• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of KAJIAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR LATUHALAT, KECAMATAN NUSANIWE, KOTA AMBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of KAJIAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR LATUHALAT, KECAMATAN NUSANIWE, KOTA AMBON"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Article history: ©2023 at http://jfmr.ub.ac.id Diterima / Received 2 December 2022

KAJIANINTRUSIAIRLAUTDIPESISIRLATUHALAT, KECAMATANNUSANIWE,KOTAAMBON

STUDY OF SEA WATER INTRUSION ON LATUHALAT COASTAL, NUSANIWE DISTRICT, AMBON CITY

Grimaldy R. Latumetena, Simon Tubalawonyb,*, Yunita A. Noyab

aProgram Studi Magister Ilmu Kelautan, Pascasarjana Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia

bIlmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia

*Koresponden penulis: simontubalawony003@gmail.com

Abstrak

Salah satu permasalahan di wilayah pesisir yaitu intrusi air laut yang mempengaruhi kualitas airtanah di daratan. Kondisi ini sementara terjadi di Negeri Latuhalat, dimana masyarakat harus membeli air tawar untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari karena air sumur payau yang oleh penduduk setempat disebut salobar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat salinitas air tanah dan luasan intrusi air laut di kawasan pesisir Latuhalat. Metode yang digunakan yaitu interpolasi spasial parameter fisika dan kimia serta analisis rasio klorida bikarbonat menggunakan software ArcGIS. Hasil penelitian menunjukan kondisi pasang surut mengontrol konduktivitas air tanah dan distribusi klorida, dimana nilai konduktivitas dan klorida meningkat seiring dengan meningkatnya elevasi permukaan (pasang banjir). Nilai konduktivitas yang disurvei pada 14 sumur berkisar antara 446 μmhos/cm hingga 3236 μmhos/cm, sedangkan kandungan klorida berkisar antara 50 mg/L hingga 6631 mg/L. Analisis rasio klorida bikarbonat yang ditentukan oleh nilai Revelle Index (RI) mulai dari 0,017 hingga 2,321 menunjukan bahwa intrusi air laut terjadi dari tingkat rendah hingga menengah. Di area pesisir sepanjang 5 km, luasan wilayah yang tidak terintrusi adalah 3,18 km2 (63,6%). Sebaliknya intrusi rendah hingga menengah mencakup area sekitar 1,82 km2 (36,4%). Selain distribusi spasial konduktivitas dan klorida, konsentrasi yang cukup tinggi hanya diamati di Dusun Omputty, diinterpretasikan pergerakan air laut ke daratan diakibatkan pasang surut air laut memperburuk kualitas airtanah.

Kata kunci: Intrusi Air Laut, Salinitas Air Tanah, Wilayah Pesisir Abstract

One of the problems in coastal areas is seawater intrusion affecting the quality of groundwater on land. This is temporarily happening in Latuhalat Villages, where people need to buy fresh water to occupy their daily drinking water needs because of the brackish well water where locals called it salobar. This study aims to analyze the level of groundwater salinity and the magnitude of seawater intrusion in the Latuhalat coastal area. The method used is an interpolation of physical and chemical parameters and analysis of the bicarbonate chloride ratio using ArcGIS software. The results show that the tidal condition controls the groundwater chloride and conductivity distribution whereby the value of chloride and conductivity increased with the increasing surface elevation (flood tides). The conductivity value surveyed in the 14 wells ranged from 446 μmhos/cm to 3236 μmhos/cm, while the chloride content ranged from 50 mg/L to 6631 mg/L. The analysis of the bicarbonate chloride ratio determined by Revelle Index (RI) values ranging from 0.017 to 2.321 indicated that the seawater intrusion occurred from a low to moderate level. Within the coastal zone with an area of about 5 km, the non-intruded area was 3.18 km2 (63.6%). In contrast, the low- moderate intrusion covers an area of approximately 1.82 km2 (36.4%). In addition to the spatial distribution of conductivity and chloride, sufficiently high concentrations were only observed in Omputty Village. This state was due to the movement of seawater into land evoked by tidal regimes worsening groundwater quality.

