• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Faktor Penentu Audit Delay pada Sektor Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Faktor Penentu Audit Delay pada Sektor Keuangan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Multi Data Palembang | 19

FAKTOR PENENTU AUDIT DELAY PADA SEKTOR KEUANGAN

Sindy Sulistiana1*), Cherrya Dhia Wenny2

1,2 Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Multi Data Palembang

1sindysulistianaa@mhs.mdp.ac.id, 2cherrya@mdp.ac.id

Kata kunci:

audit delay; leverage;

profitabilitas; ukuran perusahaan.

Abstract: The purpose of this study is to find out and understand the effect of profitability, leverage and company size on audit delay of companies in the financial sector that are listed on the Indonesia Stock Exchange from 2019 to 2021. This type of research is the use of quantitative research methods. The research sample includes financial sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2019 to 2021, and purposive sampling is the sampling method used in this study. The analytical method of this study uses SPSS 26 software. And the conclusions from the results of the study show that partially profitability and firm size significantly affect audit delay, while leverage does not significantly affect audit delay. The results of this study also show that profitability, leverage and firm size simultaneously affect audit delay.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap audit delay Perusahaan di Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019 sampai dengan tahun 2021. Jenis penelitian yang digunakan adalah penggunaan metode penelitian kuantitatif. Sampel penelitian meliputi perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019 sampai dengan tahun 2021, dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Metode analisis penelitian ini menggunakan software SPSS 26. Dan kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay sedangkan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap audit delay.

Sulistiana & Wenny (2023). Faktor Penentu Audit Delay Pada Sektor Keuangan. MDP Student Conference 2023

PENDAHULUAN

Kinerja laporan keuangan ialah faktor terpenting di dalam perusahaan, karena kinerja informasi keuangan merupakan indikator baik tidaknya kinerja perusahaan yang dikelolanya dimasa yang akan datang.

Keterlambatan penyampaian laporan keuangan atau yang dinamakan audit delay, pada dasarnya keterlambatan penyampaian laporan keuangan dapat dijadikan salah satu kriteria oleh investor untuk memutuskan niatnya untuk berinvestasi pada suatu perusahaan dari segi kualitas laporan keuangan [1].

Berdasar pada Peraturan Bapepam X.K.2 dan Keputusan Bapepam No. KEP36/PMK/2003 mengenai kewajiban dalam menyampaikan laporan keuangan secara berkala, “Bapepam mengharuskan perusahaan yang tercatat di pasar modal untuk memberikan penyampaian laporan keuangan tahunan yang teraudit pada Bapepam sebelum akhir tahun, pelaporan keuangan dibulan ketiga (90 hari) sesudah tanggal pelaporan laporan keuangan tahunan.” Audit delay ialah satu diantara ukuran ketepatan penyampaian laporan keuangan [2].

(2)

20 | Universitas Multi Data Palembang

Di Indonesia, banyak kasus keterlambatan dalam menyampaikan laporan keuangan yang sudah diaudit selalu menjadi fenomena. Sektor keuangan secara khusus menjadi subjek penelitian ini karena perusahaan di sektor keuangan memiliki populasi terbesar di sektor jasa, yang merupakan alternatif masyarakat dalam menabung atau investasi, dan aset moneter mereka lebih mudah untuk diidentifikasi dan dihitung. Sumber dari (idx.co.id) berdasarkan pantauan Bursa per 30 Juni 2020, pada 31 Desember 2019, batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan telah berakhir, dan 42 emiten belum melakukannya.. Salah satunya adalah emiten yang bergerak di bidang keuangan yaitu PT First Indo American Leasing Tbk. Atas kelalaian tersebut, diberikan teguran tertulis sesuai dengan peraturan II.6.2 pada transaksi No. I - H terkait sanksi. BEI akan memberikan teguran secara tertulis II dan dengan denda Rp50.000.000,- jika dari 31 hari sampai dengan 60 hari pada kalender dari batas waktu laporan keuangan yang disampaikan, emiten masih gagal memenuhi kewajiban pelaporan keuangannya.

