• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of KEMANUSIAAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of KEMANUSIAAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KEMANUSIAAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER

Edo Alvizar Dayusman1, Alimudin2, Taufik Hidayat3

1,2,3UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Corresponding Author: Alimudin, E-mail: alim28ali@gmail.com

ARTICLE INFO Article history:

Received 11 Maret 2023

Revised 09 April 2023

Accepted 16 April 2023

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep kemanusiaan dan kesejahteraan sosial dalam pemikiran Islam kontemporer.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer diambil dari buku buku-buku yang membahas tentang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial dalam pemikiran kontemporer. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini berupa buku-buku, artikel jurnal, dan situs yang membahas terkait kemanusiaan dan kesejahteraan sosial dalam pemikiran kontemporer serta referensi yang mendukung dalam penelitian ini. Kemanusiaan dan kesejahteraan sosial merupakan konsep penting dalam pemikiran Islam kontemporer. Dalam pemikiran Islam kontemporer, kemanusiaan dan kesejahteraan sosial saling melengkapi dan saling mendukung. Penerapan pemikiran Islam tentang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial memiliki dampak positif dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil, mengatasi ketimpangan sosial, menghormati hak asasi manusia, dan memperhatikan kebutuhan kelompok rentan. Dalam konteks masa kini, pemikiran Islam tentang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial memiliki implikasi dan relevansi yang signifikan dalam mencapai kesejahteraan sosial yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Dengan menerapkan pemikiran ini dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan dapat terwujud masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai Islam tentang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial.

Kata Kunci: Kemanusiaan, Kesejahteraan Sosial, Pemikiran Islam Kontemporer

How to Cite : Alvizar Dayusman, E., Alimudin, A., & Hidayat, T. (2023).

Kemanusiaan Dan Kesejahteraan Sosial Dalam Pemikiran Islam Kontemporer. TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan, 7(1), 118-134.

DOI : https://doi.org/10.52266/tadjid.v7i1.1759 Journal Homepage : https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid This is an open access article under the CC BY SA license

: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/

(2)

PENDAHULUAN

alam konteks dunia yang kompleks dan penuh dengan tantangan sosial, pemikiran Islam kontemporer memiliki relevansi yang signifikan dalam menghadapi masalah kemanusiaan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.1 Pemikiran Islam menekankan pentingnya menjaga martabat dan hak asasi manusia serta mengedepankan keadilan, kasih sayang, dan empati terhadap sesama manusia.2 Konsep kemanusiaan dalam Islam mencakup nilai-nilai universal yang mempromosikan perdamaian, toleransi, dan kebaikan terhadap sesama.3

Kesejahteraan sosial, sebagai tujuan utama dari pembangunan manusia, juga menjadi perhatian penting dalam pemikiran Islam kontemporer.4 Kesejahteraan sosial merujuk pada keadaan di mana individu dan masyarakat secara luas dapat mencapai tingkat kehidupan yang layak, terbebas dari kemiskinan, penindasan, dan ketidakadilan.

Dalam pemikiran Islam, kesejahteraan sosial bukan hanya mencakup aspek ekonomi, tetapi juga meliputi kebutuhan spiritual, sosial, dan budaya manusia.

Pemikiran Islam kontemporer menawarkan pandangan yang holistik dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah kemanusiaan dan meningkatkan kesejahteraan sosial.5 Hal ini melibatkan pendekatan yang berbasis nilai-nilai agama Islam, prinsip- prinsip sosial, dan peduli terhadap kesejahteraan bersama. Pemikiran ini tidak hanya menjadi dasar bagi pemahaman dan praktik individu Muslim, tetapi juga berpotensi untuk berkontribusi secara positif terhadap pembangunan masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan berkeadilan.

Dalam konteks pemikiran Islam kontemporer, penting untuk menggali lebih dalam konsep kemanusiaan dan kesejahteraan sosial dalam ajaran Islam, serta melihat implementasinya dalam praktik kehidupan sehari-hari. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang pemikiran Islam terkait dengan kemanusiaan dan kesejahteraan sosial, kita dapat mendorong dialog antaragama, memperkuat kerjasama lintas budaya, dan merangkul nilai-nilai universal yang terkandung dalam ajaran agama ini untuk mencapai tujuan bersama dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan berkeadilan.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi tolak ukur penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya, di antaranya adalah; pertama, penelitian yang dilakukan oleh Kris Nandang dan Suciyadi Ramdhani yang berjudul Bisnis Sebagai Gerakan Dakwah Dan Dampaknya Bagi Kesejahteraan Sosial Menurut Tafsir Al-Misbah. Adapun hasil dari penelitiannya adalah Pemikiran Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menunjukkan bahwa perhatian Islam pada setiap usaha yang mengandung manfaat bagi orang lain berhak mendapat apresiasi dalam kualitas spiritual seseorang. Selain itu, stabilitas ekonomi dan tata kelola administrasi negara yang baik menjadi factor terciptanya kesejahteraan dengan memegang prinsip Tauhid,

1 Aisyah TIDJANI, “Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Menghadapi Tantangan Globalisasi,”

Reflektika 12, no. 1 (2017): 96–133.

2 Musdah Mulia, “Feminisme Islam Di Indonesia: Refleksi, Aksi, Dan Praxis,” Jurnal Perempuan 27, no. 2 (2022): 167–78.

3 et al Hadi, Nur, “Relevansi Konsep Rahmatan Lil ‘Alamin Terhadap Toleransi Beragama,” Jurnal Pendidikan Agama Islam 6, no. 1 (2023): 21–29.

4 Muhammad Nanda Fanindy, “Formulasi Maqasid Syariah Perspektif Jamaluddin Athiyyah,”

Islamitsch Familierecht Journal 1, no. 1 (2020): 23–45.

5 and Tri Wahyuningsih Harriguna, Taqwa, “Kemajuan Teknologi Modern Untuk Kemanusiaan Dan Memastikan Desain Dengan Memanfaatkan Sumber Tradisional,” ADI Bisnis Digital Interdisiplin Jurnal 2, no. 1 (2021): 65–78.

D

(3)

kemaslahatan umat manusia, kesatuan kemanusiaan, keyakinan akan kesatuan dunia dan akhirat.6

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Kusjuniati dengan judul artikel Kesejahteraan Sosial Islami Sebuah Pemikiran Ekonomi Islam Imam Al-Ghazali. Adapuh hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pemikiran sosioekonomi Al-Ghazali berakar dari sebuah konsep yang dia sebut sebagai fungsi kesejahteraan sosial islami. Seluruh karya Al-Ghazali memiliki konsep maslahat atau kesejahteraan sosial atau utilitas (kebaikan bersama). Imam Al-Ghazali mengidentifikasi semua masalah baik yang berupa masalih (utilitas, manfaat) maupun mafasid (disutilitas, kerusakan) dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.7

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Syahrial Labaso dengan judul Paradigma Integrasi-Interkoneksi di Tengah Kompleksitas Problem Kemanusiaan. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa istilah, bentuk, dan implementasi paradigma keilmuan ini sangat beragam. Integrasi bukanlah sebuah konsep paradigma tunggal yang cocok dalam berbagai konteks kehidupan, melainkan sebuah konsep yang dinamis. Konteks dimana manusia hidup akan menentukan pola dan bentuk integrasi. Ruang dan waktu, jenis persoalan dan kebutuhan, serta kreativitas manusia dalam menyikapi berbagai persoalan hidup sangat menentukan format dan bentuk paradigma.8

Dari beberapa penelitian terdahulu di atas, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dari penelitian sebelumnya dan penelitian sekarang. Persamaannya adalah sama-sama meneliti yang berkaitan dengan kesejahteraan sosial, kemudian perbedaanya adalah dari fokus penelitian dan metode penelitian yang digunakan. Penelitian terdahulu fokus meneliti bagaimana konsep integrasi-interkoneksi ilmu sebagai titik temu untuk mengintegrasikan akal dan wahyu dan bisnis sebagai gerakan dakwah yang berdampak pada kesejahteraan sosial umat seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, sedangkan penelitian penulis bagimana konsep kemanusiaan dan kesejahteraan sosial dalam pemikiran islam kontemporer.

