LEGALITAS USAHA UNTUK PENGEMBANGAN
UMKM DI DESA KARANGSEGAR
Nova Septiani Ningrat1, Ainur Rofieq2, Ahmad Turmudi Zy3 Universitas Islam 451,2, Universitas Pelita Bangsa3
[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
Abstract
The current condition of MSMEs is recommended to have business legality for their products. However, in Karangsegar Village, it is still minimal and the community does not understand the importance of business legality in the market. Community service activities aim to improve and assist Karangsegar Village MSME players in marketing products and business development through legality. The method of implementing the service applies socialisation, training and mentoring methods until the MSME actors have obtained a business identification number and halal certification. The results of community service are that MSME actors obtain the right business legality, build consumer confidence, and the existence of certification and legality helps improve reputation and increase product competitiveness.
Keywords : Legality, Business, MSMEs
1. Pendahuluan
Desa Karangsegar memiliki penduduk dengan mata pencaharian sebagai petani, namun beberapa warga memilih untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). UMKM merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional baik dinegara berkembang maupun negara maju (Fadhilah dkk., 2021). UMKM tidak hanya berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, tetapi juga berdampak besar terhadap pencegahan kejahatan. Kesempatan kerja dan kesejahteraan sosial semakin meluas dan berkembang. Usaha mengembangkan UMKM dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan pusat juga penambahan daya saing UMKM merupakan peran penting UMKM yang sangat penting (Candra dkk., 2022; Sunariani dkk., 2017).
Salah satu aspek yang sangat penting dalam pengembangan UMKM adalah adanya legalitas usaha (Suzanalisa, 2019). Menurut Budiarto dkk., (2022) legalitas usaha melalui perizinan sangat penting bagi UMKM. Hal tersebut karena dapat mempermudah pelaku usaha dalam mengakses permodalan untuk mengembangkan usahanya lebih besar dan dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Salah satu UMKM yang cukup produktif di desa Karangsegar yaitu UMKM telur asin dan kue kering. Namun kedua usaha tersebut memiliki kendala tidak terdaftarnya legalitas usaha.
Legalitas usaha dapat berupa Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikasi halal. Nomor Induk Berusaha (NIB) adalah nomor identitas pelaku usaha dalam rangka pelaksanaan kegiatan berusaha sesuai bidang usahanya. NIB sangat
penting dimiliki oleh setiap pelaku usaha sebagai Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Angka Pengenal Impor (API), akses kepabeanan yang penting terutama bagi pengusaha ekspor impor. Setiap pemilik usaha juga bisa mendapatkan dokumen registrasi lain yang diperlukan untuk perizinan usahanya seperti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), bukti registrasi BPJS Ketenagakerjaan dan izin usaha untuk sektor perdagangan (SIUP) dengan registrasi NIB (Novita dkk., 2023). Pengajuan NIB semakin cepat dengan adanya sistem persetujuan otomatis melalui OSS sehingga persyaratan pengajuan izin seragam dan tidak perlu melakukan tinjau ulang dokumen (Yeni dkk., 2021).
Sertifikasi halal adalah suatu proses untuk memperoleh sertifikat halal melalui beberapa tahap pemeriksaan untuk membuktikan bahwa bahan, proses produksi, dan sistem jaminan halal memenuhi standar Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
Adapun tujuan sertifikasi halal yaitu untuk memberikan kepastian status kehalalan suatu produk sebagai bentuk pemenuhan hak konsumen. Keyakinan konsumen terhadap kehalalan suatu produk akan mempengaruhi jumlah pembelian konsumen terhadap produk tersebut (Agustina dkk., 2019)
Kondisi UMKM saat ini dianjurkan harus memiliki leagalitas usaha terhdap produknya. Namun di Desa Karangsegar Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi masih minim yang terlaksana dan masyarakat belum mengerti pentingnya legalitas usaha yang dipasarkan. Menurut Bayan & Purworejo (2023) dari 539 kabupaten dan kota di Indonesia, kurang lebih memiliki 150 UMKM yang menerapkan legalitas usaha. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, tim abdimas melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat terkait legalitas usaha dalam pengembangan usaha di Desa Karangsegar dengan tujuan meningkatkan dan membantu para pelaku UMKM Desa Karangsegar dalam memasarkan produk dan pengembangan usaha melalui legalitas.
2. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sosialisasi, pelatihan dan praktik langsung pada pelaku UMKM di Desa Karangsegar, sehingga teknik yang di implementasikan yaitu (Basri dkk., 2023):
a. Tahap persiapan
Kelompok kkn-tematik melakukan observasi pada setiap RT RW dan informasi pelaku UMKM pada tahap persiapan untuk mengetahui produk yang mereka buat, sehingga usaha dapat di kembangkan melalui legalitas usaha.
b. Tahap pembuatan
Pada tahap ini pembuatan legalitas usaha berupa Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikasi halal, pada tahap ini tim abdimas mendatangi rumah pelaku UMKM untuk memenuhi berkas-berkas yang dibutuhkan dalam pembuatan produk guna untuk pengambilan dokumentasi untuk sertifikasi
mendaftarkan satu persatu usaha UMKM. Lalu setelah selesai NIB dan sertifikasi halal di cetak dan dibingkai.
c. Tahap penyerahan
Pada tahap penyerahan NIB dan sertifikasi halal pelaku UMKM di undang untuk hadir dalam acara penyuluhan yang di lakukan oleh tim abdimas, kemudian pelaku UMKM di berikan NIB dan sertifikasi halal. Dengan demikian, UMKM yang telah terdaftar mempunyai legalitas usaha yang sah menurut nasional dan halal menurut MUI.
Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat akan pentingnya legalitas usaha dalam pengembangan usaha adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan prosedur penanganan Pengelolaan sampah skala rumah tangga yang efektif sebagai upaya mengurangi volume sampah di TPS. Selain itu sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa untuk membantu masyarakat setempat.
3. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat
Pelaksanaan kegiatan pendampingan legalitas usaha merupakan bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) LLDIKTI IV. Waktu pelaksanaannya berlangsung dalam kurun waktu Bulan Agustus-September 2023. Demikian pula dengan lokasi pelaksanaan yang berada di Desa Karangsegar dengan 2 pelaku UMKM yaitu UMKM Kembang Rose dan UMKM Telur Asin. Kegiatan pertama yaitu observasi dan perizinan kepada aparatur desa secara langsung, kemudian mencari data kepada aparatur desa khususnya data pelaku UMKM di Desa Karangsegar untuk mengetahui lebih lanjut produk yang dipasarkan, merek, kepemilikan NIB, sertifikat halal dan lain lain.
Gambar 1. Observasi Pelaku UMKM
Kegiatan kedua adalah persiapan pembuatan NIB dan sertifikasi halal.
Peserta KKN-Tematik membantu dan mendapingi para pelaku UMKM cara pembuatan produk UMKM untuk pembuatan sertifikasi halal, sebagaimana yang dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Persiapan Pembuatan NIB dan Sertifikasi Halal
Kegiatan ketiga adalah pelaksanaan perlengkapan dokumen yang diperlukan untuk NIB dan sertifikasi halal. Adapun dokumen NIB dapat didapatkan setelah selesai verfikasi. Namun untuk sertifikasi halal harus menunggu selama kurang lebih 30 hari, sehingga tim abdimas membuatkan stemple dan stiker untuk menjadikan merek dari UMKM tersebut. Kemudian kegiatan keempat adalah penyerahan NIB dan sertifikasi halal di saat yang bersamaan yaitu pada saat penutupan KKN diminggu ke 4 sekaligus mengikuti seminar yang di adakan oleh Mahasiswa KKN-Tematik 2023.
