• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DOI: https://doi.org/10.33558/devosi.v4i1.6914

PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID

Baharuddin1, Aos Kuswandi2, Yayat Suharyat3

1Universitas Islam 45

1Email: [email protected]

Received: 26 Jan 2023 | Accepted: 02 Feb 2023 | Published: 30 Maret 2023 ABSTRACT

The purpose of this service is to provide teachers with an understanding of how important Android-based media learning is in supporting the learning process. This community service program has the goal of conducting learning media training that can be used as an option for teachers and can be implemented in the learning process at school. Community service is carried out by providing training on making learning media based on Android applications in the learning process in the classroom for teachers in Tamansari Village, Setu District, Bekasi Regency.

The service participants are the school heads and teachers from various levels in Tamansari Village, Setu District, Bekasi Regency. Dedication and limited facilities and infrastructure, 10 principals and 20 teachers were taken. The training was held at the Tamansari Village Office, Setu District, Bekasi Regency for 1 day on August 11, 2022. The implementation of community service can be categorized as successful in terms of the participation of participants and village officials who really helped carry out the activity, considering the target of 30 participants who were invited to attend as many as 30 people. Participants were very enthusiastic in participating in this service activity because it was a very new knowledge and made it easy to carry out learning, in addition to contemporary learning as well as developing Android-based learning media that they would use in learning in their respective schools. The participants' responses and responses to the service activities carried out stated that from the quality of the presenters, the quality of the modules was very good and they hoped that there would be ongoing training for special teachers in their schools who could be said to be still behind with technology.

Keywords: Android Application, Learning Media, Training ABSTRAK

Tujuan pengabdian ini untuk memberikan pemahaman kepada guru-guru bagaimana pentingnya pembelajaran media berbasis android dalam menunjang proses pembelajaran.

Program pengabdian pada masyarakat ini memiliki tujuan untuk melakukan pelatihan media pembelajaran yang penggunaan dapat menjadi pilihan bagi para guru dan dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan ialah memberikan pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis aplikasi android dalam proses pembelajaran di kelas pada guru-guru di desa Tamansari Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi. Peserta pengabdian adalah Kepala sSekolah dan guru-guru dari berbagai level tingkatan yang ada di Desa Tamansari Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi. Pengabdian dan ketrbatasan sarana dan prasaranan maka diambil 10 orang Kepala Sekolah dan 20 guru.

Pelatihan diadakan di Kantor Desa Tamansari Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi selama 1 hari pada tanggal 11 Agustus 2022. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dapat dikategorikan berhasil melihat dari segi partisipasi peserta dan aparat desa yang sangat membantu terrselenggranyan kegiatan tersebut, mengingat dari 30 target peserta yang diundang yang hadir sebanyak 30 orang. Peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pengabdian ini katrena merupakan ilmu yang sangat baru dan memudahkan untuk melaksanakan pembelaran, selain dengan pembelajaran kekinian juga untuk mengembangkan

(2)

media pembelajaran berbasis android yang akan mereka gunakan dalam pembelajaran di sekolah masing-masing. Tanggapan dan respon balik peserta atas kegiatan pengabdian yang dilaksanakan menyatakan bahwa dari kualitas pemateri, kualitas modul adalah sangat baik dan harapan mereka ada pelatihan berkelanjutan untuk guru-guru terkhusus di sekolah-sekolah mereka yang boleh dibilang masih ketinggalan dengan teknologi.

Kata kunci: Aplikasi Android, Media Pembelajaran, Pelatihan

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Dunia pendidikan dituntut agar selalu menyesuaikan perkembangan teknologi dalam peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan teknologi bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran karena lingkungan belajar.

Untuk mencapai pendidikan abad 21 yang bermakna, masyarakat pendidikan tidak sekadar mempertimbangkan strategi pembelajaran, namun harus mengintegrasikan pembelajaran dan teknologi dalam media pengajaran, dan pendekatan belajar mengajar (Yeop et al., 2019). Karena di zaman sekarang, guru terbiasa, menyukai, dan hidup berdampingan dengan teknologi (Long et al., 2016). Pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dihindari (Fadhilah et al., 2021; Hadisaputra et al., 2020). Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah gaya hidup manusia, baik dalam bekerja, bersosialisasi, bermain maupun belajar. Teknologi masuk dengan mudah ke dalam kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Keberadaan dan peranan teknologi informasi dalam sistem pendidikan telah membawa era baru perkembangan dunia pendidikan, seharusnya perkembangan tersebut membuka potensi besar dalam perubahan cara belajar dan cara memperoleh informasi serta mengembangkan sistem pembelajaran agar mencapai hasil yang optimal (Abdurakhman & Rusli, 2015). Namun, perkembangan tersebut belum diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang menentukan keberhasilan dunia pendidikan di Indonesia.

Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya guru, masih banyak yang kurang memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, terutama dalam pembuatan materi ajar (Darwanto & Putri, 2021; Putra et al., 2022). Dampak yang disebabkan oleh pandemi menantang hampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Dalam situasi ini, sekolah sebagai lembaga pendidikan mesti melakukan

(3)

inovasi melalui pembelajaran online, yang menciptakan kebingungan dan berdampak langsung pada semua pemangku kepentingan seperti guru, guru, dan orang tua.

Permasalahan ini disebabkan karena ketidaksiapan dalam penggunaan teknologi Meskipun banyak manfaat dari integrasi teknologi, namun modernisasi mengajar di kelas dapat membawa tekanan bagi peserta didik meskipun kemampuan mereka untuk mengatasi teknologi yang tersedia di luar kelas. Seperti kata pepatah, "teknologi telah mengajarkan kita untuk berlayar di atas air, terbang di langit tetapi gagal menanamkan kemampuan bagaimana hidup di bumi". Ini berarti kelebihan penggunaan teknologi tetapi kurangnya perencanaan yang cermat dan pelaksanaan pembelajaran sebenarnya dapat menyebabkan sejumlah masalah (Abi Hamid et al., 2020). Kompetensi profesional yang harus dimiliki guru, khususnya di sekolah dasar adalah guru dituntut untuk terampil melakukan inovasi pembelajaran dalam penggunaan teknologi, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian, karena guru adalah komponen penting dalam pembelajaran. Guru berperan menggali potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik. Observasi dilakukan pada sekolah mitra dan diperoleh informasi bahwa kepala sekolah dan guru-guru di desa Tamansari adalah lembaga pendidikan tingkat Sekolkah Dasar, Madrasah Ibtidaiya, MTs, SMP dan SMK yang berlamat di Desa Tamasari Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi. Sekolah sekolah yang dimaksud memiliki ruang kelas berdasarkan dengan jumlah tingkatan kelas yang berkelanjutan dengan fasilitas sekolah sesuai dengan standar fasilitas sekolah, baik sekolah pemerintah dan sekolah swasta.

Hasil observasi di sekolah mitra menemukan beberapa permasalah. Pertama, pemahaman dan kemampuan guru-guru tentang multimedia masih terbilang rendah, hal tersebut terlihat dari masih banyak guru yang lebih memilih menggunakan materi ajar cetak dibandingkan materi ajar berbasis multimedia. Kedua, penggunaan media pembelajaran berbasis android dalam proses pembelajaran belum optimal, masih banyak guru dalam pembelajaran daring hanya menggunakan whatsapp. Ketiga, masih banyak guru yang kesulitan dalam menyusun materi ajar multimedia berbasis android, akibatnya guru tidak memanfaatkan teknologi secara maksimal karena guru belum menguasai teknologi dan penggunaan aplikasi android dalam merancang pembelajaran. Di sisi lain, orang tua dan guru memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

(4)

Temuan lain yang tim dapatkan saat melakukan wawancara dan obsevasi pembelajaran di sekolah-sekolah tersebut di desa Tamansari menunjukkan bahwa tingkat pemahaman ICT yang berbasis androi dan literasy berada pada level rendah, hal ini terbukti dari hasil yang didapatkan dari indikator untuk aspek mengelolah dan evaluasi masih sedang, sedangkan untuk aspek membuat, mengintegrasikan dan mengkomunikasikan masih sangat rendah, hanya aspek mengakses yang memperoleh nilai tinggi, dapat dilihat dari hasil observasi melalui Quizizz dari 30 guru yang menjadi sampel terkait dengan ICT maka terdapat literasi guru juga masih rendah. Sekolah yang ideal mesti melakukan inovasi dan peningkatan aspek fasilitas dan kompetensi guru melalui pelatihan yang dibutuhkan (Baharuddin et al., 2021).

