SEMINAR NASIONAL KELAUTAN IV
“Optimalisasi Pembangunan Kelautan Berbasis IPTEK dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Maritim”
Universitas Hang Tuah Surabaya, 24 April 2008
iii
SUSUNAN PANITIA PENYELENGGARA SEMINAR
Pelindung : Dr. Sapto J. Poerwowidagdo, M. Sc. (Rektor) Pengarah : H. Sutarno, Sp.THT-KL., Sp.KL. SH., MH. (Wakil Rektor I)
H. Anas Siradju, SH., MH. (Wakil Rektor II) H. Hindadjit, Drs., M.Si. (Wakil Rektor III)
Steering Committee (SC):
Widyastuti, drg., Sp.Perio.
Ir. Didik Hardianto, M.T.
Dhiana Puspitawati, SH., LLM., Ph.D.
Drs. Agus Subiyanto, M. Si.
Organizing Committee (OC):
Ketua : Ir. Mivida Febriani, M.P.
Sekretaris : Is Yuniar, Ir., M.Si Intan Baroroh, ST., MT.
Kuncowati, S.Tr., ANT II Eko Susanto
Bendahara : Nurul Rosana, S.Pi., MT.
Sri Umiyati, Dra., M.Si.
Seksi-Seksi :
Acara : Ir. Nuhman, M.Kes
Sasmito Jati Utama, S.Sos., MAP.
Akhmad Fauzie, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Makalah/Ilmiah : Didik Hardianto, Ir., MT.
Muhammad Taufiqurrohman, ST., MT.
Arif Winarno, ST., MT.
Mochammad Arief Sofijanto, Ir., M.Si.
Pubdok : Urip Prayogi, ST., MT.
Ngasiman
Perlengkapan : T.H. Djoko Waluyo, SIP.
Dedy Kristiawan, ST.
Maxima Saktiono, ST.
Konsumsi : Agustina Retna Wulandari, Dra.
Aniek Sulestiani, Ir., M.Kes.
Wiwik Muharlina
Dana : Prajitno, Drs., MAP.
H. Broto Sasongko, MSc.
Prof. Dr. Hj. Mas Roro Lilik Ekowanti, MS.
R. Varidianto Yudo Tjahjono, dr., M.Kes.
SEMINAR NASIONAL KELAUTAN IV
“Optimalisasi Pembangunan Kelautan Berbasis IPTEK dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Maritim”
Universitas Hang Tuah Surabaya, 24 April 2008
v II. TIM REVIEW MAKALAH
A. KELOMPOK SOSIAL EKONOMI
- Prof. Hermien Hadiati Koeswadji, S.H.
- Dra, Sri Umiati, M.Si.
B. KELOMPOK LINGKUNGAN - Giman, Drs., M.Kes.
- Supriyatno Widagdo, S.T., M.Si.
C. KELOMPOK PERIKANAN - Ir. Nuhman, M.Kes.
- Hari Subagyo, Ir., M.Si.
- M. Arief Sofijanto, Ir., M.Si.
D. KELOMPOK TEKNIK
- Bagyo Suwasono, S.T., M.T.
- Bimo Darmadi, Ir. M.A.P.
v
DAFTAR ISI
Halaman SAMBUTAN KETUA PANITIA
Drs. Prajitno i
SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS HANG TUAH
Prof. Dr. Sapto J. Poerwowidagdo, M.Sc. ii
DAFTAR ISI iv
KEYNOTE
Penegakan Hukum di Laut dalam rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Maritim
Kepala Staf Angkatan Laut - Laksamana TNI Sumardjono 1
MAKALAH UTAMA
1. Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Maritim
Dr. Ir. Aji Sularso, MMA. (Direktur Jenderal Pengawasan
dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan) U-1 2. Peran Multimodal Transport dalam Menunjang Perekonomian Nasional
Zulkarnain Oeyoeb, SH, MM, MH. (Staf Ahli Regulasi dan Keamanan
Departemen Perhubungan) U-11
3. Peningkatan Minat Generasi Muda di Bidang Kelautan dan Perikanan Melalui Pengembangan IPTEK Perikanan Laut
La Ode Muh. Aslan (Guru Besar Perikanan Universitas Halu Oleo) U-21 4. Global Shrimp Market Outlook
Ir. Firmansyah S., M.Sc. (PT. Central Proteinaprima Tbk.) U-26
KELOMPOK SOSIAL - EKONOMI
1. Analisis Pengembangan Kawasan Pesisir yang Berbasis Ekonomi dan Berkelanjutan
Nur Ansari Rangka dan Erna Ratnawati I-1
2. Analisis Bioekonomi Pengelolaan Perikanan Pelagis Kecil di Perairan Selat Madura
D. Bambang Setiono Adi I-9
3. Sumber Daya Manusia Daerah Pesisir di Indonesia
Tukiran I-16
4. Evaluasi Usaha Budidaya Tambak di Gresik Jawa Timur
Nuhman, Viv. Djanat Prasita, dan Is Yuniar I-25
5. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Maritim
Melalui Peningkatan Kesehatan Masyarakat Penyelam di Daerah Pesisir
Djatiwidodo I-29
6. Militer Memanfaatkan Laut
Ripa G. Prawirosastro I-33
7. Studi Mengenai Kesiapan Belajar Mandiri Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hang Tuah Semester 3 T.A. 2007/2008 Mempelajari Parasitologi Kedokteran Bermuatan Kelautan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
Erina Yatmasari I-42
8. Analisis Program Pemberdayaan Wanita Nelayan (Studi Kasus Wanita Nelayan Kota Surabaya)
Sasmito Jati Utama, Wahyuningsih I-49
9. Pengembangan Konsep Sekolah Terapung untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Daerah Pesisir, Pulau-Pulau Terpencil dan Terluar
Agoes Santoso I-54
10. Kajian Penyakit pada Biota Laut dan Kaitannya Terhadap Penyakit pada Manusia
Suwidah I-61
