ISSN (E) : 2581-2343
Dewan Redaksi Jurnal Riset Akuntansi & Komputerisasi Akuntansi
Chife in Editor
Nurlaila MC., S.E., M.Acc., Ak., C.A., C.Li., C.Ra
(Universitas Islam 45)
Reviewers
Prof.Dr. M. Nizarul Alim, SE.,M.Si.,CA.
Univeristas Trunojoyo, Madura
Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE.,M.S. Ak.
Univeristas Padjajaran
Dr. Sugiyarti Fatma Laela, M. Buss. Acc.
CMA,
Institut Tazkia
Dr. Icuk Rangga Bawono, SH.,SE.,M.Si.,MH.,Ak.,CA
Univeristas Jendral Soedirman Ahalik,
SE.,Ak.,M.Si.,Ak.,CMA.,CPMA.,CPSA K.,DipIFR.,CPA.,CACP.,ACPA.,CA
Sekolah Tinggi Manajemen PPMEditorial Board
Intan Immanuella, SE.,M.SA
(Universitas Katolik Widya Mandala) Vita Aprilina, SE.,M.Si.,AK.,CA Yuha Nadhirah Q., S.E., M.Ak.
(Universitas Islam 45) Ihsan Nasihin, S.Ak., M.Ak.
(Universitas Buana Perjuangan Karawang)
Gafar Hafiz Sagala, S.Pd.,M.Sc Universitas Negeri Medan
Andi Manggala Putra, SE., M.Sc.
Universitas Pembangunan Nasional
"Veteran" Jakarta
Mohammad Iqbal Firdaus
,SE., M.Ak.
Universitas Negeri Malang Purnama Putra, SE.,M.Si Universitas Islam 45, Indonesia Hadi Mahmudah, SE.,M.Sc Universitas Islam 45, Indonesia
Kantor Redaksi
Gedung D, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam “45” Bekasi. Jl. Cut Meutia No.83 Bekasi. 17113. Telp/fax. (021) 88349033 (Direct); (021) 8808850 (Hunting), Ext. 130:
Fax. (021)8801192
Website: http://jurnal.unismabekasi.ac.id/; Email: [email protected] atau
[email protected]
101
Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
1 Vianty Adella Santo
2 Laura Silvany Hivianto
1,2 Universitas Bunda Mulia
ABSTRAK
Nilai perusahaan merupakan bentuk memaksimumkan tujuan perusahaan melalui peningkatan kemakmuran para pemegang saham. Nilai perusahaan dilihat dari harga saham yang dimana semakin tinggi nilai saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan juga salah satu faktor bagi pemegang saham dalam melakukan investasi. Oleh sebab itu, manajemen perusahaan harus memperhatikan nilai perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kinerja lingkungan dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer non-cyclicals yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2021. Kinerja lingkungan diukur dengan peringkat PROPER dan kinerja keuangan diukur dengan ROA dan DAR. Data yang diperoleh adalah data sekunder dengan metode purposive sampling dan berjumlah 83 observasi. Penelitian ini menggunakan program SPSS 25 dengan model statistika analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. ROA dan DAR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dari hasil tersebut, diharapkan semakin banyak perusahaan yang mengikutsertakan diri dalam penilaian lingkungan perusahaan yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup agar dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Kata Kunci: Nilai Perusahaan, Kinerja Lingkungan, Kinerja Keuangan ABSTRACT
Firm value is a form of maximum corporate goals through increasing the prosperity of investors. The company value is seen from the price of the stock where the higher the value of the stock, the higher the value of the firm.
The company value is also known as one of factor for investors in making investments. Therefore, company management must pay attention to the company's value. This research aims to examine the influence of environmental performance and financial performance on firm value. The population in this study is consumer non-cyclicals companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2018 to 2021. Environmental performance is measured by the PROPER rating and financial performance is measured by ROA and DAR.
The data obtained are secondary data using purposive sampling method, with a total of 83 observations. This research uses SPSS 25 program with multiple regression statistical analysis model. The results show that environmental performance has a negative effect on firm value. ROA and DAR have a positive effect on firm value.
Keywords: Firm Value, Environmental Performance, Financial Performance PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia sejak bulan Maret tahun 2020.
Kebijakan lockdown menjadi salah satu antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam
mengurangi pandemi covid-19. Namun kebijakan tersebut memberikan dampak kepada perekonomian di Indonesia. Terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia karena adanya penurunan PDB dari berbagai sektor. Salah satu perusahaan yang terkena dampak pada saat itu adalah perusahaan yang bergerak pada konsumsi kebutuhan dasar.
