p-ISSN: 2715-1913
DOI: https://doi.org/10.31539/joeai.v6i2.8193
588
ANALISIS RAPOR PENDIDIKAN DALAM PERENCANAAN BERBASIS DATA PADA RKAS SMPN 4 BETARA
Ferry Anggriawan1, Mohamad Muspawi2 Universitas Jambi1,2
ABSTRAK
Platform rapor pendidikan saat ini masih menjadi hal baru di dunia pendidikan Indonesia, khususnya sekolah dalam hal dimensi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pendidikan. Rapor Pendidikan merupakan hasil evaluasi dari asesmen nasional yang telah diikuti oleh peserta didik pada satuan pendidikan dari berbagai sistem yang terintegrasi yang merupakan bahan evaluasi dan sebagai bahan untuk menentukan solusi ataupun strategi yang efektif dalam identifikasi permasalahan secara komprehensif. Tujuannya adalah untuk mengakomodasi transformasi pemerataan sistem pendidikan dan memastikan peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang berkualitas. Hal inilah yang menjadi bahan evaluasi bagi kompoinen yang terkait di satuan pendidikan, agar dapat menjadikan sebagai landasan tolak ukur dalam perencanaan berbasis data, sehingga pada akhirnya akan dituangkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah.
Kata kunci: Rapor pendidikan, Perencanaan Berbasis Data, Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
The education report card platform is currently still a new thing in the world of Indonesian education, especially schools in terms of the dimensions of the development of science and technology in education. The Education Report Card is an evaluation result of the national assessment that has been followed by students in education units from various integrated systems which is an evaluation material and as a material for determining effective solutions or strategies in identifying problems comprehensively.
The aim is to accommodate the transformation of education system equity and ensure that students get a quality learning experience. This is an evaluation material for the relevant components in the education unit, so that it can be used as a benchmark foundation in data-based planning, so that in the end it will be outlined in the School Activity and Budget Plan.
Keywords: Education Report, Data-Based Planning, School Activity Plan and Budget
PENDAHULUAN
Pada masa saat ini, Indonesia menghadapi berbagai macam tantangan dalam mempersiapkan generasi emas yang dapat dijadikan pewaris dalam eksistensi Indonesia sebagai sebuah negara dan bangsa yang merdeka. Dengan kata lain dapat, apa yang akan dilakukan pada masa kini akan menjadi sebuah hasil yang akan dinikmati pada masa yang akan datang. Pada masa kini, arus globalisasi yang kian pesat, mengharapkan
589
adanya sebuah konsep pendidikan yang dapat menjadikan bangsa Indonesia mampu bersaing dan berdiri sejajar dengan bangsa lain di muka bumi.
Sejalan dengan hal tersebut, konsep tujuan pendidikan nasional dalam UUD 1945 yaitu Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan sebuah konsep yang visioner dan berimbas kepada sebuah makna gambaran pendidikan maju bersaing dan menjadi bagian dari transformasi pola kehidupan di dunia modern. Maka dari itu, sudah selayaknya pendidikan di masa kini khususnya satuan pendidikan dapat mengikuti kodrat zaman yang ada dan menjadikan suatu perubahan itu sebagai tantangan yang harus dihadapi.
Dalam kesempatan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan visi pendidikan Indonesia sebagai kerangka untuk membangun lembaga pendidikan teladan. Secara khusus tujuannya adalah mewujudkan Indonesia Maju yang memiliki kedaulatan, karakter, pemikiran kritis, kreativitas, kemandirian, ketaqwaan beragama, keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, kemampuan berkolaborasi, dan keberagaman global. Untuk mewujudkan pendidikan berkualitas bagi seluruh warga negara Indonesia, pemerintah meluncurkan inisiatif pendidikan baru yang disebut Merdeka Belajar, dengan tujuan mewujudkan tujuan pendidikan Indonesia.
Pendidikan yang bermutu menekankan pada penanaman kompetensi dasar dan karakter, dengan tujuan memfasilitasi kemajuan belajar siswa dan meningkatkan kompetensi dan karakter mereka secara keseluruhan (Musikariwati dkk., 2023)
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh kemendikbudristek dalam kurikulum merdeka adalah platform Rapor Pendidikan. Rapor pendidikan merupakan merupakan penyempurnaan dari rapor mutu sebelumnya yang telah dikeluarkan oleh kemendikbudristek. Dengan adanya platform rapor Pendidikan diharapkan satuan pendidikan khususnya sekolah dapat menjadikan hasil yang tersaji dalam platform tersebut sebagai dasar untuk perencanaan berbasis data yang kemudian akan menjadi program yang terstrukur dalam manajerial sekolah dan selanjutnya dituangkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS).
