P-ISSN: 2356-4164, E-ISSN: 2407-4276
Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
1286
TINJAUAN YURIDIS UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN AIR RIFLE DI KOTA BATAM
Parisatria Dikjayasa, Asmin Patros Universitas Internasional Batam E-mail: [email protected]
Info Artikel Abstract Masuk: 1 Desember 2022
Diterima: 15 Januari 2023 Terbit: 1 Februari 2023 Keywords:
Abuse, air rifle/air gun, Perpol No. 1 year 2022
The issuance of Perpol 1 of 2022 concerning firearms stipulates the Licensing, Supervision and Control of POLRI Standard-issue Firearms, POLRI/TNI Non- Organic Firearms, and Security Equipment classified as Firearms. In Batam City, it is still found that sellers of 4.5 mm caliber air rifles/air pistols lack or even do not implement procedures or efforts to prevent air rifle/air pistol abuse, such as not asking candidates for documents/permits as a requirement for air rifle/air gun ownership buyer. This article will elaborate first how the laws and regulations play a role in preventing the misuse of 4.5 mm caliber air rifles/air pistols in Batam City; second, what is the role of the Indonesian National Police (POLRI) and the Indonesian Hunting and Shooting Association (PERBAKIN) in the field in controlling and supervising the sale, purchase and ownership of 4.5 mm caliber air rifles/air pistols in Batam City. The type of research used by the author is normative juridical. The conclusion is that Perpol 1 of 2022 concerning Senjata Api regulates Licensing, Supervision and Control of POLRI Standard Firearms, Non-Organic Firearms POLRI/TNI, and Security Equipment Classified as Firearms also regulates ownership of firearms for sporting purposes, namely air rifles/air pistols. 4.5 mm caliber and also regulates how to obtain of ownership permits. The role of POLRI and PERBAKIN in the field in controlling and supervising the sale, purchase and ownership of 4.5 mm caliber air rifles/air pistols in Batam City can be carried out with collaborative
1287 efforts in the form of preventive and repressive approach.
Abstrak Kata kunci:
Penyalahgunaan, air rifle/air pistol, Perpol No.
1 tahun 2022
Corresponding Author : Fari Gazianta Mustofa, e-mail : [email protected]
Lahirnya Perpol 1 tahun 2022 tentang Senjata Api mengatur tentang Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Standar POLRI, Senjata Api Non Organik POLRI/TNI, dan Peralatan Keamanan yang digolongkan Senjata Api tidak menutup kemungkinan tetap adanya penyalahgunaan air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm.
Di Kota Batam masih ditemukan para penjual air rifle/air pistol berkaliber 4,5 mm yang kurang atau bahkan tidak menerapkan prosedur atau upaya pencegahan penyalahgunaan air rifle/air pistol, seperti tidak menanyakan dokumen/izin sebagai persyaratan kepemilikan air rifle/air pistol kepada calon pembeli. Maka Adapun rumusan masalah dalam penulisan artikel ini pertama, bagaimana peraturan perundang-undangan berperan dalam mencegah penyalahgunaan air rifle/air pistol berkaliber 4,5 milimeter di Kota Batam; kedua, bagaimana peran kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dan Persatuan Berburu dan Menembak Seluruh Indonesia (PERBAKIN) di lapangan dalam mengendalikan dan pengawasan penjualan, pembelian serta kepemilikan air rifle/air pistol berkaliber 4,5 milimeter di Kota Batam. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah yuridis normatif. Kesimpulannya adalah Perpol 1 tahun 2022 tentang Senjata Api mengatur tentang Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Standar POLRI, Senjata Api Non Organik POLRI/TNI, dan Peralatan Keamanan yang digolongkan Senjata Api juga mengatur tentang kepemilikan senjata api untuk kepentingan olahraga yaitu air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm dan mengatur juga bagaimana untuk mengurus izin kepemilikannya. Peranan POLRI dan PERBAKIN di lapangan dalam mengendalikan dan pengawasan
1288 penjualan, pembelian serta kepemilikan air rifle/air pistol berkaliber 4,5 milimeter di Kota Batam bisa dilakukan dengan upaya kolaborasi dalam bentuk preventif dan dalam bentuk represif.
@Copyright 2023.
PENDAHULUAN
Perpol 1 tahun 2022 tentang Senjata Api mengatur tentang Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Standar POLRI, Senjata Api Non Organik POLRI/TNI, dan Peralatan Keamanan yang digolongkan Senjata Api. Peraturan perundang-undangan tersebut memiliki dasar bahwa kepemilikan dan penggunaan senjata api organik Kepolisian Negara Republik Indonesia dan senjata api non organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia serta peralatan keamanan yang digolongkan senjata api harus diberikan perizinan, pengawasan dan pengendalian yang dikeluarkan langsung oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perpol 1 tahun 2022 tentang Senjata Api ini juga menggantikan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia untuk Kepentingan Olahraga, Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia untuk Kepentingan Bela Diri, dan Peraturan KAPOLRI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia dan Peralatan Keamanan yang Digolongkan Senjata Api bagi Pengemban Fungsi Kepolisian Lainnya.