11. Pengelolaan Pesisir Secara Terpadu dalam rangka Mewujudkan Budidaya Perikanan yang Berkelanjutan (Sustainable)
Dwilaksono Kissoebagjo I-64
12. Tipologi Bagi Hasil Perikanan Tangkap Nelayan Kota Surabaya
Sasmito Jati Utama I-73
13. Analisis Peran Istri Nelayan Kota Surabaya
Winarto I-80
14. Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Alam Laut secara Konstruktif pada Masyarakat Pesisir Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara Timur
Wahyuningsih I-87
15. Identifikasi Kawasan Perbatasan Propisni Irian Jaya Barat
Rudi S. Bintoro, Sasmito Jati Utama I-95
16. Perilaku Masyarakat dan Kejadian Kecacingan pada Anak Usia 4-6 Tahun di Desa Gisik Cemandi, Sedati, Sidoarjo
Wienta Diarsvitri, Prawesty Diah Utami, Risma I-103
17 Peranan Istri Buruh Nelayan dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Dusun Sidem Popoh Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung
Sri Umiyati I-109
18. Konsep Pengelolaan Perikanan Berdasarkan Code of Conduct for Responsible Fisheries dan Implementasinya di Indonesia
Chomariyah I-113
19. Tinjauan Yuridis Pencemaran di Zona Ekonomi Eksklusif
Tri Rusti Maydrawati I-118
20. Mengkritisi Kebijakan tentang Jasa Pengurusan Transportasi
Sebagai Penunjang Angkutan Laut (Studi terhadap Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 10 tahun 88, PP 17/88 dan PP 82/99)
Prajitno I-123
21. Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Pengawetan dan Pengolahan Ikan Berformalin
Tri Rusti Maydrawati I-130
22. Keselamatan Penumpang dalam Pelayaran Penyeberangan
H. Achmad Dahlan I-139
KELOMPOK BUDIDAYA PERAIRAN
1. Prospek Peningkatan Produksi Ikan Kerapu Macan, Epinephelus fuscoguttatus pada Budi Daya Tambak
Abdul Mansyur II-1
2. Pematangan Gonad dan Pemijahan Induk Ikan Cobia (Rachycentron canadum) Secara Hormonal
Agus Priyono, Bejo Slamet, Tony Setiadharma, Aprii I.S dan Asmanik II-7 3. Pengaruh Kadar Garam Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih
Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) pada Bak Terkontrol
Burhanuddin dan Abdul Malik Tangko II-12
4. Analisa Fenotif Benih Hasil Perkawinan Silang Ikan Nila Merah Singapura (Oreochromis sp.) dengan Nila Putih (Oreochromis sp.)
Dwi Setiawan, Fajar Basuki, Titik Susilowati II-17
5. Pertumbuhan Rumput Laut Gracillaria verrucosa pada Berbagai Tingkat Perubahan Salinitas
Erfan A. Hendrajat II-23
6. Pendederan Juvenil Ikan Kue Gonathanodon speciosus Forsskal dengan Pemberian Pakan Buatan di dalam Bak Terkontrol
Anak Agung Alit, Tony Setiadharma, dan Agus Prijono II-27
vii 7. Pengaruh Pemberian Jenis Pakan Alami
Terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachiounus rotundiformis)
Machluddin Amin, Abdul Kadir dan Sri Mulyati II-31
8. Pengaruh Penambahan Kobalt (Co)
Terhadap Kepadatan Rotifer (Brahionus rotundiformus) dalam Media Cultur
Ketut Suwirya II-35
9. Pengaruh Suhu dan Salinitas Media Inkubasi Terhadap Daya Tetas dan Tingkat Abnormalitas Larva Napoleon, Cheilinus undulatus.
Jhon H. Hutapea, A. Priyono, B. Slamet dan A.I. Supi’i II-39 10. Pentokolan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
dengan Waktu Pemeliharaan Berbeda
Burhanuddin dan Hidayat Suryanto Suwoyo II-45
11. Kasus Infeksi Bakteri Flexibacter maritimus pada Benih Ikan Cobia, Rachycentron canadum di Hatchery
Fris Johnny, Des Roza dan Agus Priyono II-51
12. Derajat Kerusakan Kulit Udang Windu (Penaeus Monodon Fab.) Akibat Zoothamniosis pada Tingkat Infestasi yang Berbeda
Gunanti Mahasri II-56
13. Pengaruh Konsentrasi Malathion 50 EC. Terhadap Mortalitas Hama Jembret (Mesopodopsis sp) dan Sintasan Udang Windu (Penaeus monodon Fabr) pada Bak Terkontrol
Arifuddin Tompo, Abdul Malik Tangko dan Muh. Tjaronge II-63 14. Prevalensi dan Identifikasi Jenis Jamur yang Diisolasi dari Udang Windu (Penaeus
Monodon Fabr.) Asal Tambak Udang Intensif di Kabupaten Bulukumba
Arifuddin Tompo dan Erna Ratnawati II-67
15. Kejadian Infeksi Jamur Fusarium sp.
pada Lobster Mutiara, Panulirus ornatus di Hatchery
Des Roza dan Fris Johnny II-71
16. Identifikasi Bakteri Edwardsiella tarda yang Menginfeksi Ikan Japanese Flounder, Paralichthys olivaceus di Hatchery
Fris Johnny II-76
17. Analisa Fenotif Benih Hasil Perkawinan Silang Ikan Nila Merah Singapura (Oreochromis sp.) dengan Nila Gift (Oreochromis sp.)
