• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Kepemimpinan Strategis Sebagai Fondasi Menuju Indonesia Emas 2045

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Kepemimpinan Strategis Sebagai Fondasi Menuju Indonesia Emas 2045"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Kepemimpinan Strategis Sebagai Fondasi Menuju Indonesia Emas 2045

Nasrul

Universitas Paramadina, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia Email: nasrulwaly@gmail.com

Abstrak

Peran krusial dari kepemimpinan strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 menjadi elemen kunci dalam mengatasi dinamika ancaman pada sektor penting seperti kesehatan, pangan, energi dan ekonomi. Metode penelitian dalam artikel ini adalah kualitatif dengan studi kepustakaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran kunci dari kepemimpinan strategis dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045. Dengan mendalami akar masalah dari dinamika ancaman, artikel ini diharapkan dapat memberikan suatu rekomendasi dan strategi konkret untuk mencapai tujuan nasional. Adapun hasil penelitian menunjukan untuk meningkatkan indeks kesehatan, mengurangi angka stunting, dan memperkuat ketahanan pangan dan energi serta ekonomi diperlukan strategi yang terpadu, adaptif dan berlanjut. Melalui pemanfaatan elemen kunci pemikiran strategis menjadi hal yang esensial menanamkan budaya kepemimpinan strategis yang mengakar kuat dalam masyarakat sehingga menjadi fondasi utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Dengan pendekatan yang kokoh ini, Indonesia dapat memaksimalkan potensi bonus demografi tahun 2030, menciptakan generasi yang kuat dan siap menghadapi tantangan global.

Kata Kunci: Kepemimpinan Strategis, Indonesia Emas 2045, Bonus Demografi

This work is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.

PENDAHULUAN

Indonesia, dengan keanekaragaman budaya, sumber daya alam yang melimpah, dan posisinya sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi untuk menjadi negara super power. Dalam mewujudkan visi besar untuk Indonesia Emas 2045, sebuah perspektif kepemimpinan strategis yang kuat diperlukan untuk mengemban tantangan-tantangan global yang semakin kompleks. Pada era globalisasi, tantangan- tantangan seperti dinamika geopolitik, perubahan iklim, krisis kesehatan global, dan ketidakpastian ekonomi menjadi faktor-faktor kunci yang mempengaruhi stabilitas dan keamanan suatu negara. Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina telah membawa konsekuensi serius terhadap stabilitas pasokan pangan dan energi, baik di kawasan sekitarnya maupun secara global (Permana, 2022).

Terjadinya gangguan dalam pasokan pangan berkaitan erat dengan Ukraina sebagai salah satu produsen gandum terbesar di dunia. Konflik ini telah mengganggu proses produksi dan ekspor gandum dari wilayah tersebut, mengakibatkan ketegangan pada pasar global dan kenaikan harga pangan di seluruh dunia (Hutabarat, 2022). Selain itu, sektor pertanian yang sangat bergantung pada energi juga terdampak, karena kegiatan pertanian memerlukan penggunaan mesin dan infrastruktur yang memerlukan pasokan energi yang stabil. Konflik ini telah menimbulkan potensi gangguan serius pada pasokan energi, terutama jika infrastruktur kunci seperti pipa gas, pembangkit listrik, atau fasilitas pengolahan minyak dan gas menjadi sasaran serangan (Bramastya & Puspitarini, 2022). Eropa, sebagai salah satu wilayah yang sangat tergantung pada pasokan gas alam dari Rusia, rentan terhadap gangguan semacam ini.

Akibatnya, kenaikan harga energi dan potensi kelangkaan pasokan dapat mempengaruhi ekonomi dan kehidupan sehari-hari di negara-negara Eropa dan Dunia.