Tabel 1
Perkembangan Harga Saham Penutupan Sektor Consumer Goods Tahun Quarter Harga Penutupan (Rp) ∆ (%)
2020 I 1.659,14 -40,09
II 1.800,90 7,87
III 1.828,95 1,53
IV 1.832,11 0,17
2021 I 1.693,62 -8,18
Sumber: https://finance.yahoo.com
Para Investor menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan investasi karena kondisi perekonomian yang belum pasti. Perusahaan industri manufaktur pada sektor consumer non cyclicals mengalami peningkatan pertumbuhan dan nilai transaksi yang tinggi pada masa pandemi sehingga menjadi salah satu sektor yang diminati oleh investor karena dianggap memiliki prospek yang menguntungkan meskipun di masa pandemi covid-19 (Azizah & Widyawati, 2021). Namun dalam pertumbuhan dan perkembangannya, pada saat pandemi covid-19, industri tersebut sesungguhnya mengalami penurunan sementara sejak triwulan 1 tahun 2020 lalu mengalami fluktuasi dan menurun kembali di triwulan 1 tahun 2021. Meskipun pada saat itu pernah terjadi fenomena stockpiling pada barang kebutuhan dasar (Haqie, Wahyudi, Manullang, & Irawan, 2022).
Sehingga pada kondisi saat ini, perusahaan dituntut untuk tetap dapat memberikan sebuah nilai bagi perusahaan tersebut. Nilai perusahaan merupakan pencerminan semua upaya manajemen dalam menjalankan perusahaan. Nilai perusahaan bagi investor adalah sesuatu yang krusial sebab menjadi tolak ukur cara pasar menilai perusahaan secara kompleks (Sulistiawan & Purnawati, 2020). Tingginya nilai perusahaan memperlihatkan tingginya kemakmuran para pemegang sahamnya serta menjadi pencapaian para manajemen puncak yang merupakan pusat pertanggungjawaban investasi pada investor (Setiawan, et al., 2022). Investor berharap untuk mendapat imbal hasil yang tinggi dan menginginkan risiko yang rendah.
Terdapat banyak faktor yang memengaruhi nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, faktor pertama yang akan dibahas adalah kinerja lingkungan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik memiliki reputasi yang lebih baik dan lebih diakui, yang
dapat mempengaruhi harga saham dan nilai perusahaan secara positif (Ethika et al, 2019).
Selain itu, perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik berarti berupaya dalam mengelola dampak kerusakan yang timbul akibat adanya kegiatan operasional perusahaan sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada pihak internal maupun eksternal (Mardiana
& Wuryani, 2019). Penelitian Mardiana dan Wuryani (2019) dan (Qintharah, 2023) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan yang juga memberikan perhatian lebih dalam pengelolaan lingkungan akan dapat meningkatkan image perusahaan di hadapan pemegang saham sehingga nilai perusahaan meningkat sejalan dengan pengelolaan lingkungan yang baik. Penelitian lainnya dari Ethika et al (2019) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang mengartikan bahwa semakin tinggi kinerja lingkungan, maka semakin rendah nilai perusahaan. Turunnya nilai perusahaan juga dapat terjadi ketika kinerja lingkungan yang tinggi tidak terlalu mendapat reaksi dari investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi sehingga menyebabkan turunnya harga saham.
Faktor lain yang memengaruhi nilai perusahaan ialah kinerja keuangan. Kinerja keuangan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, membayar dividen, dan memenuhi kewajiban keuangannya (Ulfa & Asyik, 2018). Penilaian pasar terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat mempengaruhi harga saham dan nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik cenderung memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang buruk. Kinerja keuangan dapat diukur menggunakan ROA dan DAR.
Penelitian Dwipayana dan Suaryana (2016); Azizah dan Widyawati (2021); Sahara et al (2022) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin besar nilai profitabilitas, maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena pengembalian tingkat investasi semakin besar, sehingga menciptakan sinyal positif kepada investor maupun kreditur dalam mengambil keputusan untuk dapat menanam modalnya. Penelitian lainnya dari Ali, et al. (2020) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya apabila ROA turun maka akan meningkatkan nilai perusahaan, dan juga sebaliknya, apabila ROA naik maka nilai perusahaan akan turun. Penelitian Dwipayana dan Suaryana (2016) menyatakan bahwa DAR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Jika DAR semakin tinggi, maka
artinya jumlah modal yang digunakan sebagai modal investasi semakin besar sehingga menunjukkan perusahaan yang berkualitas baik. Penelitian lainnya dari Sahara, et al.
(2022) menyatakan bahwa DAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika DAR meningkat, maka semakin rendah nilai perusahaan karena perusahaan yang memiliki utang tinggi cenderung memiliki risiko tinggi dalam mengembalikan biaya utangnya, sehingga dapat menurunkan minat pemegang saham terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan harus mengelola kinerja lingkungan dan keuangan dengan baik agar dapat meningkatkan nilai perusahaan dan menjaga keberlangsungan usaha. Kinerja lingkungan merujuk pada bagaimana perusahaan mengelola dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan usahanya yang dapat berpengaruh pada peningkatan kinerja keuangan (Ethika et al, 2019). Kinerja keuangan yang baik dapat dilihat dengan bagaimana perusahaan mengelola aset, kewajiban, pendapatan, dan biaya untuk mencapai tujuan keuangan (Saputra, 2017). Kedua faktor ini dianggap sangat penting karena dapat mempengaruhi nilai perusahaan dalam jangka panjang.