Keywords: Coastal Areas, Salinity Groundwater, Seawater Intrusion

(2)

©2023 at http://jfmr.ub.ac.id 15

11:50 12:00 12:10 12:20 12:30 12:40 12:50 13:00 13:10 13:20 13:30 13:40 13:50 14:00 14:10 -0,2

-0,1 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4

Nilai Surut

Nilai Surut

Waktu Surut

17:50 18:00 18:10 18:20 18:30 18:40 18:50 19:00 19:10 19:20 19:30 19:40 19:50 0,8

0,9 1,0 1,1

Nilai Pasang

Nilai Pasang

Waktu Pasang

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Pengelolan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil mendeskripsikan wilayah pesisir sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut [1]. Salah satu permasalahan wilayah pesisir adalah intrusi air laut, yang digambarkan sebagai pergerakan air laut ke daratan yang berdekatan. Masuknya air laut mengakibatkan penurunan kualitas air tanah[2].

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengindentifikasi penyebab intrusi air laut antara lain dilakukan oleh Prusty dan Farooq (2020) menunjukan pertumbuhan penduduk dan industrialisasi yang meningkat menyebabkan intrusi air laut ke daerah pesisir [3]. Hounsinou (2020) menemukan eksploitasi air tanah yang intensif untuk memasok sumber air bersih memicu resiko tinggi intrusi air laut [4]. Selain itu, Joesidawati (2017) menemukan bahwa topografi suatu daerah yang relatif landai didukung endapan aluvial dengan permeabilitas yang umumnya rendah meningkatkan resiko intrusi air laut [5].

Radityo dkk (2020) juga menemukan intrusi air laut terjadi pada daerah yang berdekatan dengan garis pantai didukung dengan akuifer endapan aluvial yang memiliki produktivitas akuifer sedang hingga tinggi [6].

Negeri Latuhalat merupakan salah satu wilayah pesisir di Pulau Ambon yang berbatasan langsung dengan laut Banda memiliki luas wilayah sebesar 13,00 km2, garis pantai sepanjang 5 km dan jumlah penduduk sebanyak 11.125 jiwa [7]. Sumber air bersih masyarakat pesisir Latuhalat berasal dari air tanah bebas dan air permukaan, namun ditemukan beberapa sumber air tanah di pesisir pantai Latuhalat bersifat payau atau dalam bahasa lokal disebut salobar [8]. Fenomena ini diduga karena air tanahnya mengalami intrusi air laut yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut [9]. Penurunan kualitas air tanah salah satunya dipengaruhi oleh pasang surut dan penggunaan air yang berlebihan [10, 11].

Kondisi ini menyebabkan sulitnya ketersediaan sumber air bersih yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat dan mengakibatkan aktivitas korosi lebih cepat terjadi pada material berbahan besi. Tujuan dari penelitian ini untuk mrnganalisa tingkat

salinitas air tanah dan luasan daerah pesisir Latuhalat yang terintrusi saat kondisi pasang surut air laut.

METODE

Penelitian ini dilakukan pada 15 September 2022 di empat dusun sepanjang pesisir Negeri Latuhalat, yakni Dusun Omputty (kode sumur O), Dusun Ukuhury (kode sumur U), Dusun Tupa (kode sumur T) dan Dusun Waimahu (kode sumur W), yang merupakan bagian dari Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon, Provinsi Maluku (Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi penelitian

Data primer berupa nilai daya hantar listrik (DHL), kadar klorida (Cl-),bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3-), sedangkan data sekunder meliputi peta Topografi Pulau Ambon. Data nilai salinitas air tanah diperoleh melalui sampel air tanah yang diambil saat fase surut dan fase pasang air laut pada 14 titik sumur gali (Gambar 2).

Gambar 2. Grafik fase pasang surut air laut

Pengukuran nilai DHL dilakukan di lapangan (in situ) menggunakan alat

(3)

©2023 at http://jfmr.ub.ac.id 16

O1 O2 O3 U1 U2 U3 T1 T2 W1 W2 W3 W4 W5 W6 0

500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000

Nilai Hasil Pengukuran

Kode Sumur

DHL Fase Surut (µmhos/cm) DHL Fase Pasang (µmhos/cm) Kadar Klorida Fase Surut (mg/L) Kadar Klorida Fase Pasang (mg/L)

Conductivity Temperature Depth (CTD), sedangkan penentuan kadar klorida, bikarbonat dan karbonat diukur melalui pengujian di laboratorium menggunakan metode Mohr titrasi Argenometri (Gambar 3).

