko Pembiayaan Untuk Mengantipasi Kondisi Financial Distress Pada Bank Syariah, Journal of Islamic Economic Lariba 2017 vol.3, issue 2, 51- 64.

8 E Wijayanti, dkk, Diponegoro Journal Of, dan Undefined 2022, “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus pada Bank Wakaf Mikro Sunan Gunung Jati Ba’alawy),” ejournal3.undip.ac.id, diakses 27 Januari 2022. hIbid, 2

(6)

peneliti adala jenis penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian yaitu tempat atau lokasi yang digunakan peneliti sebagai obyek penelitian. Lokasi penelitian ini berada di BMT Rahmat Syri’ah Kab. Kediri. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena lokasi ini dekat dengan lokasi peneliti tempati.

Hasil dan Pembahasan

Penerapan manajemen risiko pada BMT Rahmat Kediri

Dalam penerapan manajemen risiko, yang dilakukan BMT Rahmat Semen Kediri dapat diklasifikasikan menjadi 3 tahapan antara lain9 :

1. Tahap pertama

Sebelum memberikan pembiayaan BMT Rahmat Syariah memberlakukan kewajiban memenuhi syarat sebelum mengajukan pembiayaan murabahah, antara lain:

a. Pengisian formulir pendaftaran anggota BMT.

b. Pengisian formulir pengajuan pembiayaan tertentu.

b. Melampirkan dokumen pribadi ( KTP/KK ) c. Jaminan

Tahapan ini sekaligus sebagai identifikasi kepada anggota pembiayaan dan selaigus pihak BMT dapat melakukan penghitungan potensi risiko yang akan datang dengan selalu meninmbang karakter, kemampuan, anggota kemudian baru melakukan asesmen tentag kelayakan pembiayaan dan besaran kelayakan pembiayaan.

BMT Rahmat saat ini berusaha untuk meminimalisir resiko-resiko pembiayaan melalui analisis pemberian pembiayaan seperti yang sedang diterapkan saat ini, dengan menggunakan prinsip 5C yaitu: Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economic.

9 Wawancara dan Dokumen, BMT Rahmat Syari’ah Semen Kediri, 26 April 2022

(7)

54 | Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah Vol. 5 No. 1 Maret 2023

a. Chararter yaitu melihat karakter anggota pembiayaan, yaitu dengan cara pihak BMT Rahmat memberikan formulir bagi anggota pemohon pembiayaan sebagai data awal calon anggota penerima pembiayaan. Pihak BMT mendapatkan informasi tentang karakter calon penerima pembiayaan.

Pihak BMT juga harus melakukan survey yang berkaitan dengan anggota penerima pembiayaan dari pihak anggota keluarga dan tetangga, serta tempat pembiayaan lainnya untuk mengetahui tentang perilaku, kejujuran, pergaulan, dan ketaatan calon anggota penerima pembiayaan.

b. Capacity (kemampuan) yaitu dengan melihat kemampuan calon anggota pembiayaan apakah ia mampu mengelola usahanya dengan baik dan benar sesuai standar usaha yang benar. Kemampuan memimpin dan mengelola sebuah usaha sebagai petunjuk calon anngggota pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian (akad) yang ditentukan.

Demikian juga untuk calon anggota pembiayaan perorangan, BMT Rahmat menganalisis apakah pemohon memiliki sumber-sumber penghasilan yang memadai untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan waktu yang telah disepakati.

c. Capital (modal) yaitu dengan melihat berapa banyak modal yang dimiliki oleh calon anggota pembiayaan. Pihak BMT memastikan bahwa calon penerima pembiayaan tudak hanya mengandalkan pembiyaan dari BMT Rahmat. Untuk mengetahui kemampuan calon anggota pembiayaan pihak BMT Rahmat melakukan analisis dengan beberapa cara yaitu:

1) BMT memeriksa laporan pembukuan keuangan usaha calon anggota pembiayaan setidaknya 3 bulan terakhir.