Metode penelitian yang digunakan oleh penelitian terdahulu menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan kajian tafsir, sedangkan penelitian penulis sekarang menggunakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan literatur dari buku, jurnal, dan referensi lain yang berkaitan dengan pembahasan.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu sebuah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan). Penelitian dilakukan dengan cara mengambil data dari sumber yang relevan seperti jurnal, kitab, buku dan tulisan tulisan tertentu. Dalam penelitian ini, terdapat dua sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini diambil dari buku buku-buku yang membahas tentang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial dalam pemikiran kontemporer. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini berupa buku-buku, artikel jurnal, dan situs yang membahas terkait kemanusiaan dan kesejahteraan sosial dalam pemikiran kontemporer serta referensi yang mendukung dalam penelitian ini. Adapun teknik analisis datanya

6 and Suciyadi Ramdhani Nandang, Kris, “Bisnis Sebagai Gerakan Dakwah Dan Dampaknya Bagi Kesejahteraan Sosial Menurut Tafsir Al-Misbah,” Diya Al-Afkar: Jurnal Studi Al-Quran Dan Al-Hadis 9, no. 1 (2021): 156–76.

7 Kusjuniati Kusjuniati, “Kesejahteraan Sosial Islami” Sebuah Pemikiran Ekonomi Islam Imam Al- Ghazali,” Widya Balina 4, no. 2 (2019): 1–8.

8 Syahrial Labaso, “Paradigma Integrasi-Interkoneksi Di Tengah Kompleksitas Problem Kemanusiaan,” Al-A’raf: Jurnal Pemikiran Islam Dan Filsafat 15, no. 2 (2018): 335–52.

(4)

menggunakan teknik analisis deskriptif. Setelah data yang didapatkan kemudian memaparkan secara sistematis pada hasil penelitian.

PEMBAHASAN

A. Konsep Kemanusiaan Dalam Islam

Konsep kemanusiaan dalam Islam merupakan pandangan yang sangat penting dalam ajaran agama ini.9 Islam mengajarkan bahwa setiap individu manusia memiliki martabat yang tinggi dan dihormati sebagai makhluk Allah SWT. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam konsep kemanusiaan dalam Islam;10

1) Martabat Manusia

Islam mengakui dan menghormati martabat manusia sebagai penciptaan Allah yang paling mulia di antara makhluk-Nya. Setiap individu, tanpa memandang ras, agama, atau latar belakang etnis, memiliki nilai intrinsik yang harus dihormati dan dijaga.

2) Kesetaraan dan Keadilan

Islam menegaskan bahwa semua manusia dilahirkan dalam keadaan yang sama dan memiliki hak-hak yang sama. Tidak ada diskriminasi berdasarkan warna kulit, suku bangsa, atau kekayaan. Islam mendorong kesetaraan dan keadilan dalam interaksi sosial dan memandang bahwa keadilan adalah landasan yang penting dalam menciptakan masyarakat yang adil.

3) Kasih Sayang dan Kebajikan

Islam mengajarkan pentingnya memperlakukan sesama dengan kasih sayang dan berbuat kebajikan kepada mereka. Mengasihi, membantu, dan berbuat baik kepada orang lain adalah bagian integral dari ajaran Islam. Kasih sayang dan kebajikan merupakan ciri khas dalam hubungan antarmanusia yang mewujudkan kemanusiaan.

4) Solidaritas dan Persaudaraan

Islam mendorong terbentuknya hubungan solidaritas dan persaudaraan antara semua individu Muslim. Umat Islam diajarkan untuk saling mendukung, saling peduli, dan bekerja sama dalam membangun masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan. Solidaritas dan persaudaraan menghapuskan perbedaan dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat.

5) Perlindungan dan Penghormatan Hak Asasi Manusia

Islam mengakui dan melindungi hak-hak asasi manusia. Setiap individu memiliki hak hidup, kebebasan beragama, kebebasan berekspresi, keadilan, dan hak-hak lainnya yang harus dihormati dan dilindungi oleh negara dan masyarakat.

Dalam konsep kemanusiaan dalam Islam, manusia dilihat sebagai khalifah di bumi yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan, berbuat kebajikan, dan berkontribusi dalam menciptakan kesejahteraan sosial. Pemahaman dan implementasi konsep kemanusiaan ini diharapkan dapat mendorong individu Muslim untuk berperilaku dengan kasih sayang, adil, dan peduli terhadap kesejahteraan semua manusia, serta berkontribusi dalam membangun masyarakat yang berdasarkan nilai- nilai Islam tentang kemanusiaan.

9 Khairan Muhammad Arif, “Konsep Moderasi Islam Dalam Pemikiran,” Millah: Jurnal Studi Agama 3, no. 1 (2020): 307–44.

10 Arrafiqur Rahman, “Kualitas Kehidupan Kerja; Suatu Tinjauan Literatur Dan Pandangan Dalam Konsep Islam,” Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos 6, no. 1 (2017): 7–22.

(5)

1. Pengertian Kemanusiaan Dalam Ajaran Islam

Dalam ajaran Islam, kemanusiaan mengacu pada martabat dan hak asasi manusia yang melekat pada setiap individu, tanpa memandang ras, agama, atau latar belakang etnis.11 Islam mengajarkan pentingnya menghormati memperlakukan semua manusia dengan adil, kasih sayang, dan rasa tanggung jawab. Pada intinya, kemanusiaan dalam ajaran Islam melibatkan pengakuan akan nilai-nilai universal yang melekat pada setiap manusia. Ini termasuk pemahaman bahwa semua manusia adalah makhluk Allah yang memiliki hak-hak dasar yang tidak dapat dilanggar, seperti hak atas kehidupan, kebebasan berpikir, kebebasan beragama, dan keadilan.

Dalam Islam, kemanusiaan juga menekankan pentingnya menjaga keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi semua anggota masyarakat.