Gambar 3. Proses pengambilan data lapangan dan pengukuran kandungan klorida di laboratorium

Hasil pengukuran kemudian disandingkan dengan klasifikasi jenis/sifat air yang disusun oleh Panitia Ad Hoc Intrusi Air Asin (PAHIIA) tahun 1986, berdasarkan parameter DHL dan klorida disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi keasinan air tanah[11]

Sifat Air Tanah

DHL (umhos/cm)

Klorida (mg/L) Air Tawar <1500 <500 Air agak Payau 1.500.-5.000 500-2.000 Air Payau 5.000-15.000 2.000-5.000 Air Asin 15.000-50.000 5.000-19.000 Air Garam >50.000 >19.000

Untuk mengetahui tingkat intrusi air laut, digunakan analisis kimia yang disebut Chloride Bicarbonat Ratio berdasarkan Revelle Index, yaitu rasio perbandingan nilai klorida dengan bikarbonat dan karbonat [12, 13]. Persamaan Revelle Index sebagai berikut:

RI = Cl

(HCO3+ CO3) (1)

dimana Cl- ; kadar ion klorida (mg/L), HCO3- ; kadar ion bikarbonat (mg/L), CO3- ; kadar ion

karbonat (mg/L). Adapun klasifikasi keasinan air tanah ditunjukan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria tingkatan pengaruh air laut terhadap air tanah [13]

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Salinitas Air Tanah

Parameter fisika dan kimia digunakan untuk mengukur tingkat salinitas air tanah di wilayah pesisir Latuhalat, parameter fisika berupa nilai daya hantar listrik atau DHL sedangkan parameter kimia berupa kadar klorida air tanah.

DHL merupakan kemampuan ion-ion dalam air untuk meneruskan arus listrik yang menghasilkan gambaran numerik, semakin tinggi konduktivitas air maka semakin tinggi nilai DHL yang menunjukkan bahwa air tersebut mengandung lebih banyak garam [15].

Klorida sendiri merupakan anion yang mudah larut dalam sampel air sehingga dapat digunakan sebagai parameter penduga terjadinya intrusi air laut [12].

Gambar 4. Grafik perbandingan nilai DHL dan Klorida saat fase surut dan fase pasang air laut

Pada Gambar 4, terlihat hasil pengukuran nilai DHL air tanah saat fase surut air laut menunjukan nilai DHL diatas angka 1500 umhos/cm pada kode sumur gali O2 dan O3 yang berarti air tanah pada lokasi tersebut

No RI Tingkatan

1 <0,5 Air tanah normal di akuifer 2 0,5-1,3 Sedikit pengaruh air laut 3 1,3-2,8 Menengah pengaruh air laut 4 2,8-6,6 Banyak pengaruh air laut 5 6,6-15,5 Sangat banyak pengaruh air laut 6 15,5-20 Air laut

(4)

©2023 at http://jfmr.ub.ac.id 17

bersifat agak payau, sementara hasil pengukuran kadar klorida pada kode sumur O1, O2 dan O3 telah terintrusi air laut yang di indikasikan oleh nilai klorida diatas 1000 mg/L.

Saat fase pasang air laut, air tanah pada kode sumur O1, O2 dan O3 menunjukan peningkatan nilai DHL diatas angka 1600 umhos/cm. Kadar klorida juga menunjukan air tanah pada kode sumur O1, O2 dan O3 bersifat asin hingga payau di indikasikan denga nilai klorida diatas 5000 mg/L.

Sementara pada pada sumur gali yang lain air tanah masih dalam kategori normal atau tergolong air tawar berdasarkan nilai DHL dan nilai Klorida. Perbedaan tingkat salinitas ini diduga diakibatkan pertambahan pemukiman penduduk di wilayah Dusun Omputy yang masif dari ketiga dusun yang lain, penyebab ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Okta dkk (2022) di kawasan pesisir Kota Jakarta menemukan bahwa penurunan muka air tanah disebabkan pengambilan air tanah yang berlebihan oleh masyarakat mengakibatkan air laut masuk ke daratan [16].

Dari hasil sampling di ke-14 sumur gali diketahui kode sumur O1, O2 dan O3 memiliki nilai DHL dan nilai Klorida yang tinggi, saat fase surut air laut dengan nilai DHL tertinggi 1979 μmhos/cm dan nilai Klorida 6152 mg/L dan mengalami peningkatan saat fase pasang air laut dengan nilai DHL 3236 μmhos/cm dan nilai Klorida 6631 mg/L. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas air tanah yang dipengaruhi pasang surut air laut [17]

Luasan daerah pesisir Latuhalat yang terintrusi air laut

Berdasarkan perhitungan RI menunjukkan dari seluruh sumur gali, hanya kode sumur O1, O2 dan O3 yang terintrusi saat fase surut maupun fase pasang air laut mulai dari tingkat sedikit hingga menengah dengan kisaran nilai RI antara 0,994 hingga 2,321 ditunjukan pada Gambar 5.