Adapun kebaharuan pada penelitian ini dibandingkan dengan penelitian terdahulu adalah merubah sektor yang digunakan pada penelitian. Penelitian terdahulu menggunakan sektor pertambangan pada tahun 2013 – 2017 (Ralina & Prasetyo, 2019).
Sedangkan pada penelitian ini menggunakan sektor consumer non-cylicals pada tahun 2018 – 2021. Pembaharuan ini diharapkan dapat memperbaharui ulang data dan informasi yang ada dan menyesuaikan dengan kondisi saat pandemi covid-19.
TINJAUAN PUSTAKA Signalling Theory
Teori sinyal merupakan teori yang diperlukan oleh investor dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan uangnya ke saham perusahaan dengan melihat informasi yang miliki perusahaan tersebut (Akmala & Kartika, 2020). Teori sinyal menjelaskan arti penting sinyal dari perusahaan untuk para pemegang saham. Agar harga saham yang diinvestasikan investor meningkat, maka manajemen perusahaan akan membagikan informasi perusahaan kepada calon investor (Ross, 1997). Conelly (2011) menyatakan bahwa ada dua pihak yang berkepentingan dalam teori ini yaitu pengirim dan penerima sinyal. Pengirim sinyal atau manajemen perusahaan mampu memberi informasi
keuangan dan nonkeuangan serta penerima sinyal atau para investor meresponi informasi yang diterima. Jika memberikan sinyal yang baik di masa mendatang, maka investor tertarik untuk berinvestasi di pasar modal dan akan terefleksi pada harga saham. Informasi yang diungkapkan dapat berupa informasi yang berkaitan dengan keuangan maupun nonkeuangan. Investor membutuhkan informasi tersebut untuk dapat membandingkan dan mengevaluasi perusahaan mengenai persepsi di masa depan. Oleh sebab itu, suatu perusahaan harus mengungkapkan laporan keuangannya apabila ingin para investor membeli sahamnya.
Stakeholders Theory
Stakeholders adalah individu maupun kelompok yang dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan (Freeman, 1984). Stakeholders merujuk pada keilmuan yang substansial yang bergantung pada kerangka kerja pemangku kepentingan. Stakeholder juga menjelaskan bagaimana pemangku kepentingan perusahaan dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Harrison, Bosse, &
Philips, 2010). Teori stakeholders adalah teori yang melibatkan beberapa konstituen yang memiliki dampak atau berdampak terhadap perusahaan (Beckman, Khare, & Matear, 2016). (Parmar, et al., 2013) menyatakan bahwa teori stakeholders memberikan gambaran tentang siapa yang menerima sumber daya organisasi serta menunjukkan sikap tegas dan konflik antara pemegang saham dan pemangku kepentingan. Itulah yang menjadi tugas manajemen untuk mengelola dan membangun hubungan untuk menciptakan nilai yang baik bagi seluruh stakeholders (Freeman, 1984).
Legitimacy Theory
Teori legitimasi menurut Deegan & Gordon (1996) merupakan suatu pengungkapan perusahaan akibat adanya reaksi terhadap keadaan lingkungan baik secara ekonomi, sosial, politik dan ketertiban untuk melegitimasi keberadaan dan tindakan perusahaan.
Teori legitimasi menunjukkan bahwa perusahaan cenderung melakukan nilai – nilai sosial untuk kepentingan keberlanjutan perusahaan untuk kepentingan pemangku kepentingan (Siddique, Akhtaruzzaman, Rashid, & Hammami, 2021). Argumen mendasar dari teori legitimasi adalah bahwa suatu organisasi dapat bertahan jika dioperasikan dalam lingkup norma masyarakat (Gray, Owen, & Adams, 1996). Untuk mempertahankan legitimasi dalam masyarakat, perusahaan harus secara sukarela mengungkapkan informasi terkait lingkungan operasi perusahaan dan memberikan persepsi yang baik tentang tanggung
jawab sosial yang telah dilakukan perusahaan (Deegan & Gordon, 1996); (O'Donovan, 2002). Menurut teori ini, kegiatan operasional perusahaan harus sesuai dengan lingkungan dimana perusahaan berada. Stakeholders memandang legitimasi perusahaan sebagai salah satu faktor dalam menunjang reputasi serta citra perusahaan. Salah satu cara perusahaan untuk menjaga citranya ialah dengan meyakinkan para stakeholders bahwa aktivitas dan kinerja perusahaan dapat diterima masyarakat sesuai dengan laporan tahunan.