Berfokus pada rapor pendidikan sebagai suatu platform yang menyajikan hasil dari Asesmen Nasional sebagai bentuk penyempurnaan dari mutu pendidikan nasional.
Tujuan utama adalah rapor pendidikan adalah untuk mengidentifikasi berbagai tantangan yang terdapat pada dunia pendidikan saat ini. Berbagai tantangan yang telah teridentifikasi akan dijadikan acuan dalam penyusunan perbaikan proses pembelajaran (Kiriana & Widiasih, 2023).
Berangkat dari persoalan mengenai rapor pendidikan dan pengimplemntasiannya pada perencaanan berbasis data di sekolah, maka ini telah menjadi sebuah bahan pertimbangan yang efesien bagi seorang kepala sekolah dalam fungsi manajerial di satuan pendidikan pada penyusunan RKAS yang berimplementasi dalam penggunaan manajemen Dana Bantuan Operasional Sekolah. Hal tersebut merupakan keharusan sebagai bentuk transparasi penggunaan anggaran di sekolah yang bercermin kepada rapor pendidikan yang menjadi acuan dasar evaluasi, refleksi dan intropeksi diri sekolah secara konstruktif.
590
Berbagai kegiatan manajerial yang perlu dilaksanakan pemimpin juga menjadi tanggung jawabnya misalnya dalam hal proses belajar mengajar, administrasi siswa, administrasi pegawai, administrasi perlengkapan, administrasi kantor, administrasi perpustakaan, administrasi hubungan masyarakat dan administrasi keuangan. Pemimpin juga bertanggung jawab dalam melakukan penyediakan dukungan seperti halnya dana, sarana, maupun iklim akademik yang bagus bagi pengembangan kompetensi guru, siswa, maupun tenaga kependidikan (Jelantik, 2015).
Muspawi dkk., (2020) mengatakan keberhasilan mencapai tujuan pendidikan di sebuah sekolah banyak disandarkan pada kepiawaian seorang kepala sekolah dalam memimpin, dengan kepemimpinan yang baik segala potensi yang dimiliki oleh sekolah akan bergerak dan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
Platform rapor pendidikan saat ini masih menjadi hal baru di dunia pendidikan Indonesia, khususnya sekolah dalam hal dimensi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pendidikan. Rapor pendidikan merupakan hasil dari asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) yang mengukur kualitas belajar literasi, numerasi, dan karakter serta survei kualitas lingkungan belajar (SULINGJAR), termasuk aplikasi- aplikasi yang terkait seperti dapodik, SIMPKB, ARKAS, Siplah, dan lain-lain.
Tujuannya adalah untuk mengakomodasi transformasi pemerataan sistem pendidikan dan memastikan peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang berkualitas. Hal inilah yang menjadi bahan evaluasi bagi stakeholder di sekolah, agar dapat menjadikan sebagai landasan tolak ukur dalam perencanaan berbasis data.
Platform rapor pendidikan adalah website yang merupakan wujud dari salah satu pengembangan teknologi pada saat ini, dimana peran pemangku kepentingan di sekolah seperti kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dapat mengakses melalui akun id belajar dan mempelajari hasil yang diperoleh untuk nantinya dikembangkan dalam program rencana kegiatan sekolah pada tahun anggaran berikutntya.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukan di atas, maka dari itu penelitian ini dilakukan dengan rumusan permasalahan yang akan dibahas penelitian ini ; (1) Pertama,bagaimanakah kepala sekolah membaca dan memahami rapor pendidikan sebagai dasar dalam menyusun program sekolah. (2) Kedua, bagaimana melakukan analisis rapor pendidikan yang menjadi dasar dalam menyusun program berbasis data (PBD) yang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS).
