• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of USURY AND BANK INTEREST IN THE CONCEPT OF MOHAMMAD HATTA AND SYAFI’I ANTONIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of USURY AND BANK INTEREST IN THE CONCEPT OF MOHAMMAD HATTA AND SYAFI’I ANTONIO"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Oleh karena itu, penulis terinspirasi untuk mengkaji lebih jauh pandangan Mohammad Hatta dan Muhammad Syafi'i Antonio mengenai status hukum riba dan bunga bank. Apa dasar hukum pendapat Mohammad Hatta dan Syafi'i Antonio dalam pengertian bunga dan bunga bank? Apa yang melatarbelakangi perbedaan pendapat Mohammad Hatta dan Syafi'i Antonio mengenai Riba dan bunga bank?

Pengertian Bunga Bank

Dalam mengungkap makna tersembunyi bunga dalam Al-Qur'an, Ar-Razi mengulik alasan mengapa bunga diharamkan dari sudut pandang ekonomi, dengan beberapa indikasi sebagai berikut: 27. 27 Kuat Ismanto, Manajemen Syariah, (Yogyakarta: Perpustakaan Pelajar,.. 4) Riba secara tegas dilarang oleh Al-Qur'an dan kita harus mengetahui alasan pelarangannya. Namun pada kenyataannya, istilah riba hanya digunakan untuk mengartikan pembebanan utang atas jumlah pokok yang dipinjam.30.

Sedangkan istilah Al-Jurjan mengartikan riba sebagai suatu kelebihan atau tambahan pembayaran tanpa ada imbalan atau ganti rugi yang disyaratkan bagi salah satu pihak yang mengadakan akad atau perjanjian. Ada beberapa pemikiran di atas yang menjelaskan tentang bunga, namun secara umum ada benang merah yang menegaskan bahwa bunga itu mendapat tambahan atau kelebihan, baik dalam transaksi jual beli, maupun pinjam meminjam yang salah atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Ajaran Agama Islam 31. Mengenai ayat yang menjelaskan pengertian al-bathil, Ibnu Arabi Al-Maliki dalam kitabnya Ahkam Al-Qur'an menjelaskan bahwa makna kebahasaan bunga bersifat tambahan (ziyada), namun yang dimaksud dengan bunga adalah tambahan (ziyada). Yang dimaksud riba dalam ayat Al-Qur'an yaitu sebagai tambahan yang diterima tanpa adanya transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibolehkan syariat.

Seperti transaksi jual beli, gadai, sewa atau bagi hasil proyek 32 Dengan mengacu pada penjelasan pengertian riba dan bunga di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bunga bank sama dengan riba. Sebab secara riil, jika melihat sistem operasional yang dijalankan di bank konvensional, bunga yang dibayarkan nasabah atau peminjam modal kepada bank konvensional jelas merupakan pembayaran tambahan yang melebihi pinjaman yang diberikan.

Pengertian Bank dan kaitannya dengan Bunga

Terminologi Bunga Bank dan Riba

Riba adalah tambahan pengambilan modal atau modal kosong, baik dalam hutang maupun tuntutan maupun dalam jual beli.

Bunga Bank Lintas Teologi

Teologi Islam menyamakan bunga bank dengan Pisces, Pisces menurut Rasulullah SAW adalah salah satu perkara yang membinasakan dan merupakan salah satu daripada tujuh dosa besar. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. 47. Secara umumnya, ayat ini harus difahami bermaksud bahawa kriteria penggandaan bukanlah syarat untuk penciptaan ikan (jika digandakan faedahnya, maka ia adalah ikan, jika ia kecil, ia bukan ikan. ).

Maka jika kamu tidak melakukan hal ini (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kamu. Dan jika kamu bertaubat (dari mengambil riba), maka bagi kamulah sebagian besar hartamu, kamu tidak akan menyalahkannya dan kamu tidak akan dianiaya. 50 Nurhadi, Bunga Bank antara halal dan haram, (Perguruan Tinggi Islam Al-Azhar Pekanbaru, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2017).

Rasulullah kemudian menulis surat balasan kepada gabenor Itab: "Jika mereka redha dengan ketentuan Allah di atas, maka itu baik, tetapi jika mereka menolaknya, maka berikanlah kata dua kepada mereka untuk berperang." Hal ini turut disokong oleh hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Pada malam perjalanan ke Mikraj aku melihat orang-orang yang perutnya sebesar perut. seperti rumah-rumah yang dipenuhi ular-ular yang kelihatan dari luarnya.Al-Hakim meriwayatkan daripada Ibn Mas'ud bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Kebimbangan itu mempunyai 73 pintu (tingkat), yang paling rendah (dosa) adalah sama seperti orang yang berzina dengannya. ibu.51 “Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah itu adil kerana tidak mengizinkan empat golongan masuk syurga atau mendapat hidayah daripada-Nya. Mereka adalah: peminum arak, peminjam, pemakan harta anak yatim dan mereka yang tidak bertanggungjawab.