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan gambaran persepsi pemegang saham atau investor yang berkaitan dengan harga saham dari suatu perusahaan (Mardiana & Wuryani, 2019).
Ketika harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan akan meningkat sehingga menyebabkan kepercayaan pemegang saham akan kinerja perusahaan saat ini serta prospek perusahaan di masa mendatang turut meningkat. Azizah dan Widyawati (2021) menyatakan bahwa setiap pemilik perusahaan yang juga selaku pemegang saham berkeinginan memiliki nilai perusahaan yang tinggi, sebab nilai perusahaan yang tinggi akan menunjukkan kekayaan dan kemakmuran pemilik perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi mencerminkan tingginya harga saham suatu perusahaan sehingga akan menarik investor dan membuka peluang investasi dalam suatu perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang positif dalam perusahaan. Selain itu, nilai perusahaan juga mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan tingkat pengembalian yang sesuai dan memuaskan bagi para pemangku kepentingan, yaitu pemegang saham, kreditur, pegawai, dan pemerintah yang terlibat dalam suatu perusahaan (Li, Liao, &
Albitar, 2020)
Kinerja Lingkungan
Hapsoro & Adyaksana (2020) menyatakan bahwa kinerja lingkungan merupakan pencapaian dalam kegiatan operasional yang dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam mengurangi dampak negatif atas aktivitas operasional tersebut terhadap lingkungan. Suatu perusahaan yang beroperasi tidak hanya fokus pada menciptakan keuntungan yang sebesar-besarnya, melainkan juga perlu bertanggung jawab atas pemeliharaan lingkungan tempat usahanya. Kinerja lingkungan dapat diukur menggunakan peringkat PROPER yang dinilai oleh Kementrian Lingkungan Hidup, dimana setiap peringkat warna akan menunjukkan kinerja kualitas perusahaan dalam upayanya memelihara lingkungan sekitar.
Kinerja Keuangan Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang berkaitan laba bersih setelah pajak terhadap total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Salainti & Sugiono, 2019).
Veny et al (2022) menyatakan bahwa semakin tinggi nilai ROA, menandakan bahwa seluruh aset yang dimiliki perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi pula. Sebaliknya, jika nilai ROA rendah, menandakan bahwa seluruh aset yang dimiliki perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi. Tingginya nilai ROA menjadi pertanda baik bagi para investor untuk membeli saham suatu perusahaan sehingga akan menyebabkan harga saham perusahaan turut meningkat. ROA dipilih untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan karena dengan ROA dapat dilihat seberapa baik kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dari usahanya.
Debt to Assets Ratio (DAR)
Veny et al (2022) menyatakan bahwa Debt to Assets Ratio (DAR) merupakan rasio perbandingan antara aset dan utang yang menunjukkan besarnya aset perusahaan yang dibiayai dari utang perusahaan, dimana jika semakin tinggi persentase aset yang dibiayai dari utang, maka risiko gagal bayar atas utang perusahaan akan semakin tinggi.
Perbandingan antara aset dan utang perusahaan ini memberikan gambaran mengenai strategi pendanaan perusahaan dalam menggunakan utang untuk membiayai asetnya.
Semakin besar proporsi utang dalam membiayai aset perusahaan, maka artinya perusahaan memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap krediturnya dibandingkan investornya. Nilai DAR yang semakin tinggi akan menjadi tanda kurang baik bagi investor karena risiko kegagalan bayar perusahaan akan semakin besar.
Teori legitimasi mengatakan bahwa perusahaan yang baik, harus memperhatikan tujuan ekonomi dan tujuan lingkungannya untuk kepentingan seluruh stakeholders.
Dengan meningkatnya kinerja dan pengelolaan lingkungan, mampu meningkatkan nilai perusahaan karena masyarakat menaruh kepercayaannya kepada legitimasi perusahaan.