Merujuk pada rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan (1) Pertama, mendeskripsikan pola pemahaman kepala sekolah dalam memahami rapor pendidikan sebagai dasar atau data dalam menyusun program. (2) Kedua, untuk mendeskripsikan analisis rapor pendidikan sekolah dalam menyusun program berbasis data yang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Anggran Sekolah (RKAS), dan selanjutnya penelitian ini bermanfaat secara praktis bagi kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan yang belum memiliki kemampuan untuk membaca dan menganalisis rapor pendidikan sebagai bentuk evaluasi yang akan menjadi bahan konstruktif untuk membangun program sekolah yang berkelanjutan, serta juga secara teoritis dalam
591
pengembangan penelitian selanjutnya dalam sudut pandang pemikiran ataupun pemahaman yang berbeda.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis sebagai peneliti akan melakukan penelitian deskriptif dengan metode reduksi data. Peneliti berusaha mendeskripsikan analisis rapor pendidikan yang dijadikan sebagai dasar atau data pokok oleh pihak satuan pendidikan untuk menyusun program berbasis data dan kemudian akan dituangkan dalam rencana kegiatan anggaran sekolah. Hal ini senada dengan Creswell (2019), menjelaskan, dalam prosedur pengumpulan data kualitatif, dimulai dari mengidentifikasi lokasi dan individu yang sengaja dipilih, kemudian responden ditentukan sesuai dengan relevansi dengan data yang dibutuhkan.
Disini, peran kepala sekolah dalam fungsi manajerial sekolah sangat memegang peranan yang signifikan dalam membaca dan menganalisis serta pemahaman terhadap platform rapor pendidikan. Karena selanjutnya Kepala Sekolah harus mampu memberikan pemahaman kepada para guru, tenaga kependidikan maupun pemangku kepentingan pendidikan, bagaimana proses identifikasi terhadap rapor pendidikan dan bagaimana memberikan pemahaman terhadap analisis perencanaan berbasis data, yang pada nantinya akan menjadi sebuah program maupun kegiatan yang tepat guna untuk dimasukan dalam RKAS.
RKAS merupakan penjabaran secara rinci dan detail program sekolah yang berlaku selama 1 (satu) tahun pelajaran, merupakan kegiatan yang disusun sekolah untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). RKS dan RKAS adalah dokumen yang berisi perencanan sekolah yang tersusun dalam dokumen secara tertulis akan menjadi pedoman bagi sekolah dalam melaksanakan program-program kegiatan dalam rangka untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah tersebut.(yasifun, 2019)
Dikarenakan platform rapor pendidikan merupakan aplikasi dalam bentuk website dengan akses menggunakan email id belajar, maka sudah sepatutnya kepala sekolah harus memiliki kecakapan Teknologi dan Informatika (TIK) dalam kepemimpinannya dalam satuan pendidikan, dan juga penyediaan sarana TIK pada sekolahnya sebagai sarana akses kepada platform rapor pendidikan bagi guru, tenaga kependidikan, peserta didik maupun pemangku kepentingan dalam pendidikan di sekolah tersebut.
Hal ini sebagaimana dikemukan oleh Muspawi, (2020) salah satu strategi menjadi kepala sekolah yang profesianal yakni mengupayakan kehadiran internet yang mudah dan murah di sekolahnya, fasilitas internet yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan sekolah, seperti bisa mengatur dan mengubah jadwal, kepegawaian, penganggaran, dan struktur lain yang ada secara konkret, nyata, produktif, dan strategis.
Termasuk juga melaksanakan berbagai kegiatan dan pekerjaan berbasis digital.
Adapun objek dalam penelitian ini, mengangkat permasalahan yang ada di SMPN 4 Betara. Dipilihnya sekolah ini dikarenakan sekolah ini berada dibagian pedesaan pada kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi dengan nilai akreditasi baik pada tahun 2023. Berdasarkan dari data manajemen BOS, SMPN 4 Betara adalah sekolah yang
592
mendapatkan bantuan dana BOS Afirmasi dan kinerja untuk keperluan pembelajaran TIK di sekolah dari tahun 2019, 2020, 2021 dan tahun 2023 dari kemendikbudristek diluar dana BOS reguler.