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 42/POJK.04/2016 mengenai laporan perdagangan efek, “keterlambatan suatu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangannya, akan terkena sanksi administratif berupa denda, teguran tertulis, khususnya kewajiban melalukan pembayaran sejumlah tertentu, pembatasan dalam berusaha, pembekuan dalam berusaha, cabut izin usaha, pembatalan persetujuan, approval dan unsubscribe”. Akan tetapi, beberapa perusahaan terus melewatkan tenggat waktu untuk menyerahkan laporan keuangannya [3]. Audit delay yang lebih lama akan berdampak negatif bagi perusahaan karena dapat memberikan pengaruh pada ketepatan waktu pengungkapan informasi dari laporan keuangan auditan dan tingkat pelaporan keuangan dan dan kadar nilai informasi yang diharapkan investor akan semakin berkurang relevansinya [4].

Satu diantara indikator yang berguna untuk menilai seberapa sukses suatu perusahaan dalam menghasilkan laba disebut sebagai profitabilitas. Apabila suatu perusahaan dengan profitabilitas rendah, maka auditor akan ekstra hati-hati dalam melakukan tugas auditnya, dikarenakan membawa risiko transaksi yang lebih besar, yang akan memperlama proses audit serta menghasilkan lebih banyak laporan audit atau pengalaman audit dan sebaliknya [5]. Return On Assets (ROA) dapat digunakan dalam melakukan pengukuran variabel ini [6].

Leverage juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mempengaruhi jadwal audit.

Ketika rasio utang perusahaan lebih besar dari asetnya, maka timbul kerugian yang dapat menyebabkan meningkatnya kehati-hatian auditor saat meninjau pelaporan keuangan. Unsur kewaspadaan auditor inilah yang menyebabkan terlambatnya penyajian laporan keuangan ke publik [2]. Debt to equity ratio, yang perhitungannya dengan cara membagi jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas, dapat digunakan untuk mengukur variabel ini.[7]

Selain itu, ukuran perusahaan merupakan total aset perusahaan, yang diyakini dapat memberikan pengaruh pada waktu penyampaian laporan auditor atas laporan keuangan. Penyebabnya yakni semakin besarnya perusahaan, maka sistem pengendalian internal dalam perusahaan juga semakin baik yang memungkinkan penyajian laporan keuangan perusahaan memiliki kesalahan yang lebih sedikit, hal ini bisa mempermudah seorang auditor untuk memeriksa pelaporan keuangan tersebut [8]. Logaritma natural (Ln) digunakan untuk mengukur rasio ukuran perusahaan.

Berdasar pada paparan tersebut, berikut model kerangka pikir pada penelitian ini:

(3)

Universitas Multi Data Palembang | 21 Gambar 1. Hipotesis Penelitian

Sehingga hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yakni:

H1 : Profitabilitas memberikan pengaruh Audit Delay secara signifikan H2 : Leverage memberikan pengaruh Audit Delay secara signifikan

H3 : Ukuran Perusahaan memberikan pengaruh Audit Delay secara signifikan

H4 : Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan memberikan pengaruh Audit Delay secara simultan METODE

Populasi dan Sampel

Penelitian ini mencakup seluruh bisnis keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2021. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ialah purposive sampling, yang dijelaskan dalam table dibawah ini.

Tabel 1. Purposive Sampling

Keterangan Jumlah

Perusahaan di sektor keuangan yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2019 – 2021 91 Perusahaan Perusahaan di sektor keuangan yang tidak

menerbitkan laporan keuangan berturut – turut periode Tahun 2019 – 2021

(16 Perusahaan)

Perusahaan menggunakan mata uang asing -

Jumlah Sampel Perusahaan 75 Perusahaan

Jumlah Tahun Penelitian 3

Jumlah Data Observasi 225 Perusahaan

Sumber: Diolah dari Data Penelitian, 2022

(4)

22 | Universitas Multi Data Palembang

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel, terdapat 75 perusahaan yang memenuhi syarat penelitian, selama 3 kali penerbitan pelaporan keuangan, pada Tahun 2019 - 2021. Dengan demikian, jumlah data penelitian yang digunakan sebanyak 225 data.

Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian ialah masalah yang akan diteliti. Objek dalam penelitian ini diantaranya, Audit Delay (Y), Profitabilitas (X1), Leverage (X2), dan Ukuran Perusahaan (X3). Sedangkan subjek penelitian adalah beberapa pihak yang terlibat dalam penelitian. Subjek pada penelitian yang peneliti gunakan ialah perusahaan disektor keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2019 – 2021.

Jenis dan Sumber Data

Dalam studi ini jenis metode yang peneliti gunakan ialah kuantitatif. Dengan data sekunder dari situs resmi BEI (www.idx.co.id) yakni berupa laporan keuangan yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia, dengan fokus pada sektor keuangan periode 2019-2021.