Gambar 5. Nilai RI saat fase surut dan fase pasang air laut di pesisir Negeri Latuhalat

Dari area pesisir sepanjang ± 5 km2, diketahui luasan wilayah yang tidak terintrusi air laut seluas 3,18 km2 (63,6%) dan wilayah yang terintrusi dengan kategori sedikit hingga menengah mencakup area seluas 1,82 km2 (36,4%) saat fase surut dan pasang air laut ditunjukan pada Gambar 6 dan Gambar 7.

Walaupun di lokasi sumur yang lain tingkat intrusi air laut tidak ditemukan atau kondisi air tanahnya normal, namun dari hasil pengukuran nilai DHL maupun pengukuran Klorida menunjukan peningkatan saat fase surut hingga fase pasang air laut. Temuan ini menguatkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kim dkk; Singaraja dkk yang menemukan pasang surut air laut mempengaruhi fluktuasi air tanah di akuifer pesisir [18, 19].

KESIMPULAN

Intrusi air laut memperburuk kualitas iar tanah di daratan sehingga mempengaruhi ketersediaan sumber air bersih masyarakat di pesisir Latuhalat. Pengukuran tingkat salinitas air tanah menunjukan pada area timur laut lokasi penelitian memiliki konsentrasi nilai salinitas yang tinggi, saat fase surut dengan nilai DHL tertinggi 1979 μmhos/cm dan nilai Klorida 6152 mg/L dan saat fase pasang nilai

O1 O2 O3 U1 U2 U3 T1 T2 W1 W2 W3 W4 W5 W6 0,0

0,5 1,0 1,5 2,0 2,5

Nilai Revelle Index

Kode Sumur

RI Fase Surut RI Fase Pasang

(5)

©2023 at http://jfmr.ub.ac.id 18

Gambar 6. Sebaran spasial tingkat intrusi air laut berdasarkan Revelle Index saat fase surut air laut di pesisir Negeri Latuhalat

Gambar 7. Sebaran spasial tingkat intrusi air laut berdasarkan Revelle Index saat fase pasang air laut di pesisir Negeri Latuhalat

(6)

©2023 at http://jfmr.ub.ac.id 19

UCAPANTERIMAKASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Negeri Latuhalat yang telah bersedia membantu proses pengumpulan data lapangan.

DAFTARPUSTAKA

[1] Wibowo, B.A., Bambang, A.N., Pribadi, R., Setiyanto, I., Prihantoko, K.E., Sutanto, H.A., 2022., StrategiPengelolaan Kawasan Pesisir di Pasar Banggi Kabupaten Rembang dengan Pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Jurnal Kelautan Tropis, 25 (2): 191-201

[2] Idowu, T.E., dan Lasisi, K.H., 2020.

Seawater intrusion in the coastal aquifers of East and Horn of Africa: A review from a regional perspective.

Jurnal Scientific African, 8: 1-15.

[3] Prusty, P., dan Farooq, S. H., 2020.

Seawater intrusion in the coastal aquifers of India - A review. Jurnal HydroResearch. 3:61-74

[4] Hounsinou, S.P., 2020. Assessment of potential seawater intrusion in a coastal aquifer system at Abomey - Calavi, Benin. Jurnal Heliyon, 6:1-16.

[5] Joesidawati, M. I., 2017. Indication Of Sea Water Intrusion As One Of The Impact Of Sea Level Rise (Case Study Of Tuban Regency). Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan, 6 (1): 543-552

[6] Radityo, D., Alviyanda., Natalia, H.C., Hamdani, A., Huseina, A.A., Denhi, A.D.A., Naufal, R.A., Zayadah., 2020.

Identifikasi Keberadaan Intrusi Air Laut pada Kawasan Pemukiman di Sekitar Pesisir Pantai Daerah Desa Sukajaya Lempasing Kecamatan Teluk Pandan. Journal of Science and Applicative Technology, 4 (2): 110-115

[7] BPS Kota Ambon., 2020. Luas Daratan Kota Ambon Menurut Kecamatan 2019.