Tabel 1. Data Bantuan Peralatan TIK SMPN 4 Betara 2019 – 2023
No Uraian Nilai Keterangan
1 Bantuan BOS Afirmasi 2019 Rp. 80.000.000,-
Tablet Multimedia (28 Unit) Laptop Acer Core i3 (1 Unit) Proyektor Infocus (1 Unit) Router (1 Unit)
2 Bantuan BOS Afirmasi 2020 Rp. 40.000.000,- Laptop Acer Amd A4 (4 unit) PC HP All in one (1 Unit) 3 Bantuan Langsung Peralatan
TIK Kemendikbud 2021 Rp. 50.000.000,-
Chorembook Zyrex (15 Unit) Router (1 Unit)
Proyektor Inf
4 Bantuan BOS Kinerja
Berkemajuan Terbaik Rp. 35.000.000,-
PC Ipason core I5 Gen. 11th (1 Unit) Peralatan CCTV (1 Unit)
Buku Penunjang Literasi dan Numerasi (2 Paket)
Peralatan Hadrah (1 Set)
Sumber: Data Labkom SMPN 4 Betara
Pemilihan SMPN 4 Betara sebagai objek penelitian dinilai cukup relevan dengan pemahaman akan penggunaan platform rapor pendidikan dan perencanaan berbasis data, mengingat berdasarkan tabel di atas, hampir setiap tahun berjalan SMPN 4 Betara mendapatkan Bantuan dari Pemerintah melalui kemdikbudristek. Maka dari itu dapatlah dilihat bagaimana perkembangan sekolah ini sebagai satuan pendidikan yang cukup mumpuni untuk dapat berkembang pesat dalam hal sarana dan prasarana TIK yang mendukung dalam kegiatan Asesmen nasional.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer yang bersumber dari rapor pendidikan SMPN 4 Betara yaang diakses melalui akun id belajar Kepala SMPN 4 Betara, Yun Zarnedi, S.Pd, pada tanggal 13 nopember 2023, Kemudian, data rapor tersebut digunakan sebagai dasar acuan atau pondasi Kepala Sekolah bersama majelis guru dan tenaga kependidikan serta Komite dan tim manajemen BOS SMPN 4 Betara dalam menyusun program RKAS.
Wawancara dan observasi langsung dengan narasumber, yakni kepala sekolah.
Wawancara menggunakan pertanyaan terbuka, artinya dapat memperoleh lebih dari satu jawaban responden. Pertanyaan angket dikembangkan berdasarkan modifikasi angket yang sudah ada sebelumnya, meliputi komponen pengetahuan responden terhadap rapor pendidikan baik dari cara menggunakan dan mengunduh data yang ada pada platform, kemudian kemampuan menerjemahkan atau mengidentifikasi komponen dalam rapor pendidikan, dan terakhir yakni tentang penyusunan program yang didasarkan analisis pada data rapor pendidikan sebagai dasar yang konstruktif.
593 HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Berdasarkan rapor pendidikan yang telah diunduh pada tanggal 13 Nopember 2023 dapat dilihat bahwa capaian pada kemampuan literasi dalam cakupan Sedang (57,69% siswa sudah mencapai kompetensi minimum). Persentase peserta didik berdasarkan kemampuan dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi beragam jenis teks (teks informasional dan teks fiksi). 40% - 70% peserta didik telah mencapai kompetensi minimum untuk literasi membaca namun perlu upaya mendorong lebih banyak peserta didik dalam mencapai kompetensi minimum. Ini berarti naik dari tahun 2022 sebesar19,81%, dengan skor 48,15 secara peringkat Kabupaten tanjung Jabung Barat yakni dalam peringkat menengah atas (21-40%) dan secara nasional berada pada peringkat menengah (41-60%).
Pada cakupan kemampuan numerasi, Persentase peserta didik berdasarkan kemampuan dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan, atau berada dalam capaian kurang (7,69% siswa sudah mencapai kompetensi minimum).
Berdasarkan capaian tersebut, Kurang dari 40% peserta didik telah mencapai kompetensi minimum untuk numerasi dan perlu upaya mendorong peserta didik dalam mencapai kompetensi minimum. Skor pada tahun 2023 adalah sebesar 45,77, ini berarti mengalami penurunan sebesar 88,85% dari tahun 2022, dimana skor yang didapat adalah 68,97, Secara peringkat Kabupaten tanjung Jabung Barat yakni dalam posisi bawah yakni (81-100%), dan secara nasional berada di peringkat bawah dengan persentase yang sama yakni (81-100%).