Berdasarkan hasil studi lapangan awal yang dilakukan tim pelaksana dengan pihak sekolah, terungkap persoalan-persoalan yang sedang dihadapi sehubungan dengan sekolah. Sekolah tempat sasaran pengabdian sudah memiliki fasilitas untuk kegiatan TIK. Akan tetapi, fasilitas yang sudah tersedia tersebut belum diikuti dengan tersedianya media pembelajaran interaktif dan bahan pembelajaran yang berbasis android untuk setiap mata pelajaran di sekolah. Selain itu, guru-guru yang ada juga belum memanfaatkan fasilitas TIK yang ada di sekolah untuk media pembelajaran secara optimal, karena belum memiliki kompetensi untuk mengembangkan bahan pembelajaran berbasis Android sehinggah kemampuan ICT Literasi guru juga masih rendah. Pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis android dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan Literasi Digital guru dan dapat digunakan secara online (Astuti et al., 2017).

METODE PELAKSANAAN

Kerangka pemecahan masalah yang dilakukan oleh Tim Abdimas terhadap permasalahan mitra berdasarkan permasalahan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan selama kegiatan pengabdian masyarakat adalah sebagai berikut:

Permasalahan dalam bidang pendidikan khususnya pengajaran adalah (1) mitra jarang menggunakan media pembelajarn berbasis android pada guru dengan alasan keterbatasan pengetahuan dalam mendesain media tersebut; (2) mitra kurang termotivasi untuk merancang media pembelajaran berbasis android yang dapat meningkatkan kemampuan ICT literasi guru. Permasalahan dalam bidang teknologi

(5)

informasi (TI) adalah (1) Mitra belum memiliki keterampilan dalam mendesain media pembelajaran berbasis android menggunakan yang menggunakan aplikasi bandycam dan asembler edu. (2) mitra belum memahami penggunaan aplikasi bandycam dan asembler edu dengan menggunakan simulasi berbasis android. Dari permasalahn tersbut maka alternatif pemecahan masalah yang ideal diterapkan bagi mitra berupa pelatihan dan pendampingan pembuatan media pembelajaran berbasis android dengan menggunakan aplikasi bandycam dan assembler edu.

Gambar 1. Kerangka Pemecah Masalah

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program adalah melalui pendekatan partisipatori dalam artian bahwa tim pengusul dan mitra secara proaktif terlibat dalam setiap kegiatan (Haris, 2014). Tim pengusul dan mitra terlibat aktif dalam mengidentifikasi kebutuhan atau solusi dari permasalahan yang akan diselesaikan.

Partisipasi para guru sebagai mitra dalam pelaksanaan pengabdian ini secara intensif berperan aktif mulai dari tahap persiapan dan observasi (awal) kegiatan hingga akhir kegiatan. Lebih rinci dapat diuraikan partisipasi mitra dalam pengabdian ini adalah

Keterbatasan Sumber Belajar berbasis android yang dimiliki oleh sekolah

Kemampuan ICT Literasi Guru-guru di Desa Tamansari yang

masih Rendah Minimnya

pengetahuan dan keterampilan mitra dalam menggunakan

aplikasi berbasis

Pelatihan dan Pendampingan Media Pembelajaran Berbasis

Android

(6)

sebagai subjek pelaksanaan program (sumber informasi permasalahan yang menjadi kendala dan hambatan dalam pengajaran daring dan pemanfaatan media. Selanjutnya mitra terlibat langsung bersama tim dalam menjustifikasi permasalahan prioritas serta solusi terbaik yang paling mungkin diterapkan di tempat mitra, mitra berperan sebagai subjek pelaksana yang menerapkan (mengimplementasikan) solusi pemecahan masalah yang telah disepakati). Setelah pelatihan dan pendampingan pengembangan media pembelajaran berbasis android selesai, tim dan mitra akan melakukan pengimplementasian produk kepada guru dan melakukan desiminasi program.