2) BMT melakukan asesmen lapangan ke tempat usaha calon anggota pembiayaan. Hal itu digunakan bagi BMT untuk menyusun perhiyungan potensi laporan keuangan usaha calon anggota pembiayaan, sehingga

(8)

pihak BMT Rahmat dapat mengetahui berapa modal yang dimiliki calon anggota penerima pembiayaan.

3) BMT Rahmat melakukan asesmen pada masyarakat sekitar tempat usaha calon anggota penerima pembiayaan mengenai usaha yang dijalankan oleh calon anggota penerima pembiayaan.

d. Colateral yaitu jaminan. Pihak BMT Rahmat mewajibkan bagi anggota yang mengajukan pembiayaan memberikan jaminan sebagai ikatan kepercayaan dalam pemberian pembiayaan, sekaligus sebagai manajemen risiko pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh BMT Rahmat.

e. Condition of economic yaitu kondisi ekonomi. BMT Rahmat dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dimulai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa depan sesuai sektor masaing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian pembiayaan untuk sektor tertentu jangan diberikan pembiayaan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga melihat prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang.

Mohammad Arif Hanafi,St, mengungkapkan, Pertama menulis surat pengajuan, kemudian kita teliti, kita wawancarai, ini kalo sudah anggota berarti sudah kita survey ya, selanjutnya kita tanyai sesuai kemampuan dia, semisalkan barang seharga 1 juta kita lihat kemampuan mengangsurnya seberapa, untuk itu ya di perlukan wawancara dan tanya-tanya. Nah itu kita menggunakan panduan 5C untuk panduan survey. Sehari atau sebulan dia itu pendapatannya berapa, kemudian pengeluaran berapa kemudian ditemukan kira-kira ngangsurnya dia sebulan berapa.

2. Tahap kedua

Mohammad Arif Hanafi,St, mengungkapkan, selanjutnya adalah kita melakukan pemeriksaan rutin ya, untuk mengetahui apakah ada anggota kita yang telat membayar. Jika ada nanti kita bisa tindaklanjuti.

(9)

56 | Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah Vol. 5 No. 1 Maret 2023

Sesuai dengan pernyataan di atas, BMT melakukan pemeriksaan pada sistem data keuangan anggota pada setiap bulannya, untuk mengetahui apakah ada anggota yang mengalami kredit macet atau tidak.

3. Tahap ketiga

Mohammad Arif Hanafi,St, mengungkapkan,Jika ada anggota yang mengalami macet pada saat mengangsur, kita ingatkan, jika memang anggota belum bisa membayar angsuran dikarenakan sakit, itu tidak papa, yg penting kita tidak putus komunikasi dengan anggota. Kalo konteks nya 2 tahun belakangan ini faktor nya karena pandemi, karena aktivitas dibatasi. Kemudian faktor lainnya itu karakter orangnya yang buruk, artinya itu juga kesalahan kita juga, ketika kita survey kita belum bisa memahami karakter anggota kita. Walaupun sebelumnya kita sudah menerapkan prinsip 5C untuk memahami anggota kita, tapi ya yang namanya manusia pasti kadang ada keteledoran. Untuk yang paling banyak itu faktor nya karena pandemi, jadi mereka memilih untuk bisa makan dari pada membayar angsuran, artinya jika seperti itu kita tunda pembayarannya atau recheduling.

Analisis manajemen risiko pada BMT Rahmat

Setiap lembaga keuangan yang menjalankan operasinya pasti sangat berkaitan dengan risiko sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa risiko lembaga keuangan semosal kopearsi atyau BMT syariah sangat rawan dengan risiko. Di sinilah kita membutuhkan manajemen pengendalian risiko pada setiap lembaga keuangan dalam setiap operasionalnya.

Manajemen risiko diperlukan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas mutu dan reputasi lembaga keuangan syariah,. Penerapan manajemen risiko yang tepat mampu menciptakan sistem pengendalian internal yang baik dalam lembaga keuangan syariah, sehingga dapat segera dilakukan tindakan korektif yang selaras dengan strategi dan cita-cita lembaga keuangan mikro syariah. Penulis sepakat bahwa

(10)

manajemen risiko merupakan sebuah upaya sistematis dan metosdologis untuk identifikasi, kuantifikasi, penentuan sikap, penetapan solusi, serta pengawasan dan evaluasi serta pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.