HASILUJIDANPEMBAHASAN Uji Analisis Statistik Deskriptif:

Gambar 1. Statistik Deskriptif

Berdasarkan pengujian SPSS 26, dengan jumlah data digunakan adalah 225 data laporan keuangan dengan hasil pengujian yang telah diolah sebagai berikut :

Berdasarkan banyaknya hari pada audit delay, nilai minimum terjadi pada Bank Mega Indonesia Tbk, dengan banyaknya hari selama 18 hari di tahun 2021, sedangkan nilai maksimum terjadi pada Bank MNC Internasional Tbk dengan banyaknya hari selama 186 hari di tahun 2020. Adapun nilai mean audit delay sebanyak 80,98 hari, dengan besar standar deviasi senilai 34,435.

Pengukuran rasio profitabilitas dengan ROA pada hasil hitung statistik deskriptif, menerangkan bahwasannya nilai minimum sebanyak -68,24 yang dimiliki oleh Intan Baru Pradana Finance Tbk tahun 2020, sedangkan nilai maksimum sebanyak 17,92 didapat oleh Yulie Sekuritas Indonesia Tbk tahun 2021. Adapun nilai mean rasio profitabilitas, sebanyak 0,0595 dengan besar standar deviasi senilai 7,65825.

Berdasar pada hasil uji statistik deskriptif, menerangkan bahwasannya rasio leverage dengan nilai minimum sebanyak -3932,59 didapat oleh perusahaan Capitalinc Invesment Tbk di tahun 2020, sedangkan nilai maksimum sebanyak 5715,68 didapat oleh perusahaan Capitalinc Invesment Tbk di tahun 2019, dengan mean senilai 327,0590 dan besar standar deviasi senilai 580,84086.

(5)

Universitas Multi Data Palembang | 23 Menurut hasil pengujian statistik deskriptif, ukuran perusahaan dengan nilai minimum yang diukur menggunakan Logaritma Natural yaitu 20,46 dimiliki oleh Radana Bhaskara Finance Tbk di tahun 2020, sedangkan ukuran perusahaan yang memiliki nilai maksimum sebanyak 37,03 didapat oleh Clipan Finance Indonesia Tbk, pada Tahun 2019, dengan mean senilai 29.0879 dan besar standar deviasi senilai 3.72798.

Pengujian Asumsi Klasik:

Uji Normalitas Menggunakan Metode Kolmogorof – Smirnov.

Gambar 2. Metode Kolmogorof – Smirnov

Berdasarkan hasil pengujian dari SPSS versi 26 yang telah diolah, besar asymp.Sig senilai 0,069 dan besar signifikansinya lebih banyak dari 0,05 (0,069 > 0,05), sehingga kesimpulannya yaitu data pada penelitian ini berdistribusi normal.

Pengujian Multikolinearitas

Penelitian ini menunjukkan hasil nilai tolerance, profitabilitas bernilai 0,984 dan besar VIF bernilai 1,017, besar tolerance pada leverage bernilai 0,961 serta besar VIF bernilai 1,041 dan besar tolerance pada ukuran perusahaan bernilai 0,953 dengan besar VIF senilai 1,049. Semuanya mempunyai nilai tolerance, >

10 % dan VIF bernilai < 10, dengan demikian kesimpulannya tidak mengalami multikolinearitas pada penelitian ini.

Pengujian Heteroskedastisitas menggunakan metode scatter plot

Dimana hasil pengujian ini tidak menunjukan bentuk tertentu atau titik distribusi tersebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y. Artinya, heteroskedastisitas tidak dialami dalam model regresi ini.

Pengujian Autokorelasi dalam penelitian ini mengunakan pengujian run test.

Berdasarkan uji autokorelasi, model regresi bebas dari autokorelasi pada tingkat signifikansi senilai 0,161 > 0,05.

(6)

24 | Universitas Multi Data Palembang

Pengujian Koefisien Determinasi diperoleh nilai ()

Gambar 3. Koefisien Determinasi

Berdasarkan pengujian ini diperoleh nilai adjusted R Square, senilai 0,103. Maka dari itu, variabel profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan mempengaruhi audit delay sektor keuangan dengan nilai 10,3% .Sedangkan 89,7% banyaknya hari audit delay berpengaruh atas faktor lainnya.

Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji T)

Gambar 4. Hipotesis Parsial

Pengujian tersebut memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Variabel Profitabilitas

Pada variabel profitabilitas, besar t hitung senilai -2,983 < t-tabel 1,971 dan signifikansi variabel profitabilitas bernilai 0,003 lebih rendah, dari 0.05 (0,003 < 0,005). Dengan demikian, kesimpulannya yakni profitabilitas mempengaruhi audit delay secara signifikan. Maka pada penelitian ini hipotesis H1 yang mana profitabilitas mempengaruhi audit delay secara signifikan dapat diterima.

Leverage

Leverage memiliki t-hitung -0,418 < t-tabel 1,971 dan besar Signifikansi variabel leverage senilai 0,677 lebih besar dari 0.05 (0,677 > 0,005). Kesimpulannya yaitu bahwa variabel leverage, tidak mempengaruhi audit delay secara signifikan. Maka pada penelitian ini hipotesis H2 yang mana leverage mempengaruhi audit delay secara signifikan ditolak.

(7)

Universitas Multi Data Palembang | 25 Pada ukuran perusahaan, besar t-hitung bernilai -3,880 < t-tabel 1,971 serta besar signifikansinya 0,000 lebih rendah, dari 0,05 (0,000 < 0,005). Kesimpulannya yakni ukuran perusahaan mempengaruhi secara negatif signifikan, pada audit delay. Maka pada hipotesis H3 profitabilitas mempengaruhi Audit Delay secara signifikan dapat diterima.

Hasil Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)

Gambar 5. Hipotesis Simultan

Tabel diatas menunjukan hasil perhitungan F hitung 9,547 > dari F tabel 2,65 serta signifikansi 0.000 yang menyatakan bahwasannya nilai tersebut kurang dari 0.05, (0,000 < 0,05). Berdasar pada pengujian diketahui hasil bahwasannya nilai F hitung tersebut signifikan. Sehingga kesimpulannya ialah terdapat pengaruh simultan diantara variabel Profitabilitas, leverage dan Ukuran Perusahaan pada Audit delay.

Sehingga H4 penelitian ini dapat diterima.

Pembahasan:

Pada pengujian hipotesis pertama, memperlihatkan bahwasannya adanya pengaruh negatif secara signifikan terhadap variabel Profitabilitas pada audit delay, yang membuktikan bahwa profitabilitas perusahaan merupakan faktor penentu lama atau singkatnya pelaksanaan audit [9]. Ketika suatu entitas dapat menghasilkan nilai ROA yang tinggi yang berarti bahwa, entitas tersebut mampu mengelola penggunaan aset sedemikian rupa untuk memperoleh pengembalian yang besar, yang dapat menyebabkan waktu penyelesaian audit lebih cepat, hal ini adalah kabar yang baik untuk pengguna laporan keuangan. Dan ketika suatu entitas mengalami kerugian, biasanya periode audit lebih lama karena auditor akan berhati-hati selama mengaudit karena merupakan berita buruk bagi investor dan pihak lain [5].

Pada pengujian hipotesis kedua ini, menerangkan bahwasannya leverage tidak mempengaruhi secara signifikan pada Audit delay. Terjadinya hal ini, dikarenakan dalam melakukan audit, baik perusahaan yang memiliki hutang dalam jumlah besar maupun dalam jumlah rendah, seorang auditor harus terus melakukan audit menggunakan cara yang sama, mengikuti tahapan audit [2]. Selain itu, karena pada saat auditor mereview, melakukan prosedur yang tidak berbeda karena hanya tingginya rendah tingkat utang perusahaan yang di lakukan pemeriksaan [10].

Uji hipotesis ketiga menerangkan ukuran perusahaan mempengaruhi secara negatif yang signifikan pada audit delay. Penyebab dari hal tersebut yakni semakin besarnya perusahaan, maka sistem pengendalian internal dalam perusahaan juga semakin baik yang memungkinkan penyajian laporan keuangan perusahaan memiliki kesalahan yang lebih sedikit, sehingga laporan keuangan lebih mudah diaudit. Dan sebaliknya [8].

Uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa angka F-hitung senilai 9.547 > F tabel senilai 2,65, dan signifikansinya senilai 0,000 diketahui lebih rendah, dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hasil pengujian diketahui bahwasannya nilai F hitung signifikan. Oleh karena itu, di simpulkan bahwa audit delay tidak bisa dilihat

(8)

26 | Universitas Multi Data Palembang

dari satu faktor saja, namun ada faktor lainnya yang bisa memberikan pengaruh pada audit delay (profitabilitas, leverage dan Ukuran Perusahaan)

SIMPULAN

Variabel Profitabilitas memberikan pengaruh pada Audit delay, terhadap sektor keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Artinya, tinggi atau rendahnya nilai profitabilitas akan mempengaruhi Audit delay.

Variabel leverage, tidak berpegaruh pada Audit delay terhadap sektor keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Artinya, tinggi atau rendahnya nilai leverage tidak akan memberikan pengaruh pada audit delay.

Ukuran Perusahaan merupakan variabel yang memberikan pengaruh pada Audit delay terhadap sektor keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ini berartinya, rendah atau tingginya nilai ukuran perusahaan akan mempengaruhi audit delay.

Profitabilitas, leverage dan Ukuran perusahaan, secara bersamaan atau simultan mempengaruhi Audit delay dengan taraf signifikansinya senilai 0,000 < 0,05. Berdasar pada hasil tersebut, kesimpulannya yaitu seluruh variabel indepeden pada penelitian ini mempengaruhi Audit delay secara bersamaan terhadap sektor keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

DAFTARPUSTAKA

[1] A. D. Saputra, “2020 Saputra Irawan,” Own. Ris. dan J. Akunt., Vol. 4 No.2, pp. 286–295, 2020.

[2] F. R. Ramadhany, L. Suzan, and V. J. Dillak, “The Effect Of Firm Size, Solvency, Profitability, And Listing Age of The Companies To Audit Delay (Empirical Study in Oil and Gas Mining Companies that Listed on IDX Period 2010-2015),” eProceedings Manag., vol. 5, no. 1, pp. 843–851, 2018, [Online]. Available: www.kajianpustaka.com

[3] I. S. Mukhtar, N. Sebrina, and E. Mulyani, “Pengaruh Kinerja Perusahaan, Komite Audit dan Pergantian Auditor Eksternal Terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan,” J. Eksplor. Akunt., Vol. 1, No. 2, pp. 605–626, 2019, doi: 10.24036/jea.v1i2.98.

[4] 2020 Bambang et al, “Fokus Ekonomi,” Vol. 4, pp. 115–129, 2020.

[5] S. Ananda, W. A. Andriyanto, and R. Sari, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Profitabilitas, Kompleksitas Operasi, dan Leverage Terhadap Audit Delay,” Bus. Manag. Econ.

Account. Natl. Semin., Vol. 2, No. 1, pp. 298–315, 2021.

[6] D. K. Sari and A. K. Nisa, “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan Reputasi KAP terhadap Audit Delay (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2018-2020),” J. GeoEkonomi, Vol. 13, pp. 89–102, 2022.

[7] D. Masyta, T. Putri, G. Pagalung, and G. T. Pontoh, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran KAP Terhadap Audit Delay,” Vol. 14, No. 2, pp. 163–172, 2021.

[8] N. S. Irwan Adiraya, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Opini Auditor Terhadap Audit Delay,” J. Anal. Akunt. dan Perpajak., Vol. 2, No. 2, pp. 99–109, 2018.

(9)

Universitas Multi Data Palembang | 27 [9] H. E. Putri and M. A. Setiawan, “The Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Delay: pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” J. Eksplor. Akunt., Vol. 3, No. 3, pp. 529–546, 2021, doi:

10.24036/jea.v3i3.419.

[10] K. B. Irianti, Y. C. Samrotun, and E. M. Wahyuningsih, “Volume . 19 Issue 1 ( 2022 ) Pages 135-142 AKUNTABEL : Jurnal Akuntansi dan Keuangan ISSN : 0216-7743 ( Print ) 2528-1135 ( Online ) Faktor Penentu Audit Delay pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi di BEI Periode 2018-2020 Determinants of Audit Delay In ,” Vol. 1, No. 1, pp. 135–142, 2022, doi: 10.29264/jakt.v19i1.10629.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tidak terdapat cukup bukti bahwa leverage berpengaruh positif terhadap audit delay, terdapat cukup bukti bahwa

Riset ini searah dengan riset yang dilakukan oleh Turini, (2020) reputasi auditor tidak mempengaruhi audit delay, akan tetapi tidak searah oleh riset (Sari &amp;