Nila Wulan Nengrum, Fajar Basuki, Titik Susilowati II-81 18. Budidaya Campuran Udang Putih (Penaeus merguiensis)
dan Nila Merah (Oreochromis Hibrid) di Tambak
Suwardi Tahe II-87
19. Penggunaan Garam Sebagai Stress Reduce Substances Terhadap Profil Glukosa Darah dan Jumlah Eritrosit Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Laksmi Sulmartiwi dan Juni Triastuti II-91
20. Analisa Performance Tetua dan Daya Tetas Telur Hasil Persilangan Ikan Nila Merah Singapura (Oreochromis sp.) dengan Nila Gift (Oreochromis sp.)
Hanif Fuadah, Fajar Basuki, Titik Susilowati II-95
21 Penggunaan Jenis Binder dan Frekuensi Pemberian Pakan Buatan pada Pemeliharaan Benih Ikan Kerapu Sunu (Plectropomus leopardus)
Muhammad Marzuqi, N.A. Giri, K. Suwirya, dan R. Andamari II-101 22. Pengaruh Kanamycin Terhadap Sintasan Gelondongan Bandeng (Chanos chanos
Forskal) Secara Terkontrol
Arifuddin Tompo dan Muh. Tjaronge II-106
23. Pengaruh Perbedaan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Pertambahan Bobot dan Sintasan Benih Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Burhanuddin dan Hidayat Suryanto Suwoyo II-109
24. Pertumbuhan dan Sintasan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak dengan Waktu Pemupukan Susulan (urea & SP36) yang Berbeda
Machluddin Amin, Sahabuddin dan Herlina Jompa II-116
25. Pengaruh Tingkat Kepadatan Terhadap Sintasan Krablet Rajungan (Portunus pelagicus) pada Pengangkutan Sistem Terbuka
Abd. Mansyur dan Suharyanto II-121
26. Keragaan Induk Ikan Kerapu Bebek F-1 dari Hasil Seleksi
Tridjoko, Haryanti dan A. Muzaki II-125
27. Cost of Plasticity Pertumbuhan Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) pada Salinitas Berbeda
Wartono Hadie, Sularto, Emma Hendriyani), dan Lies Emmawati Hadie II-131 28. Analisa Performance Tetua dan Daya Tetas Telur Hasil Persilangan Ikan Nila Merah
Singapura (Oreochromis sp.) dengan Nila Putih (Oreochromis sp.)
Retno Widiastuti, Fajar Basuki, Titik Susilowati II-137 29. Struktur Komunitas Tumbuhan Lamun di Kawasan Pantai Merta Segara Denpasar
Bali
Deny Suhernawan Yusup II-144
30. Pengaruh Sedimentasi Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Makroalga di Teluk Kupang
Muh. Jafar Umar II-149
31. Pengaruh Jarak Lokasi Budidaya dari Garis Pantai terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Rumput Laut Eucheuma Cottoni
Sahabuddin dan Abdul Malik Tangko II-154
32. Distribusi Spasial Berat Basah Kerang Hijau (Perna viridis L.) Di Perairan Nambangan, Surabaya
Tarzan Purnomo dan Suci Alima II-159
33. Pengelolaan Produksi Massal Benih Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr)
Zafril Imran Azwar, Otong Z.A, Wahyu Pamungkas dan Yosmaniar II-167 34. Pengamatan Kualitas Hasil Operasi Penyuntikan Mutiara Kerang Mabe (Pteria
penguin) di Perairan Teluk Kapontori Pulau Buton Sulawesi Tenggara
M.S. Hamzah II-173
35. Kelangsungan Hidup dan Perkembangan Larva Kerang Mutiara (Pinctada maxima) dengan Pemberian Jenis Pakan Alami yang Berbeda
M.S. Hamzah II-179
36. Pola Perkembangan Embrio dan Morphologi Larva pada Stadia Awal Ikan Giant Trevally (Caranx ignobilis, Forsskall) dalam Tangki Pemeliharaan Tony Setiadharma, Dewi Syahidah, Agus Prijono
dan Nyoman Adiasmara Giri II-184
37. Parameter Lingkungan yang Berpengaruh pada Pertumbuhan Udang Vanamei Pola Semi Intensif dengan Penambahan Probiotik
Gunarto, Abdul Mansyur dan Nurbaya II-189
38. Efektivitas Sumber C Terhadap Dekomposisi Bahan Organik Limbah Tambak Udang Intensif
Brata Pantjara II-195
39. Pengaruh Starvasi pada Budidaya Udang Vannamei (Lithopenaeus Vanaamei) Terhadap Kelimpahan Plankton di Tambak
Suwardi dan Mahluddin Amin II-200
40. Beberapa Kendala dalam Pembenihan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) di Hatchery
Zafran dan Jhon Harianto Hutapea II-207
41. Teknologi Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) dengan Waktu Awal Pemberian Pakan Berbeda di Tambak
Suwardi Tahe dan Suharyanto II-211
42. Penggunaan Sampel Darah Ikan Koi (Cyprinus carpio koi) dalam Pengujian PCR (Polymerase Chain Reaction) dan Analisis Hematologinya
Lilia Widajatiningrum, Ninik Setyorini II-217
43. Penghitungan Luasan Lahan untuk Perikanan Budi Daya Pantai dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kabupaten Subang, Jawa Barat
Adang Saputra II-229
ix