(2)

Kemudian, bersamaan dengan efek domino konflik rusia dan Ukraina adalah krisis ekonomi pasca pandemi COVID-19. Konsekuensi pandemi COVID-19 terhadap stabilitas dan perekonomian suatu negara sangat mencerminkan pentingnya manajemen dan keamanan global sebagai pilar-pilar kritis dalam strategi kepemimpinan menuju Indonesia Emas 2045 (Afifah & Fauziyyah, 2023). Lebih lanjut, di tengah perubahan iklim yang tak menentu membawa dampak negatif yang semakin terasa terhadap keamanan suatu negara, termasuk Indonesia. Perubahan pola cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan krisis sumber daya alam menjadi ancaman serius bagi stabilitas dan keamanan nasional. Banjir, kekeringan, dan bencana alam lainnya dapat menciptakan konflik sosial, migrasi paksa, dan ketegangan politik juga berpotensi mengganggu stabilitas internal suatu negara (Bezama et al., 2022).

Sejalan dengan permasalahan dinamika ancaman yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional, Indonesia diuntungkan dengan adanya bonus demografi. Indonesia, pada saat ini, mengalami fase bonus demografi yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2030.

Bonus demografi adalah fenomena meningkatnya jumlah individu usia produktif dalam populasi suatu negara dalam jangka waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah individu yang berusia non-produktif (Pantjoro, 2021). Pada tahun 2022, sekitar 69,3% dari total populasi Indonesia, atau sekitar 190,83 juta jiwa, merupakan bagian dari kelompok usia produktif (Hadjaratie et al., 2023). Perubahan dalam struktur usia penduduk ini, yang ditandai dengan penurunan beban ketergantungan, membawa potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Rentang usia produktif yang begitu besar ini menawarkan peluang luar biasa, terutama dengan memandang peran penting generasi muda. Mereka memiliki kapasitas besar sebagai pendorong utama dalam memanfaatkan potensi dari bonus demografi ini. Dengan kepemimpinan strategis yang cerdas dan inovatif, Indonesia dapat memandu dan mengarahkan momentum bonus demografi ini menuju pencapaian visi ambisius Indonesia Emas 2045. Indonesia Emas 2045 mengacu pada target tahun 2045 di mana Indonesia akan merayakan seratus tahun kemerdekaannya. Visi ini menekankan ambisi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang makmur, maju, dan berdaulat di berbagai bidang pada tahun tersebut (Purba & Bety, 2022).

Sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045, diperlukan kepemimpinan strategis yang proaktif dan inovatif untuk mengatasi tantangan-tantangan kompleks ini, dengan kepemimpinan strategis yang bijak, Indonesia dapat membangun fondasi kokoh untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, memastikan stabilitas ekonomi, energi, dan keamanan pangan yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan-tantangan global. Adapun tujuan dari artikel ilmiah ini adalah untuk mengeksplorasi peran kunci dari kepemimpinan strategis dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045. Dengan mendalami akar masalah dari dinamika ancaman, artikel ini diharapkan dapat memberikan suatu rekomendasi dan strategi konkret untuk mencapai tujuan nasional.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ilmiah ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan dengan studi kepustakaan. Menurut Creswell (2012) dalam buku Sugiyono, menjelaskan bahwa studi kepustakaan mempunyai dua kegunaan.

Pertama, untuk menjelaskan tentang pentingnya penelitian dan masalah penelitian. Kedua, sebagai panduan untuk membuat pertanyaan penelitian dan merumuskan hipotesis. Adapun informasi dan data yang diperoleh dalam studi kepustakaan ini berasal dari berbagai literatur ilmiah baik jurnal, artikel, buku, atau dokumen-dokumen lainnya termasuk website yang relevan dengan penelitian.

(3)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kepemimpinan Strategis

Kepemimpinan strategis adalah kemampuan seorang pemimpin atau tim pimpinan untuk merencanakan, mengarahkan, dan melaksanakan strategi jangka panjang yang akan membawa organisasi atau entitas menuju tujuan dan visi yang telah ditetapkan. Hal ini melibatkan kemampuan untuk memahami lingkungan eksternal dan internal, mengidentifikasi peluang dan ancaman, serta mengalokasikan sumber daya secara efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan (Yoesgiantoro, 2023). Menurut Jelenc (2015) Pemikiran strategis adalah konsep yang cukup khas yang dapat digunakan pada tingkat individu maupun organisasi. Ketika difokuskan pada tingkat individu, hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pemimpin yang efektif berpikir dengan cara yang berbeda dari pemimpin yang kurang efektif. Sedangkan menurut Susanto & Titisari (2020) Kepemimpinan strategis adalah pemandu visi yang membuat suatu organisasi berbeda dan istimewa. Hal tersebut dikarenakan kepemimpinan strategis membawa ide-ide besar menjadi kenyataan, seperti peta jalan, kepemimpinan strategis memastikan setiap langkah mengarah pada visi yang telah ditetapkan. Dari beberapa definisi tersebut maka kepemimpinan strategis adapt diartikan sebagai kompas bagi suatu organisasi/pemerintah untuk mencapai tujuan dan visi yang telah ditetapkan.