Perusahaan yang memiliki image yang baik, lebih menarik investor untuk menanamkan modalnya. Oleh sebab itu, nilai perusahaan akan meningkat sesuai dengan keinginan
perusahaan. Penelitian Mardiana dan Wuryani (2019) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian lainnya dari Ethika et al (2019) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
H1 : Kinerja Lingkungan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
ROA menunjukkan seberapa mampu aset perusahaan memberikan keuntungan bagi perusahaan (Azizah & Widyawati, 2021). Teori sinyal yang dapat memberikan pesan kepada para pemangku kepentingan bahwa aset yang dimiliki perusahaan mampu memberi laba kepada perusahaan. Laba yang tinggi disukai oleh para investor karena perusahaan mampu memanfaatkan aset perusahaan secara maksimal. Semakin tinggi ROA, maka nilai perusahaan akan semakin tinggi karena tingkat kepercayaan investor juga meningkat. Penelitian Dwipayana dan Suaryana (2016); Azizah dan Widyawati (2021);
Sahara et al (2022) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian lainnya dari Ali, et al. (2020) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
H2 : ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Stakeholder theory mengatakan bahwa seluruh perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan manajemen perusahaan harus memikirkan banyak pihak yang berkaitan dengan kegiatan usahanya. DAR menjadi salah satu satu rasio solvabilitas yang digunakan dalam pengambilan suatu keputusan untuk melihat perbandingan antara hutang dengan total aset yang dimiliki perusahaan (Limbong, 2022). Semakin rendah nilai rasio DAR, maka semakin disukai oleh para kreditur karena perusahaan dianggap mampu untuk mengganti hutangnya dengan aset yang dimiliki jika sewaktu - waktu perusahaan tidak mampu membayarnya. Penelitian Dwipayana dan Suaryana (2016); (Sofiani &
Siregar, 2022) menyatakan bahwa DAR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Penelitian lainnya dari Sahara, et al. (2022) menyatakan bahwa DAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
H3 : DAR berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Kerangka Konseptual
Adapun berikut ini adalah kerangka konseptual dalam penelitian ini:
Gambar 1 Kerangka Konseptual
Sumber: Data diolah (2023)
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis data penelitian ini berupa kuantitatif dengan data yang bersifat sekunder.
Tujuan penelitian adalah untuk melakukan pengujian dan memberikan bukti empiris dari pengaruh variabel independen yaitu Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan pada perusahaan consumer non-cyclicals.
Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan consumer non-cyclicals yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia periode 2018 – 2021. Adapun pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan beberapa kriteria yaitu: (1) Perusahaan consumer non-cyclicals yang tidak terdaftar Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2018 – 2021; (2) Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah; (3) Perusahaan yang konsisten menerbitkan annual report selama tahun 2018 – 2021.
Definisi Operasional Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan yakni wujud kepercayaan publik pada perusahaan dengan berinvestasi pada perusahaan tersebut sehingga bisa menunjang peningkatan harga saham perusahaan terkait (Brigham & Houston, 2011). Mengikuti saran Khaoula dan Moez (2019)
Kinerja Lingkungan (X1)
Nilai Perusahaan (Y)
Kinerja Keuangan:
ROA (X2) DAR (X3)
penelitian ini menggunakan Tobin’s Q untuk mengukur Nilai Perusahaan. Adapun rumusnya ialah:
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′𝑠 𝑄 = 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 + 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Tobin’s Q > 1 = nilai pasar > dari nilai aset, yang bermakna saham perusahaan adalah overvalued, dan apabila sebaliknya bermakna saham perusahaan adalah undervalued.
Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan merupakan upaya yang dilakukan perusahaan dalam memberikan lingkungan yang baik sebagai bentuk tanggung jawab dan kinerja perusahaan (Yao, Shen, Hao, & Yam, 2007). Pengukuran kinerja lingkungan merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Damas et al (2021) dengan memberikan nilai 1 -5 untuk peringkat piagam PROPER yang diperoleh perusahaan dengan kriteria:
Tabel 2 Peringkat PROPER
Skor Peringkat
1 Untuk perusahaan yang memperoleh peringkat Hitam 2 Untuk perusahaan yang memperoleh peringkat Merah 3 Untuk perusahaan yang memperoleh peringkat Biru 4 Untuk perusahaan yang memperoleh peringkat Hijau 5 Untuk perusahaan yang memperoleh peringkat Emas Sumber: Damas et al., (2021)
Kinerja Keuangan ROA
ROA merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa besar pengaruh aset dalam menciptakan laba bersih perusahaan (Hery, 2015). Mengikuti saran Sufia & Riswandari (2018) penelitian ini menggunakan ROA dengan rumus sebagai berikut:
𝑹𝑶𝑨 =𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
DAR
DAR merupakan perbandingan antara hutang dengan aset perusahaan. Semakin besar DAR, maka perusahaan semakin beresiko karena hutang semakin besar, dan
sebaliknya (Anwar, 2019). Mengikuti saran (Vatansever & Hepsen, 2013) penelitian ini menggunakan DAR dengan rumus sebagai berikut:
𝑫𝑨𝑹 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
Analisis Regresi Berganda
Teknis analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda menggunakan software SPSS 25. Pengujian akan dimulai dengan melakukan pengujian statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Setelah mendapatkan model regresi berganda yang paling sesuai, maka pengujian akan dilanjutkan dengan melakukan uji analisis regresi berganda untuk menjadi pengujian hipotesis. Berikut ini merupakan model persamaan regresi yang akan diuji dalam penelitian ini:
𝑻𝒐𝒃𝒊𝒏𝒔′𝑸 = 𝜶 + 𝜷𝟏𝑲𝑳 + 𝜷𝟐𝑹𝑶𝑨+ 𝜷𝟑𝑫𝑨𝑹 + 𝒆 Keterangan:
Tobin’s Q = Nilai Perusahaan KL = Kinerja Lingkungan ROA = Return on Assets DAR = Debt to Assets Ratio
𝛼 = Konstanta
𝛽 = Koefisien beta
e = Error Term
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan consumer non-cyclicals yang dipublikasikan dan dapat diunduh secara lengkap di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2021. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 22 perusahaan yang memenuhi kriteria purposive sampling sehingga data penelitian yang diperoleh sebanyak 88 data.