44. Luasan Lahan untuk Kawasan Budi Daya Laut di Provinsi Sulawesi Utara dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG)
Adang Saputra, Achmad Sudradjat, Tri Heru Prihadi, dan Rasidi II-234 45. Pemantauan Kualitas Air dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG)
dalam Mendukung Perikanan Budi Daya yang Berkelanjutan di Perairan Lemukutan, Kalimantan Barat
Adang Saputra, Achmad Sudradjat, Ofri Johan, Purnamawati,
dan Joni Haryadi II-245
KELOMPOK PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN LAUT 1. Pemantauan Kondisi Kekerangan (Aspek Gizi dan Cemaran)
pada Beberapa Perairan di Indonesia
Suwidah III-1
2. Pemetaan Produktivitas Perairan Sebagai Basis Data untuk Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir yang Berkelanjutan di Perairan Bojo
Kabupaten Barru Sulawesi Selatan
Andriani, A.Arfanto, A.Firia Maharani, Ahmad Fahrizal III-5 3. Fluktuasi Musiman dan Harian Fitoplankton di Sekitar Bagan Tancap
pada Kondisi Perairan yang Berbeda di Teluk Jakarta
Karsono Wagiyo III-13
4. Kajian Kesuburan Perairan dalam Menunjang Budidaya Perikanan Air Payau di Malili Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan
Brata Pantjara, Abdul Malik Tangko dan Sahabuddin III-23 5. Pengaruh Lumpur Lapindo Terhadap Kesehatan Mangrove
Bambang Suprakto dan Agus Widodo III-30
6. Kondisi Lingkungan Perairan Tambak Budidaya Udang Vanamei (Letopneaus vannamei) Secara Intensif di Kabupaten Lampung Selatan
Utojo, Ahmad Mustafa, Rachmansyah, dan Hasnawi III-37
7. Studi Sebaran Larva untuk Mendukung Kontinuitas Produksi Kerang Mabe (Ptria penguin) di Teluk Kapontori Pulau Buton, Sulawesi Tenggara
Sigit A.P. Dwiono dan M.S. Hamzah III-47
8. Keanekaragaman Makroalgae dari Kawasan Timur Indonesia dan Ekonomi Bioprospektifnya
Rachmaniar Rachmat III-53
9. Sebaran Makrozoobenthos pada Berbagai Tipe Sedimen, Lokasi dan Musim di Teluk Jakarta
Karsono Wagiyo III-58
10. Pertumbuhan Rumput Laut Gracillaria verrucosa pada Dosis Saponin yang Berbeda dalam Bak Terkontrol
Erfan A. Hendrajat III-63
11. Analisis Daya Dukung Lingkungan Kawasan Pertambakan di Kabupaten Gresik Jawa Timur
Viv Djanat Prasita III-67
12. Kajian Kandungan Logam Berat (Cu, Cd, Pb, Hg) pada Air Tambak Akibat Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur
Rasidi, Irma Fajariah, dan Tri Heru Prihadi III-75
13. Model Optimalisasi Pemanfaatan Wilayah Pesisir untuk Pertambakan di Kabupaten Gresik dengan Menggunakan LGP
Viv. Djanat. Prasita, Is Yuniar, dan Nuhman III-80
KELOMPOK PENANGKAPAN DAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN 1. Aktivitas Penangkapan dan Upaya Pelestarian Ikan Marga Channa (Kelompok
Gabus) di Das Musi Sumatera Selatan
Azwar Said IV-1
2. Penelitian Sebaran Jenis Alat Tangkap dan Cara Operasi di Perairan Estuaria Kabupaten Banyuasin
Khoirul Fatah, A. Karim Gaffar IV-7
3. Analisis Operasional Kapal Pukat Cincin di Laut Maluku: Relokasi Mandiri Kapal yang Berasal dari Paparan Sunda
Duto Nugroho dan Suherman Banon Atmaja IV-12
4. Komposisi dan Kelimpahan Hasil Tangkapan Tuguk (Filtering Divice) di Perairan Estuari yang Bermuara di Selat Bangka Sumatera Selatan
Rupawan IV-19
5. Pengaruh Penambahan Karaginan Terhadap Mutu Kerupuk
Murdinah IV-25
6. Peningkatan Nilai Tambah Melalui Fortifikasi Pengolahan Pascapanen Produk Perikanan
Murniyati IV-33
7. Uji Anti Radikal Bebas Senyawa Chitosan dari Cangkang Udang Sebagai Bahan Baku Kebutuhan Farmasi/Kesehatan
Is Yuniar dan Mahmiah IV-41
8. Pemanfaatan Ikan Mujair dalam Pembuatan Hidrolisat Protein Ikan (HPI) dengan Menggunakan Crude Bromelin
Enny Karti Bs, Sri Winarti dan Arif Sukristiyanto IV-47 9. Proses Pembuatan Kamaboko Ikan Mujair (Tilapia mossambica)
dengan Penambahan Garam dan Tepung Tapioka
Sri Winarti dan Indah Asriningrum IV-54
10. Dinamika Kontekstual Perikanan Pukat Cincin di Laut Jawa dan Sekitarnya
Suherman Banon Atmaja IV-63
11. Asistensi Teknologi Kerupuk Ikan dalam rangka Pengembangan Usaha Kecil Produk Perikanan
Heru Sumaryanto, Wildan Mathlubi, Djoko Poernomo
dan Titiek Indira Agustin IV-69
12. Penanganan dan Pengolahan Teripang
Murniyati IV-74
13. Asistensi Teknologi bagi UKM Produk Tradisional Perikanan
di Daerah Pesisir dalam upaya Pengembangan Produk Unggulan Daerah dari Sektor Kelautan & Perikanan
Heru Sumaryanto, Slamet Budijanto, Joko Santoso,