Peraturan perundang-undangan mengena jenis senjata api yang diklasifikasikan ke dalam Senjata Api Genggam, Senjata Api Pistol Mitraliur, Senjata Api Serbu, Senjata Api Mesin Ringan, Sedang dan Berat, Senjata Api Tembak Jitu, Senjata Api Tembak Runduk, Senjata Api Pelontar, dan Senjata Api Laras Licin.
Perpol 1 tahun 2022 tentang Senjata Api juga menegaskan bahwa Perizinan Senjata Api Organik POLRI dilakukan oleh KAPOLRI dan pemberian izin dapat didelegasikan kepada pejabat yang ditunjuk berdasarkan keputusan KAPOLRI. Jenis izin ini meliputi Pemasukan, pembelian, Pengeluaran, Pengeluaran dan pemasukan kembali, penggunaan, Hibah, pengangkutan, penyimpanan, dan pemusnahan.
Peraturan Kepolisian Nomor 1 tahun 2022 tentang Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Standar POLRI, Senjata Api Non Organik POLRI/TNI, dan Peralatan Keamanan yang digolongkan Senjata Api ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Januari 2022 oleh KAPOLRI Listyo Sigit Prabowo. Peraturan Kepolisian Nomor 1 tahun 2022 tentang Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Standar POLRI, Senjata Api Non Organik POLRI/TNI, dan Peralatan Keamanan yang
1289 digolongkan Senjata Api diundangkan Dirjen PP Kemenkumham Benny Riyanto pada tanggal 3 Februari 2022.1
Pasal 137 ayat (1) Perpol No. 1 Tahun 2022 menyebutkan bahwa peralatan keamanan yang digolongkan Senjata Api untuk kepentingan olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (2) huruf c, meliputi:2
a. Air pistol dan air rifle b. Airsoft gun; dan c. Panahan
Kemudian dalam Pasal 137 ayat (2) Perpol No. 1 Tahun 2022 disebutkan peralatan keamanan yang digolongkan Senjata Api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya digunakan di lokasi latihan dan lokasi pertandingan.3
Pasal 138 ayat (2) Perpol No. 1 Tahun 2022 menjelaskan bahwa jenis dan kaliber air Pistol dan air Rifle untuk kepentingan olahraga menembak sasaran atau target sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:4
a. Air Pistol, Kaliber 4,5 (empat koma lima) milimeter; dan b. Air Rifle, Kaliber 4,5 (empat koma lima) milimeter.
Pasal 154 ayat (1) Perpol No. 1 Tahun 2022 bahwa Permohonan Izin penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145 huruf j, dilakukan badan usaha yang telah memiliki surat keterangan dari Kepala Kepolisian Daerah melalui Direktur Intelijen Keamanan sebagai penjual peralatan keamanan yang digolongkan Senjata Api peruntukan olahraga.
Penyalahgunaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai artian bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah sesuatu tidak sebagaimana mestinya;
menyelewengkan: orang yang suka mementingkan kepentingan pribadinya cenderung untuk - kekuasaan yang dimilikinya.5 Khususnya di Kota Batam masih ditemukan para penjual air rifle/air pistol berkaliber 4,5 mm yang kurang atau bahkan tidak menerapkan prosedur atau upaya pencegahan penyalahgunaan air rifle/air pistol, seperti tidak menanyakan dokumen/izin sebagai persyaratan kepemilikan air rifle/air pistol kepada calon pembeli yang sesuai dengan Perpol No. 1 tahun 2022.
Terdapat juga calon pembeli di Kota Batam yang masih belum memahami bahwa kepemilikan air rifle/air pistol haruslah memenuhi persyaratan seperti yang dijabarkan pada Pasal 142 ayat (1) Perpol No. 1 Tahun 2022. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam penulisan artikel ini kemudian memfokuskan penulisan dengan rumusan masalah sebagai berikut, yaitu yang pertama, bagaimana peraturan
1 Hankam, “Perpol 1 tahun 2022 tentang Senjata Api”, https://www.jogloabang.com/hankam/perpol-1- 2022-Senjata Api, 26 Juli 2022, diakses pada 26 Oktober 2022
2 Pasal 137 ayat (1) Perpol No. 1 Tahun 2022 tentang Perizinan, Pengawasan Dan Pengendalian Senjata Api Standar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia, Dan Peralatan Keamanan Yang Digolongkan Senjata Api
3 Pasal 137 ayat (2) Perpol No. 1 Tahun 2022 tentang Perizinan, Pengawasan Dan Pengendalian Senjata Api Standar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia, Dan Peralatan Keamanan Yang Digolongkan Senjata Api
4 Pasal 138 ayat (2) Perpol No. 1 Tahun 2022 tentang Perizinan, Pengawasan Dan Pengendalian Senjata Api Standar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia, Dan Peralatan Keamanan Yang Digolongkan Senjata Api
5 Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus Versi Online/Daring (Dalam Jaringan)”, https://kbbi.web.id/penyalahgunaan, diakses pada tanggal 26 Oktober 2022
1290 perundang-undangan berperan dalam mencegah penyalahgunaan air rifle/air pistol berkaliber 4,5 milimeter di Kota Batam, yang kedua, bagaimana peran kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dan Persatuan Berburu dan Menembak Seluruh Indonesia (PERBAKIN) di lapangan dalam mengendalikan dan pengawasan penjualan, pembelian serta kepemilikan air rifle/air pistol berkaliber 4,5 milimeter di Kota Batam.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif atau doctrinal. Penelitian ini menganalisis permasalahan dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual.6 Data yang digunakan adalah data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan bahan hukum tersier.