Islam memandang bahwa individu dan masyarakat saling berkaitan dan saling bertanggung jawab dalam menciptakan kehidupan yang adil, harmonis, dan berkeadilan.12 Selain itu, Islam mengajarkan pentingnya berbuat baik, berempati, dan membantu sesama manusia yang membutuhkan. Konsep sedekah, zakat, dan amal yang termaktub dalam ajaran Islam merupakan bentuk nyata dari pemikiran kemanusiaan dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Islam mendorong umatnya untuk memperhatikan dan membantu mereka yang membutuhkan, termasuk yatim piatu, janda, orang miskin, dan orang-orang terpinggirkan dalam masyarakat.13 Dengan demikian, kemanusiaan dalam ajaran Islam mencakup pemahaman akan nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab terhadap kehidupan manusia. Hal ini memperkuat hubungan sosial yang baik, mempromosikan perdamaian, dan menginspirasi tindakan positif yang membawa manfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.

2. Martabat Manusia Dalam Islam

Dalam ajaran Islam, martabat manusia merujuk pada posisi yang mulia, derajat yang tinggi, dan nilai intrinsik yang dimiliki setiap individu manusia.14 Konsep martabat manusia dalam Islam didasarkan pada keyakinan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang istimewa dan memiliki kedudukan yang tinggi di antara ciptaan-Nya.

Pentingnya martabat manusia dalam Islam terkait dengan pemahaman bahwa setiap individu memiliki hak-hak asasi yang harus dihormati dan dilindungi.

Martabat manusia tidak tergantung pada status sosial, kekayaan, atau kekuasaan, tetapi berakar pada penciptaan manusia sebagai khalifah (pengganti) Allah di bumi.

Martabat manusia dalam Islam juga melibatkan tanggung jawab individu terhadap tugas-tugas agama, moral, dan sosialnya.15 Manusia sebagai makhluk yang mulia dan diberikan kelebihan oleh Allah SWT, memiliki tanggung jawab untuk menjalankan perintah-Nya, melaksanakan ibadah, serta berperilaku baik dan bertanggung jawab dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia.

11 and Rifal Rifal Rahman, Abdul, Ahmadin Ahmadin, “Peran Strategis Nahdlatul Ulama Dalam Penguatan Nasionalisme Kemanusiaan Untuk Menangkal Radikalisme,” Jurnal Artefak 8, no. 2 (2021):

97–110.

12 et al. Nasution, Fauziyah, “Diversitas Sosiokultural: Penjelasan, Faktor, Dan Manfaatnya Dalam Masyarakat,” Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Humaniora 3, no. 2 (2023): 249–58.k

13 Siti Faoziah, “INKLUSI SOSIAL DALAM PERSPEKTIF KEISLAMAN: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL UNTUK SEMUA,” AKSELERASI: Jurnal Ilmiah Nasional 5, no. 1 (2023).

14 Miftahul Jannah, “Konsep Bimbingan Konseling Islam Dalam Meningkatkan Moral Remaja,”

IDEALITA: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Keagamaan 1, no. 1 (2021): 64–85.

15 Moh Faishol Khusni, “Fase Perkembangan Anak Dan Pola Pembinaannya Dalam Perspektif Islam,” Martabat: Jurnal Perempuan Dan Anak 2, no. 2 (2018): 361–82.

(6)

Konsep martabat manusia dalam Islam juga menekankan pentingnya adil, kesetaraan, dan penghormatan terhadap hak-hak dan kebebasan individu.16 Setiap manusia memiliki hak atas kehidupan, kebebasan berpikir, kebebasan beragama, keadilan, dan hak-hak lainnya yang harus dihormati dan dilindungi oleh individu dan masyarakat. Dengan memahami martabat manusia dalam Islam, umat Muslim diharapkan untuk menghargai dan menghormati setiap individu tanpa memandang ras, agama, atau latar belakang etnis. Martabat manusia menjadi dasar untuk membangun hubungan sosial yang adil, harmonis, dan penuh dengan kasih sayang dalam masyarakat.

3. Hak Asasi Manusia Dalam Islam

Hak asasi manusia dalam Islam mengacu pada seperangkat hak fundamental yang melekat pada setiap individu sebagai konsekuensi dari penciptaan manusia oleh Allah SWT.17 Konsep hak asasi manusia dalam Islam didasarkan pada prinsip bahwa setiap manusia memiliki nilai intrinsik yang harus dihormati dan dilindungi.

Dalam ajaran Islam, hak asasi manusia dinyatakan dalam Al-Qur'an, Hadis, dan prinsip-prinsip hukum Islam.18 Beberapa hak asasi manusia yang penting dalam Islam antara lain;19

1) Hak atas kehidupan

Setiap individu memiliki hak untuk hidup dengan martabat dan dihormati, dan tidak boleh dirampas kehidupannya kecuali dalam kondisi yang diizinkan oleh hukum Islam, seperti dalam kasus pembelaan diri atau hukuman atas tindakan kejahatan yang serius.

2) Kebebasan beragama

Islam mengakui hak setiap individu untuk memeluk agama dan meyakini keyakinan yang sesuai dengan hati nuraninya. Tidak ada paksaan dalam agama menurut prinsip-prinsip Islam.

3) Keadilan

Islam menekankan pentingnya keadilan dalam semua aspek kehidupan. Setiap individu memiliki hak untuk diperlakukan secara adil, baik dalam sistem peradilan, urusan sosial, ekonomi, dan politik.

4) Kebebasan berpendapat dan berekspresi

Islam memperbolehkan individu untuk menyampaikan pendapatnya secara bertanggung jawab dan berdiskusi dengan cara yang bermanfaat dan damai.

5) Perlindungan privasi

Setiap individu memiliki hak untuk menjaga privasinya, termasuk privasi rumah, komunikasi, dan data pribadi.

6) Perlindungan dari perlakuan yang tidak manusiawi

Setiap individu memiliki hak untuk tidak diperlakukan dengan cara yang menyakiti atau merendahkan martabatnya, termasuk hak untuk tidak disiksa, dipermalukan, atau dianiaya secara fisik atau psikologis.

16 and Khairiyah Khairiyah Sufyan, Muhammad Arif, “HAM DALAM PERBINCANGAN DUA AGAMA Islam Dan Katolik,” TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama 15, no. 1 (2021):

49–59.

17 and Nalom Kurniawan Hakim, Lukman, “Membangun Paradigma Hukum HAM Indonesia Berbasis Kewajiban Asasi Manusia,” Jurnal Konstitusi 18, no. 4 (2021): 869–897.

18 and Ayip Jamalullael Hidayat, Alviana Resthy Inda, Amira Meina Zaroh, “PANDANGAN ISLAM TENTANG HAK ASASI MANUSIA DALAM AL-QUR’AN,” Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu 2, no. 1 (2023): 1271–1286.

19 Abdul Khakim, “Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Pendidikan Islam,” Evaluasi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 2, no. 1 (2018): 371–381.

(7)

Dalam Islam, hak asasi manusia berakar dalam konsep bahwa manusia adalah khalifah Allah di bumi dan diberikan tanggung jawab untuk menjalankan tugasnya dengan adil dan bertanggung jawab. Islam menekankan pentingnya menghormati hak-hak asasi manusia dan menegaskan perlunya keadilan, kebebasan, dan perlindungan bagi setiap individu, tanpa memandang perbedaan ras, agama, atau latar belakang etnis.