Sehingga risiko bisa diarahkan atau terkendali perlakuannnya dan penyembuhannya.

Semua upaya harus dijadikan sebagai dokumen tertulis dan dijalankan oleh seluruh SDM yang ada pada lembaga keuangan syariah.

Bagaimana mengelola agar operasional lembaga keuangan syariah bisa memimalisir risiko seminimal mungkin tanpa memnyebabkan kerugian baik bagi anggota maupun bagi lembaga keuangan itu sendiri. Risiko pembiayaan tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan manajemen risiko yang baik dan disiplin.

Penerapan manajemen risiko yang baik akan menghasilkan usaha yang relatif lebih stabil dan menguntungkan. Tidak hanya bagi lembaga keuangan semisal BMT juga tentunya bagi anggota yang dibiayai. Pada akhirnya, usaha yang berjalan dengan baik dan berkembang dapat memperbaiki perekonomian nasional, mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran karena berperan serta dalam membuka lapangan kerja.

Dalam hal ini BMT Rahmat Syariah telah melakukan proses dalam setiap operasional pembiayaannya dengan selalu memandang manajemen risiko dijalankann mulai dari awal perkenalan dengan anggota dan pengajuan pembiayaan sebagaimana hasil wawancara dan dokumen yang telah dikutip oleh penulis. BMT menggunakan tiga tahapan baik dalam pembiayaan maupun dalam menyelesaikan pembiayaan.

Dalam mencari dan menyalurkan dana pembiayaan kepada anggota tahapan awal yang dimulai dari pengajuan perlengkapan dokumen hingga adanya barang jaminan yang wajib dihadirkan merupakan wujud dari manajemen risiko yang sudah dilakukan oleh Pihak BMT kemudian adanya wawancara dengan calon anggota yang akan dibiayai dengan standar sikap 5 C (Character, Capacity, Capital, Collateral,

(11)

58 | Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah Vol. 5 No. 1 Maret 2023

Condition of economic ) semuanya mencerminkan dari pelaksanaan manajemen risiko yang sudah dilakukan oleh pihak BMT Rahmat. Secara tidak langsungn BMT Rahmat telah menggunakan pengendalian risiko pada teknik pengurangan risiko dan teknik penghindaran risiko di kemudian hari. Pihak BMT pada tahap pertama juga melaksanakan manajemen risiko dalam hal memudahkan idintifikasi risiko, dan pengukuran serta pengawasn kadar risikonya.

Permasalahan yang terjadi yaitu pada umumnya usaha produktif anggota yang di dominasi oleh para petani memiliki tingkat kelayakan yang masih rendah di karenakan perubahan alam. Permasalahan lain yang timbul adalah dari sifat dan karakter anggota sendiri, oleh karena itu kolektabilitas BMT Rahmat Syariah Semen Kediri dari tahun 2019 sampai 2021 mengalami kenaikan dan pada tahun 2022 mengalami penurunan pada persentase non perfoming financing yaitu ditahun 2019 sebesar 0%, ditahun 2020-2021 sebesar 5 % dan pada tahun 2022 sebesar 0 %.

Kondisi umum anggota yang seperti ini menjadikan BMT Rahmat yang sekarang lebih selektif dalam memberikan pembiayaan kepada para anggota. Hal ini sangat beralasan di samping usaha para anggota belum sepenuhnya kredibel atau belum memenuhi syarat pemberian pembiayaan serta pihak BMT Rahmat tidak ingin mengambil kemungkinan risiko yang dapat merugikan BMT itu sendiri nantinya dengan tidak memperhatikan kelayakan dari anggota-anggota yang akan diberikan pembiayaan.

Pada tahap ketiga di mana tahap ini berisi tentang penanggulangan pembiayaan bermasalah, mulai dini yaitu kurang lancar, kemudian diragukan kelancarannya sampai dengan dikatakan sebagai pembiyaan yang macet. Tentunya hal itu terjadi dengan berbagai macam alasan pada anggota.