Data tersebut diperoleh menggunakan teknik studi pustaka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Kepemilikan Senjata Api Secara Ilegal Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tindak pidana dikenal dengan istilah Strafbaarfeit. Tindak pidana ini merupakan istilah yang mengandung suatu pengertian dasar dalam ilmu hukum, sebagai istilah yang dibentuk dengan kesadaran dalam memberikan ciri tertentu pada peristiwa hukum pidana. Tindak pidana mempunyai pengertian yang abstrak dari peristiwa-peristiwa yang konkrit dalam lapangan hukum pidana, sehingga tindak pidana haruslah diberikan arti yang bersifat ilmiah dan ditentukan dengan jelas untuk dapat memisahkan dengan istilah yang dipakai sehari-hari dalam kehidupan masyarakat.
Delik dalam bahasa Belanda disebut Strafbaarfeit, yang terdiri atas 3 (tiga) kata yaitu straf, baar, dan feit. Dimana ketiganya memiliki arti yaitu:
a. Straf diartikan sebagai pidana dan hukum b. Baar diartikan sebagai dapat dan boleh
c. Feit diartikan sebagai tindak, peristiwa, pelanggaran dan perbuatan.
Jadi istilah Strafbaarfeit yaitu peristiwa yang dapat dipidana atau perbuatan yang dapat dipidana sedangkan delik dalam bahasa asing disebut dengan delict yang artinya suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman.7 Menurut Moeljatno berpendapat bahwa pengertian tindak pidana yang menurut beliau yang diistilahkan sebagai perbuatan pidana adalah Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut.8
Dari penjelasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa tindak pidana adalah perbuatan pidana yang merupakan suatu perbuatan yang melawan hukum yang disertai dengan sanksi pidana dimana aturan tersebut ditunjukkan kepada
6 Disemadi, H. S. (2022). Lenses of Legal Research: A Descriptive Essay on Legal Research Methodologies. Journal of Judicial Review, 24(2), 289-304.
7 Amir Ilyas, Asas-asas Hukum Pidana Memahami Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana sebagai Syarat Pemidanaan, (Yogyakarta: Rangkang Education Yogyakarta & PuKAP Indonesia, 2002), hal.18
8 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, (Jakarta: Penerbit Raja Gravindo Persada, 2010), hal. 71
1291 perbuatannya sedangkan dengan ancamannya atau sanksi pidananya ditunjukan kepada orang yang melakukan atau orang yang menimbulkan terjadinya kejadian tersebut, setiap orang yang melanggar aturan-aturan hukum dapat dikatakan orang tersebut sebagai pelaku perbuatan pidana atau pelaku tindak pidana. Demikian juga antara larangan dan ancaman sangat erat hubungannya dengan hukuman dan tindak pidana itu sendiri.
Ahli bernama R. Tresna menarik definisi mengenai peristiwa pidana yang menyatakan merupakan suatu perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia, yang bertentangan dengan undang-undang atau peraturan perundang-undangan lainnya, terhadap perbuatan mana diadakan tindak penghukuman. Dapat dilihat bahwasannya rumusan itu tidak memasukkan unsur yang berkaitan dengan pelakunya. Selanjutnya, ahli hanya menyatakan bahwa dalam peristiwa pidana tersebut hanya mempunyai syarat-syarat yaitu:
a. Harus ada suatu perbuatan manusia
b. Perbuatan itu sesuai dengan apa yang dilukiskan dalam ketentuan hukum c. Harus terbukti adanya “dosa” pada orang berbuat, yaitu orangnya harus
dapat dipertanggungjawabkan
d. Perbuatan itu harus berlawanan dengan hukum
e. Terhadap perbuatan itu harus tersedia ancaman hukumannya dalam undang-undang.
Pada dasarnya seperti kita ketahui dimana senjata api secara umum telah diatur dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, yaitu barang siapa, yang tidak memiliki hak untuk memasukkan ke Indonesia, dan cara- cara lainnya agar dapat memperoleh sesuatu senjata api, amunisi atau sesuatu bahan peledak, maka akan dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara paling tinggi yaitu selama dua puluh tahun”.