Tabel 3
Hasil Seleksi Sampel
Kriteria Jumlah
Perusahaan Jumlah Data Perusahaan Consumer Non-cyclical yang terdaftar di BEI selama
2018 - 2021
116 464
Perusahaan yang Initial Public Offering pada tahun 2018 - 2021 (67) (268) Perusahaan yang tidak masuk dalam peringkat PROPER secara
berturut – turut selama 2018 - 2021
(27) (108)
Total sampel terpilih 22 88
Data yang dihilangkan karena outlier (5)
Total data observasi 83
Sumber: Data diolah (2023)
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja lingkungan, kinerja keuangan yang terdiri dari Return on Asset (ROA) dan Debt to Assets Ratio (DAR), dan nilai perusahaan. Sehingga untuk mempermudah penjelasan mengenai data observasi dan variabel yang digunakan, selanjutkan akan dijelaskan mengenai nilai rata-rata (mean), deviasi standar (std. deviation), nilai minimum (minimum), dan nilai maksimal (maximal) atas variabel-variabel yang terpilih (Ghozali, 2018). Berikut adalah hasil statistik deskriptif yang dapat memberikan gambaran secara umum:
Tabel 4
Statistik Deskriptif Variabel
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation TOBINS’Q 83 .65 17.02 2.5946 3.02936
KL 83 2.00 4.00 2.9759 .34837
ROA 83 -.18 .58 .0948 .11462
DAR 83 .11 .83 .4118 .18859
Sumber: Pengolahan Data SPSS 25
Berdasarkan hasil tabel 4, variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan dimana menghasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar 2,5946 dan standar deviasi sebesar 3,02936. Perusahaan yang memiliki persentase Tobins’Q tertinggi dimiliki oleh PT.
Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2019 sebanyak 17,02. Sedangkan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk pada tahun 2021 memiliki nilai Tobins’Q sebanyak 0,65. Dari tabel 3, nilai mean Tobins’Q lebih kecil daripada standar deviasi yang dapat diartikan bahwa variabel Nilai Perusahaan dalam penelitian ini merupakan data heterogen.
Berikutnya adalah variabel independen pertama dalam penelitian ini yaitu Kinerja Lingkungan memiliki nilai rata-rata atau mean sebesar 2,9759 dan standar deviasi sebesar 0,34837. Perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai Proper tinggi, yaitu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk di tahun 2018, dan PT. H.M. Sampoerna Tbk di tahun 2021 dengan nilai Proper 4.
Sedangkan, PT. H.M. Sampoerna Tbk, PT. Martina Berto Tbk, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk di tahun 2018, PT. Kino Indonesia Tbk di tahun 2019, dan PT. Eagle High Plantations Tbk, PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk di tahun 2021 memiliki nilai Proper 2.
Dari tabel 3, nilai mean Kinerja Lingkungan lebih besar daripada standar deviasi yang dapat diartikan bahwa variabel Kinerja Lingkungan dalam penelitian ini merupakan data homogen.
Berikutnya adalah variabel independen kedua dalam penelitian ini yaitu Return on Assets (ROA) dimana menghasilkan nilai rata-rata atau mean sebesar 0,0948 dan standar deviasi sebesar 0,11462. Perusahaan yang memiliki persentase ROA tertinggi dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2018 sebanyak 0,58. Sedangkan PT. Martina Berto Tbk pada tahun 2018 memiliki nilai ROA sebanyak -0,18. Nilai mean ROA lebih kecil daripada standar deviasi yang dapat diartikan bahwa variabel ROA dalam penelitian ini merupakan data heterogen.
Berikutnya adalah variabel independen ketiga dalam penelitian ini yaitu Debt to Assets (DAR) dimana menghasilkan nilai rata-rata atau mean sebesar 0,4118 dan standar deviasi sebesar 0,18859. Perusahaan yang memiliki persentase DAR tertinggi dimiliki oleh PT. Eagle High Plantations Tbk pada tahun 2021 sebanyak 0,83. Sedangkan PT. Campina Ice Cream Industry Tbk pada tahun 2021 memiliki nilai DAR sebanyak 0,11. Nilai mean DAR lebih besar daripada standar deviasi yang dapat diartikan bahwa variabel DAR dalam penelitian ini merupakan data homogen.