Pada capaian dimensi karakter, Kecenderungan peserta didik dalam bersikap dan berperilaku berdasarkan nilai-nilai pelajar Pancasila yang mencakup beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, gotong-royong, kreativitas, nalar kritis, kebinekaan global, serta kemandirian, berada pada capaian niai sedang (49,38). Ini berarti Peserta didik telah menyadari pentingnya nilai-nilai karakter pelajar pancasila yang berakhlak mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta berkebinekaan global, namun masih perlu dukungan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai ini turun 0,20% dari tahun 2022 dengan nilai sebesar 49,48 dan berada pada peringkat menengah bawah (61-80%) secara Kabupaten tanjung Jabung Barat, sedangkan secara nasional di peringkat bawah (81-100%).
Selanjutnya pada dimensi pengalaman pelatihan PTK, Proporsi guru dan kepala sekolah yang pernah mengikuti pelatihan melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan non-PMM pada pelatihan kurikulum dan/atau bidang pengetahuan bidang studi, pedagogi, manajerial, atau pelatihan lain dikali bobot masing-masing pelatihan. Dengan nilai 35,7 berada dalam kategori sedang karena Provinsi/Kabupaten/Kota/Satuan Pendidikan berkembang dalam keikutsertaan guru dalam pelatihan.
Dalam dimensi kualitas pembelajaran, Kualitas pengelolaan kelas dan penyelenggaraan pembelajaran interaktif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. Dengan nilai sebesar 55,85 berada dalam capaian kurang, atau turun
594
dari nilai tahun 2022 sebesar 58,45 atau 4,45%, dengan defenisi capaian suasana pembelajaran yang kondusif, dukungan afektif dan aktivasi kognitif belum diberikan oleh guru.
Kemudian pada dimensi keamanan sekolah, kondisi satuan pendidikan yang kondusif yang memberikan rasa aman (secara fisik dan psikologis), seperti tidak adanya perundungan dan hukuman fisik. Berada dalam kategori baik dengan nilai 64,66, walaupun mengalamai penurunan sebesar 3,88% yakni dari nilai tahun lalu sebesar 67,27. Berada pada peringkat menengah atas (21-40%) secara kabupaten Tanjung Jabung Barat dan peringkat menengah (41-60%) secara nasional. Adapun defenisi capaian Satuan pendidikan memiliki lingkungan sekolah yang aman, terlihat dari kesejahteraan psikologis yang baik dan rendahnya kasus perundungan, hukuman fisik, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan narkoba. Satuan pendidikan dapat mempertahankan kualitas warga sekolah dalam mencegah dan menangani kasus untuk menciptakan iklim keamanan di lingkungan sekolah.
Selanjutnya pada dimensi Iklim Kebhinekaan, capaian yang telah dicapai adalah Kondisi sekolah yang menunjukkan adanya sikap dan perilaku kepala sekolah dan guru dalam menerapkan toleransi agama dan budaya serta komitmen kebangsaan. SMPN 4 Betara telah menunjukan angka 63,65 pada tahun 2023, naik 10,35% dari tahun 2022 sebesar 57,68. Dengan defensi capaian yaitu Satuan pendidikan mulai mengembangkan suasana proses pembelajaran yang menjunjung tinggi toleransi agama/kepercayaan dan budaya; mendapatkan pengalaman belajar yang berkualitas; mendukung kesetaraan agama/kepercayaan, budaya, dan gender; memperkuat nasionalisme.
Kemudian dalam dimensi program dan kebijakan sekolah untuk mencegah dan menanggulangi perundungan, hukuman fisik, kekerasan seksual, penyalahgunaan narkoba, kesetaraan gender, dan intoleransi. Berada dalam ketegori sedang dengan nilai 57,32 pada tahun 2023. Hal ini menunjukan capaian defensi Satuan pendidikan melibatkan orang tua dan murid dalam beberapa kegiatan di satuan pendidikan khususnya berupa kegiatan akademik dan atau non-akademik.
