• Tidak ada hasil yang ditemukan

vivi triyanti - e-Journal UNP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "vivi triyanti - e-Journal UNP"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGENAI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN CEPAT

SAJI (FAST FOOD) PADA SISWA SEKOLAH MENEGAH ATAS PEMBANGUNAN LABORATORIUM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

VIVI TRIYANTI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Wisuda periode Maret 2014

(2)
(3)

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGENAI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN CEPAT

SAJI (FAST FOOD) PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PEMBANGUNAN LABORATORIUM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG Vivi Triyanti1,Winerlis Syarif2, Ira Meirina3 Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

FT Universitas Negeri Padang email: [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan mengenai makanan cepat saji (fast food) dengan perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat korelasional.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 685 orang yaitu siswa kelas X, XI, dan XII SMA Pembangunan Laboratorium UNP. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan siswa mengenai makanan cepat saji (fast food) diperoleh tingkat pencapaian responden sebesar 59% dengan kategori rendah.

Perilaku siswa dalam mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) diperoleh tingkat pencapaian responden sebesar 81% dengan kategori tinggi. Besarnya koefisien korelasi variabel (X) dan variabel (Y) adalah 0,615 dengan interprestasi bahwa kedua variabel berhubungan kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan mengenai fast food dengan perilaku konsumsi fast food pada siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP.

Kata kunci: pengetahuan, perilaku konsumsi, makanan cepat saji (fast food) Abstract

The purpose of this study was to analyze the relationship between knowledge about fast food with fast food consumption behavior in high school students/SMA Pembangunan Laboratorium UNP . This research is a descriptive correlational nature . The population in this research was 685 people are students of class X , XI , and XII in SMA Pembangunan Laboratorium UNP . Based on the survey results revealed that students' knowledge about fast food achievement levels obtained by 59 % of respondents with a lower category . Student behavior in consuming fast food achievement levels obtained by 81 % of respondents with a high category . The magnitude of the correlation coefficient variable ( X ) and variable ( Y ) is 0.615 with the interpretation that the two variables are strongly correlated . The results showed that there is a positive and significant relationship between knowledge of fast food with fast food consumption behavior in SMA Pembangunan Laboratorium UNP.

Keywords: knowledge, consumption behavior, fast food.

(4)

A. Pendahuluan

Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang pangan. Beragamnya produk yang ditawarkan dalam berbagai merek oleh produsen makanan dewasa ini telah meningkatkan keinginan konsumen untuk mencoba produk tersebut. Salah satunya adalah fast food atau disebut juga makanan cepat saji. Banyaknya ragam fast food saat ini juga telah membuat konsumen sedikit banyak mempunyai keinginan untuk membeli.

“Keberadaan restoran-restoran fast food semakin menjamur di kota- kota besar di Indonesia, yang menyajikan berbagai makanan cepat saji seperti Mcdonald’s, KFC, CFC, Texas Chicken, Pizza Hut, dll”(Ramadhani,2005:19).

Dengan manajemen yang handal dan juga dilakukannya terobosan misalnya pelayanan yang praktis, desain interior restoran dibuat rapi, menarik dan bersih tanpa meninggalkan unsur kenyamanan, serta rasanya yang lezat membuat orang yang sibuk dalam pekerjaanya memilih alternatif untuk mengkonsumsi fast food. Restoran fast food memiliki pelayanan yang lebih cepat dan juga mengandung gengsi bagi sebagian golongan masyarakat.

Bahkan dihari libur pun biasanya banyak keluarga yang memilih makanan diluar rumah dengan mengkonsumsi fast food.

Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia juga bisa mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota. Khususnya bagi remaja dari keluarga tingkat menengah ke atas, restoran fast food merupakan tempat yang tepat untuk bersantai dan juga tempat berkumpul favorit dengan teman.

(5)

Makanan di restoran fast food ditawarkan dengan harga terjangkau dengan kantong mereka, pelayanannya cepat dan jenis makanannya memenuhi selera.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

Remaja merupakan golongan yang paling mudah terkena pengaruh budaya dari luar karena sedang masa pencarian identitas dari akibat periode transisi yang dilaluinya. Pengaruh yang terjadi bukan hanya tampak pada penampilan fisik, tetapi juga pada perubahan pola konsumsi makanan.