Tabel 5
Regresi Linier Berganda
Variabel b t p-value
X1 -.946 -2.034 .045
X2 24.304 16.974 .000
X3 4.313 5.152 .000
Model 1 → R=.890; Adj. R2=.785; F=100.542; 0,000<.001.
Sumber: Data diolah (2023)
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 5 menunjukkan variabel Kinerja Lingkungan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,045 dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Namun nilai t-statistic menunjukkan hasil sebesar -2,034. Hasil ini membuktikan bahwa Kinerja Lingkungan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ethika, Azwari, &
Muslim (2019), Ramadhana & Januarti (2022) menunjukkan hasil bahwa kinerja lingkungan memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menandakan adanya hubungan yang terbalik antara kinerja lingkungan dan nilai perusahaan. Ini berarti tingginya kinerja lingkungan perusahaan menyebabkan menurunnya nilai perusahaan.
Hasil ini tidak sejalan dengan teori legitimasi dan teori sinyal yang dimana dengan adanya kinerja lingkungan diharapkan dapat memberikan legitimasi dan sinyal baik kepada para stakeholders.
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 5 menunjukkan variabel ROA memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hasil ini membuktikan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwipayana & Suaryana (2016), Saputra (2017), Azizah & Widyawati (2021), Kammagi & Veny (2023) menunjukkan hasil bahwa ROA memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin besar ROA maka menunjukkan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan (Saputra, 2017). Ini berarti kinerja keuangan perusahaan semakin baik karena adanya pengembalian tingkat investasi dalam bentuk aset yang besar. Kinerja keuangan yang baik, dapat meningkatkan nilai perusahaan karena para stakeholders percaya bahwa ke depan akan terjadi pembagian laba lewat dividen dan kinerja manajemen dinilai bagus karena mampu mengelola pendanaan (Selly, Setiawan, & Harianto, 2022). Hasil ini sejalan dengan teori sinyal dan teori stakeholder yang memberikan sinyal positif kepada para stakeholders. Dengan adanya sinyal yang positif, mampu membuat para stakeholders memberikan nilai yang tinggi untuk perusahaan dengan melakukan pembelian saham di pasar modal.
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 5 menunjukkan variabel DAR memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hasil ini membuktikan bahwa DAR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwipayana & Suaryana
(2016), Sofiani & Siregar (2022), Limbong (2022) menunjukkan hasil bahwa DAR memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin besar nilai DAR, maka semakin besar modal yang digunakan untuk investasi aset. Penggunaan hutang yang tepat akan dapat meningkatkan keuntungan dari investasi tersebut dan berdampak positif kepada nilai perusahaan. Hasil ini sejalan dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa perusahaan memberikan sinyal positif kepada stakeholders dengan pendanaan yang dimiliki perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan dan kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018 sampai dengan 2021, maka diperoleh kesimpulan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Dengan tidak berpengaruhnya kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan, maka teori legitimasi dan sinyal tidak didukung oleh penelitian ini. ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan seperti yang dihipotesiskan. Dengan demikian, maka teori stakeholders dan sinyal didukung oleh penelitian ini. DAR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan seperti yang dihipotesiskan. Dengan demikian, maka teori stakeholder (Sufia & Riswandari, 2018) dan sinyal didukung oleh penelitian ini.
Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam pembahasan terkait dengan Governance and Sustainable Business dengan melihat bagaimana perusahaan melakukan pengungkapan lingkungan yang pada akhirnya dinilai oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan keinginan perusahaan untuk mengikutsertakan diri dalam penilaian lingkungan perusahaan yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah perusahaan Consumer Non-Cyclicals yang masuk ke dalam daftar perusahaan PROPER sangat sedikit sehingga banyak perusahaan consumer non-cyclicals tidak memenuhi kriteria yang diinginkan peneliti. Selain itu, terdapat ketidaksetaraan hasil data antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya karena perbedaan kebutuhan setiap perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Akmala, N., & Kartika, I. (2020). Pengaruh ISR dan Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Moderasi Kinerja Keuangan. Semarang: Konferensi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) 3.
Ali, J., Faroji, R., & Ali, O. (2021). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019). Jurnal Neraca Peradaban, 1(2).
Anwar, M. (2019). Dasar - Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Azizah, D. G., & Widyawati, D. (2021). Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food And Beverages di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 10(1), 1-18.
Beckman, T., Khare, A., & Matear, M. (2016). Does the Theory of Stakeholder Identity and Salience Lead to Corporate Social Responsibility? The Case of Environmental Justice. Social Responsibility Journal, 12(4), 806-819.
Brigham, F. E., & Houston, F. J. (2011). Dasar - Dasar Manajemen Keuangan Buku 2 (11 ed.).
Jakarta: Salemba Empat.