Berdasarkan bunyi pasal diatas, dijelaskan bahwa barangsiapa yang merupakan pelaku tindak pidana (unsur subjektif). Untuk mencukupi unsur barangsiapa, penyidik menilai lebih dari satu aspek manfaat menentukan tersangka yakni didasari alat bukti keterangan saksi, kemudian keterangan ahli bahwa menurut saksi ahli senjata api yang dimiliki tersangka merupakan senjata api ilegal atau tidak memiliki izin sesuai dengan prosedur yang berlaku, ada keterangan tersangka bahwa tersangka mengakui memiliki senjata api tersebut, dan petunjuk dari ada kesesuaian yang pertanda bahwa sudah berjalan suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Penyidik menentukan tersangka itu wajib dengan tahap verifikasi, verifikasinya adalah apakah keterangan para saksi mendukung, intinya adalah pasal 184 ayat 1 KUHAP harus terpenuhi, setelah itu tanpa hak memasukan senjata api ke Indonesia yang merupakan suatu kesalahan (unsur subjektif) dan cara-cara yang disebutkan pasal diatas merupakan suatu perbuatan (unsur objektif), karena orang tersebut telah melakukan perbuatan tersebut maka akan dikenakan hukuman.
Kasus ini tidak sekedar diamati sebagai bentuk pelanggaran hukum terhitung merupakan suatu persoalan yang benar-benar hangat diperbincangkan, karena perbuatan tersebut dapat merugikan serta membahayakan orang lain. Pengertian ilegal dalam hal ini adalah tidak sahnya menurut hukum atau melanggar hukum.
Sedangkan, Senjata api ilegal merupakan senjata api yang peredarannya tidak sah menurut hukum.
1292 Pembahasan Peraturan Perundang-Undangan Berperan Dalam Mencegah Penyalahgunaan Air Rifle/Air Pistol Berkaliber 4,5 Milimeter Di Kota Batam
Perpol 1 tahun 2022 tentang Senjata Api mengatur tentang Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Standar POLRI, Senjata Api Non Organik POLRI/TNI, dan Peralatan Keamanan yang digolongkan Senjata Api. Perpol 1 tahun 2022 tentang Senjata Api memiliki dasar bahwa kepemilikan dan penggunaan senjata api organik Kepolisian Negara Republik Indonesia dan senjata api non organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia serta peralatan keamanan yang digolongkan senjata api diberikan perizinan, pengawasan dan pengendalian oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perlu diketahui bahwa ketentuan tentang kepemilikan air gun atau pistol angin di Indonesia diatur dalam Perpol No. 1 tahun 2022. Sebagai informasi bahwa peralatan keamanan yang digolongkan senjata api untuk kepentingan olahraga, meliputi:
a. air pistol dan air rifle b. airsoft gun; dan c. panahan.
air pistol dan air rifle yang merupakan peralatan keamanan yang digolongkan senjata api, untuk kepentingan olahraga menembak sasaran atau target. Peralatan keamanan yang digolongkan sebagai senjata api hanya digunakan di lokasi latihan dan lokasi pertandingan serta harus mendapatkan izin dari POLRI.
Adapun, persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat memiliki dan/atau menggunakan air pistol dan air rifle untuk kepentingan olahraga sebagai berikut:
a. memiliki kartu tanda anggota klub menembak yang bernaung di bawah Persatuan Berburu dan Menembak Seluruh Indonesia (“PERBAKIN”)
b. berusia paling rendah 15 tahun dan paling tinggi 65 tahun
c. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari dokter serta psikolog dari POLRI; dan
d. memiliki keterampilan menembak yang dibuktikan dengan surat keterangan yang dikeluarkan oleh PERBAKIN.
Persyaratan usia minimal 15 tahun dan maksimal 65 tahun tersebut dikecualikan bagi atlet olahraga menembak berprestasi yang mendapatkan rekomendasi dari pengurus besar PERBAKIN.