Bunga Bank antara Halal dan Haram Polemik (pro kontra) ini sudah

Tokoh neo-revivalis seperti Maududi dan Sayyid Qutb menganggap bunga bank sebagai riba dan haram, dan keduanya menekankan aspek legal-formal dari pelarangan riba yang diwujudkan sebagai bunga bank. Pernyataan-pernyataan yang disajikan dalam Al-Qur'an harus dipahami dalam arti harfiahnya, terlepas dari apa yang dipraktikkan pada masa pra-Islam; Pemahaman rasional pelarangan riba berada pada kezaliman sebagai alasan mengapa riba diharamkan menurut pernyataan Al-Qur'an “La tadzlimun wa la tudzlamun”, sehingga riba berbeda dengan bunga bank.

Seperti contoh perbedaan bunga bank dan bunga dari pemikiran Jusuf Qardhawi (kelompok Neo-Renaissance) dan Fazlur Rahman (kelompok modernis). Perbedaannya hanya pada penafsiran bunga bank, metodologi dalam menentukan bahan kerjanya, yang satu halal dan yang lainnya haram, Jusuf Qerdhavi melarang penggandaan bunga bank untuk keduanya. 54 Nurhadi, Bunga Bank antara halal dan haram, (Perguruan Tinggi Islam Al-Azhar Pekanbaru, volume 4, nomor 2, Oktober 2017).

Persamaan kedua tokoh dalam penetapan hukumnya adalah metode istinbath yang digunakan bersumber dari Al-Quran dan Hadits, namun Yusuf Qardhawi menggunakan qiyas yaitu diqiyaskanya bunga bank dengan riba, karena keduanya merupakan hutang dan rekening penambah. transaksi piutang, dengan menggunakan pendekatan maqashid Fazlur Rahman Syariah (tujuan moral Al-Qur'an). Kedua tokoh ini sebenarnya mempunyai kesamaan pemikiran, baik Yusuf Qardhawi maupun Fazlur Rahman mengenai hukum bunga bank yaitu bahwa bunga bank merupakan masalah ijtihadiyah dalam arti tidak terdapat dalam sumber hukum Islam, Al-Qur'an dan hadits. sebagai hujjah. al-syari'iyah serta keberadaan hukum Islam untuk kemaslahatan kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat.

Pembahasan

Biografi Mohammad Hatta

Syafii sering memperhatikan tata cara ibadah umat Islam, karena sering kali ia tidak sengaja memperhatikan Syafi’i salat secara sembunyi-sembunyi. Kegiatan ibadah seperti ini sering dilakukan padahal Syafi'i belum berikrar menjadi muslim seutuhnya dan seutuhnya. Meski image umat Islam begitu buruk di mata ayahnya, namun hal tersebut tidak membuat Syafi'i putus asa untuk belajar lebih banyak tentang ajaran agama Islam.

Secara empiris, ketika Syafi'i melakukan studi banding ini, ia juga menggunakan tiga pendekatan secara bersamaan, yaitu pendekatan historis, pendekatan natural, dan pendekatan penalaran rasional konvensional. 64 Hendri Hernawan Adinugraha dan Abdul Ghofur, Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Syafi'i Antonio (Analisis Perbankan Syariah di Indonesia, Jurnal Cerdas Kajian Masyarakat, Agama dan Tradisi, Puslitbang Agama Semarang, hal. Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut , Syafi'i' Saya sangat melihat bahwa Islam adalah agama yang lebih mudah dipahami dibandingkan agama lainnya.

Singkat cerita, akhirnya Syafi'i Antonio memutuskan untuk masuk Islam atau berpindah agama di bawah bimbingan K.H. 65 Hendri Hernawan Adinugraha dan Abdul Ghofur, Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Syafi'i Antonio (Analisis Perbankan Syariah di Indonesia, Jurnal Cerdas Kajian Masyarakat, Agama dan Tradisi, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Keagamaan Semarang, hal.

Konsep Pemikiran Mohammad Hatta tentang Riba dan Bunga Bank

Jadi inilah riba yang dimaksud oleh Mohammad Hatta, yaitu riba yang terdapat pada pinjaman konsumtif.71. Mohammad Hatta menghalalkan bunga bank atas pinjaman produktif karena dalam pinjaman tersebut tidak ada unsur pemerasan atau penindasan dan tujuan pinjaman tersebut adalah untuk hal-hal yang positif. Jadi Mohammad Hatta hanya melarang bunga bank pada pinjaman konsumer, sedangkan membolehkan bunga bank pada pinjaman produktif.74 Mohammad Hatta pernah menekankan hal itu.