Dalam menghadapi risiko di atas pihak BMT Rahmat mengedepankan kekeluargaan, dengan memandang bagaimanapun risiko tersebut berasal dari anggota BMT yang tentunya sudah lolos menjadi anggota pembiyaaan, tentunya

(12)

merupakan anggota yang telah tersaring dari tahapan-tahapan sebelumnya dan aspek-aspek nilai-nilai koperasi yang mengedepankan akan kekeluargaan pada setiap anggota dimunculkan dan pihak BMT tidak terburu-buru mengekskusi jaminan.

Pada tahapan ketiga pihak BMT Rahmat menggunakan manajemen risiko pada identifikasi risiko, pengukuran risiko pemantauan dan mulai pengendalian risiko pada pembiayaan macet.

Dalam penerapan manajemen risiko pembiayaan BMT Rahmat melakukan:

1. Identifikasi Risiko

BMT Rahmat mengidentifikasi risiko pembiayaan pada seluruh aktifitas produknya untuk kegiatan pembiayaan. Idendtifikasi ini dalam rangka penilaian risiko pembiayaan memperhatikan kondisi keuangan anggota, khususnya kemampuan memenuhi kewajibannya tepat waktu, serta jaminan yang diserahkan. Demikian juga penilaian harus mencakup analisis terhadap lingkungan anggota, karakteristik usaha anggota, kondisi laporan keuangan terakhir, dan dokumen lain yang dapat digunakan untuk mendukung analisis yang menyeluruh terhadap kondisi anggota pembiayaan.

2. Pengukuran Risiko

Setelah melakukan identifikasi berbagai jenis risiko pembiayaan yang akan dihadapi, maka langkah selanjutnya yaitu risiko tersebut harus diukur oleh BMT Rahmat. Sistem pengukuran risiko pembiayaan pada BMT Rahmat perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Karakteristik setiap jenis risiko pembiayaan, kondisi keuangan anggota serta persyaratan dalam perjanjian pembiayaan.

b. Jangka waktu pembiayaan dikaitkan dengan perubahan potensi yang terjadi di kemudian hari.

c. Aspek jaminan atau agunan

(13)

60 | Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah Vol. 5 No. 1 Maret 2023

d. Potensi terjadinya kegagalan membayar (default), baik berdasarkan hasil penilaian pendekatan yang menggunakan proses pemeringkatan secara intern (internal risk rating).

3. Pemantauan Risiko

BMT Rahmat mengembangkan dan menerapkan sistem informasi dan prosedur untuk memantau kondisi anggota pembiayaan. Sistem pemantauan risiko BMT Rahmat, yaitu sebagai berikut :

a. Memastikan bahwa BMT mengetahui kondisi keuangan terakhir dari anggota.

b. Memantau kepatuhan terhadap persyaratan dalam perjanjian pembiayaan.

c. Menilai kecukupan agunan yang dibandingkan dengan kewajiban anggota.

d. Mengidentifikasikan ketidak-tepatan pembayaran dan mengklasifikasi pembiayaan bermasalah secara tepat waktu.

4. Pengendalian Risiko

Setelah melakukan tahapan-tahapan di atas BMT Rahmat melakukan pengendalian risiko dengan cara melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan tepat waktum dalam rangka keperluan tindakan perbaikan. Data penyimpangan yang terjadi dapat digunakan untuk mengendalikan dengan baik.

Adapun salah satu sistem pengendalian yang banyak membantu BMT Rahmat dalam meminimalisir terjadinya risiko pembiayaan yaitu dengan cara rescheduling (kebijakan jadwal ulang angsuran).

Paparan wawancara dan dokumen di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pihak BMT melakukan penyelesaian kredit macet dengan cara kekeluargaan dan memilih rescedhuling sebagai solusi terakhir dalam menghadapi anggota yang mengalami kredit macet (pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya).