Dibandingkan tahun 2022, kemampuan literasi mengalami peningkatan paling tinggi diantara indikator yang lain pada rapor pendidikan. Berdasarkan data yang ada iklim keamanan menjadi capaian dengan kemajuan terbaik meski demikian dimensi pada bagian numerasi mengalami capaian paling rendah, sehingga perlu adanya refleksi terutama dalam penguasaan domain aljabar. Dengan melihat rapor pendidikan yang tersaji dapat dijadikan sebuah evaluasi yang baik untuk menentukan arah kebijakan dalam peningkatan yang mempelajari akar permasalahan yang terjadi pada satuan pendidikan, seperti program peningkatan kompetensi GTK ataupun program yang berbasis data dalam penyedian bahan-bahan penunjang kegiatan numerasi, sehingga pada akhirnya nanti solusi yang dapat dilakukan secara konstruktif menjadi tindak lanjut yang relevansi sesuai dengan pemerataan pendidikan dan sesuai dengan harapan bersama dalam tujuan pendidikan nasional.
595
Gambar 1. Ringkasan Rapor Pendidikan SMPN 4 Betara
Sumber : Rapor pendidikan SMPN 4 Betara Tahun 2023
Pembahasan
Berdasarkan dari apa yang telah dipaparkan sebelumnya kita dapat melihat ringkasan bahwa, rapor pendidikan merupakan platform yang saling berhubungan antar semua aplikasi yang ada pada satuan pendidikan seperti dapodik, siplah, arkas, sulingjar, dan ANBK serta sumber lain yang relevan. Tentu dengan melihat hasil dari rapor pendidikan dapat diperoleh data yang dapat menjadi bahan yang bersifat konstruktif dalam menyusun anggran dan kegiatan di satuan pendidikan, khususnya SMPN 4 Betara.
Dari wawancara yang dilakukan bersama responden , dapat diketahui bahwa kondisi yang ada dilapangan dari mulai perhatian kepada pengembangan kemampuan numerasi yang seakan-akan terhambat dengan berbagai faktor yang menyertainya. Maka dari itu, hal yang perlu diperhatikan bahwa turunnya nilai numerasi bukanlah merupakan tanggung jawab guru yang mengampu mata pelajaran numerasi saja seperti matematika ataupun IPA, melainkan merupakan tanggung jawab dari semua yang terlibat pada satuan pendidikan khususnya permangku kepentingan pendidikan. Hal ini merupakan sarana untuk menciptakan iklim kolaboratif dalam membaca dan mengidentifikasi persoalan berkaitan dengan pengetahuan numerasi di SMPN 4 Betara. Hal ini sejalan dalam buku Panduan Penguatan Literasi Dan Numerasi Di Sekolah, (kemendikbud, 2021), yakni tentang Agar numerasi berguna bagi peserta didik maka haruslah dipelajari dalam berbagai konteks dan melalui semua mata pelajaran sekolah, bukan hanya matematika. Pendekatan yang dibutuhkan adalah apa yang disebut sebagai numerasi lintas mata pelajaran, yaitu peran aktif dari guru mata pelajaran selain matematika untuk
596
mengidentifikasi kesempatan numerasi di dalam mata pelajaran yang diajarnya dan untuk menstimulasi diskusi mengenai numerasi dalam kurikulum semua mata pelajaran.
Ini tidak berarti bahwa guru non-matematika berubah fungsi menjadi pengajar matematika, melainkan mereka menanamkan (embed) numerasi dalam mata pelajaran yang mereka ajar tanpa kehilangan fokus pada mata pelajaran tersebut. Guru dapat menciptakan berbagai jenis kesempatan belajar numerasi melalui hal berikut: 1) Mengidentifikasi tuntutan numerasi spesifik dari mata pelajaran mereka dengan menganalisis kurikulum mata pelajaran disiplin ilmu yang diajar. 2) Memberikan pengalaman dan peluang belajar yang mendukung penerapan pengetahuan dan keterampilan matematika umum peserta didik. 3) Menyadari penggunaan yang benar dari terminologi matematika di mata pelajaran mereka dan menggunakan bahasa ini dalam pengajaran mereka yang sesuai.
Lebih lanjut lagi kemendikbud, (2021) mengemukakan bahwa pada saat guru non- matematika turut memperhatikan numerasi dalam mata pelajaran lintas kurikulum sebenarnya dapat meningkatkan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut. Sebagai contoh, seorang guru IPS ketika turut melatih siswa dalam membaca dan menginterpretasi data yang disajikan melalui grafik dengan baik akan membantu siswa juga dalam memahami pelajaran, misalnya mengenal ketidakmerataan distribusi kekayaan dan kekuasaan yang terjadi di masyarakat. Dengan demikian, ketika guru memperkuat kemampuan numerasi siswa, secara timbal balik, kemampuan siswa untuk memahami disiplin ilmu tersebut juga meningkat.