B. Konsep Kesejahteraan Sosial Dalam Islam

Konsep kesejahteraan sosial dalam Islam melibatkan upaya untuk mencapai keseimbangan dan kemakmuran di antara individu dan masyarakat secara luas.20 Hal ini mencakup keadaan di mana kebutuhan material, spiritual, sosial, dan budaya setiap individu terpenuhi dengan baik. Berikut adalah beberapa prinsip dan komponen kesejahteraan sosial dalam Islam;21

1) Keadilan sosial

Islam menekankan pentingnya keadilan dalam segala aspek kehidupan.

Kesejahteraan sosial dalam Islam melibatkan distribusi yang adil dan merata dari sumber daya dan kekayaan, sehingga setiap individu dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.

2) Keseimbangan antara individu dan masyarakat

Islam mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan individu dan kepentingan kolektif masyarakat. Kesejahteraan sosial tidak hanya melibatkan kebahagiaan individu, tetapi juga mencakup harmoni, kerjasama, dan keterlibatan aktif dalam masyarakat.

3) Persaudaraan dan solidaritas sosial

Islam mendorong terciptanya hubungan saling tolong-menolong dan kepedulian terhadap sesama. Kesejahteraan sosial dalam Islam melibatkan sikap saling peduli, bantuan, dan pembagian dengan mereka yang membutuhkan, termasuk melalui praktik sedekah, zakat, dan kegiatan sosial lainnya.

4) Pendidikan dan pengembangan manusia

Islam mengajarkan pentingnya pendidikan, baik pengetahuan agama maupun pengetahuan dunia. Kesejahteraan sosial dalam Islam mencakup peningkatan kualitas hidup melalui pendidikan, keterampilan, dan pengembangan potensi manusia.

5) Perlindungan dan kepedulian terhadap kelompok rentan

Islam mendorong perlindungan dan kepedulian terhadap kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat, seperti yatim piatu, janda, orang miskin, dan orang- orang terpinggirkan. Kesejahteraan sosial dalam Islam melibatkan upaya untuk mengurangi kesenjangan sosial dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

6) Lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan

Islam mengajarkan tanggung jawab manusia untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Kesejahteraan sosial dalam Islam mencakup upaya untuk menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, dan berkelanjutan agar kualitas hidup individu dan masyarakat meningkat.

Melalui konsep kesejahteraan sosial dalam Islam, diharapkan masyarakat Muslim berupaya untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan individu dan

20 Agus Gunawan, “Kepemilikan Dalam Islam,” Tazkiya 18, no. 02 (2017): 145–58.

21 Nur Fadilah, “Konsep Kesejahteraan Sosial Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” SALIMIYA:

Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam 1, no. 1 (2020): 49–67.

(8)

kolektif, menjaga keadilan sosial, serta memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Prinsip-prinsip ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan penuh dengan kebahagiaan bagi seluruh anggotanya.

1. Makna dan pentingnya kesejahteraan sosial dalam Islam

Kesejahteraan sosial dalam Islam memiliki makna dan penting yang mendalam.22 Berikut adalah penjelasan tentang makna dan pentingnya kesejahteraan sosial dalam Islam;23

1) Makna Kesejahteraan Sosial dalam Islam

Kesejahteraan sosial dalam Islam mengacu pada terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, sosial, dan budaya individu dan masyarakat dengan adil dan seimbang. Hal ini mencakup kehidupan yang berkelimpahan, harmoni sosial, keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif, serta persaudaraan dan solidaritas antara sesama manusia.

2) Pentingnya Kesejahteraan Sosial dalam Islam a) Perspektif Agama

Islam mengajarkan bahwa mencapai kesejahteraan sosial adalah tujuan yang penting dalam hidup manusia. Keberhasilan dalam mencapai kesejahteraan sosial merupakan bagian dari menjalankan tugas manusia sebagai khalifah Allah di bumi dan menjalankan ajaran-Nya dengan adil dan bertanggung jawab.

b) Keadilan Sosial

Kesejahteraan sosial mencakup keadilan sosial, di mana kekayaan dan sumber daya yang ada dalam masyarakat didistribusikan dengan adil dan merata. Ini mendorong penghapusan kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial, dan memastikan kesempatan yang sama bagi semua anggota masyarakat.

c) Solidaritas dan Persaudaraan

Kesejahteraan sosial dalam Islam mencakup persaudaraan dan solidaritas antara sesama manusia. Menjaga kesejahteraan sosial berarti memiliki sikap peduli, membantu mereka yang membutuhkan, dan mempromosikan kebaikan serta kemanusiaan dalam hubungan sosial.

d) Pendidikan dan Pengembangan Manusia

Kesejahteraan sosial melibatkan pendidikan dan pengembangan manusia, baik dalam hal pengetahuan agama maupun pengetahuan dunia.

Pendidikan yang berkualitas memberi individu kemampuan untuk mencapai kesejahteraan pribadi dan juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

e) Perlindungan Kelompok Rentan

Islam mengajarkan pentingnya melindungi dan membantu kelompok- kelompok rentan dalam masyarakat, seperti yatim piatu, janda, orang miskin, dan orang-orang terpinggirkan. Kesejahteraan sosial dalam Islam mencakup perlindungan dan perhatian terhadap mereka yang membutuhkan.

Pentingnya kesejahteraan sosial dalam Islam terletak pada upaya untuk menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan penuh dengan kasih sayang.

22 Miftahur Ridho, “Pandangan Islam Tentang Kesejahteraan Sosial Bagi Kelompok Penyandang Disabilitas,” Jurnal Al-Bayan: Media Kajian Dan Pengembangan Ilmu Dakwah 23, no. 1 (2017).

23 Fadilah, “Konsep Kesejahteraan Sosial Dalam Perspektif Ekonomi Islam.”

(9)

Dalam Islam, kesejahteraan sosial bukan hanya tujuan pribadi, tetapi juga tanggung jawab kolektif umat Muslim untuk mencapainya. Melalui upaya yang berkelanjutan dalam mencapai kesejahteraan sosial, masyarakat muslim diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik, di mana semua individu dapat hidup dengan martabat dan memperoleh kehidupan yang bermakna dan bahagia.

2. Prinsip-prinsip kesejahteraan sosial dalam Islam

Prinsip-prinsip kesejahteraan sosial dalam Islam mencakup panduan dan nilai-nilai yang dipegang oleh umat Muslim untuk menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan sejahtera.24 Berikut adalah beberapa prinsip kesejahteraan sosial dalam Islam;25

1) Keadilan dan Kesetaraan

Prinsip ini menekankan pentingnya distribusi sumber daya, kekayaan, dan peluang secara adil dan merata di antara anggota masyarakat. Keadilan sosial melibatkan perlakuan yang sama terhadap individu tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya mereka.

2) Solidaritas dan Persaudaraan

Prinsip ini mendorong terciptanya hubungan saling tolong-menolong, kerja sama, dan persatuan di antara anggota masyarakat. Persaudaraan Islam mengajarkan pentingnya saling peduli, membantu mereka yang membutuhkan, dan menganggap sesama manusia sebagai bagian dari keluarga yang lebih besar.26

3) Kepedulian terhadap Kelompok Rentan

Prinsip ini menekankan perlunya melindungi, membantu, dan memperhatikan kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat, seperti yatim piatu, janda, orang miskin, dan orang-orang terpinggirkan. Islam mendorong umatnya untuk memberikan bantuan dan kepedulian kepada mereka yang membutuhkan.