Ditelusuri dari

https://ambonkota.bps.go.id/statictable /2020/06/02/203/luas-daratan-kota- ambon-menurut-kecamatan-dirinci- per-desa-kelurahan-2019.html

[8] Direktorat Jenderal SDA Kementerian Pekerjaan Umum. 2012. Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ambon-Seram. Ditelusuri dari https://sda.pu.go.id/produk/view_prod uk/Pola_PSDA_Wilayah_Sungai_Am bon_Seram

[9] Vienastra, S., & Febriarta, E., 2018.

Karakteristik air tanah di Pulau Yeben, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-3 Perhimpunan Ahli Airtanah Indonesia, 108–113.

[10] Acworth, I., 2019. Investigating groundwater. CRC Taylor & Francis Group.

[11] Gaikwad, S. K., Kadam, A. K., Ramgir, R. R., Kashikar, A. S., Wagh, V. M., Kandekar, A. M., Gaikwad, S. P., Madale, R. B., Pawar, N. J., & Kamble, K. D., 2020. Assessment of the groundwater geochemistry from a part of west coast of India using statistical methods and water quality index.

HydroResearch, 3: 48–60.

[12] Santosa, R. Rakhmad Bakti., Yulianto, G., Damar, A., 2021. Sebaran Spasial Intrusi Air Laut di Wilayah Pesisir Teluk Banten dan Alternatif Upaya Pengendaliannya. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 11 (1): 1-15.

[13] Hounsinou, S.P., 2020. Assessment of potential seawater intrusion in a coastal aquifer system at Abomey - Calavi, Benin. Jurnal Heliyon, 6: 1-16.

[14] Amri, M. A., 2021., Analisis Hidrogeologi Airtanah Dangkal dalam Menentukan Intrusi Air Laut Daerah Sunter dan Sekitarnya Jakarta Utara.

Jurnal of Groscience Engineering &

Energy, II (02): 157-169

(7)

©2023 at http://jfmr.ub.ac.id 20

[15] Nikita, A. S., Irawan, A. B., Wicaksono, A. P., 2021. Pemetaan Sebaran Daya Hantar Listrik (DHL) dan Pola Aliran Airtanah Di Desa Karangturi Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian III, UPN Veteran Yogyakarta (295-301)

[16] Okta, E. V., Widayatama, A. A., Utomo, B., 2022. Prediksi Penurunan Muka Air Tanah terhadap Banjir Rob di Kawasan Pesisir Kota Jakarta. Jurnal Penataan Ruang, 17 (2): 98-109

[17] Vienastra, S., dan Febriata, E., 2021.

Dinamika hidrokimia air tanah pada Akuifer Pasiran Pulau Yeben Raja Ampat, Papua Barat. Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori,

dan Praktik dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi, 26 (2): 99-110

[18] Kim KY, Chon CM, Park KH, Park YS, Woo NC., 2008. Multi-depth monitoring of electrical conductivity and temperature of groundwater at a multilayered coastal aquifer: Jeju Island, Korea. Hydrol Process, 22:

3724–3733

[19] Singaraja, C., Chidambaram, S., Jacob, N., 2018. A study on the infuence of tides on the water table conditions of the shallow coastal aquifers.

Applied Water Science, 8: 11

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data resistivitas dan geokimia airtanah didapatkan persebaran daerah yang diduga terintrusi air laut, yaitu pada kelurahan Trimulyo dengan nilai resistivitas mencapai 0,27

Batas wilayah pesisir ke arah darat mencakup daratan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses kelautan (seperti pasang surut, percikan air gelombang, intrusi air laut dan angin

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK MEMANFAATKAN PASANG SURUT AIR LAUT. DI KALI TENGGANG KECAMATAN GENUK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai elevasi muka air laut dan mengetahui kenaikan muka air rerata tahunan berdasarkan data pasang surut Stasiun

pengambilan sampel pada waku 2 bulan tersebut, kemudian dikategorikan tingkat intrusi air laut berdasarkan nilai TDS pada setiap sampel sumur di Kelurahan

Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah untuk mengetahui tingkat intrusi air laut dan pengaruh kondisi musim terhadap jumlah sumur yang terintrusi (sumur penduduk

Pasang surut purnama (spring tide) yaitu pasang surut dengan amplitudo besar yang disebabkan karena medan gravitasi bulan dan matahari menarik air laut pada arah yang sama..

Sedangkan pada wilayah Desa Puger Wetan bagian utara keasinan air tanah yang dijumpai pada sumur gali PW9 berasal dari air connate.. Intrusi air laut terjadi di