Adapun Langkah-langkah pelaksanaan program yang akan dijalankan adalah sebagai berikut:

a) Perijinan dan kerjasama

Pada tahap awal pelaksanaan program, tim pengabdian masyarakat melakukan perijinan kepada sekolah yang dijadikan sebagai mitra. Selain melakukan perijinan. Perijinan dan kerjasama ini dimaksudkan agar dalam tahap pelaksanaan program dapat berjalan sistematis.

b) Sosialisasi

Kegiatan ini meliputi sosialisasi gambaran konsep dan jadwal pelaksanaan program yang akan dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar partisipasi guru- guru dalam program ini bisa berlangsung secara berkesinambungan. Selain itu agar ada manfaat yang diperoleh dari peserta pelatihan seputar masalah teknis pelaksanaan nantinya.

c) Pengadaan alat dan bahan pendukung

Pelaksanaan kegitan ini dibutuhkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan program pelatihan dan pendampingan pembuatan media pembelajaran berbasi android. Alat dan bahan yang dibutuhkan berupa laptop, smarthphone, LCD dan aplikasi pendukung lainnya. Pengadaan alat dan bahan ini dilakukan dengan cara bermitra dengan sekolah tempat melakukan pelatihan.

d) Pelatihan dan Pendampingan

Pada kegiatan ini guru-guru di Desa Tamansari yang menjadi mitra diberikan pelatihan dan pendampingan mendesain media pembelajaran berbasis android.

Pemberian materi dilakukan secara bertahap agar guru dapat memahami dan mengikuti cara mendesain media daan bahan ajar. Sebelum mendesain media

(7)

pemebelajaran, guru terlebih dahulu diberikan konsep materi yang berhubungan dengan membuat materi ajar berbasis multimedia dengan aplikasi bandicam dan Assembler EDU.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat terkait pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis android dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2022 di Kantor Desa Tamansari Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi. Adapun target sasaran program pengabdian ini adalah 10 Kepala Sekolah dan 20 Guru di Desa Tamansari.

Secara umum kegiatan pengabdian ini berjalan lancar, dimulai dari kegiatan survey pendahuluan, pelaksanaan kegiatan pengabdian, sampai kepada penyusunan laporan.

Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar terlihat dari tingkat kehadiran peserta, aktifnya saat berdiskusi dan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan pada saat sesi tanya- jawab kepada tim pengabdi. Hal ini dikarenakan para peserta menyadari bahwa di era teknologi informasi, pembelajaran secara online merupakan salah satu sarana penting dalam menyampaikan materi pelajaran kepada guru sekolah

Media pembelajaran merupakan komponen sistem penyampaian pengajaran yang dapat digunakan dalam mendukung proses pembelajaran. Pengembangan media dilandasi oleh persepsi bahwa pembelajaran akan berlangsung baik, efektif dan menyenangkan jika didukung oleh media pembelajaran yang dapat menarik minat dan perhatian guru. Oleh karena itu, pengembang perlu memahami konsep, model, prinsip, desain dan evaluasi media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang terintegrasi dengan TIK adalah media pembelajaran berbasis android. Pengajaran dengan menggunakan media berbasis android dapat digunakan oleh para guru sebagai media pembelajaran alternatif untuk meningkatkan minat, hasil belajar dan ICT literasi guru (Ramdani & Artayasa, 2020). Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran mengubah paradigma peran guru sebagai seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan teman belajar yang dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada guru untuk mengalami peristiwa belajar, sehingga diharapkan guru menjadi lebih aktif dalam proses belajar (Maharani & Putra, 2018; Myori et al., 2019). Penggunaan media pembelajaran yang

(8)

terintegrasi dengan TIK dapat melibatkan indera penglihatan dan pendengaran secara optimal (Hakiki, 2020). Penggunaan alat indera penglihatan dan pendengaran secara optimal dalam proses pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar kepada guru. Pengalaman belajar yang diperoleh guru akan berpengaruh pada hasil belajar yang baik (Ramdani & Artayasa, 2020). Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang digunakan oleh seorang pendidik kepada guru yang berfungsi menyalurkan pesan dan informasi yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan mahaguru sehingga memungkinkan guru untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Melalui penggunaan media pembelajaran berbasis android diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan ICT literasi guru.