Gambar 3. Penyerahan NIB dan Sertifikasi Halal
Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikat halal sebagai bagian penting dari kegiatan berusaha dalam menjadikan suatu usaha agar dapat berkelanjutan dan dapat dipercaya konsumen. Pendataan dilakukan secara langsung di Desa Karangsegar. Kegiatan pengabdian masyarakat dalam pembuatan NIB dan sertifikat halal tanpa dipungut biaya apapun, selain itu tim abdimas juga membantu dalam pembuatan logo yang berguna untuk menjadi ciri khas dari produk yang dijual serta penambahan lokasi UMKM di google maps untuk mempermudah konsumen dalam mencari lokasi UMKM yang dituju.
4. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat terkait
pemahaman yang lebih baik terkait legalitas usaha di kalangan UMKM. Banyak pelaku usaha kecil belum sepenuhnya memahami prosedur dan manfaat dari memiliki legalitas usaha yang sah. Dengan memperoleh legalitas usaha yang tepat, UMKM dapat membangun kepercayaan konsumen. Sertifikasi dan legalitas membantu meningkatkan reputasi dan meningkatkan daya saing produk.
Saran untuk pengembangan lebih lanjut adalah memastikan adanya dukungan berkelanjutan, baik dari pemerintah maupun pihak terkait lainnya, untuk memberikan edukasi terkait legalitas usaha kepada UMKM. Program pelatihan, workshop, atau pendampingan secara langsung dapat sangat membantu mereka memahami dan melaksanakan prosedur legalitas dengan lebih baik.
Daftar Pustaka
Agustina, Y., Pratikto, H., Churiyah, M., Dharma, B. A., & Malang, U. N. (2019).
Pentingnya Penyuluhan Sertifikasi Jaminan Produ Halal untuk UKM. Jurnal Graha Pengabdian, 1, 139–150.
Basri, H., Putra, P., Khoiriyah, U., Putrianika, P., & Widyowati, D. D. (2023). Buku Pedoman Pelaksanaan Untuk Dosen Dan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Semester Genap Tahun Akademik 2022/2023. Pustaka Buku, 1–72.
Bayan, K., & Purworejo, K. (2023). Penyuluhan dan Pendampingan UMKM di Desa.
4(2), 1103–1109.
Budiarto, F. N. R., Amelia, K. S., Arindawati, S., Mawardhany, S. K., Belangi, H.
A., Mas’udah, K. W., & Wuryandari, Y. (2022). Pendampingan Pembuatan Nomor Induk Berusaha ( NIB ) dalam Rangka Pengembangan UMKM Desa Ngampungan. KARYA UNGGUL : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 116–124.
Candra, E., Suryani, E., & Putra, P. (2022). Pelatihan Digital Marketing Bagi Pelaku UMKM Kue Tradisional Dusun Junti Kaum. An-Nizam, 1(3), 157–164.
Fadhilah, N. A., Putra, P., Rahmawati, R., & Basri, H. (2021). Optimalisasi Umkm Dalam Pemanfaatan Teknologi Digital Di Masa Pandemi Covid-19 Di Lingkungan Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Devosi, 2(2), 26–30.
Novita, A. R., Lasma, Y., & Chairunnisa, N. M. (2023). Penerapan Digital Bekasi Berani Beli (Bebeli) Pada Umkm Kabupaten Bekasi. An-Nizam, 2(1), 99–
111. https://doi.org/10.33558/an-nizam.v2i1.6076
Sunariani, N. N., Suryadinata, Aan. O., & Mahaputra, I. I. R. (2017).
Pemberdayaan Usaha Mikro Kcil Dan Menengah (UMKM) Melalui Program Binaan Di Provinsi Bali. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 2(1), 1–20.
Suzanalisa, S. (2019). Penanggulangan Dan Pencegahan Kekerasan Seksual Terhadap Anak Di Kota Jambi. Legalitas: Jurnal Hukum, 9(2), 162–197.
Yeni, M., Yanti, I. D., & Susanti. (2021). Kegiatan Pendampingan pembuatan nomor Induk Berusaha (NIB) melalui Online Single submission (OSS) bagi
Anggota Koperasi Permaisuri Mandiri di Kota Banda Aceh. J-Abdi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(3), 175–187.