Musa Hubeis, Pudji Muljono IV-83
14. Penapisan Fitokimia, Penentuan Kadar Phlorotanin dan Uji Efisiensi Antiradikal Ekstrak Rumput Laut Coklat (Sargassum Echinocarpum)
Muhamad Firdaus IV-89
15. Kupang (Corbula faba) sebagai Sumber Protein Hewani di Perairan Pantai Surabaya Timur
Is Yuniar IV-95
16. Aplikasi Karaginan Sebagai Bahan Pengental dalam Sampo
Murdinah IV-102
17. Jenis, Deskripsi, Teknis Operasi dan Hasil Tangkapan Alat Tangkap di Selat Bangka Sumatera Selatan
Rupawan IV-111
18. Kandungan Nutrisi Lorjuk (Solen vaginalis; Pelecypoda, Mollusca) di Ekosistem Pantai Timur Surabaya
Ninis Trisyani dan Nurul Rosana IV-117
19. Penentuan Kandungan Histamin dan TVB pada Ikan Pindang Tongkol (Euthynnus affinis) yang Disimpan pada Suhu Kamar Selama Enam Hari
Giman, Akfan S IV-121
xi KELOMPOK TEKNIK - TEKNOLOGI KELAUTAN
1. Coal Waterway Transport, Present Situation and Proposed Concept
Budi Setyo Prasodjo V-1
2. Pengaruh Salinitas Air Laut Terhadap Ketahanan Pasivasi pada Selimut Beton di Lingkungan Laut
Herman Pratikno V-8
3 Studi Komparatif Estimasi Tenaga Penggerak Kapal Menggunakan Formulasi Empris dan Pengujian Model Kapal
I. K. A. Pria Utama V-17
4. Aplikasi Metode Proses Markov untuk Menentukan Nilai Ketersediaan Sistem Permesinan Kapal-Kapal TNI AL (Studi Kasus: Sistem Udara Tekanan Tinggi Kapal Selam Tipe 1300 Kelas 209)
Siswanto dan K.B Artana V-23
5. Kajian Keselamatan Kapal Ro-Ro Ferry Menggunakan Pengujian Model Hidrodinamika
Teddy S. Setiahardja, Suwahyu, Baharuddin Ali V-33
6. Aplikasi Multiple Criteria Decision Making (MCDM) untuk Pemilihan Lokasi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) dan Sistem Penambatannya (Studi Kasus Suplai LNG dari Ladang Tangguh ke Bali)
Ketut Buda Artana V-38
7. Demurrage / Despatch dalam Shipping Terms
Albertus Hardjanto V-49
8. Model Numerik Redaman Gelombang pada Terumbu Buatan Tunggal Sederhana
Haryo Dwito Armono V-57
9. Simulasi Aliran Uap CO2(Padat) pada Cool Box Kapal Ikan Tradisional dengan Menggunakan Computational Fluid Dynamics
Arif Winarno dan Alam Baheramsyah V-63
10. Studi Pemodelan Peningkatan Kapasitas Produksi Galangan Kapal dengan Software Simulasi GPSS (Studi Kasus di Divisi Kapal Niaga PT. PAL Indonesia)
Intan Baroroh V-68
11. Minimnya Respon Pemerintah Daerah Terhadap Informasi Cuaca
Eko Prasetyo V-79
12. Analisa Teknis Modifikasi Sistem Propulsi Konvensional Menjadi Kort Nozzle pada Kapal Perikanan di atas 5 GT
Arif Winarno V-83
13. Rancang Bangun Prototype Alat Pendeteksi Jalur Pelayaran Kapal Nelayan Berbasis Global Possitioning System (GPS)
Muh. Taufiqurrohman V-89
14. Analisa Teknis Pengaruh Kebutuhan Jumlah Orang Terhadap Berat Block Kapal pada Pembentukan Badan Kapal di PT. Dumas Surabaya
Intan Baroroh V-95
KANDUNGAN NUTRISI LORJUK (Solen vaginalis; Pelecypoda, Mollusca) DI EKOSISTEM PANTAI TIMUR SURABAYA
Ninis Trisyani dan Nurul Rosana
Jurusan Perikanan, Fakultas Teknologi Kelautan dan Perikanan , Universitas Hang Tuah, Surabaya
Tilp/Fax : 081332740118, Email : [email protected]
Abstrak
Lorjuk (Solen vaginalis) adalah salah satu spesies dari kelas Pelecypoda, yang dapat ditemukan di pantai timur Surabaya. Spesies ini dimanfaatkan sebagai makanan ringan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan nutrisi dari Lorjuk. Sampel Lorjuk meliputi lorjuk dalam kondisi basah dan lorjuk dalam kondisi kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nutrisi Lorjuk relatif tinggi, yaitu kandungan protein mencapai 18 %. Penanganan secara tradisional tidak menyebabkan penurunan kandungan nutrisi
Kata kunci: Lorjuk, Solen vaginalis, kandungan nutrisi, pantai timur Surabaya
Pendahuluan
Pengelolaan suatu sumberdaya alam atau komoditi ekonomis diawali dengan studi-studi ilmiah yang dijadikan informasi pendukung aktivitas ke depan. Salah satu spesies dari kelas Pelecypoda yang hidup di sepanjang pantai timur Surabaya adalah Lorjuk (Solen vaginalis). Lorjuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan merupakan spesies unggulan dari kotamadya Surabaya. Trisyani (2000) melaporkan bahwa Lorjuk merupakan salah satu komoditi yang mempunyai aspek komersial karena setelah dikeringkan Lorjuk mempunyai harga jual Rp 200.000/kg. Di Jakarta, Lorjuk dikenal dengan kerang bambu (Razor clam) dan banyak dijual di rumah makan.