Aplikasi bandicam merupakan salah satu dari banyaknya aplikasi yang bisa digunakan dalam melakukan aktivitas recording, atau lebih tepatnya screen recording. Lebih sederhananya aplikasi ini digunakan untuk merekam segala aktivitas yang dilakukan di PC (Herayanti et al., 2019). Melalui aplikasi bandicam ini guru dapat memberikan penjelasan langsung berupa video tangkap layar dan disertai berbagai menu lainnya yang dapat mendukung proses pembelajaran. Teknologi video memberi keuntungan optimal jika digunakan sesuai dengan potensi yang dikandungnya. Media video memberi kesempatan kepada penggunanya untuk belajar melalui unsur suara (audio) dan gambar (visual) secara simultan. Media ini dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan secara realistik dan konkret, yang tidak mungkin disampaikan oleh media cetak (Pribadi, 2009). Aplikasi Bandicammerupakan utilitas perekam layar yang sangat mudah penggunaannya.

Bandicammemiliki fitur utama, seperti: overlay, kamera web, yang memfasilitasi penggunaan kamera web saat sedang merekam dan hasil videonya memperlihatkan figur pengajar (Aripin & Suryaningsih, 2019). Bandycam dapat mencampurkan file suara saat video sedang direkam serta menambahkan efek klik dan animasi

Perkembangan teknologi saat ini telah melahirkan sebuah aplikasi yang mengusung tema Augmented Reality. Aplikasi ini sangat sesuai dengan kebutuhan peserta didik karena aplikasi ini menyuguhkan tampilan gambar 3D (Mustaqim, 2017).

Salah satunya adalah aplikasi Assembler EDU. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis

(9)

di play store dan app store. Aplikasi ini menurut CEO Assemblr (Asyadiq dalam (Ryza, 2017) menyebutnya bahwa “Platform ini merupakan gabungan antara Lego dengan Pokemon GO. Assemblr didesain untuk membantu pengguna membuat konten 3D yang divisualisasikan kedalam bentuk Augmented Reality. Hasilnya dapat ditempatkan di dunia nyata untuk diakses semua orang (Ryza, 2017). Kelebihan dari Assembler EDU sebagai berikut: 1) Berbasis visual, gambar dan animasi 3D adalah media terbaik untuk menarik perhatian dan memicu keingintahuan, khususnya bagi pelajar-pelajar di usia muda; 2) Mudah dimengerti, Assemblr bisa membuat konsep-konsep yang rumit dan abstrak terasa lebih nyata dengan menghadirkannya tepat di ruang kelas; 3) Materi tak terbatas, Assemblr sudah menyediakan konten-konten pendidikan yang dapat digunakan secara gratis. Baik itu model, diagram, hingga simulasi, dan dapat menemukan sebagian besar materi yang dibutuhkan dari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah; 4) Mendorong kreativitas, Editor AR dan fitur scan-to-see memberi kemungkinan tanpa batas untuk menjadikan aktivitas belajar terjadi secara dua arah dan mengubah momen-momen belajar menjadi lebih bermakna (Fortuna et al., 2022). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Assembler EDU eadalah aplikasi yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran karena aplikasi ini dapat memvisualkan objek dari 2 dimensi menjadi 3 dimensi dalam bentuk augmented reality sehinggah mampu menghadirkan sumber belajar yang abstrak menjadi nyata dan dapat diamati oleh guru.

ICT literacy merupakan kemampuan dalam menggunakan teknologi digital, alat komunikasi atau jaringan untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, dan membuat informasi yang berfungsi bagi pengetahuan masyarakat.

(Park et al., 2020) menyatakan bahwa ICT literacy umumnya dianggap sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah yang diberikan, memberikan informasi dan berkomunikasi dengan orang lain, ICT literacy tidak hanya kemampuan teknis sederhana untuk menggunakan ICT, tctapi juga kemampuan kognitif dan dianggap sebagai foundational knowledge. Ditingkat sekolah pemerintah harus mempertimbangkan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik terhadap ICT literacy yaitu kemampuan yang diperlukan bagi individu untuk dapat menyesuaikan dengan masyarakat yang berbasis informasi, sehingga diperlukan memiliki kemampuan vital agar berfungsi secara normal di kalangan masyarakat (Rahmawati,

(10)

2018). Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang ICT literacy maka dapat disimpulkan bahwa ICT literacy merupakan suatu kemampuan seseorang dalam mengakses, mengelola, mengkomunikasikan suatu informasi terbaru kepada orang lain yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga berguna bagi masyarakat.