Conelly, B. E. (2011). Signaling Theory: A Review and Assessment . Journal Management Southern Management Association, 37(1).
Damas, D., Maghviroh, R. E., & Indreswari, M. (2021). Pengaruh eco-efficiency, green innovation dan carbon emission disclosure terhadap nilai perusahaan dengan kinerja lingkungan sebagai moderasi. Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, 85-108.
Deegan, C., & Gordon, B. (1996). A Study of the Environmental Disclosure Pratices of Australian Corporations. Accounting and Business Research, 26(3), 187-199.
Dwipayana, M. A., & Suaryana, I. G. (2016). Pengaruh Debt to Assets Ratio, Devidend Payout Ratio, Dan Return on Assets Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 17(3), 2008-2035.
Ethika, Azwari, M., & Muslim, R. Y. (2019). Analisis Pengaruh Pengungkapan Akuntansi Lingkungan Dan Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ-45 Yang Terdaftar di BEI). Jurnal Kajian Akuntansi Dan Auditing, 14(2), 122-133.
Freeman , R. E. (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach . Boston: Pitman.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 Edisi 9.
Semarang: Undip.
Gray, R., Owen, D., & Adams, C. (1996). Accounting and Accountability: Changes dan Challenges in Corporate Social and Environmental Reporting. United States: Prentice Hall.
Haqie, M. F., Wahyudi, N., Manullang, R. S., & Irawan, F. (2022). Analisis Perubahan Laba Komersial Perusahaan Sektor Consumer Goods Sebelum dan Saat Pandemi Covid- 19. Akuntansiku, 1(3), 190-200.
Harrison, J. S., Bosse, D. A., & Philips, R. A. (2010). Managing For Stakeholders, Stakeholder Utility Functions And Competitive Advantage. Strategic Management Journal, 31(1), 58-74.
Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kammagi, N., & Veny. (2023). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Bisnis, 16(1), 41-55.
Khaoula, F., & Moez, D. (2019). The Moderating Effect Of The Board Of Directors On Firm Value And Tax Planning: Evidence From European Listed Firms. Borsa Istanbul Review, 1-13.
Li, Z., Liao, G., & Albitar, K. (2020). Does Corporate Environmental Responsibility Engagement Affect Firm Value? The Mediating Role of Corporate Innovation.
Business Strategy And The Environment, 3(1045-1055), 29.
Limbong, D. (2022). Pengaruh LDR, DAR, dan ROA Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen, 14(4), 776-786.
O'Donovan, G. (2002). Environmental Disclosure in the Annual Report: Extending The Applicability and Predictive Power of Legitimacy Theory. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 15(3), 344-371.
Parmar, B. L., Freeman, R. E., Harrison, J. S., Wicks, A. C., Purnell, L., & Colle, S. D. (2013).
Stakeholder Theory: The State of the Art. The Academy of Management Annals , 4(1), 403-445.
Ramadhana, M. L., & Januarti, I. (2022). Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 11(1), 1-14.
Ross, S. A. (1997). The Determninan of Financial Structure; The Incentive-Signalling Approach. The Bell Journal of Economics, 8(1).
Saputra, W. S. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Bisnis, 10(1), 19-30.
Selly, L. J., Setiawan, T., & Harianto, D. (2022). Pengaruh Good Corporate Governance, Profitability, Millennial Leadership, Family Ownership Dan Firm Size Terhadap Firm Value (Pada Perusahaan Terbuka Yang Terdaftar Pada Corporate Governance Perception Index Periode 2017 - 2020). Journal of Business and Applied Management, 15(1), 035-048.
Siddique, M. A., Akhtaruzzaman, M., Rashid, A., & Hammami, H. (2021). Karbon Disclosure, Karbon Performance And Financial Performance: International Evidence. International Review of Financial Analysis, 75, 1-15.
Sufia, L., & Riswandari, E. (2018). Pengaruh Manajemen Laba, Proporsi Komisaris Independen, Profitabilitas, Capital Intensity dan Likuiditas Terhadap Tax Aggressiveness (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). Jurnal Akuntansi Bisnis, 11(2), 140-156.
Sulistiawan, I. W., & Purnawati, N. K. (2020). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Perusahaan Indeks Kompas 100. E-Jurnal Manajemen, 9(2), 658-677.
Ulfa, R., & Asyik, N. F. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 7(10).
Vatansever, M., & Hepsen, A. (2013). Determining Impacts on Non-Performing Loan Ratio Turkey. Journal of Finance and Investment Analysis, 2(4), 119-129.
Veny, Angelene, D., & Junita, E. (2022). Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Ritel Sebelum Dan Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Studi Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 180-192.
Yao, H., Shen, L. Y., Hao, J., & Yam, C. H. (2007). A Fuzzy Analysis Based Method for Measuring Contractors' Environmental Performance. Management of Environmental Quality: An International Journal, 18(4), 442-458.