Gambar 1. Kepemimpinan Strategis (Sumber : Kazmi & Naaranoja, 2015)

Pemimpin yang memegang peran kepemimpinan strategis harus memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan strategis, memotivasi tim, dan mengadaptasi strategi jika diperlukan dalam menghadapi perubahan situasional atau lingkungan. Kepemimpinan strategis diperlukan terutama dalam konteks organisasi besar, entitas pemerintahan, atau dalam situasi di mana keputusan jangka pendek mempengaruhi arah dan keberhasilan jangka panjang. Menurut Kazmi et al., (2016) pemikiran strategis memiliki relevansi yang kuat dengan pembuatan kebijakan di tingkat organisasi atau pemerintahan. Dengan menerapkan pemikiran strategis, para pemimpin dapat merumuskan kebijakan yang terarah dan efektif untuk mencapai tujuan jangka panjang. Pemikiran strategis memungkinkan identifikasi prioritas yang jelas dan alokasi sumber daya yang bijak untuk mendukung pelaksanaan kebijakan. Selain itu, pemikiran strategis juga membantu dalam memprediksi dampak dan implikasi dari kebijakan yang diusulkan, memastikan bahwa mereka sejalan dengan visi dan misi organisasi atau pemerintahan. Dengan demikian, pemikiran strategis bukan hanya menguntungkan dalam merancang kebijakan yang sukses, tetapi juga memastikan bahwa kebijakan tersebut memberikan dampak positif dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

(4)

Implementasi dari kepemimpinan strategis menjadi sangat krusial dalam menghadapi masalah global, seperti yang dialami Indonesia saat ini. Pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mengambil keputusan strategis, memotivasi tim, dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan situasional yang seringkali tidak terduga, terutama dalam menghadapi krisis. Lebih dari itu, kepemimpinan strategis menjadi semakin penting dalam mengelola dampak dari krisis ekonomi, pangan, dan energi serta kesehatan yang terkait erat dengan stabilitas dan keamanan global. Dalam konteks organisasi besar atau entitas pemerintahan, pemikiran strategis memungkinkan para pemimpin untuk merumuskan kebijakan yang tepat dan efektif dalam menghadapi tantangan ini. Dengan memprioritaskan kebijakan yang mendesak dan mengalokasikan sumber daya secara cerdas, pemimpin dapat memastikan kelangsungan dan keamanan jangka panjang. Di tengah ketidakpastian, pemikiran strategis juga memungkinkan pemimpin untuk memprediksi dan mengantisipasi dampak dari kebijakan yang diambil, sehingga memastikan bahwa langkah-langkah tersebut selaras dengan visi dan misi organisasi atau pemerintahan.

Merujuk dari teori dan uraian kepemimpinan strategis dapat diartikan bahwa kepemimpinan strategis bukan hanya tentang menanggapi masalah global dengan kecepatan, tetapi juga tentang memastikan bahwa keputusan dan kebijakan yang diambil memberikan dampak positif dan berkelanjutan terhadap beberapa aspek kritis seperti kesehatan, ekonomi, pasokan pangan, dan sumber energi di Indonesia. Aspek tersebut merupakan tantangan sekaligus kesempatan bagi para pemimpin untuk memimpin dengan visi dan strategi yang kuat demi keamanan dan kesejahteraan bangsa.

Dinamika Ancaman

Di tengah upaya pemulihan pasca pandemi, Indonesia perlu mengadopsi strategi pembangunan yang mempertimbangkan perubahan terkini dalam lingkungan strategis global.