Secara umum, banyak faktor yang mempengaruhi perilaku remaja lebih memilih mengkonsumsi makanan cepat saji antara lain karena meniru orang lain, pergaulan, ajakan teman dan kesenangan. Selain itu terdapat juga faktor lain yaitu adanya promosi media seperti iklan yang mempromosikan fast food. Iklan dapat mempengaruhi pembelian makanan cepat saji bagi remaja. Semakin banyak iklan yang dilihat oleh remaja dapat mempengaruhi peningkatan pembelian makanan cepat saji. Perilaku remaja tersebut didukung oleh sikap yang merespon keinginan mereka untuk mencoba dan mengkonsumsi makanan cepat saji.

”Fast food umumnya mengandung kalori, kadar lemak, gula, dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah akan serat, vitamin A, asam askorbat, kalsium dan folat.” (Khomsan, 2003). Remaja cenderung mengikuti konsumsi fast food tanpa memperhatikan kandungan gizi dan bahaya dari makanan tersebut. Dengan demikian, remaja yang sering mengkonsumsi fast food cenderung mengalami obesitas. Semakin banyak fast food yang dikonsumsi, maka semakin besar pula resiko terjadinya obesitas. Hal ini disebabkan oleh

(6)

kandungan lemak yang berlebih dalam fast food. Selain itu, mengkonsumsi fast food juga bisa menurunkan kepadatan tulang karena kandungan sodium dan gula yang tinggi.

Pengetahuan tentang makanan tidak diberikan kepada siswa secara khusus melalui satu Mata Pelajaran, melainkan hanya diberikan gambaran secara umum yang terdapat pada sub bab mata pelajaran Sains. Dengan demikian, pengetahuan yang dimiliki siswa mengenai kandungan dan bahaya fast food masih terbatas. “Pengetahuan tentang konsumsi makanan remaja yang rendah akan berpengaruh pada pola konsumsi makanan cepat saji pada remaja tersebut”(Suhardjo, 2003). Akibatnya siswa lebih memilih membeli makanan cepat saji (fast food) yang lebih praktis dan bergaya modern yang kurang memperhatikan efek negatif pada kesehatan dibandingkan dengan memilih makanan yang sehat.

Menurut hasil penelitian Anita (2011) pada mahasiswa Tata Boga FT UNP yang mengungkapkan “frekuensi mengkonsumsi fast food modern mahasiswa Tata Boga FT UNP yaitu 90,54% mahasiswa mengkonsumsi 1x dalam seminggu”. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa tingginya persentase mahasiswa dalam mengkonsumsi fast food.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan mengenai makanan cepat saji (fast food) siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP, perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP, dan menganalisis hubungan pengetahuan mengenai makanan cepat saji (fast food) dengan perilaku

(7)

konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP kelas X, XI, dan XI yang berjumlah 685 orang. Teknik pengambilan sampel adalah proportional random sampling. Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 70 orang (10% dari jumlah populasi).

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan mengenai makanan cepat saji (fast food) dan perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data mengenai gambaran umum SMA Pembangunan Laboratorium UNP meliputi gambaran lokasi dan jumlah siswa yang diperoleh dari data administrasi sekolah. Teknik pengumpulan data adalah dengan menyebarkan kuesioner (angket).

Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Distribusi Frekuensi

Dalam hal ini diperoleh nilai rata-rata (M), Median (Me), Modus (Mo), Standar Deviasi (Sd), Skor Minimun dan Skor Maksimum untuk setiap indikator yang diukur.