Hasil penelitian Trisyani (2004) mengemukakan bahwa pada musim puncak, Lorjuk dapat ditemukan di sepanjang pantai timur Surabaya dengan kepadatan antara 5- 40 individu/m2 dan pengumpulan Lorjuk dilakukan dengan cara keruk/cangkul. Pada saat musim paceklik, Lorjuk tidak dapat ditemukan sama sekali. Sebagai spesies yang hidup di wilayah pantai yang mengalami pasang surut secara berkala, keberadaan Lorjuk sangat tergantung pada lingkungannya.
Sebagai benthos Lorjuk sangat tergantung pada habitatnya yaitu substrat dasar pantai. Dilaporkan oleh Islamiyah (2005) bahwa Lorjuk menyukai substrat pasir berlumpur dengan kadar bahan organik rendah. Lorjuk yang ditemukan di sepanjang pantai timur Surabaya hanya satu spesies yaitu Solen vaginalis.
Pada kondisi basah, lorjuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan/lauk pauk, sedangkan pada saat dikeringkan lorjuk dimanfaatkan sebagai makanan ringan.
Materi dan Metode
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2008. Materi utama penelitian adalah Lorjuk yang diambil dari pantai timur Surabaya, Jawa Timur.
Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 15 Juni, 27 Juni dan 12 Juli 2007.
Pengambilan data dilakukan secara acak menurut tujuan tertentu. Pengambilan acak dilakukan agar diperoleh Lorjuk dalam berbagai kelas ukuran. Sebanyak 100 ekor Lorjuk diambil setiap sampling dan dilakukan pengukuran morfometri dilakukan pada 100 buah Lorjuk yang dengan mengukur panjang total cangkang dan berat total.
Pengukuran kandungan nutrisi Lorjuk dilakukan dengan menggunakan analisa proksimat untuk melihat kandungan protein, karbohidrat, lemak, serat kasar, kadar air dan kadar abu pada Lorjuk basah maupun Lorjuk kering. Persiapan sampel untuk analisa Lorjuk basah dengan cara mengupas daging Lorjuk dari cangkang, kemudian dianalisa. Sedangkan analisa Lorjuk kering dengan cara merebus Lorjuk bersama cangkang dalam waktu 10 menit, kemudian dikeringkan langsung di bawah sinar matahari selama 6 jam. Pengukuran kandungan logam berat juga dilakukan pada lorjuk basah dengan menggunakan metode Spektroskopi Serapan Atom.
Hasil dan Pembahasan
Morfometri
Morfologi Lorjuk yang ditemukan di pantai timur Surabaya disajikan pada Gambar 1. Panjang cangkang Lorjuk yang diambil sebagai sampel berkisar antara 1.8 – 6.9 cm dengan berat antara 0.16 - 9.6 gr. Ukuran cangkang yang diperoleh selama penelitian sangat bervariasi, hal ini diduga sesuai dengan umur organisme tersebut.
Warna cangkang kekuningan dan garis-garis pertumbuhan konsentris yang berwarna kuning kecoklatan. Semakin besar ukuran lorjuk, memiliki warna cangkang yang lebih gelap. Bruyne (2003) mengemukakan bahwa solen vaginalis yang ada di Indonesia mempunyai ukuran panjang berkisar antara 7 – 10 cm. Menurut Remacha-Trivino, A.
(1996), solen vagina (Linnaeus, 1758) mempunyai sinonim dengan solen marginatus (Pennat, 1777) dengan ciri-ciri antara lain cangkangnya mudah patah, dua cangkang berukuran sama dan lurus memanjang dan terbuka pada kedua ujungnya. Berwarna
coklat kekuningan, tepi dorsal dan ventral pararel, umbo hampir menyambung dan tidak jelas. Panjang maksimum mencapai 13 cm dan panjang rata-rata 10 – 11 cm.