4) Kebebasan Beragama dan Ekspresi

Prinsip ini menghormati hak setiap individu untuk memiliki kebebasan beragama dan mengungkapkan pendapatnya dengan bertanggung jawab, selama tidak melanggar prinsip-prinsip Islam dan hak-hak orang lain.

5) Pendidikan dan Pengembangan Manusia

Prinsip ini mengakui pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan individu serta masyarakat. Pendidikan yang komprehensif, termasuk pendidikan agama dan pengetahuan dunia, dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengembangkan potensi manusia.

6) Perlindungan Lingkungan:

Prinsip ini menekankan tanggung jawab manusia untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Islam mengajarkan pentingnya menjadi khalifah (pengganti) Allah di bumi dan mengelola sumber daya alam dengan bijak, sehingga menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan bagi generasi masa depan.

24 Ubbadul Adzkiya, “Analisis Maqashid Al-Syariah Dalam Sistem Ekonomi Islam Dan Pancasila,”

JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia) 10, no. 1 (2020): 23–35.

25 Kurnia Muhajarah, “Pendidikan Toleransi Beragama Perspektif Tujuan Pendidikan Islam,” An- Nuha: Jurnal Kajian Islam, Pendidikan, Budaya Dan Sosial 3, no. 2 (2016): 160–78.

26 and Nasarudin Nasarudin Rusydiyah, Evi Fatimatur, “PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS KELUARGA DALAM PERSPEKTIF ABDULLAH NASHIH ULWAN DI ERA MILENIAL,” JALIE;

Journal of Applied Linguistics and Islamic Education 4, no. 1 (2020): 1–23.

(10)

Prinsip-prinsip kesejahteraan sosial dalam Islam memberikan landasan bagi umat Muslim dalam menjalankan tanggung jawab sosial mereka dan membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan sejahtera. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan umat Muslim dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesejahteraan individu dan masyarakat secara keseluruhan.

3. Tanggung jawab sosial dalam Islam

Tanggung jawab sosial dalam Islam mengacu pada tugas dan kewajiban individu Muslim terhadap masyarakat dan sesama manusia.27 Islam mengajarkan pentingnya berkontribusi secara positif dalam membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan berkeadilan. Berikut adalah beberapa aspek tanggung jawab sosial dalam Islam:

1) Sedekah dan Zakat

Islam mendorong umatnya untuk memberikan sedekah dan zakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap mereka yang membutuhkan. Sedekah merupakan memberikan sumbangan atau bantuan sukarela kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan, sementara zakat adalah kewajiban memberikan sebagian harta kepada yang berhak.

2) Kepedulian terhadap Kelompok Rentan

Islam mendorong individu Muslim untuk memperhatikan, melindungi, dan membantu kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat, seperti yatim piatu, janda, orang miskin, dan orang-orang terpinggirkan. Tanggung jawab sosial melibatkan memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

3) Keadilan Sosial

Islam menekankan pentingnya menjaga keadilan sosial dalam semua aspek kehidupan. Tanggung jawab sosial dalam Islam mencakup upaya untuk menciptakan masyarakat yang adil, di mana hak-hak dan kepentingan semua individu dihormati dan diperlakukan dengan adil.

4) Kebersihan dan Lingkungan Hidup

Islam mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan alam. Tanggung jawab sosial dalam Islam mencakup upaya untuk menjaga kebersihan, merawat alam, dan menghindari kerusakan lingkungan.

5) Pendidikan dan Penyebaran Ilmu

Islam menganggap pendidikan sebagai tanggung jawab sosial. Individu Muslim memiliki tanggung jawab untuk mencari ilmu dan berbagi pengetahuan dengan orang lain. Pendidikan dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup dan membangun masyarakat yang lebih baik.

6) Partisipasi Sosial dan Politik

Tanggung jawab sosial dalam Islam juga mencakup partisipasi aktif dalam urusan sosial dan politik yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat. Islam mendorong individu Muslim untuk berkontribusi dalam pengambilan keputusan publik dan memperjuangkan kepentingan umum.

Dalam Islam, tanggung jawab sosial dianggap sebagai bagian integral dari ibadah kepada Allah SWT. Tanggung jawab sosial melibatkan pengabdian kepada Allah dan masyarakat dengan melakukan tindakan yang mempromosikan kemanfaatan dan kesejahteraan bagi sesama manusia. Dengan menjalankan

27 et al Fauzi, Muhamad, “Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Milik Negara Dengan Indeks Islamic Social Reporting,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 6, no. 3 (2020): 488–500.

(11)

tanggung jawab sosial, individu muslim diharapkan dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan sejahtera.

C. Kaitan antara Kemanusiaan dan Kesejahteraan Sosial dalam Pemikiran Islam Kontemporer

Kemanusiaan dan kesejahteraan sosial memiliki kaitan erat dalam pemikiran Islam kontemporer.28 Dalam pemikiran ini, kemanusiaan dan kesejahteraan sosial saling melengkapi dan saling mendukung satu sama lain. Berikut adalah beberapa kaitan antara kemanusiaan dan kesejahteraan sosial dalam pemikiran Islam kontemporer;29

1) Pemikiran yang Berpusat pada Manusia

Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk Allah yang mulia dan memiliki martabat yang tinggi. Pemikiran Islam kontemporer menekankan pentingnya menghormati dan memuliakan setiap individu manusia serta memperhatikan kesejahteraan mereka. Pemikiran ini menempatkan kemanusiaan sebagai fokus utama dalam mencapai kesejahteraan sosial.

2) Keberpihakan terhadap Kelompok Rentan

Pemikiran Islam kontemporer menggarisbawahi perlunya perhatian khusus terhadap kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat, seperti yatim piatu, janda, orang miskin, dan orang-orang terpinggirkan. Kesejahteraan sosial tidak dapat tercapai sepenuhnya tanpa memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan kelompok-kelompok ini. Kemanusiaan dalam Islam mendorong umat Muslim untuk memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka, sehingga mewujudkan kesejahteraan sosial yang lebih inklusif dan berkeadilan.

3) Keadilan dan Kesetaraan

Islam menekankan pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam semua aspek kehidupan. Kesejahteraan sosial dalam pemikiran Islam kontemporer mencakup upaya untuk menciptakan masyarakat yang adil, di mana hak-hak semua individu dihormati dan diperlakukan dengan adil. Pemikiran ini menekankan bahwa kesejahteraan sosial yang berkelanjutan hanya dapat terwujud jika didasarkan pada keadilan dan kesetaraan yang sejati.

4) Solidaritas dan Persaudaraan

Pemikiran Islam kontemporer menekankan pentingnya solidaritas dan persaudaraan dalam mencapai kesejahteraan sosial. Solidaritas sosial melibatkan sikap saling peduli, saling membantu, dan saling mendukung di antara anggota masyarakat. Pemikiran ini memandang bahwa kemanusiaan dalam Islam mencakup perspektif yang inklusif dan memperkuat hubungan sosial yang harmonis untuk mencapai kesejahteraan bersama.30

5) Tanggung Jawab Sosial

Pemikiran Islam kontemporer menekankan pentingnya tanggung jawab sosial individu Muslim terhadap masyarakat. Kemanusiaan dalam Islam mendorong

28 and Era Sastra Pengestu Alimudin, Alimudin, “RELEVANSI PEMIKIRAN PENDIDIKAN ABDURRAHMAN WAHID DAN ABDURRAHMAN AN-NAHLAWI DI ERA MODER,” TAJDID:

Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan 6, no. 2 (2022): 211–18.