Gambar 2. Contoh Numerasi Lintas Kurikulum
Sumber : Buku Panduan Penguatan Literasi Dan Numerasi Di Sekolah, 2021
Selanjutnya setelah melihat akar permasalahan yang terjadi dan mengidentifikasi hasil yang tertuang dalam rapor pendidikan, langkah selanjutnya adalah perencanaan berbasis data yang akan ditunagkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah.
597
Hal ini berarti, adanya sebuah langkah yang efesien dalam merancang kegiatan ataupun program yang ada di satuan pendidikan dalam bentuk acuan data yang diperlukan, terutama sekali dalam bentuk pemaparan yang akan dialokasikan dalam anggaran dan belanja BOS pada tahun berikutnya. Hasil analisis rapor pendidikan yang diperoleh informasi, kemudian ditemukan masalah, menjabarkan rencana program yang dituangkan dalam RKAS, selanjutnya adalah aksi dari rencana sehingga capaian kompetensi litetasi dan numerasi dapat ditingkatkan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arwildayanto dkk., (2017), Kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan perlu memerhatikan sejumlah prinsip, antara lain, 1) hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang diisyaratkan dalam regulasi dan kebijakan yang berlaku, 2) terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan lembaga pendidikan, 3) keharusan penggunaan kemampuan atau hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini memungkinkan, 4) transparansi sebagai implikasi dari keterbukaan informasi publik, 5) penguatan partisipasi publik atau masyarakat.
Menurut Mestry, (2006), Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian integral dari efektif manajemen sekolah. Dalam struktur manajemen itu bisa dianggap mirip dengan kurikulum atau nilai-nilai kemanusiaan, dalam halstatus dan pengaruh.
Pelatihan dalam manajemen keuangan sangat penting dalam mempersiapkan dan membekali manajer sekolah dengan keterampilan keuangan. Ini Pelatihan harus memungkinkan badan pengelola sekolah untuk bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan dana yang telah diterima untuk pencapaiannya objek sekolah tertentu
Dalam rangka implementasinya (MBS), manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai tahap penyusunan anggaran, penggunaan anggaran, sampai dengan pengawasan dan pertanggung jawaban anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif, efesien, tidak ada kebocoran-kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi, dan nepotisme.(Manu & Blegur, 2017)
Tentu saja hal ini sangatlah berpengaruh dengan bagaimana tingkat kepemimpinan yang mendukung perbaikan kualitas pembelajaran, dilihat dari penjabaran visi-misi, penyusunan program pembelajaran dan pengembangan kurikulum sekolah berdasarkan perencanaan berbasis data tersebut, sehingga pada akhirnya memberikan suatu Kepemimpinan instruksional mengarah pada visi-misi sekolah sehingga mendorong sebagian perencanaan, praktik dan asesmen pembelajaran mulai mengarah pada orientasi peningkatan hasil belajar Peserta didik dengan adanya program, sistem insentif atau sumber daya yang mulai mendukung guru melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran yang didukung dari sumber daya yang ada dan juga keuangan yang mumpuni dan tepat sasaran.