Kemudian, pemberian izin pemilikan dan penggunaan senjata api untuk kepentingan olahraga, dilaksanakan dengan prosedur:9
a. Pemohon mengajukan permohonan izin kepada Kepala Kepolisian Daerah (“Polda”) melalui Direktur Intelijen Keamanan dengan tembusan Kepala Kepolisian Resor setempat, dengan dilengkapi persyaratan:
1) Rekomendasi pengurus provinsi PERBAKIN 2) Fotokopi surat izin impor dari KAPOLRI 3) Surat keterangan catatan kepolisian
9 Pasal 150 Ayat (1) Perpol No. 1 tahun 2022 tentang Perizinan, Pengawasan Dan Pengendalian Senjata Api Standar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia, Dan Peralatan Keamanan Yang Digolongkan Senjata Api
1293 4) Surat keterangan kesehatan dari dokter POLRI
5) Fotokopi kartu tanda anggota klub menembak yang bernaung di bawah PERBAKIN
6) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk 7) daftar riwayat hidup; dan
8) pasfoto berwarna dasar merah masing-masing 4 lembar dengan ukuran:
a) 2x3, dan;
b) 4x6
Adapun pemohon yang dimaksud merupakan atlet PERBAKIN. Setelah memenuhi syarat dan prosedur yang ditentukan di atas, pemohon akan mendapatkan kartu izin kepemilikan. Kartu izin kepemilikan adalah izin kepemilikan peralatan keamanan yang digolongkan senjata api yang diterbitkan POLRI dan berisi identitas senjata api dan pemilik yang berlaku selama tidak dipindahtangankan. Perlu diperhatikan disini, terkait izin pemilikan dan penggunaan, berlaku selama 1 tahun terhitung sejak tanggal dikeluarkan, dan wajib diperpanjang setiap tahun di Kepolisian Daerah setempat. Jadi, untuk memiliki air pistol atau air rifle secara legal, pemohon harus mengajukan izin kepada Kepala POLDA melalui Direktur Intelijen Keamanan dengan pengesahan izin oleh Kepala Kepolisian Resor setempat. Selain itu, anda tidak cukup mempunyai SKK dan KTA club menembak saja, tetapi juga harus mendapatkan kartu izin kepemilikan yang diterbitkan POLRI dengan memenuhi syarat mendapatkan izin air gun dan prosedur yang diatur di dalam Perpol 1/2022 sebagaimana disebutkan di atas.
Peran Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) Dan Persatuan Berburu Dan Menembak Seluruh Indonesia (PERBAKIN) Di Lapangan Dalam Mengendalikan Dan Pengawasan Penjualan, Pembelian Serta Kepemilikan Air Rifle/Air Pistol Berkaliber 4,5 Milimeter Di Kota Batam
Menurut Rahardjo Sadjipto, pembagian tugas pokok Kepolisian berdasarkan substansi tugas pokok dan sumber yang melandasi tugas pokok tersebut yakni sebagi berikut: “Substansi tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat bersumber dari kewajiban umum kepolisian untuk menjamin keamanan umum. Sedangkan substansi tugas pokok menegakan hukum bersumber dari ketentuan peraturan perundang-undangan tertentu lainya. Selanjutnya substansi tugas pokok POLRI untuk memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat bersumber dari kedudukan dan fungsi Kepolisian sebagai bagian dari fungsi pemerintahan negara yang pada hakekatnya bersifat pelayanan publik yang termasuk dalam kewajiban umum Kepolisian.”10
Pada prinsipnya tugas-tugas kepolisian secara universal adalah sama yaitu melakukan perlindungan, melakukan pelayanan kepada masyarakat, dan menegakan hukum dan memelihara tata tertib. Tugas pokok kepolisian diatur dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 ialah untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Lalu penjabaran
10 Satjipto Rahardjo, “Mengkaji Kembali Peran Dan Fungsi POLRI Dalam Era Reformasi”, Makalah Seminar Nasional, Jakarta, 2003, hal. 27
1294 dari tugas-tugas pokok Kepolisian tersebut tertuang dalam Pasal 14 Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2002.11
Bab V Perpol No. 1 tahun 2022 dalam hal pengawasan dan pengendalian terhadap Senjata Api organik POLRI dilakukan oleh Kepala Satuan Kerja dan Kepala Sub Satuan Kerja masing-masing.12 Pengawasan dan pengendalian perizinan Senjata Api, peluru, Air Pistol dan Air Rifle, dan Airsoft Gun dilaksanakan pada tingkat Polres, Kepolisian Daerah, Markas Besar POLRI.13
Pengawasan dan pengendalian pada tingkat Polres sebagaimana dimaksud dalam Pasal 186 huruf a, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:14
a. kegiatan yang dilakukan sebelum terbit izin:
1) menerima atau mencatat dan meneliti tembusan surat permohonan Rekomendasi yang diajukan oleh Pemohon
2) melaksanakan pengecekan di lapangan
3) membuat dan menyampaikan surat saran kepada Kepala Kepolisian Daerah melalui Direktur Intelijen Keamanan Kepolisian Daerah dengan tembusan Kepala Kepolisian Resor, atas hasil penelitian dan pengecekan di lapangan
4) mengadakan koordinasi dan pengecekan terhadap Senjata Api olahraga yang dimohonkan serta meneliti biodata anggota PERBAKIN yang akan mengadakan latihan, pertandingan, atau berburu; dan b. kegiatan yang dilakukan setelah terbit izin:
1) menerima dan mencatat tembusan surat izin yang dikeluarkan oleh KAPOLRI atau Kepala Kepolisian Daerah
2) mengadakan pengecekan dan pengamanan terhadap pelaksanaan izin yang telah diberikan kepada pemohon
3) mengadakan penyelidikan dan penyidikan bilamana terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan izin
4) melaporkan hasilnya kepada Kepala Kepolisian Daerah melalui Direktur Intelijen Keamanan Kepolisian Daerah
Pengawasan dan pengendalian pada tingkat Kepolisian Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 186 huruf b, dilakukan sebagai berikut:15
a) kegiatan yang dilakukan sebelum terbit izin
11 Sadjijono, Memahami Hukum Kepolisian, (Yogyakarta: PT. Laksbang Presindo, 2010), hal. 20
12 Pasal 180 Perpol No. 1 tahun 2022 tentang Perizinan, Pengawasan Dan Pengendalian Senjata Api Standar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia, Dan Peralatan Keamanan Yang Digolongkan Senjata Api
13 Pasal 186 Perpol No. 1 tahun 2022 tentang Perizinan, Pengawasan Dan Pengendalian Senjata Api Standar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia, Dan Peralatan Keamanan Yang Digolongkan Senjata Api
14 Pasal 187 Perpol No. 1 tahun 2022 tentang Perizinan, Pengawasan Dan Pengendalian Senjata Api Standar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia, Dan Peralatan Keamanan Yang Digolongkan Senjata Api
15 Pasal 188 Perpol No. 1 tahun 2022 tentang Perizinan, Pengawasan Dan Pengendalian Senjata Api Standar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia, Dan Peralatan Keamanan Yang Digolongkan Senjata Api
1295 1) menerima, mencatat dan meneliti surat permohonan Rekomendasi serta kelengkapan persyaratan dan mengadakan pengecekan di lapangan; dan
2) mengadakan koordinasi dan pengecekan terhadap Senjata Api olahraga yang dimohonkan serta meneliti biodata anggota PERBAKIN yang akan mengadakan latihan, pertandingan, atau berburu; dan 3) membuat Rekomendasi ditujukan kepada KAPOLRI melalui Kepala
Badan Intelijen Keamanan POLRI sesuai hasil pengecekan di lapangan atau surat saran Kepala Kepolisian Resor
b) kegiatan yang dilakukan setelah terbit izin
1) menerima dan mencatat tembusan surat izin yang telah dikeluarkan oleh KAPOLRI melalui Kepala Badan Intelijen Keamanan POLRI;
2) mengadakan pengamanan atas pelaksanaan realisasi izin yang telah diberikan kepada pemohon;
3) melaporkan kepada KAPOLRI melalui Kepala Badan Intelijen Keamanan POLRI bila ditemukan adanya penyimpangan atau penyalahgunaan izin;
4) melakukan pengecekan gudang Pengurus provinsi PERBAKIN terhadap kepemilikan Senjata Api olahraga setiap 3 (tiga) bulan sekali;
5) memberikan teguran atau sanksi kepada pemegang izin bilamana menyimpang dari ketentuan sebagaimana telah ditetapkan dalam surat izin dan bilamana perlu mengadakan penyelidikan dan penyidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan
6) mencabut izin kepemilikan dan melakukan penggudangan Senjata Api apabila:
a) izin kepemilikannya sudah mati atau tidak diperbarui atau tidak didaftarkan ulang setiap tahunnya di Kepolisian Daerah setempat; dan
b) terbukti melakukan penyalahgunaan izin.
Pengawasan dan pengendalian pada tingkat Markas Besar POLRI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 186 huruf c, dilakukan sebagai berikut:
a. kegiatan yang dilakukan sebelum terbit izin:
1) menerima dan mencatat surat permohonan izin serta meneliti kelengkapan persyaratan yang diajukan;
2) menerbitkan surat izin untuk permohonan yang telah memenuhi persyaratan dan membuat surat penolakan untuk permohonan yang tidak memenuhi persyaratan
3) menerima, mencatat, dan meneliti permohonan Rekomendasi serta kelengkapan persyaratannya; dan
4) menyimpan Senjata Api yang belum diterbitkan Buku Pas di gudang Badan Intelijen Keamanan POLRI;
b. kegiatan yang dilakukan setelah terbit izin:
1) menyampaikan surat izin dan/atau surat penolakan kepada pemohon serta mendistribusikan surat tembusan ke alamat yang dituju sebagaimana tersebut dalam surat izin atau surat penolakan;
1296 2) mencatat dan membukukan untuk surat izin yang telah dikeluarkan
serta menerima laporan realisasi surat izin;
3) memberikan petunjuk arahan kepada kewilayahan berkaitan dengan pengawasan dan pengendalian terhadap Senjata Api dan peluru yang telah mendapat izin dari KAPOLRI;
4) memberikan teguran atau sanksi kepada pemegang izin bilamana menyimpang dari ketentuan sebagaimana telah ditetapkan dalam surat izin yang telah diberikan dan mengadakan penyelidikan dan penyidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan
5) mencabut surat izin pemilikan dan penggunaan Senjata Api serta menerima penyerahan Senjata Api dari pemilik untuk disimpan di gudang POLRI.