Oleh karena itu, menurut Mohammad Hatta: barangsiapa ingin menggunakan jasa perbankan, ia bersedia atau siap membayar berapapun bunganya. Maka dari sini terlihat bahwa Mohammad Hatta memang membedakan antara riba dan bunga bank, dan perbedaan antara riba dan bunga bank menurut Mohammad Hatta adalah : riba membawa seseorang kepada kehancuran, sedangkan bunga dalam setiap perkara perbankan adalah produktifitas. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa bunga bank yang terdapat pada pinjaman produktif merupakan sesuatu yang positif menurut Mohammad Hatta.

Bahkan Mohammad Hatta dengan tegas berkata: Barangsiapa sama sekali tidak menyukai sistem bunga, lebih baik ia menolak segala kemajuan dan menolak keberadaan bank. Meskipun Mohammad Hatta melegalkan bunga bank, namun salah juga jika kita menganggap bahwa pemikiran ekonomi Mohammad Hatta sepenuhnya sekuler atau tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.76.

Konsep Pemikiran Syafi’i Antonio tentang Riba dan Bunga Bank

Perbedaan bunga dan bagi hasil dalam pandangan Muhammad Syafi'i Antonio adalah Islam selalu menganjurkan praktek bagi hasil dan mengharamkan riba. Secara umum prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilaksanakan dalam empat akad pokok yaitu musyarakah, mudharabah, muzara'ah dan musaqah. Ciri utama pembiayaan bagi hasil adalah keuntungan dan kerugian ditanggung bersama oleh pemilik dana dan pengelola dana.

Teori ini beranggapan bahwa bunga adalah suatu jumlah yang diberikan kepada seseorang karena pemberi pinjaman telah menahan diri (pantang) dari keinginannya untuk hanya menggunakan uangnya sendiri untuk memenuhi keinginan peminjam. Hal inilah yang menjadi alasan para pendukung teori ini berasumsi bahwa pemberi pinjaman berhak menikmati sebagian keuntungan peminjam. Teori ini memandang bunga sebagai selisih nilai (agio) yang diperoleh dari barang pada saat ini dibandingkan dengan perubahan atau pertukaran barang di masa yang akan datang.

Secara umum prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilaksanakan dalam empat akad utama yaitu musyarakah, mudharabah, mudzara'ah dan musaqah. Ciri utama pembiayaan bagi hasil adalah keuntungan dan kerugian ditanggung bersama oleh pemilik dan pengelola dana.

Penutup 1. Simpulan

Saran

Bunga bank haram dalam Islam, oleh karena itu semua tergantung pemahaman kita. Jika kita mengetahui bahwa bunga bank merupakan riba yang diharamkan, hendaknya kita juga menjauhinya. Jika kita belum memahami aturan mengenai bunga bank dalam Islam, maka boleh saja menggunakan efisiensi perbankan.

Siapa pun yang ingin memahami pemahamannya tentang bunga bank dan menelaah pemikiran Muhammad Hatta dan Syafi'i Antonio, maka ia harus membaca buku-buku yang dibawakan oleh Muhammad Hatta dan Syafi'i Antonio dalam pemikirannya tentang keuangan dan Perbankan Syariah. Dan alangkah baiknya bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti pemikiran Syafi’i Antonio dapat bertemu langsung dengan beliau, hal ini yang belum dapat dilakukan oleh peneliti sendiri karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Demikianlah pembahasan singkat mengenai penelitian yang disampaikan oleh peneliti, dan oleh karena keterbatasan dan kelemahan yang ada maka peneliti berharap memohon dengan hormat kepada seluruh pembaca, dosen dan guru untuk memperbaiki apa yang ada dalam penelitian sederhana ini untuk mencapai penelitian yang lebih baik lagi, semoga Tuhan Yang Maha Esa. Yang Maha Kuasa memberkati kita semua dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan bagi seluruh pembaca serta bagi seluruh kaum muslimin, Allah SWT adalah petunjuk terbaik menuju jalan yang termudah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam.

Pemikiran Ekonomi Islam Muhammad Syafi'i Antonio (Analisis Perbankan Syariah di Indonesia", i Jurnal Cerdas Kajian Masyarakat, Agama dan Tradisi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Keagamaan Semarang, Vol. Riba dan Bunga Bank Islam (Analisis Hukum dan dens indvirkning på økonomien Ummah) Jurnal Al-Adl Vol 7 no.2, juli 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa alasan penyebab terjadinya pergerakan indeks yang tidak wajar tersebut antara lain efek hari libur (holiday effect), anomali menjelang tutup tahun