Melalui pengabdian yang berkelanjutan akan terjalin hubungan kerjasama antara Program Studi yang ada di Sekolah Pascasarjana UNISMA Bekasi dengan guru-guru dan aparat pemerintah yang ada di kabupaten Kota Bekasi. Hubungan kerjasama dalam hal pengembangan metode pembelajaran bagi guru-guru sehingga program pengabdian masyarakat dapat berjalan maksimal, yang menjadi salah satu kewajiban Civitas Akademika Universitas.

Evaluasi Pelaksanaan Pengabdian

Berdasarkan hasil angket evaluasi pelaksanaan PkM yang disampaikan pada akhir praktikum didapat beberapa data sebagai berikut :

Tabel 1. Kualitas Pemateri

Kriteria Range Jumlah %

Sangat Baik X ≥ Mi + 1,5 Sdi 6 ≤ X 30 100%

Baik Mi + 0,5 Sdi ≤ X < Mi + 1,5 Sdi 5 ≤ X < 6 0 0%

Moderat Mi – 0,5 Sdi ≤ X < Mi + 0,5 Sdi 3 ≤ X < 5 0 0%

Rendah Mi – 1,5 Sdi ≤ X < Mi – 0,5 Sdi 2 ≤ X < 3 0 0%

Sangat rendah X < Mi – 1,5 Sdi X < 2 0 0%

Total 30 100%

Berdasarkan data dari tabel 1. di atas, dapat diketahui bahwa peserta menilai kualitas pemateri dalam menyampaikan materi maupun membimbing praktikum pembuatan media tergolong sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai X yang berada di atas 6 berjumlah 30, atau sekitar 100%.

Tabel 2. Kualitas Modul

Kriteria Range Jumlah %

Sangat Baik X ≥ Mi + 1,5 Sdi 6 ≤ X 30 100%

Baik Mi + 0,5 Sdi ≤ X < Mi + 1,5 Sdi 5 ≤ X < 6 0 0%

Moderat Mi – 0,5 Sdi ≤ X < Mi + 0,5 Sdi 3 ≤ X < 5 0 0%

Rendah Mi – 1,5 Sdi ≤ X < Mi – 0,5 Sdi 2 ≤ X < 3 0 0%

Sangat rendah X < Mi – 1,5 Sdi X < 2 0 0%

(11)

Total 30 100%

Berdasarkan data dari tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa peserta menilai kualitas modul yang diberikan dalam menyampaikan materi maupun membimbing praktikum pembuatan media tergolong sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai X yang berada di atas 6 berjumlah 30, atau sekitar 100%.

Tabel 3. Persepsi Peserta Terhadap Peningkatan Pemahaman

Kriteria Range Jumlah %

Sangat Baik X ≥ Mi + 1,5 Sdi 3 ≤ X 30 100%

Baik Mi + 0,5 Sdi ≤ X < Mi + 1,5 Sdi 2 ≤ X < 3 0 0%

Moderat Mi – 0,5 Sdi ≤ X < Mi + 0,5 Sdi 2 ≤ X < 2 0 0%

Rendah Mi – 1,5 Sdi ≤ X < Mi – 0,5 Sdi 1 ≤ X < 2 0 0%

Sangat rendah X < Mi – 1,5 Sdi X < 1 0 0%

Total 30 100%

Berdasarkan data dari tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa persepsi peserta terhadap peningkatan pemahaman materi maupun membimbing praktikum pembuatan media tergolong sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai X yang berada di atas 3 berjumlah 25, atau sekitar 100%.

Kendala dan Solusi

Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan pengabdian sehingga dapat terlaksana dengan lancar sebagai berikut

1. Terlaksananya pengabdian secara umum berjalan dengan lancar dengan dukungan guru-guru, kepala sekolah dan Aparat Desa dalam mengikuti kegiatan pengabdian pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis android.

2. Di era teknologi informasi, pembelajaran online merupakan sarana yang sangat penting dalam menyampaikan materi pelajaran sekolah kepada guru, sehingga kegiatan pengabdian ini sangat bermanfaat bagi guru-guru.