Gambar 1. Lorjuk dan sebaran ukurannya
Kandungan gizi lorjuk
Hasil analisa proksimat yang dilakukan pada lorjuk dapat diketahui kandungan gizinya seperti tercantum pada tabel 1 dan tabel 2
Tabel 1. Kandungan gizi pada lorjuk kondisi basah
Parameter Kondisi basah
15 Juni 27 Juni 12 Juli
Protein (%) 18.67 17.90 18.43
Karbohidrat (%) 6.24 6.22 6.31
Lemak (%) 12.90 11.90 12.35
Kadar Abu (%) 4.36 4.30 4.44
Kadar Air (%) 29.18 31.04 30.63
Serat Kasar (%) 28.70 28.62 27.86
Logam Pb (ppm) 0.247 0.287 0.316
Logam Cd (ppm) 0.018 0.012 0.009
Logam Hg (ppm) 0.000 0.000 0.000
15 Juni 27 Juni 12 Juli
Protein (%) 17.76 18.89 17.41
Karbohidrat (%) 14.92 15.76 15.42
Lemak (%) 22.64 24.53 24.02
Kadar Abu (%) 6.22 6.48 6.08
Kadar Air (%) 10.82 9.99 10.64
Serat Kasar (%) 17.39 17.74 17.99
Logam Pb (ppm) 0.345 0.310 0.285
Logam Cd (ppm) 0.024 0.048 0.032
Logam Hg (ppm) 0.000 0.000 0.000
Dari hasil analisa diatas diperoleh gambaran bahwa lorjuk mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu rata-rata 18,33 % pada kondisi basah dan 18.02 % pada kondisi kering. Kandungan lemaknya pada kondisi basah rata-rata 12.38 % dan pada kondisi kering 23.73 %. Kadar air yang tinggi merupakan penyebab tingginya konversi lorjuk dari kondisi basah ke kondisi kering. Konversi lorjuk dari basah kering mempunyai rata-rata 20 % yaitu dari 1000 gr lorjuk basah, dapat dihasilkan 200 gr lorjuk kering. Gambar lorjuk pada kondisi basah dan kering dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3 Penanganan lorjuk setelah diambil dari alam adalah dengan perebusan.
Pemanasan dengan cara ini menggunakan suhu yang relative rendah sehingga kehilangan nilai gizi akibat panas tidak terlalu besar (Sulistyowati dan Hario, 2004).
Setelah itu lorjuk dikeringkan di bawah sinar matahari. dan tehnik pengeringan inipun tidak mengurangi kandungan gizi terlalu banyak. Hasil analisa proksimat menunjuukan bahwa kadar protein setelah dikeringkan relatif tetap yaitu dari 18,33 % menjadi 18, 02
%. Kandungan nilai gizi yang lain relatif berubah, hal ini disebabkan pengurangan kadar air setelah pengeringan dan mengakibatkan kenaikan nilai karbohidrat.
Gambar 2 Lorjuk basah Gambar 3 Lorjuk kering
Pengolahan lorjuk lebih lanjut adalah dengan penggorengan. Tujuan penggorengan dengan minyak adalah meningkatkan citarasa dan tekstur makanan sehingga menjadi kenyal dan renyah. Tingkat kecoklatan hasil penggorengan tergantung pada waktu dan suhu penggorengan serta komposisi kimia dari makanan yang digoreng. Panas selama penggorengan dapat mengurangi kadar air, kekosongan dari air kemudian digantikan secara besar-besaran oleh minyak yang terserap sehingga makanan bertekstur garing namun memberikan efek “basah” (Sulistyowati dan Hario, 2004). Hasil analisa diatas menunjukkan hasil yang sama dengan teori diatas, kadar air berkurang setalah perebusan, pengeringan dan penggorengan yaitu rata-rata tinggal 10.48 % dari 30.28 %, sedangkan kadar minyak jauh lebih tinggi setelah penggorengan dari 12,38 % menjadi 23.73 %.
Kandungan logam berat yang terdapat pada Lorjuk yaitu Pb sebesar 0,247 ppm, Cd sebesar 0,018 ppm dan Hg sebesar 0 ppm. Sebagai perbandingan, hasil penelitian Wulansari (2006), mendapatkan kandungan nilai Pb pada Lorjuk di Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, Madura mempunyai nilai 0.5698 mg/kg. Dilaporkan oleh Yuaycharoen et al (1999), bahwa razor clam yang diteliti di Pantai Samut, Thailand, mempunyai kandungan Arsenic 0.001-0.002 mg/kg, Zinc 14.4-24.5 mg/kg dan Timbal (Pb) 0.01-0.02 mg/kg. Dalam urutan tingkat akumulasi pada moluska, Pb menduduki tingkat teratas, kemudian Cd dan Hg.
Menurut Muchtadi (1989) residu logam berat maupun pestisida dapat masuk kedalam rantai makanan melalui cara :
- bioakumulasi yaitu penumpukan residu pestisida dalam suatu jasad hidup dalam jumlah yang kecil dan waktu yang lama.
- Biomagnifikasi yaitu penumpukan residu pestisida yang diakibatkan oleh konsumsi dari jasad hidup yang lebih rendah ke jasad hidup yang lebih tinggi dalam rantai makanan.
Pada kasus terjadinya pencemaran logam berat yang terakumulasi di moluska khususnya kekerangan, pernah dilaporkan oleh Anwar (1996) bahwa pantai Timur Surabaya dikatakan telah tercemar . Penelitian Anwar (1996) menunjukkan bahwa darah masyarakat Kenjeran mengandung tembaga (Cu) sebesar 2511,07 ppb dan merkuri (Hg) sebesar 2,48 ppb, dilaporkan pula ASI ibu-ibu yang menyusui telah mengandung Cadmium (Cd) sebesar 36,1 ppm. Pikir (2001) juga melaporkan bahwa kandungan logam berat dalam sediment yang terbawa sungai yang bermuara di perairan estuarI Pantai Timur surabaya berada diatas rata-rata.