Peranan POLRI dan PERBAKIN di lapangan dalam mengendalikan dan pengawasan penjualan, pembelian serta kepemilikan air rifle/air pistol berkaliber 4,5 milimeter di Kota Batam bisa dilakukan dengan cara kolaborasi antara POLRI dan PERBAKIN. Keduanya bisa melakukan kolaborasi dalam hal bentuk tindakan pencegahan yang dilakukan secara preventif. Tindakan preventif ini adalah tindakan pencegahan agar tidak ada penyalahgunaan air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm di Kota Batam bisa dilakukan dengan penyuluhan yang dilakukan keduanya kepada para anggota PERBAKIN dan juga para penjual air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm di kota batam. Penyuluhan atau sosialisasi yang dilakukan oleh POLRI dan PERBAKIN bisa ditekankan kepada dalam hal pengurusan kepemilikan air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm kemudian kepada para pembeli atau penjual air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm dalam melakukan transaksi jual beli agar saling menunjukkan dahulu apakah telah memiliki surat izin kepemilikan bagi pembeli dan surat izin bagi penujual air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm.
Kebijakan atau upaya penanggulangan kejahatan pada hakikatnya merupakan bagian integral dari upaya perlindungan masyarakat (social defence) dan upaya mencapai kesejahteraan (social welfare). Kebijakan penanggulangan kejahatan atau bisa disebut juga politik kriminal memiliki tujuan akhir atau tujuan utama yaitu “perlindungan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat”.
Kebijakan penanggulangan kejahatan (criminal policy) itu sendiri merupakan bagian dari kebijakan penegakan hukum (law enforcement policy). Kebijakan penegakan hukum merupakan bagian dari kebijakan social (social policy) dan termasuk juga dalam kebijakan legislatif (legislative policy). Politik kriminal pada hakikatnya juga merupakan bagian integral dari kebijakan sosial yaitu kebijakan atau upaya untuk mencapai kesejahteraan sosial.16
Muladi menyatakan kebijakan kriminal atau kebijakan penanggulangan kejahatan bila dilihat lingkupnya, sangat luas dan tinggi kompleksitasnya. Hal ini wajar karena karena pada hakikatnya kejahatan merupakan masalah kemanusiaan dan sekaligus masalah sosial yang memerlukan pemahaman tersendiri. Kejahatan sebagai masalah sosial ialah merupakan gejala yang dinamis selalu tumbuh dan
16 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 2
1297 terkait dengan gejala dan struktur kemasyarakatan lainnya yang sangat kompleks, ia merupakan socio-political problems.
Salah satu bentuk dari perencanaan perlindungan sosial adalah usaha-usaha yang rasional dari masyarakat untuk menanggulangi kejahatan yang biasa disebut dengan politik kriminal (criminal politic). Tujuan akhir dari politik kriminal adalah suatu perlindungan masyarakat. Dengan demikian politik kriminal adalah merupakan bagian dari perencanaan perlindungan masyarakat, yang merupakan bagian dari keseluruhan kebijakan sosial. Upaya penanggulangan kejahatan yang dilakukan terhadap anak sebenarnya tidaklah jauh berbeda dengan kebijakan yang diterapkan terhadap orang dewasa. Di dalam upaya penanggulangan kejahatan perlu ditempuh dengan pendekatan kebijakan, dalam arti:17
a. Ada keterpaduan antara politik kriminil dan politik sosial
b. Ada keterpaduan antara upaya penggulangan kejahatan dengan penal maupun non penal
Upaya penanggulangan kejahatan lewat jalur “penal” lebih menitikberatkan pada sifat “repressive” (penindasan/pemberantasan/penumpasan) sesudah kejahatan terjadi, sedangkan jalur “non-penal” lebih menitik beratkan pada sifat
“preventive” (pencegahan/penangkalan) sebelum kejahatan terjadi. Dikatakan sebagai perbedaan secara kasar, karena tindakan represif pada hakikatnya dapat dilihat sebagai tindakan preventif dalam arti luas.18
Berdasarkan pendapat di atas maka upaya penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yakni jalur penal dan non penal.
Penyalahgunaan dari kepemilikan air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm yang tidak memiliki izin sesuai dengan Perpol No. 1 tahun 2022 termasuk dalam tindakan pelanggaran hukum. Karena mengingat adanya asas legalitas yang mana memiliki arti bahwa tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam undang-undang.
Adanya penyalahgunaan air rifle/air pistol kaliber 4,5 mm di Kota Batam yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab merupakan bukan permaslahan yang baru lagi. Organisasi PERBAKIN yang menaungi olehraga dalam cabang menembak merasa dirugikan dan mengecam keras tindakan penyalahgunaan air rifle/air pistol kaliber 4,5 mm, tujuan adanya PERBAKIN adalh untuk menumbuhkan kesadaran, ketrampilan dan disiplin dalam kegemaran olahraga menembak pada masyarakat Indonesia untuk mencapai prestasi dengan memperhatikan dan ikut serta menjaga kelestarian alam / lingkungan; serta menciptakan dan membina atlit menembak yang berpotensi dalam kejuaraan Nasional, Regional, dan Internasional. Memang kepemilikan atau membawa saja air rifle/air pistol kaliber 4,5 mm bukanlah sebuah tindak pidana dan terhadap pelakunya tidak dapat dikenakan sanksi pidana atau pemidanaan karena hakekatnya air rifle/air pistol kaliber 4,5 mm digunakan untuk olahraga menembak, kecuali orang yang bersangkutan tersebut telah melakukan tindak pidana dengan mengakibatkan kerugian yang dialami oleh korban dengan menggunakan air rifle/air pistol kaliber 4,5 mm yang dimiliknya tersebut.