(14)

Kesimpulan

Penerapan manajemen risiko pembiayaan pada BMT Rahmat dimulai dari tahapan awal kegiatan pembiayaan pemberian pembiayaan BMT Rahmat Semen Kediri menggunakan panduan survey prinsip 5C yang mana terdiri dari: Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economic. Dengan penerapan prinsip 5C diharapkan BMT Rahmat akan memperoleh anggota-anggota yang layak dan bertanggung jawab atas kewajibannya setelah menerima pembiayaan. Kemudian pada tahapan ke dua BMT Rahmat terus melakukan pemenatauan terhadap anggota pembaiyaan dan memberikan dampingan sampai anggota pembiayaan bisa menyelesaikan kewajibannya. Kemuidan pada tahapan ketiga tahapan di mana telah terindentifikasi anggota pembiayaan yang macet, maka dilakukan manajemen risiko pembiayaan macet dengan mengedepankan cara non litigasi, dengan memendang anggota pembiayaan adalah anggota BMT Rahmat dan didampingi sampai bisa memenuhi kewajibannya.

Penerapan manajemen risiko pembiayaan pada BMT Rahmat dengan tiga tahapan mulai dari awal pembiayaan sampai penyelesian pembiayaan sesuai dengan teori menejemen risiko yang terdiri dari identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko, pengendalian risiko. Identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko serta pengendaliannya sudah dilakukan sejak tahap awal dan tahap kedua sedangkan tahap ketiga yang merupakan tahap penyelesaian pembiayaan bermasalah sudah masuk kategori pengendalian risiko.

Daftar Pustaka

Arky Nafisa Beladiena, Neneng Nurhasanah, dan Udin Saripudin, “Analisis Nilai- Nilai Etika Bisnis Islam Terhadap Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah pada Produk AkdMurabahah,” n.d.

E Wijayanti, A Adityawarman - Diponegoro Journal Of, dan Undefined 2022,

“Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Pada Lembaga Keuangan Mikro

(15)

62 | Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah Vol. 5 No. 1 Maret 2023

Syariah (Studi Kasus pada Bank Wakaf Mikro Sunan Gunung Jati Ba’alawy),”

ejournal3.undip.ac.id.

E Wijayanti, dkk, Diponegoro Journal Of, dan Undefined 2022, “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus pada Bank Wakaf Mikro Sunan Gunung Jati Ba’alawy),”

ejournal3.undip.ac.id.

Luc Vinet dan Alexei Zhedanov, “A ‘missing’ family of classical orthogonal polynomials,” Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical 44, no. 8 (2011): 7250–57, https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201.

MA Pama, MP Aditya - Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan, dan Undefined 2022,

“Manajemen BMT Dalam Pengelolaan Keuangan Santri Pondok Pesantren Al Mubarak DDI Tobarakka,” jurnal.staiddimakassar.ac.id.

Mutiah Khaira Sihotang, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Pendapatan UMKM Pada BMT Amanah Ray,” Proceding Seminar Nasional Kewirausahaan 2, no. 1 (n.d.): 1220–29.

Pama, Pendidikan, dan 2022, “Manajemen BMT Dalam Pengelolaan Keuangan Santri Pondok Pesantren Al Mubarak DDI Tobarakka.”

Riana Afliha E.K. dkk, Manajemen Risiko Pembiayaan Untuk Mengantipasi Kondisi Financial Distress Pada Bank Syariah, Journal of Islamic Economic Lariba 2017 vol.3, issue 2, 51-64.

This article is under:

Copyright Holder :

© Meldi Candra Oktapian, Ahmad Fauzi (2023).

First Publication Right :

© Jurnal At-Tamwil: Kajian Ekonomi Syariah

Referensi

Dokumen terkait

Dimensi keberhasilan: dunia dan akhirat (long term oriented) dan sangat memperhatikan kebersihan sumber, kebenaran proses dan kemanfaatan hasil. Dalam jaminan Pemenuhan

CONCLUSIONS From the results of this study should the teachers especially English teacher teachers can apply the technique "English Area" in an effort to improve the ability to speak