Lorjuk tidak berpotensi untuk mengakumulasi logam berat karena siklus hidup lorjuk di alam khususnya di Pantai Timur Surabaya relatif pendek. Lorjuk yang didapatkan pada saat surut terendah ini dimanfaatkan secara maksimal oleh para
keruk mapun menggunakan tongkat Keberadaan lorjuk yang hanya ditemukan 5 bulan dalam setahun juga membuktikan bahwa lorjuk bukan merupakan bioakumulan yang potensial untuk logam berat.
Kandungan logam berat yang terdapat pada Lorjuk berhubungan erat dengan kondisi substrat dan perairan. Menurut Puspitasari (2006), pada saat musim hujan dengan curah hujan tinggi, banyak mineral baik dalam bentuk terlarut atau endapan yang terbawa air laut melalui aliran sungai. Mineral terbawa dalam bentuk partikulat ataupun terikat dalam sel plankton yang kaya akan mineral. Dimana Lorjuk merupakan biota yang mempunyai kebiasaan makan filter filder sehingga suspensi yang terdapat perairan akan tersaring ke dalam tubuhnya dan terakumulasi. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Rainbow (1997) bahwa pada bivalva diasumsikan makanan dan partikulat adalah sumber mineral yang lebih penting dibandingkan dengan biokonsentrasi langsung dari air. Solen dalam ekosistem pantai termasuk pada hewan benthos. Karena hidup sebagai benthos dan termasuk pada filter feeder, solen mempunyai kemampuan untuk mengakumulasi bahan pencemar dalam tubuhnya.
Dengan bantuan saluran masuk (incurrent canal), makanan yang berupa phytoplankton dan partikel tersuspensi akan masuk kedalam tubuhnya dan melewati beberapa saluran dengan bantuan cilia (Hill, 2006).
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Lorjuk yang merupakan salah satu kekerangan yang hidup di Pantai Timur Surabaya mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi terutama protein yaitu rata-rata 18.33 %. Pemanfaatan Lorjuk pada kondisi kering sebagai makanan ringan yang berharga tinggi tidak mengurangi kandungan gizi, tetapi kandungan lemak relatif meningkat.
Daftar Pustaka
Anwar, D. 1996. Kandungan Logam Berat Cu dan Hg Dalam Eritrosit Warga kenjeran, Universitas Airlangga, Surabaya.
Bruyne, R.H. 2003. The complete encyclopedia of shell. Published by Rebo Production. Lissc.
Hill, J.M., 2006. Ensis spp. razor shell. Marine Life Information Network: Biology and Sensivity Key Information Sub-progrramme. Plymouth: Marine Biological Association of the Uniited kingdom.
Islamiyah, Y. 2005. Distribusi dan preferensi Solen (Lorjuk) terhadap habitat di perairan pantai timur Surabaya. Unair. Surabaya.
Muchtadi, D. 1989. Aspek Biokimia dan Gizi dalam Keamanan Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor
Nybakken, J.W. 1992. Biologi laut (Suatu Pendekatan Ekologis). PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Puspitasari, R. 2006. Logam dalam system perairan. Bawal-Widya Riset Perikanan Tangkap Vol. I (2) : 43-47
Rainbow, P.S. 1997. Trace metal accumulation in marine invertebrates : Marine Biology or Marine Chemistry. JMBA, Vol 77:1, pp 195-210
Rohmimohtarto, K. dan Juwana, S. 2001. Biologi laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Sulistyowati, W dan Puntodewo, H. 2004. Gizi Ikani. Universitas Hang Tuah, Surabaya
Trisyani, N, Pasetyo R, and Sunoto, H. 2000. The Commercial aspects of Solen Grandis in the coastal water of east Surabaya, Indonesia. Proceeding of the 10
th workshop of the Tropical Marine Mollusc Program. Hanoi & Haiphong/Catba, Vietnam.
Trisyani, N dan Prasetyo, R. 2001. Sebaran kerang pisau (Solen vaginalis) di pantai timur Surabaya. Proseding seminar biologi ITS. Surabaya.
Trisyani, N dan Kariono, A. 2004. Analisa kelimpahan kerang pisau (Solen vaginalis) di Kenjeran Surabaya. Jurnal Neptunus Vol 11 no 1. ISSN:0852-2812
Trisyani, N, Irawan, B, dan Rosana, N. 2007. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepadatan lorjuk (Solen vaginalis) di pantai timur Surabaya. Prosiding Seminar Nasional: Moluska dalam penelitian, Konservasi dan Ekonomi. Semarang Wulansari, W. 2006. Perbandingan metode spektrometri serapan atom tanpa nyala
(GFSSA) dan spektroskopi emisi plasma (ICPS) pada penentuan logam berat timbal (Pb) dalam Lorjuk (Solen vaginalis). ITS. Surabaya.
Yuaycharoen, S, Kumsupa, W, Pattapong, S. 2000. Heavy metal residues in razor clam sea water and sediment in coastal area of Samut Songkhram Provinces, Thailland. Proceeding of the 10 th workshop of The Tropical Marine Mollusc Program. Hanoi & Haiphong/Catba, Vietnam.