Kekuatan atau ketidaksiapan dalam menghadapi tantangan pasca pandemi dapat mempengaruhi kepentingan nasional Indonesia secara keseluruhan. Oleh karena itu, perencanaan strategis yang matang dan kewaspadaan yang tepat sangat penting. Penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19 adalah tantangan global yang telah memengaruhi berbagai sektor di seluruh dunia termasuk Indonesia (Yunita, 2022). Beberapa industri bahkan mengalami kebangkrutan, menyebabkan penurunan pendapatan, daya beli, serta meningkatnya angka PHK dan pengangguran. Selain itu, potensi krisis ekonomi dan pangan akibat konflik Rusia-Ukraina dapat memperburuk situasi.

Gambar 2. Laju Pertumbuhan PDB Indonesia 2019-2022 (dalam Triwulan) (Sumber : BPS, 2023)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia, menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2019 hingga 2022, walaupun mengalami penurunan tajam pada tahun 2020 akibat dampak

(5)

pandemi Covid-19. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023, yang menetapkan berakhirnya status pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia, memiliki implikasi signifikan terhadap ekonomi negara. Sejak kuartal kedua tahun 2021, terjadi pemulihan ekonomi yang signifikan, dengan PDB meningkat kembali seperti pada periode sebelum pandemi. Analisis struktur ekonomi dari sisi produksi selama periode 2019- 2022 menunjukkan bahwa sektor Manufaktur memberikan kontribusi terbesar dengan rata- rata 19,29 persen, diikuti oleh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan kontribusi rata-rata sebesar 13,02 persen. Selanjutnya, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor juga memiliki kontribusi signifikan sebesar 12,93 persen. Sementara sektor Konstruksi, Pertambangan, dan Penggalian memberikan kontribusi rata-rata sekitar 10,41 persen dan 8,72 persen secara berurutan (BPS, 2023).

Penting untuk dicatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan efek eksternal, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebelum munculnya pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia tumbuh sekitar lima persen.

Namun, pandemi ini menyebabkan kontraksi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun 2020, dengan penurunan sebesar 5,32 persen. Namun, mulai kuartal kedua tahun 2021, ekonomi Indonesia kembali tumbuh positif. Pertumbuhan ekonomi dapat berdampak positif pada upaya penanggulangan stunting. Peningkatan ekonomi dapat memungkinkan lebih banyak sumber daya untuk diinvestasikan dalam program gizi dan kesehatan yang menyeluruh, yang pada gilirannya dapat membantu mengatasi masalah stunting di Indonesia. Pemulihan ekonomi pasca pandemi merupakan momentum penting bagi Indonesia untuk mengatasi tantangan serius seperti stunting. Data dari Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,6%, yang meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 24,4%, meskipun ada penurunan, hal ini perlu menjadi perhatian serius mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 adalah 14% dan standar WHO menetapkan batas bawah di bawah 20% (Kemendikbud, 2023). Oleh karena itu, dengan pemulihan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan, Indonesia memiliki kesempatan untuk meningkatkan upaya penanggulangan stunting melalui investasi dalam program-program gizi dan kesehatan masyarakat. Dengan memanfaatkan pertumbuhan ekonomi yang positif, pemerintah dapat memfokuskan sumber daya untuk mencapai target-target penurunan angka stunting dengan lebih efektif, seiring dengan upaya membangun kembali kesejahteraan masyarakat pasca pandemi.

Stunting adalah kondisi kronis yang terjadi pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang, terutama dalam asupan nutrisi yang penting seperti protein, vitamin, dan mineral. Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang terhambat, sehingga anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata anak seusianya. Stunting dapat terjadi pada masa perkembangan awal, terutama pada dua tahun pertama kehidupan, dan memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan, kognisi, dan produktivitas individu di masa dewasa. Stunting juga dapat mempengaruhi perkembangan otak dan daya tahan tubuh, sehingga menjadi isu penting dalam kesehatan dan pembangunan manusia. Upaya pencegahan dan penanganan stunting meliputi asupan gizi yang memadai, pelayanan kesehatan ibu dan anak yang baik, serta akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak (Fikri & Komalyna, 2023).