17 Paulus Hadisuprapto, Juvenile Delinquency, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), hal.72
18 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, (Semarang: Fajar Interpratama, 2011), hal. 45
1298 Peranan POLRI dan PERBAKIN di lapangan dalam mengendalikan dan pengawasan penjualan, pembelian serta kepemilikan air rifle/air pistol berkaliber 4,5 milimeter di Kota Batam bisa dilakukan dengan cara patrol dan kemudian dilakukan penyitaan atas air rifle/air pistol berkaliber 4,5 milimeter yang tidak memiliki surat izin kepemilikan baik penjual ataupun pembeli. Hal yang paling mengkhawatirkan adalah kepemilikan yang illegal, karena mengingat oknum yang memiliki air rifle/air pistol berkaliber 4,5 milimeter illegal dan tidak sebagai anggota PERBAKIN dikhawatirkan karena kurangnya pengetahuan dan pengendalian emosi bisa saja digunakan oleh oknum tersebut untuk gagah-gagahan di masyarakat yang kemudian digunakan untuk penodongan atau hal-hal yang lain yang dapat merugikan masyarakat dan kemudian membuat masyarakat resah atas perbuatan oknum tersebut.
PENUTUP Kesimpulan
Perpol 1 tahun 2022 tentang Senjata Api mengatur tentang Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Standar POLRI, Senjata Api Non Organik POLRI/TNI, dan Peralatan Keamanan yang digolongkan Senjata Api juga mengatur tentang kepemilikan senjata api untuk kepentingan olahraga yaitu air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm dan mengatur juga bagaimana untuk mengurus izin kepemilikannya.
Peranan POLRI dan PERBAKIN di lapangan dalam mengendalikan dan pengawasan penjualan, pembelian serta kepemilikan air rifle/air pistol berkaliber 4,5 milimeter di Kota Batam bisa dilakukan dengan upaya kolaborasi dalam bentuk represif dan upaya dalam bentuk preventif. Upaya represif dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan kepolisian untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus-kasus penyalahgunaan air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm. Upaya represif juga dapat diterapkan dengan menjatuhkan sanksi tegas terhadap para pelaku penyalahgunaan air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm sehingga akan menimbulkan efek jera dan contoh bagi masyarakat lain. Kemudian upaya preventif dapat dilakukan dengan cara sosialisasi kepada agen penjual ataupun pembeli air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm tentang bagaimana air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm diatur secara hukum dan konsekuensi jika disalahgunakan. Upaya preventif juga dapat berupa memperketat perizinan kepemilikan serta screening yang dilakukan baik oleh Kepolisian maupun PERBAKIN kepada calon pemilik air rifle/ air pistol kaliber 4,5 mm.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Barda Nawawi. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2008
Chazawi, Adami. Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1. Jakarta: Penerbit Raja Gravindo Persada. 2010
Disemadi, H. S. (2022). Lenses of Legal Research: A Descriptive Essay on Legal Research Methodologies. Journal of Judicial Review, 24(2), 289-304.
Hadisuprapto, Paulus. Juvenile Delinquency. Bandung: Citra Aditya Bakti. 1997
1299 Hankam. “Perpol 1 tahun 2022 tentang Senjata Api”.
https://www.jogloabang.com/hankam/perpol-1-2022-Senjata Api, 26 Juli 2022
Ilyas, Amir. Asas-asas Hukum Pidana Memahami Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana sebagai Syarat Pemidanaan. Yogyakarta:
Rangkang Education Yogyakarta & PuKAP Indonesia. 2002
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus Versi Online/Daring (Dalam Jaringan)”, https://kbbi.web.id/penyalahgunaan Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana. 2008
Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Perizinan, Pengawasan Dan Pengendalian Senjata Api Standar Kepolisian Negara Republik Indonesia, Senjata Api Non Organik Kepolisian Negara Republik Indonesia/Tentara Nasional Indonesia, Dan Peralatan Keamanan Yang Digolongkan Senjata Api
Rahardjo, Satjipto. “Mengkaji Kembali Peran Dan Fungi POLRI Dalam Era Reformasi”, Makalah Seminar Nasional, Jakarta, 2003
Sadjijono, Memahami Hukum Kepolisian. Yogyakarta: PT. Laksbang Presindo. 2010 Sunggono, Bambang. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2003