29 Ahmad Thoharul Anwar, “Zakat Produktif Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat,” ZISWAF : Jurnal Zakat Dan Wakaf 5, no. 1 (2018): 41, https://doi.org/10.21043/ziswaf.v5i1.3508.

30 and Syarifuddin Syarifuddin Nasaruddin, Nasaruddin, “Pola Pembinaan Sosial Keagamaan Dengan Pengintegrasian Nilai-Nilai Budaya Bima (Studi Terhadap Para Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Bima),” TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan 2, no. 1 (2018): 297–

313.

(12)

umat Muslim untuk berkontribusi secara positif dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Pemikiran ini mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan sosial, pemenuhan hak-hak asasi manusia, perlindungan terhadap kelompok rentan, dan pemberdayaan individu untuk mencapai kesejahteraan sosial secara menyeluruh.

Dalam pemikiran Islam kontemporer, kemanusiaan dan kesejahteraan sosial saling menguatkan dan saling mendukung. Melalui pemahaman dan implementasi yang holistik tentang kemanusiaan, umat Muslim diharapkan dapat berperan aktif dalam mencapai kesejahteraan sosial yang inklusif, adil, dan berkelanjutan dalam masyarakat.

1. Perspektif teologis tentang hubungan antara kemanusiaan dan kesejahteraan sosial Dalam perspektif teologis, hubungan antara kemanusiaan dan kesejahteraan sosial dalam Islam didasarkan pada keyakinan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan tertentu dan memberikan tanggung jawab kepada manusia untuk menjaga kesejahteraan diri sendiri dan masyarakat.31 Berikut adalah beberapa aspek perspektif teologis tentang hubungan antara kemanusiaan dan kesejahteraan sosial dalam Islam;32

1) Fitrah Manusia

Dalam Islam, fitrah manusia mengacu pada kodrat asli yang diberikan oleh Allah kepada setiap individu. Fitrah ini mencakup sifat-sifat yang melekat pada setiap manusia, seperti kemampuan untuk berpikir, berakhlak, dan berinteraksi dengan sesama manusia.33 Fitrah manusia dalam Islam dihubungkan dengan kesejahteraan sosial, karena manusia secara kodrati cenderung mencari kebaikan dan menciptakan lingkungan yang adil dan harmonis.

2) Khalifah di Bumi

Islam mengajarkan bahwa manusia diangkat sebagai khalifah (pengganti) Allah di bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesejahteraan dan keadilan dalam masyarakat. Hal ini mengimplikasikan bahwa kesejahteraan sosial adalah bagian dari peran dan tanggung jawab manusia sebagai representatif Allah di dunia.

3) Amal Ibadah dan Sosial

Dalam Islam, amal ibadah tidak hanya terbatas pada ritual keagamaan, tetapi juga melibatkan tindakan sosial yang membawa manfaat bagi masyarakat.

Amal sosial termasuk dalam konsep ibadah dalam Islam, dan melalui amal sosial, manusia berpartisipasi dalam menciptakan kesejahteraan sosial dan memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah.

4) Umat Terbaik

Al-Qur'an menyebut umat Muslim sebagai “Umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia” (Q.S. Al-Imran: 110). Dalam konteks ini, umat Muslim dipanggil untuk memberikan kontribusi yang positif dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Mereka dituntut untuk berperan aktif dalam mencapai kesejahteraan sosial melalui tindakan yang berlandaskan pada nilai-nilai agama dan moral.

31 Fadilah, “Konsep Kesejahteraan Sosial Dalam Perspektif Ekonomi Islam.”

32 Fadilah.

33 Alimudin Alimudin, “KONSEP PENDIDIKAN ANAK DALAM PERSPEKTIF AL- GHAZALI,” TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan 6, no. 1 (2022): 86–98.

(13)

5) Perintah Keadilan dan Kasih Sayang

Al-Qur'an dan Hadis Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya keadilan dan kasih sayang dalam hubungan sosial. Kemanusiaan dalam Islam dinyatakan melalui komitmen untuk memperlakukan orang lain dengan adil dan penuh kasih sayang. Menerapkan nilai-nilai ini dalam interaksi sosial akan membantu menciptakan kesejahteraan sosial yang inklusif dan berkeadilan.

Dalam perspektif teologis Islam, kemanusiaan dan kesejahteraan sosial saling terkait dan saling mendukung. Manusia memiliki tanggung jawab moral dan agama untuk menjaga kesejahteraan sosial, melalui tindakan sosial yang bermanfaat bagi individu dan masyarakat. Dengan memahami hubungan ini, individu Muslim diharapkan dapat berperan aktif dalam mencapai kesejahteraan sosial yang adil dan berkelanjutan, sesuai dengan ajaran agama Islam.

2. Peran kemanusiaan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial

Peran kemanusiaan sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan sosial.34 Kemanusiaan mencakup sikap dan tindakan yang berfokus pada martabat, keadilan, dan kesejahteraan semua individu dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa peran kemanusiaan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial:

1) Menghormati dan Memprioritaskan Martabat Manusia

Kemanusiaan melibatkan penghormatan terhadap martabat setiap individu, tanpa memandang ras, agama, atau latar belakang etnis. Dalam mewujudkan kesejahteraan sosial, penting untuk memastikan bahwa hak-hak dan kebutuhan dasar semua orang dihormati dan dipenuhi.

2) Mendorong Keadilan dan Kesetaraan

Kemanusiaan memperjuangkan keadilan dan kesetaraan dalam semua aspek kehidupan. Untuk mencapai kesejahteraan sosial yang berkelanjutan, perlu ada distribusi yang adil dan merata dari sumber daya, peluang, dan manfaat sosial.

3) Menjaga Solidaritas dan Persaudaraan

Kemanusiaan menginspirasi sikap saling peduli, tolong-menolong, dan persaudaraan dalam masyarakat. Dalam mewujudkan kesejahteraan sosial, penting untuk membangun hubungan saling mendukung, mengatasi kesenjangan sosial, dan memperkuat ikatan sosial di antara individu dan kelompok.

4) Memberikan Bantuan dan Dukungan

Kemanusiaan mendorong kita untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini mencakup memberikan bantuan ekonomi, pendidikan, perawatan kesehatan, dan fasilitas dasar kepada mereka yang kurang beruntung atau terpinggirkan dalam masyarakat.

5) Mempromosikan Pendidikan dan Kesadaran

Kemanusiaan memperjuangkan akses universal terhadap pendidikan yang berkualitas dan pemahaman yang lebih baik tentang hak-hak asasi manusia.

Pendidikan memainkan peran penting dalam memberdayakan individu untuk mencapai kesejahteraan pribadi dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang berdaya dan berkeadilan.