3. Fasilitas dan semangat tim pengabdi yang mendukung kelancaran pengabdian.

Selain faktor pendukung, ada pula faktor penghambat yang mengakibatkan kegiatan pengabdian ini tidak mampu mencapai tujuan secara maksimal, yaitu koordinasi antar peserta pengabdian yang belum berjalan lancar karena perbedaan kegiatan dan kepentingan masing- masing untuk memiliki hari yang sama dalam mengikuti kegiatan pengabdian sehingga peserta tidak mencapai jumlah maksimal di

(12)

hari-hari berikutnya, dan terkait hal ini menjadi pertimbangan penyelenggara berikutnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pelaksanaan kegiatan pengabdian ini, maka dapat ditarik kesimpulan terjadi peningkatan pemahaman dan ketrampilan mengenai pembuatan bahan ajar berbasis android karena sebagai pendidik mereka merasa perlu untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis android sebagai media kekinian dalam pembelajaran. Media ini dapat membantu pendidik dalam memadukan pembelajaran melalui online yang selama ini hanya mengandalkan Zoom yang disediakan oleh sekolah secara bergilir serta dapat memadukan pembelajaran tatap muka (konvensional) sehingga dapat saling melengkapi. Peserta pada kegiatan pengabdian yang dilaksanakan menyatakan bahwa, dari kualitas pemateri, kualitas modul adalah sangat baik. Peserta juga menyatakan sangat paham atas penjelasan yang telah diberikan oleh tim pengabdi. Hal ini dapat terlihat dari hasil post tes yang dibagikan peserta terhadap pemahaman yang menyatakan sangat paham dan merasa mendapatkan pengalaman baru dalam proses pembelajaran.

Saran yang diberikan dalam kegiatan ini adalah pelatihan seperti ini tidak hanya dilakukan pada saat ini saja tapi perlu adanya pelatihan lanjutan menginat sebgaian besar guru-guru belum memahami teknologi terlebih pada media pembelajaran seperti ini.

BIBLIOGRAPHY (DAFTAR PUSTAKA)

Abdurakhman, O., & Rusli, R. K. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. DIDAKTIKA TAUHIDI: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1).

Abi Hamid, M., Ramadhani, R., Masrul, M., Juliana, J., Safitri, M., Munsarif, M., Jamaludin, J., & Simarmata, J. (2020). Media pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.

Aripin, I., & Suryaningsih, Y. (2019). AUGMENTED REALITY DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI. 1, 662–668.

Astuti, I. A. D., Sumarni, R. A., & Saraswati, D. L. (2017). Pengembangan media pembelajaran fisika mobile learning berbasis android. Jurnal Penelitian &

Pengembangan Pendidikan Fisika, 3(1), 57–62.

(13)

Baharuddin, B., Patras, Y. E., Sampaleng, D., & Hidayat, R. (2021). Analisis persepsi guru Indonesia terhadap sekolah sebagai organisasi belajar di era pandemi Covid 19.

JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 7(2), 251–268.

Darwanto, D., & Putri, A. M. (2021). Penguatan Literasi, Numerasi, dan Adaptasi Teknologi pada Pembelajaran di Sekolah:(sebuah Upaya Menghadapi Era Digital dan Disrupsi). Eksponen, 11(2), 25–35.

Fadhilah, N. A., Putra, P., Rahmawati, R., & Basri, H. (2021). Optimalisasi Umkm Dalam Pemanfaatan Teknologi Digital Di masa Pandemi Covid-19 di lingkungan Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Devosi, 2(2), 26–30.

Fortuna, A., Saputra, A., Ramadhan, A., Prasetya, F., Primawati, P., & Rahmadhani, D.

(2022). Development of Physics Learning Media Based on Augmented Reality Newton’s Law Material. SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika).

Hadisaputra, S., Ihsan, M., & Ramdani, A. (2020). The development of chemistry learning devices based blended learning model to promote students’ critical thinking skills.

1521(4), 042083.

Hakiki, M. (2020). Validitas media pembelajaran interaktif berbasis android pada mata pelajaran komputer dan jaringan dasar di sekolah menengah kejuruan. Jurnal Inovasi Pendidikan Dan Teknologi Informasi (JIPTI), 1(1), 9–15.