Stunting memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas IQ anak-anak. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung mengalami penurunan potensi kognitif karena gangguan pertumbuhan otak yang terkait dengan kekurangan gizi. Hal ini dapat menghambat kemampuan belajar, memahami, dan memecahkan masalah kompleks. Oleh karena itu, mengatasi stunting tidak hanya penting untuk kesehatan fisik anak, tetapi juga untuk

(6)

memastikan perkembangan kognitif yang optimal. Sejalan dengan bonus demografi Indonesia, memaksimalkan kualitas IQ dari generasi muda yang akan membentuk tulang punggung bonus demografi adalah krusial. Anak-anak yang tumbuh dengan kualitas IQ yang baik akan memiliki kemampuan untuk berkontribusi secara lebih efektif pada pembangunan ekonomi dan sosial negara. Oleh karena itu, investasi dalam penanganan stunting tidak hanya mendukung kesehatan fisik, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Pemulihan dan peningkatan kualitas kesehatan anak-anak Indonesia, termasuk upaya mengatasi masalah stunting, merupakan fondasi penting dalam mewujudkan visi "Indonesia Emas 2045". Kesehatan dan kualitas IQ yang optimal pada generasi muda adalah elemen kunci untuk mencapai tujuan ambisius ini. Dengan mengatasi stunting, kita memberikan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan fisik dan kognitif anak-anak, memastikan mereka tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. Generasi muda yang memiliki kualitas kesehatan dan IQ yang tinggi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan kemajuan sosial di Indonesia pada tahun 2045. Oleh karena itu, investasi dan upaya terus-menerus dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak merupakan langkah krusial dalam mewujudkan visi besar "Indonesia Emas 2045".

Lebih lanjut, selain sektor kesehatan sektor pangan dan energi menjadi sangat krusial dalam dinamika ancaman global dewasa ini. masalah ketersediaan energi memang menjadi tantangan serius di Indonesia. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, konsumsi minyak bumi telah mencapai angka yang signifikan, yakni sekitar 1.585.000 barel per hari. Di sisi lain, kapasitas produksi minyak bumi hanya mampu mencapai sekitar 612.300 barel per hari pada tahun yang sama (ESDM, 2022). Ketimpangan antara konsumsi dan produksi ini mengindikasikan bahwa Indonesia mengandalkan impor minyak bumi dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan energinya. Dampak dari situasi ini meliputi risiko finansial akibat biaya impor yang tinggi, ketergantungan ekonomi pada pasokan minyak asing yang dapat dipengaruhi oleh faktor geopolitik, serta dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar fosil. Selain itu, kondisi ini juga dapat mempengaruhi sektor ekonomi lainnya seperti industri dan transportasi yang juga bergantung pada energi fosil. Oleh karena itu, situasi ini menegaskan perlunya upaya konkret dalam mengurangi ketergantungan pada minyak bumi melalui diversifikasi sumber energi dan promosi efisiensi energi untuk mencapai kemandirian energi yang lebih berkelanjutan (Lubad & Paramita W, 2022).

Ketergantungan terhadap minyak bumi sebagai sumber energi utama mengakibatkan ketimpangan antara konsumsi dan produksi. Kebijakan impor menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga mengakibatkan ketergantungan pada pasokan luar negeri. Dampak dari keterbatasan energi fosil juga mencakup sektor pangan. Ketersediaan energi yang memadai sangat penting dalam produksi dan distribusi pangan. Misalnya, sektor pertanian memerlukan energi untuk menggerakkan mesin pertanian, sistem irigasi, dan transportasi hasil pertanian (Hutabarat, 2022). Selain itu, industri pengolahan makanan juga membutuhkan energi untuk proses produksi, pengemasan, dan distribusi produk pangan. Jika pasokan energi terbatas, hal ini dapat mengakibatkan kenaikan biaya produksi dan harga jual produk pangan. Penting untuk mencari solusi berkelanjutan dalam mengatasi keterbatasan energi fosil, seperti mengembangkan sumber energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam. Upaya ini akan membantu menjaga stabilitas pasokan energi dan mengurangi dampak negatif pada sektor pangan dan industri lainnya.