6) Mengadvokasi Perubahan Sosial dan Kebijakan Publik

Kemanusiaan mendorong kita untuk mengadvokasi perubahan sosial dan kebijakan publik yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Ini

34 Bashlul Hazami, “Peran Dan Aplikasi Wakaf Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umat Di Indonesia,” Analisis: Jurnal Studi Keislaman 6, no. 1 (2016): 173–204.

(14)

melibatkan partisipasi aktif dalam mendorong reformasi sosial, keadilan, perlindungan hak asasi manusia, dan kesetaraan dalam masyarakat.

Dengan memainkan peran kemanusiaan ini, kita dapat secara aktif berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan sosial yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam upaya ini, penting untuk menjaga kesadaran, empati, dan komitmen untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap interaksi dan kegiatan kita

3. Dampak positif dari penerapan pemikiran Islam terkait kemanusiaan dan kesejahteraan sosial

Penerapan pemikiran Islam terkait kemanusiaan dan kesejahteraan sosial memiliki dampak positif yang signifikan dalam masyarakat.35 Beberapa dampak positif tersebut meliputi;36

1) Keadilan Sosial

Pemikiran Islam mendorong keadilan sosial yang merata bagi semua individu.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip Islam terkait kemanusiaan dan kesejahteraan sosial, masyarakat dapat menciptakan sistem yang lebih adil, di mana hak-hak dan kepentingan semua anggota masyarakat dihormati dan dipenuhi.

2) Persaudaraan dan Solidaritas

Pemikiran Islam mempromosikan persaudaraan dan solidaritas sosial antara sesama manusia. Dengan menerapkan nilai-nilai ini, masyarakat dapat membentuk hubungan yang lebih harmonis, saling mendukung, dan tolong- menolong dalam mencapai kesejahteraan bersama.

3) Penanggulangan Kemiskinan

Pemikiran Islam mengajarkan pentingnya memberikan bantuan dan perhatian kepada mereka yang membutuhkan. Penerapan pemikiran Islam tentang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial dapat mendorong upaya penanggulangan kemiskinan, baik melalui zakat, sedekah, maupun program- program sosial lainnya.

4) Keseimbangan dalam Pembangunan

Pemikiran Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif dalam pembangunan masyarakat. Dengan memperhatikan aspek kemanusiaan dan kesejahteraan sosial, pembangunan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kesejahteraan dan keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

5) Pendidikan dan Pemberdayaan

Pemikiran Islam mendorong pendidikan yang holistik, yang mencakup pendidikan agama dan pengetahuan dunia. Penerapan pemikiran ini dapat memberdayakan individu melalui pendidikan yang berkualitas, memungkinkan mereka untuk mencapai kesejahteraan pribadi dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

6) Perlindungan Hak Asasi Manusia

Pemikiran Islam mengakui dan melindungi hak asasi manusia, termasuk hak hidup, kebebasan beragama, keadilan, dan kebebasan berekspresi. Dengan penerapan pemikiran ini, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang menghormati dan melindungi hak-hak asasi setiap individu.

35 Harriguna, Taqwa, “Kemajuan Teknologi Modern Untuk Kemanusiaan Dan Memastikan Desain Dengan Memanfaatkan Sumber Tradisional.”

36 Diana Ma’rifah, “Implementasi Work from Home: Kajian Tentang Dampak Positif, Dampak Negatif Dan Produktifitas Pegawai,” Civil Service Journal 14, no. 2 (2020): 53–63.

(15)

Penerapan pemikiran Islam terkait kemanusiaan dan kesejahteraan sosial memiliki potensi untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan sejahtera. Dengan memahami nilai-nilai Islam yang berfokus pada kemanusiaan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat dapat merasakan dampak positif yang signifikan dalam mencapai kesejahteraan sosial yang berkelanjutan.

KESIMPULAN

Kesimpulannya, dalam pemikiran Islam kontemporer, kemanusiaan dan kesejahteraan sosial memiliki peran yang sangat penting. Pemikiran ini menggaris bawahi pentingnya menghormati martabat manusia, menciptakan keadilan sosial, memperhatikan kelompok rentan, dan mendorong persaudaraan serta solidaritas sosial. Pemikiran Islam juga menekankan pentingnya pendidikan, perlindungan lingkungan, dan partisipasi aktif dalam membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan sejahtera. Dalam pemikiran ini, kemanusiaan dan kesejahteraan sosial saling melengkapi dan saling mendukung untuk mencapai kesejahteraan yang inklusif dan berkelanjutan.

Penerapan pemikiran Islam tentang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial memiliki dampak positif dalam menciptakan masyarakat yang adil, mengatasi ketimpangan sosial, menghormati hak asasi manusia, dan memperhatikan kebutuhan kelompok rentan.

Melalui pendidikan, kesadaran, kolaborasi, dan penerapan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat dapat memperkuat upaya untuk mewujudkan kesejahteraan sosial yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Dalam konteks masa kini, pemikiran Islam tentang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial memiliki implikasi dan relevansi yang signifikan. Namun, tantangan seperti interpretasi yang beragam dan ketimpangan sosial dan ekonomi masih perlu dihadapi. Namun, ada juga peluang seperti pendidikan, kolaborasi, dan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan kemanusiaan dan kesejahteraan sosial berdasarkan pemikiran Islam.

Secara keseluruhan, pemikiran Islam tentang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial memberikan panduan dan nilai-nilai yang dapat membantu masyarakat dalam membangun lingkungan yang adil, harmonis, dan sejahtera. Dengan menerapkan pemikiran ini dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai Islam tentang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Adzkiya, Ubbadul. “Analisis Maqashid Al-Syariah Dalam Sistem Ekonomi Islam Dan Pancasila.” JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia) 10, no. 1 (2020): 23–35.

Alimudin, Alimudin, and Era Sastra Pengestu. “RELEVANSI PEMIKIRAN PENDIDIKAN ABDURRAHMAN WAHID DAN ABDURRAHMAN AN- NAHLAWI DI ERA MODER.” TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan 6, no. 2 (2022): 211–18.

Alimudin, Alimudin. “KONSEP PENDIDIKAN ANAK DALAM PERSPEKTIF AL- GHAZALI.” TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan 6, no. 1 (2022): 86–98.

Arif, Khairan Muhammad. “Konsep Moderasi Islam Dalam Pemikiran.” Millah: Jurnal Studi Agama 3, no. 1 (2020): 307–44.

Fadilah, Nur. “Konsep Kesejahteraan Sosial Dalam Perspektif Ekonomi Islam.”

SALIMIYA: Jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam 1, no. 1 (2020): 49–67.

Fanindy, Muhammad Nanda. “Formulasi Maqasid Syariah Perspektif Jamaluddin

(16)

Athiyyah.” Islamitsch Familierecht Journal 1, no. 1 (2020): 23–45.

Faoziah, Siti. “INKLUSI SOSIAL DALAM PERSPEKTIF KEISLAMAN:

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL UNTUK SEMUA.”

AKSELERASI: Jurnal Ilmiah Nasional 5, no. 1 (2023).

Fauzi, Muhamad, et al. “Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Milik Negara Dengan Indeks Islamic Social Reporting.” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 6, no. 3 (2020): 488–500.