(8)

2. Deskripsi Data

Mengklasifikasikan skor kedalam 5 kategori untuk melihat tingkat pencapaian responden. Teknik klasifikasi yang digunakan menurut Arikunto (2006) yaitu:

a. Kategori sangat tinggi : > (Mi + 1,5 Sdi)

b. Kategori tinggi : (Mi + 0,5 Sdi) – (Mi + 1,5 Sdi) c. Kategori cukup : (Mi – 0,5 Sdi) – (Mi +0,5 Sdi) d. Kategori rendah : (Mi – 1,5 Sdi) – (Mi – 0,5 Sdi) e. Kategori sangat rendah: < (Mi – 1,5 Sdi)

3. Menentukan Persentase Tingkat Pencapaian Responden

Data dari angket yang telah diperoleh dalam penelitian, dianalisis menjadi persentase tingkat pencapaian responden mengenai fast food dan perilaku konsumsi fast food siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan teknik persentase yang mengacu pada pendapat Sudjana, (2002 : 131)

F

P = x 100 % n

Keterangan :

P = Jumlah Persentase F = Frekwensi Jawaban n = Jawaban Ideal

4. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis dimaksudkan untuk dianalisis dengan statistik sesuai dengan tujuan penelitian teknik analisis korelasi. Untuk

(9)

keperluan tersebut harus terpenuhi bahwa data bahwa data harus terdistribusi normal dan homogen.

5. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui derajat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Beberapa langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Analisis korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk menghitung kadar hubungan antara varibel X dan variabel Y (koefisien korelasi). Untuk menghitung koefisien korelasi digunakan analisis korelasi pearson product moment dengan bantuan SPSS versi 17.00.

b. Uji Keberartian Koefisien Korelasi

Uji keberartian korelasi dilakukan untuk menguji apakah hipotesi diterima atau ditolak. Uji ini dilakukan dengan uji signifikansi koefisien korelasi (Uji t). Kriteria pengujiannya adalah jika t hitung > t

tabel pada taraf signifikasi 0,05 maka hipotesis diterima, sebaliknya jika

t hitung < t tabel pada taraf signifikasi 0,05 maka hipotesis ditolak.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Deskripsi data

a. Pengetahuan makanan cepat saji (fast food)

Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh tingkat pengetahuan responden berdasarkan kategori tentang pengetahuan

(10)

mengenai makanan cepat saji (fast food) seperti pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Kelas Interval Nilai

Tenga h

F (%) Fk (%) fk

0 – 1 0,5 2 3 2 3

2 – 3 1,5 5 7 7 10

4 – 5 4,5 10 14 17 24

6 – 7 6,5 16 23 33 47

8 – 9 8,5 19 27 52 74

10 – 11 10.5 11 16 63 90

12 – 13 12,5 7 10 70 100

70 100

Berdasarkan tabel 1 di atas tergambar bahwa frekuensi tertinggi berada pada kelas interval 8 – 9 dengan frekuensi sebesar 19 orang siswa (27%), sedangkan frekuensi terendah berada pada kelas interval 0 – 1 dengan frekuensi sebesar 2 orang siswa (3%).

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden, maka diperoleh persentase sebesar 59%, persentase tersebut berada pada rentang nilai 55% – 64% dengan kategori rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengetahuan siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP mengenai makanan cepat saji (fast food) secara keseluruhan masih rendah.

b. Perilaku

1) Faktor Intern

(11)

Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh kategori skor untuk perilaku konsumsi dengan indikator faktor intern seperti pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Klasifikasi Pengelompokan Kategori Skor Penilaian Perilaku Siswa Berdasarkan Faktor Intern

Rentang Skor Kategori Skor F (%)

> 20 Sangat Tinggi 9 13

17 – 20 Tinggi 15 21

13 – 16 Sedang 30 43

10 – 12 Rendah 10 14

< 10 Sangat Rendah 6 13

Jumlah 70 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat di jelaskan bahwa dari 70 orang siswa terdapat 9 orang siswa (13%) yang perilaku konsumsi fast food berdasarkan faktor intern dengan kategori sangat tinggi, terdapat 15 orang siswa (21%) dengan kategori tinggi, terdapat 30 orang (43%) dengan kategori sedang, terdapat 10 orang (14%) yang dengan kategori rendah dan terdapat 6 orang siswa (13%) dengan kategori sangat rendah.