Merujuk dari Lemhannas RI (2022) menjelaskan bahwa dalam konteks presidensi Indonesia di G20, penting untuk mengakui bahwa krisis beras dan krisis energi menjadi

(7)

bagian signifikan dari realitas dunia saat ini. Data menunjukkan bahwa sekitar dua miliar orang, sebagian besar di Asia, terkait dengan krisis beras. Jumlah orang yang rentan terhadap masalah pangan telah meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir, dan situasi di Ukraina dapat memperburuk hal ini hingga mencapai 323 juta orang. Sementara itu, krisis energi juga mengemuka sebagai isu utama, terutama karena ketergantungan global pada pasokan energi dari Rusia dan Ukraina, yang saat ini terganggu akibat perang diantara keduanya. Hal ini tercermin dari lonjakan harga pangan dan energi yang teramati, dengan indeks harga pangan naik 20,8 persen dan harga minyak mentah melampaui 120 USD per barel. Kondisi ini juga berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi global, dengan proyeksi pertumbuhan yang direvisi ke bawah. IMF memprediksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,2 persen di tahun 2022 dan 2,9 persen di 2023, sementara banyak negara berkembang mengalami keterbatasan dalam fiscal space mereka. Semua ini menciptakan tantangan signifikan bagi negara berkembang, termasuk Indonesia, yang membutuhkan solusi konkret dan kerja sama internasional yang kuat untuk mengatasi krisis ini dan memastikan pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Indonesia perlu mengambil langkah strategis untuk mengatasi tantangan pasca pandemi dan mengoptimalkan bonus demografi tahun 2030. Salah satu kunci utamanya adalah mengatasi masalah stunting melalui investasi dalam gizi dan kesehatan anak-anak. Selain itu, mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan mempromosikan sumber energi terbarukan adalah langkah penting menuju Indonesia Emas 2045. Kepemimpinan strategis yang cermat dan solusi konkret dari Indonesia di tingkat internasional, seperti melalui presidensi G20, akan memainkan peran krusial dalam menghadapi tantangan global seperti krisis pangan dan energi. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat memastikan pemulihan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan untuk mencapai visi besar Indonesia Emas 2045.

Strategi Menyongsong Indonesia Emas 2045

Paradigma pemikiran yang mendasari langkah-langkah menuju Indonesia Emas 2045 adalah keterpaduan dan keberlanjutan. Dalam menghadapi tantangan kesehatan, ekonomi, energi, dan pangan, Indonesia dalam hal ini pemerintah harus mengadopsi pendekatan holistik yang melihat semua sektor sebagai bagian integral dari keseluruhan. Investasi dalam sumber daya manusia, terutama melalui pendidikan dan kesehatan yang merata, adalah fondasi utama untuk membangun masa depan yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi bukan hanya sebagai indikator statistik, tetapi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat. Di sektor energi, diversifikasi sumber energi dan transisi ke energi terbarukan sebagai langkah yang tak terelakkan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Ketahanan pangan juga dianggap sebagai pilar utama, di mana upaya modernisasi sektor pertanian dan pemerataan akses pasar bagi petani kecil.

Pemikiran Strategis

Peningkata n Indeks Kesehatan

Ketahanan Energi

Ketahanan Ekonomi Ketahanan

Pangan

Indonesia Emas 2045

(8)

Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, diperlukan sebuah pendekatan komprehensif yang memperhatikan seluruh aspek kehidupan. Prioritas utama adalah investasi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, dengan menyediakan pendidikan berkualitas dan akses merata terhadap layanan kesehatan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa generasi muda Indonesia memiliki landasan yang kokoh dalam menghadapi tantangan masa depan. Selain itu, menangani masalah stunting dan meningkatkan status gizi anak-anak menjadi hal yang tak terelakkan. Dengan menerapkan program-program terintegrasi untuk pencegahan dan penanganan stunting, Indonesia berupaya memastikan bahwa setiap anak dapat tumbuh secara optimal. Diversifikasi sumber energi juga menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi.