Gunawan, Agus. “Kepemilikan Dalam Islam.” Tazkiya 18, no. 02 (2017): 145–58.

Hadi, Nur, et al. “Relevansi Konsep Rahmatan Lil ‘Alamin Terhadap Toleransi Beragama.” Jurnal Pendidikan Agama Islam 6, no. 1 (2023): 21–29.

Hakim, Lukman, and Nalom Kurniawan. “Membangun Paradigma Hukum HAM Indonesia Berbasis Kewajiban Asasi Manusia.” Jurnal Konstitusi 18, no. 4 (2021):

869–97.

Harriguna, Taqwa, and Tri Wahyuningsih. “Kemajuan Teknologi Modern Untuk Kemanusiaan Dan Memastikan Desain Dengan Memanfaatkan Sumber Tradisional.” ADI Bisnis Digital Interdisiplin Jurnal 2, no. 1 (2021): 65–78.

Hazami, Bashlul. “Peran Dan Aplikasi Wakaf Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umat Di Indonesia.” Analisis: Jurnal Studi Keislaman 6, no. 1 (2016): 173–204.

Hidayat, Alviana Resthy Inda, Amira Meina Zaroh, and Ayip Jamalullael.

“PANDANGAN ISLAM TENTANG HAK ASASI MANUSIA DALAM AL- QUR’AN.” Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu 2, no. 1 (2023): 1271–86.

Jannah, Miftahul. “Konsep Bimbingan Konseling Islam Dalam Meningkatkan Moral Remaja.” IDEALITA: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Keagamaan 1, no. 1 (2021):

64–85.

Khakim, Abdul. “Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Pendidikan Islam.” Evaluasi:

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 2, no. 1 (2018): 371–81.

Khusni, Moh Faishol. “Fase Perkembangan Anak Dan Pola Pembinaannya Dalam Perspektif Islam.” Martabat: Jurnal Perempuan Dan Anak 2, no. 2 (2018): 361–82.

Kusjuniati, Kusjuniati. “Kesejahteraan Sosial Islami” Sebuah Pemikiran Ekonomi Islam Imam Al-Ghazali.” Widya Balina 4, no. 2 (2019): 1–8.

Labaso, Syahrial. “Paradigma Integrasi-Interkoneksi Di Tengah Kompleksitas Problem Kemanusiaan.” Al-A’raf: Jurnal Pemikiran Islam Dan Filsafat 15, no. 2 (2018):

335–52.

Ma’rifah, Diana. “Implementasi Work from Home: Kajian Tentang Dampak Positif, Dampak Negatif Dan Produktifitas Pegawai.” Civil Service Journal 14, no. 2 (2020):

53–63.

Muhajarah, Kurnia. “Pendidikan Toleransi Beragama Perspektif Tujuan Pendidikan Islam.” An-Nuha: Jurnal Kajian Islam, Pendidikan, Budaya Dan Sosial 3, no. 2 (2016): 160–78.

Mulia, Musdah. “Feminisme Islam Di Indonesia: Refleksi, Aksi, Dan Praxis.” Jurnal Perempuan 27, no. 2 (2022): 167–78.

Nandang, Kris, and Suciyadi Ramdhani. “Bisnis Sebagai Gerakan Dakwah Dan Dampaknya Bagi Kesejahteraan Sosial Menurut Tafsir Al-Misbah.” Diya Al-Afkar:

Jurnal Studi Al-Quran Dan Al-Hadis 9, no. 1 (2021): 156–76.

Nasaruddin, Nasaruddin, and Syarifuddin Syarifuddin. “Pola Pembinaan Sosial Keagamaan Dengan Pengintegrasian Nilai-Nilai Budaya Bima (Studi Terhadap Para Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Bima).” TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan 2, no. 1 (2018): 297–313.

Nasution, Fauziyah, et al. “Diversitas Sosiokultural: Penjelasan, Faktor, Dan Manfaatnya Dalam Masyarakat.” Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Humaniora 3, no.

(17)

2 (2023): 249–58.

Rahman, Abdul, Ahmadin Ahmadin, and Rifal Rifal. “Peran Strategis Nahdlatul Ulama Dalam Penguatan Nasionalisme Kemanusiaan Untuk Menangkal Radikalisme.”

Jurnal Artefak 8, no. 2 (2021): 97–110.

Rahman, Arrafiqur. “Kualitas Kehidupan Kerja; Suatu Tinjauan Literatur Dan Pandangan Dalam Konsep Islam.” Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos 6, no. 1 (2017): 7–22.

Ridho, Miftahur. “Pandangan Islam Tentang Kesejahteraan Sosial Bagi Kelompok Penyandang Disabilitas.” Jurnal Al-Bayan: Media Kajian Dan Pengembangan Ilmu Dakwah 23, no. 1 (2017).

Rusydiyah, Evi Fatimatur, and Nasarudin Nasarudin. “PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS KELUARGA DALAM PERSPEKTIF ABDULLAH NASHIH ULWAN DI ERA MILENIAL.” JALIE; Journal of Applied Linguistics and Islamic Education 4, no. 1 (2020): 1–23.

Sufyan, Muhammad Arif, and Khairiyah Khairiyah. “HAM DALAM PERBINCANGAN DUA AGAMA Islam Dan Katolik.” TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama 15, no. 1 (2021): 49–59.

Thoharul Anwar, Ahmad. “Zakat Produktif Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat.”

ZISWAF : Jurnal Zakat Dan Wakaf 5, no. 1 (2018): 41.

https://doi.org/10.21043/ziswaf.v5i1.3508.

TIDJANI, Aisyah. “Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Menghadapi Tantangan Globalisasi.” Reflektika 12, no. 1 (2017): 96–133.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan relevansi Kiri Islam dan Islam Modern bagi dunia Islam, dapat dikatakan bahwa gagasan-gagasan Nurcholish Madjid secara nasional adalah sebuah upaya pengayoman real

Bedanya, penelitian dengan judul “Makna Kemanusiaan Menurut Ahmad Wahib dalam Buku Pergolakan Pemikiran Islam karya Ahmad Wahib (Analisis Wacana Kritis Model Teun

Hukum Islam yang dikembangkan oleh para ulama> tidak berasal dari titik vakum, namun dilahirkan dalam rangka menjawab tantangan perubah- an sosial dan kebutuhan

Menurut Mulkhan, Islam syari’ah-fiqhiyah sangat mewarnai corak pemikiran formal Muhammadiyah, maka sikap “hitam putih” di kalangan kebanyakan masyarakat dalam

Guna dijadikan pedoman 1 Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, 47 hidup seluruh manusia yang bertujuan bahagia di dunia dan akhirat.2

KESIMPULAN Pembahasan mengenai paradigma moderasi beragama dalam revitalisasi fungsi pendidikan Islam dalam konteks multikultural, dengan berlandaskan pada perspektif pemikiran Imam

Arsitektur kontemporer, sebagai perpaduan seni dan teknologi, tidak hanya mencerminkan inovasi desain dan estetika visual, tetapi juga menggambarkan bagaimana konteks identitas sosial

HUBUNGAN RUANG DALAM PADA PERENCANAAN AKADEMI KULINER DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER Kontemporer ini perlu menjadi sebuah tantangan untuk jenis pendidikan keterampilan yang