Persentase tingkat pencapaian responden, maka diperoleh persentase sebesar 77%, persentase tersebut berada pada rentang nilai 65% – 79% dengan kategori sedang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perilaku siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP dalam mengkonumsi makanan cepat saji (Fast Food) berdaarkan faktor internal secara keseluruhan masih bernilai sedang.

2) Faktor Ekstern

(12)

Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh kategori skor untuk perilaku konsumsi dengan indikator faktor ekstern seperti pada tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3. Klasifikasi Pengelompokan Kategori Skor Penilaian Perilaku Siswa Berdasarkan Faktor Ekstern

Rentang Skor Kategori Skor F (%)

> 50 Sangat Tinggi 10 14

42 – 50 Tinggi 17 24

34 – 41 Sedang 34 49

26 – 33 Rendah 7 10

< 26 Sangat Rendah 2 3

Jumlah 70 100

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat di jelaskan bahwa dari 70 orang siswa terdapat 10 orang siswa (14%) yang berperilaku konsumsi fast food berdasarkan faktor ekstern dengan kategori sangat tinggi, terdapat 16 orang siswa (23%) dengan kategori tinggi, terdapat 35 orang (50%) dengan kategori sedang, terdapat 7 orang (10%) yang dengan kategori rendah dan terdapat 2 orang siswa (3%) dengan kategori sangat rendah.

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden, maka diperoleh persentase sebesar 83%, persentase tersebut berada pada rentang nilai 81% – 90% dengan kategori tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perilaku siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP dalam mengkonumsi makanan cepat saji (Fast Food) berdaarkan faktor ekstern secara keseluruhan berkategori tinggi.

(13)

3) Perilaku konsumsi fast food

Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh kategori skor untuk perilaku konsumsi fast food seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Klasifikasi Kategori Skor Penilaian Perilaku Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast food) Siswa

Rentang Skor Kategori Skor F (%)

> 69 Sangat Tinggi 5 7

58 – 69 Tinggi 23 33

48 – 57 Sedang 32 46

37 – 47 Rendah 7 10

< 37 Sangat Rendah 3 4

Jumlah 70 100

Berdasarkan tabel di atas maka dapat di jelaskan bahwa dari 70 orang siswa terdapat 5 orang siswa (7%) yang berperilaku konsumsi fast food dengan kategori sangat tinggi, terdapat 23 orang siswa (33%) dengan kategori tinggi, terdapat 32 orang (46%) dengan kategori sedang, terdapat 7 orang (10%) yang dengan kategori rendah dan terdapat 3 orang siswa (4%) dengan kategori sangat rendah.

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden, maka diperoleh persentase sebesar 81%, persentase tersebut berada pada rentang nilai 81% – 90% dengan kategori tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perilaku siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP dalam mengkonsumsi makanan cepat saji (Fast Food) berkategori tinggi.

2. Uji persyaratan analisis a. Uji Normalitas

(14)

Hasil uji normalitas data menunjukkan nilai Asym.Sig untuk variabel Pengetahuan adalah 0.186 dan untuk perilaku konsumsi adalah 0,971. Kedua angka ini bernilai > dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel data terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas diperoleh nilai Sig adalah 0,170 dengan taraf signifikansi 0,05. Ini artinya nilai signifikansi data lebih besar dari taraf signifikansi (0,170 > 0,05).

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama atau data bersifat homogen

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Korelasi

Hasil analisis Korelasi Pearson Product Moment dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5 .Uji Korelasi Correlations

Pengetahuan Perilaku

Pengetahuan Pearson Correlation 1 .615

Sig. (2-tailed) .899

N 70 70

Perilaku Pearson Correlation .615 1

Sig. (2-tailed) .899

N 70 70

Dari Tabel 5 diatas terlihat besarnya koefisien korelasi antara pengetahuan dengan perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food)

(15)

adalah 0,615, dengan interprestasi bahwa kedua variabel berhubungan kuat.

b. Uji Keberartian Korelasi

Hasil analisis yang dilakukan, dapat terlihat t hitung menunjukkan nilai 41.844 dan jika dibandingkan dengan t tabel untuk df sebesar 69 adalah 1,667 maka dapat dikatakan bahwa t hitung > t tabel maka hipotesis Ha yang diajukan diterima pada taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian korelasi antara pengetahuan dengan perilaku konsumsi makanan cepat saji siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP benar-benar berhubungan secara nyata dan berlaku untuk seluruh populasi penelitian.

4. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis deskripsi data dan persentase tingkat pencapaian responden pada kedua variabel dan indikator dari variabel perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP, maka dapat dijelaskan bahawa persentase tingkat pencapaian responden untuk variabel pengetahuan diperoleh skor sebesar 55% dengan kategori rendah. Sedangkan persentase tingkat pencapaian responden pada indikator faktor intern perilaku konsumsi diperoleh skor sebesar 77% dengan kategori sedang dan pada indikator faktor ekstern perilaku konsumsi diperoleh skor 83 % dengan kategori tinggi, secara keseluruhan persentase tingkat pencapaian

(16)

responden pada variabel perilaku konsumsi diperoleh skor 81 % dengan kategori tinggi.

Berdasarkan analisis korelasi yang dilakukan diperoleh hasil korelasi sebesar 0,615 dengan interprestasi korelasi yang kuat antara pengetahuan dengan perilaku konsumsi. Sedangkan berdasarkan uji keberartian korelasi diperoleh harga t hitung > t tabel (41,884 > 1,667) yang berarti bahwa Ha yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan mengenai makanan cepat saji (fast food) dengan perilaku konsumsi fast food pada siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP diterima dengan taraf signifikan 95%. Dengan demikian hubungan antara pengetahuan dengan perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada siswa SMA Pembangunan Laoratorium UNP benar-benar berhubungan secara nyata dan berlaku untuk seluruh populasi penelitian.

Menurut Bloom yang dikutip Sukardi (2011: 75), mendefenisikan teori mengenai pengetahuan yaitu:

“Kemampuan yang dimilki oleh seseorang untuk mengingat dan mengungkapkan kembali pengetahuan, rumus-rumus, konsep, prinsip, materi dan kejadian baik pada hal-hal yang umum maupun hal-hal yang khusus. Pengetahuan juga merupakan tingkah laku dan situasi yang menekankan tentang pengingatan (remembering), apakah itu mengenal atau mengungkap ide-ide, bahan-bahan atau gejala. Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat mengembangkan potensi dan kemampuan secara maksimum untuk mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya untuk menyesuaikan diri”.

(17)

Sedangkan teori mengenai perilaku dikemukakan oleh Engel, Blackwell dan Miniard (1994: 3) yaitu “perilaku konsumen adalah tindakan yang terlibat dalam mendapatkkan mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan ini”. Selanjutnya Notoatmodjo (1997: 127) menjelaskan tentang adanya hubungan antara pengetahuan dan perilaku dalam teorinya yaitu “terbentuknya suatu perilaku dimulai pada pengetahuan, dalam arti seseorang tahu terlebih dahulu terhadap perangsang (stimulus) yang berupa materi atau objek di luarnya. Sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada seseorang tersebut, dan selanjutya akan menimbulkan perilaku berupa tindakan terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau objek tadi”.

Perilaku dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern, seperti yang diungkapkan oleh Sunaryo (2004) bahwa “faktor intern yang berasal dari dalam individu sendiri untuk menerima, mengolah dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar serta menentukan mana yang akan diterima atau tidak diterima, faktor ekstern yang berasal dari luar diri individu berupa stimulus untuk mengubah dan membentuk perilaku”.