Investasi besar dalam sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin akan membentuk pondasi bagi sistem energi yang berkelanjutan. Efisiensi energi juga menjadi fokus utama, dengan mengintroduksi teknologi dan praktik yang mengurangi konsumsi energi fosil di berbagai sektor. Memastikan infrastruktur yang memadai juga harus menjadi prioritas, terutama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan distribusi sumber daya secara efektif.

Kemudian, pencapaian kemandirian pangan menjadi tujuan utama dengan mengembangkan produksi pangan dalam negeri dan memperkuat ketahanan pangan. Melalui kerja sama internasional dan inovasi teknologi, Indonesia harus menjadi pionir dalam mengatasi tantangan global seperti krisis pangan dan energi. Kebijakan ekonomi yang berkelanjutan merupakan dasar penting untuk memastikan pertumbuhan yang seimbang dan inklusif. Pemberdayaan masyarakat adalah kunci untuk memastikan bahwa manfaat dari pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan menerapkan strategi ini, Indonesia akan siap untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan membawa kesejahteraan dan kemajuan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lebih lanjut, merujuk pada visi Indonesia Emas 2045 dengan puncak bonus demografi Indonesia tahun 2030, perlu ditekankan bahwa puncak bonus demografi akan menjadi momentum krusial dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Pada puncak bonus demografi, jumlah penduduk usia produktif akan mencapai tingkat tertinggi, sehingga potensi sumber daya manusia Indonesia akan sangat besar. Namun, untuk mengoptimalkan bonus demografi ini, diperlukan investasi besar dalam pendidikan, kesehatan, dan pembangunan ekonomi. Dengan memberikan akses pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan yang merata, serta menciptakan lapangan kerja yang produktif, Indonesia dapat memanfaatkan potensi bonus demografi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan hingga mencapai tahun 2045. Hal ini akan membawa kesejahteraan dan kemajuan bagi seluruh rakyat Indonesia, serta memastikan bahwa generasi muda yang akan membentuk Indonesia Emas 2045 memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

KESIMPULAN

Kepemimpinan strategis adalah fondasi krusial dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045. Untuk mengatasi dinamikaancaman saat ini fokus utamanya adalah pada solusi alternatif untuk meningkatkan indeks kesehatan, mengurangi angka stunting, dan memperkuat ketahanan pangan melalui integrasi nilai gizi. Selain itu, upaya untuk mencapai ketahanan energi yang tangguh dan membangun ketahanan ekonomi dengan memanfaatkan elemen kunci pemikiran strategis menjadi hal yang esensial dalam menghadapi dinamika ancaman yang terus berubah. Pentingnya keterpaduan, keberlanjutan, dan adaptabilitas juga tidak dapat diabaikan dalam mengatasi tantangan. Menciptakan budaya kepemimpinan strategis yang meresap dalam masyarakat akan menjadi fondasi utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 secara holistik dan komprehensif. Dengan pendekatan yang kokoh

(9)

ini, Indonesia dapat memaksimalkan potensi bonus demografi tahun 2030, menciptakan generasi yang kuat dan siap menghadapi tantangan global hingga mencapai tahun 2045.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, S. N., & Fauziyyah, N. (2023). Dampak Resesi 2023 terhadap Harga Saham di Indonesia.

MIZANIA: Jurnal Ekonomi Dan Akuntansi, 3(1), 292–299.

https://doi.org/10.47776/mizania.v3i1.612

Bezama, A., Hildebrandt, J., & Thrän, D. (2022). Analyzing the Potential Environmental and Socio-Economic Impacts of Regional Energy Integration Scenarios of a Bio-Based Industrial Network. Sustainability (Switzerland), 14(23).

https://doi.org/10.3390/su142315886

BPS. (2023). Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulanan (Quarterly Gross Domestic Product of Indonesia) 2017-2021. News.Ge, 1, 99–163.

Bramastya, R. B., & Puspitarini, R. C. (2022). Geopolitik Ukraina terhadap Rusia dan Uni Eropa.

Sospoli Institute, Universitas Panca Marga, 2(2), 94–102.

http://jisip.org/index.php/jsp/article/view/63

ESDM. (2022). Laporan Kinerja Direktorat Minyak dan Gas Bumi 2022.