Haris, A. (2014). Memahami Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat. Jupiter, 13(2).

Herayanti, L., Safitri, B. R., Sukroyanti, B. A., & Putrayadi, W. (2019). Pelatihan pembuatan video pembelajaran bagi guru-guru di sdn 1 ubung dengan memanfaatkan bandicam. Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Masyarakat, 2(4).

Long, T., Logan, J., & Waugh, M. (2016). Students’ perceptions of the value of using videos as a pre-class learning experience in the flipped classroom. TechTrends, 60, 245–252.

Maharani, S. A., & Putra, P. (2018). Optimalisasi Wakaf dalam Sektor Pendidikan.

MASLAHAH (Jurnal Hukum Islam Dan Perbankan Syariah), 9(1), 103–112.

Mustaqim, I. (2017). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUGMENTED REALITY. Jurnal Edukasi Elektro, 1(1).

https://doi.org/10.21831/jee.v1i1.13267

Myori, D. E., Chaniago, K., Hidayat, R., Eliza, F., & Fadli, R. (2019). Peningkatan kompetensi guru dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi

(14)

melalui pelatihan pengembangan media pembelajaran berbasis android. JTEV (Jurnal Teknik Elektro Dan Vokasional), 5(2), 102–109.

Park, H., Kim, H. S., & Park, H. W. (2020). A scientometric study of digital literacy, ICT literacy, information literacy, and media literacy. Journal of Data and Information Science, 6(2), 116–138.

Pribadi, B. A. (2009). Desain sistem pembelajaran. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Putra, P., Sucipto, P. W. A., Kusuma, A. W., & Hamidah, I. (2022). CERKAS System Development: Smart Web-Based Sharia Accounting as a Learning Media. JRAK:

Jurnal Riset Akuntansi Dan Komputerisasi Akuntansi, 13(1), 84–98.

Rahmawati, N. I. (2018). Pemanfaatan ICT dalam meningkatkan kemampuan literasi matematika. 1, 381–387.

Ramdani, A., & Artayasa, I. P. (2020). Keterampilan berpikir kreatif mahasiswa dalam pembelajaran ipa menggunakan model inkuiri terbuka. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 8(1), 1–9.

Ryza, P. (2017). Mengenal Assemblr, Platform Berkreasi dengan teknologi AR.

Sardirman.(2012). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Yeop, M. A., Yaakob, M. F. M., Wong, K. T., Don, Y., & Zain, F. M. (2019). Implementation of ICT policy (Blended Learning Approach): Investigating factors of behavioural intention and use behaviour. International Journal of Instruction, 12(1), 767–

782.

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan persiapan melalui penyusunan proposal PkM yang meliputi: Identifikasi permasalahan mitra PkM, menyusun tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat, merumuskan

Metode yang digunakan untuk dapat mengatasi permasalahan mitra adalah mitra di beri pengetahuan melalui ceramah (Dewi, 2020), maka pelaksanaan kegiatan pengabdian

Pengabdian kepada masyarakat ini menganalisa ada 3 permasalahan mitra yang harus diatasi, pertama adalah terbatasnya pengetahuan pelaku UMKM dalam perkembangan dunia pemasaran, termasuk

Adapun permasalahan mitra adalah belum optimalnya pemahaman guru tentang cara pembuatan media pembelajaran, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu memberikan pelatihan

Berdasarkan hasil analisis dan diskusi dengan mitra, muncul beberapa permasalahan yang perlu diselesaikan terkait rencana kegiatan pengabdian kepada masyarakat, sebagai berikut: •

METODE Metode yang digunakan oleh tim pengabdi Program Studi Pendidikan Agama Islam, STIT Muhammadiyah Paciran Lamongan untuk menyelesaikan permasalahan dengan mitra Madrasah

Terakhir, terbatasnya implementasi literasi dan numerasi berbasis digital untuk mendukung merdeka belajar Dari permasalahan yang dihadapi mitra tersebut maka tim pengabdian kami dengan

Dari hasil diskusi tim pengabdian dengan beberapa pemilik UMKM permasalahan yang menjadi prioritas mitra antara lain: 1 kurangnya keterampilan Paguyuban UKM dalam pengelolaan keuangan