Berdasarkan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku konsumsi, sedangkan perilaku dipengaruhi oleh dua faktor yaitu intern dan ekstern yang sama- sama memiliki pola pembentukan terhadap perilaku seseorang. Hal ini menguatkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

(18)

pengetahuan mengenai makanan cepat saji (fast food) dengan perilaku konsumsi fast food pada siswa SMA Pembangunan Laboratorium UNP.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa ada perilaku konsumsi yang kurang baik ini disebabkan oleh adanya pengaruh-pengaaruh intern yang berasal dari dalam diri siswa yaitu pengetahuan, persepsi, emosi serta motivasi mengenai makanan cepat saji (fast food). Kemudian pengaruh lainnya yaitu ekstern yang berasal dari lingkungan seperti keluarga, teman sebaya dan media massa. Hal ini sesuai dengan karakteristik sampel penelitian yang merupakan remaja berusia antara 15-17 tahun yang secara perkembanganya cepat menerima pengaruh dari lingkungan terutama teman sebaya.

D. Simpulan dan Saran 1. Simpulan

Pengetahuan siswa mengenai makanan cepat saji (fast food) yaitu defenisi fast food, penggolongan fast food, kadungan zat makanan dalam fast food serta bahaya mengkonsumsi fast food diperoleh tingkat pencapaian responden sebesar 59% dengan kategori rendah. Perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast food) siswa berdasarkan faktor intern dan faktor ekstern diperoleh tingkat pencapaian responden sebesar 81%

dengan kategori tinggi. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa terdapat hubungan antara variabel (X) pengetahuan mengenai makanan cepat saji (fast food) dengan variabel (Y) perilaku konsumsi makanan cepat saji (fast

(19)

food), besarnya koefisien korelasi yaitu 0,615 yang menyatakan kedua variabel berhubungan kuat.

2. Saran

Kepada pihak sekolah khususnya guru untuk dapat memberikan atau berbagi informasi dan pengetahuan kepada siswa mengenai makanan yang akan dikonsumsi serta bahaya dari zat sintetis bahan tambahan makanan melalui mata pelajaran yang terkait maupun diluar pelajaran.

Kepada siswa SMA Pembangunan Laboratotium UNP agar lebih selektif lagi dalam memilih dan mengkonsumsi makanan yang lebih sehat yang dapat menunjang kebutuhan remaja untuk masa pertumbuhan dan perkembangan serta mengurangi mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food). Remaja juga dituntut untuk lebih kritis dalam mencari informasi mengenai makanan yang akan dikonsumsi. Siswa sebagai remaja sebaiknya dapat belajar lebih menyukai dan mulai mencintai makanan tradisional agar keberadaannya tidak tergeser dengan menjamurnya resatoran fast food.

Kepada peneliti lainnya untuk dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan kajian melakukan penelitian yang relevan mengenai faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi konsumsi makanan cepat saji (fast food).

Catatan: artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dra. Winerlis Syarif, M.Pd dan Pembimbing II Dra. Ira Meirina Chair, M.Pd.

Daftar Pustaka

(20)

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT.Rineka Cipta

Engel, James F, Roger D. Blackwell and Paul W. Miniard. 1994. Prilaku Konsumen. Jilid 1. Edisi keenam. Jakarta:Binarupa Aksara Engel, James F, Roger D. Blackwell and Paul W. Miniard. 1995. Prilaku

Konsumen. Jilid 2. Edisi keenam. Jakarta:Binarupa Aksara Khomsan, Ali. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta:PT.Raja

Grafindo Persada.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:PT. Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta:PT. Rineka

Cipta

Ramadhani, Yugi. 2005. Analisis Proses Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Makanan Siap Saji di Kentucky Fried Chicken Cabang Padjajaran, Bogor dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran.

http://repository.ipb.ac.id. Diunduh Tgl 15 Maret 2013 Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung:Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung:Alfabeta.

Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta:Bumi Aksara.

Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. EGC:Jakarta

Wana, Anita. 2011. Kebiasaan Konsumsi Makanan Siap saji (Fast Food) Modern Mahasiswa Tata Boga Jurusan Kesejahteraan Keluarga FT UNP.

Skripsi. Padang:FT-UNP

Referensi

Dokumen terkait

B.E.2551 Case Control Study Locations Keyword The Alcoholic Drinks Control Student Pol.Sen.Sgt.Maj.Yuttapol Boonkerd Independent Study Advisor Assistant Professor Prateep Tabattanon

[r]