Fikri, A. A., & Komalyna, I. N. T. (2023). Risk Factors Affecting Stunting of Toddlers in Murtajih Village, Pamekasan District. Media Gizi Indonesia, 18(1), 49–55.

https://doi.org/10.20473/mgi.v18i1.49-55

Hadjaratie, L., Masaong, A. K., & Panai, A. H. (2023). Mempersiapkan Generasi Emas Indonesia 2045 Menghadapi Bonus Demografi Melalui Pembelajaran Berbasis Kreatifitas. AKSARA:

Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 9(2), 949–958.

http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/Aksara%0AMempersiapkan

Hutabarat, G. F. I. (2022). Arah Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pasca Perang Rusia-Ukraina Berdasarkan Perspektif National Interest. Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial, 3(3), 154. https://doi.org/10.36722/jaiss.v3i3.1323

Jelenc, L. (2015). Individual Entrepreneurial Behavior in Croatian IT Firms : The Contribution of Strategic Thinking Skills John Pisapia. JIOS, 39(2), 163–182.

Kazmi, S. A. Z., & Naaranoja, M. (2015). Cultivating Strategic Thinking in Organizational Leaders by Designing Supportive Work Environment! Procedia - Social and Behavioral Sciences, 181, 43–52. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.864

Kazmi, S. A. Z., Naaranoja, M., Kytola, J., & Kantola, J. (2016). Connecting Strategic Thinking with Product Innovativeness to Reinforce NPD Support Process. Procedia - Social and

Behavioral Sciences, 235(October), 672–684.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.11.068

Kemendikbud. (2023). Prevalensi Stunting Tahun 2022 di Angka 21,6%, Protein Hewani Terbukti Cegah Stunting. Paudpedia. https://paudpedia.kemdikbud.go.id/kabar- paud/berita/prevalensi-stunting-tahun-2022-di-angka-216-protein-hewani-terbukti- cegah-

stunting?do=MTQyMy1iNmNmMmYzZA==&ix=MTEtYmJkNjQ3YzA=#:~:text=Berdasark an data Survei Status Gizi,standard WHO di bawah 20%25.

Lemhannas RI. (2022). Krisis Pangan Semakin Mengkhawatirkan. Biro Humas Lemhannas RI.

https://www.lemhannas.go.id/index.php/publikasi/press-release/1721-krisis-pangan- semakin-mengkhawatirkan

Lubad, A. M., & Paramita W, P. (2022). Program Nasional Biofuel dan Realitasnya di Indonesia.

Lembaran Publikasi Minyak Dan Gas Bumi, 44(3), 307–318.

https://doi.org/10.29017/lpmgb.44.3.173

(10)

Pantjoro, T. H. (2021). Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia PANDEMI COVID - 19 , DISRUPSI BONUS DEMOGRAFI DAN KETAHANAN NASIONAL Covid -19 Pandemic , Disruption of Demographic Bonus and National Resilience PENDAHULUAN COVID-19. Jurnal Lemhannas RI, 9(2), 83–102.

Permana, S. H. (2022). Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Perekonomian Indonesia.

Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri, Dan Pembangunan, 14(5), 19–24.

Purba, G. H., & Bety, C. F. (2022). Menyongsong Generasi Indonesia Emas 2045 Melalui Pendidikan Karakter Berbasis ISEQ. Jurnal Kewarganegaraan, 6(2), 4076–4082.

https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/3642

Susanto, A. B., & Titisari, P. (2020). Tinjauan Analitik Kapabilitas Kepemimpinan Strategik Terhadap Kinerja Perguruan Tinggi. JBMI (Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Informatika), 16(3), 241–251. https://doi.org/10.26487/jbmi.v16i3.7645

Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung. Pnlt21 (xx+440) hlm.

Yoesgiantoro, D. (2023). Pengantar Kepemimpinan Startegis. In Bahan Ajar Kepemimpinana Strategis. UNHAN RI.

Yunita, M. & M. (2022). Strategi Kebijakan Dalam mengatasi Krisis Ekonomi Di Masa Pandemi Covid -19 (Studi Kasus Indonesia). JEMASI : Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi, 17(1), 34–38. http://117.74.115.107/index.php/jemasi/article/download/532/154

Referensi

Dokumen terkait