598
Gambar 3. Prioritas Rekomendasi PBD SMP Negeri 04 Betara Tahun 2023
Sumber : Rapor pendidikan SMPN 4 Betara Tahun 2023
Gambar 4. Kegiatan Analisis Rapor Pendidikan dan PBD ke dalam RKAS SMPN 4 Betara
Sumber : Dokumentasi notulen rapat SMPN 4 Betara tahun 2023
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa;
(1). Hasil analisis terhadap rapor pendidikan SMPN 4 Betara, ternyata ketercapaian numerasi di sekolah. masih butuh perhatian khusus atau kurang, dan merosot jauh dengan nilai Skor pada tahun 2023 adalah sebesar 45,77, ini berarti mengalami penurunan sebesar 88,85% dari tahun 2022, dimana skor yang didapat adalah 68,97, Secara peringkat Kabupaten tanjung Jabung Barat yakni dalam posisi bawah yakni (81- 100%), dan secara nasional berada di peringkat bawah dengan persentase yang sama yakni (81-100%), kemampuan literasi mengalami peningkatan paling tinggi diantara
599
indikator yang lain pada rapor pendidikan. Berdasarkan data yang ada iklim keamanan menjadi capaian dengan kemajuan terbaik, meski demikian dimensi pada bagian numerasi mengalami capaian paling rendah, sehingga perlu adanya refleksi terutama dalam penguasaan domain aljabar. selanjutnya (2) Pemahaman kepala sekolah dalam membaca dan menerjemahkan rapor pendidikan sudah baik. Program sekolah sudah disusun berasarkan data (PBD) dari rapor pendidikan yang dikemudian dituangkan dalam RKAS. (3) Keterlibatan Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan, dan semua komponen pemangku kepentingan sangat memberikan kontribusi terhadap perencanaan program berbasis data dalam penyususnan RKAS secara transparasi, akuntabel dan keterbukaan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Al Adib, Zaenab U.H (2023). Evaluasi Program Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan Nilai Rapor Pendidikan Tahun 2022 di SMPN 4 Kebumen. Jurnal Psikologi Universitas Proklamasi 45. 19 (2) 57-62.
Arwildayanto., Nina lamatenggo., Warni Tume Sunar. (2017). Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan. Widya Padjadjaran. Bandung
Creswell. J. W. (2019). Research Design. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
DitPSD. (2022). Pemanfaatan Raport Pendidikan untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan.[laman]. Pemanfaatan Raport Pendidikan untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan - Direktorat Sekolah Dasar (kemdikbud.go.id).
DitPSMP. (2022). Mengenal Rapor Pendidikan, Platform Terbaru Rilisan Kemendikbudristek.[laman]. Mengenal Rapor Pendidikan, Platform Terbaru Rilisan Kemendikbudristek - Direktorat SMP (kemdikbud.go.id).
Ditdasmen. (2021). Panduan Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah. Diakses dari Panduan penguatan literasi dan numerasi di sekolah - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud.go.id).
Data Labkom SMPN 4 Betara. (2023).
I Nyoman Kiriana., Ni Nyoman Sri Widiasih. (2023). Implementasi Rapor Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Nasional. WIDYA ACCARYA: Jurnal Kajian Pendidikan FKIP Universitas Dwijendra, 14 (2), 156-164.
https://doi.org/10.46650/wa.14.2.1462.156-164.
Musakirawati., Jemmy., Ferry Anggriawan., Fadli Agus Triansyah., Akib Abdul Tahir.
(2023). Pemanfaatan Platform Rapor Pendidikan Indonesia Terhadap Perencanaan Berbasis Data. Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, 7(2), 201-208.
https://doi.org/10.26740/jdmp.v7n2.p201-208.
Mohamad Muspawi. (2020). Strategi Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. 20 (2), 402-409 http:// doi 10.33087/jiubj.v20i2.938 Mohamad Muspawi., Bradley Setiyadi., Gunawan. (2020). Upaya Kepala Sekolah Untuk Peningkatan Kompetensi Profesional Guru. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(1), 95-103. http://dx.doi.org/10.33087/jiubj.v20i1.864..
Kemendikbudristek. (2023). Perencaaan Berbasis Data Untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah. [laman]. Perencanaan Berbasis Data (PBD) untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) – Rapor Pendidikan (kemdikbud.go.id).
Kemendikbudristek. (2023). Rapor Pendidikan SMPN 4 Betara. Diakses dari Ringkasan
| Rapor Pendidikan (kemdikbud.go.id).
600
Kemendikbud. (2021). Buku Saku Rapor Pendidikan Indonesia. Diakses dari https://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/uplo ad/file/200_1648811699.pdf
Lukas Manu., Jusuf Blegur. (2017). Manajemen Berbasis Sekolah. Jusuf Aryani Learning. Kupang.
Puguh Wahyu Prasetyo., Faris Setiawan. (2021). Pelatihan Penyusunan Soal Matematika SMP Bertipe Asesmen Kompetensi Minimum. Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. 70-77.
R. Mestry. (2006). Financial accountability: the principal or the school governing body?.
South African Journal of Education. Vol 24 (2) 126–132.
Yasifun (2019) Strategi Penyusunan RKS Dan RKAS. Diakses dari http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/6543. 78. pp. 1-78.