Bagus Syahputra dan Mohammad Saleh
Aspek Hukum Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
VariaVirdania Virdaus
Ambiguitas Dalam Judul Dongeng Anak
Muchamad Arif dan Nopitasari
Pengaruh Penggunaan Boneka Tangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak Usia Dini
Yayuk Setyawati, Firsta Bagus Sugiharto, Rok Jalal Rosyana, Bagus Cahyanto, Titis Angga Rini, dan Ali Yusuf
Pengaruh MBKM Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa
Ummi Masrufah Maulidiyah dan Andini Dwi Arumsari
Penggunaan Youtube Sebagai Media Pembelajaran Dalam Persiapan Siswa Menghadapi Dunia Kerja
ASPEK HUKUM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Bagus Syahputra1 dan Mohammad Saleh2 Universitas Narotama
[email protected]1 [email protected]2
ABSTRAK
Degradasi moral yg terjadi pada Indonesia menyebabkan maraknya masalah korupsi. Salah satu bentuk pencegahan efektif diberikan pada anak pra sekolah melalui jalur pendidikan antikorupsi menggunakan menanamkan nilai-nilai moral semenjak awal, mengingat tumbuh kembang anak yg sangat krusial buat kehidupan dimasa yg akan datang. Riset ini bertujuan untuk mendeskripsikan penanaman nilai anti korupsi pada anak pra sekolah menggunakan jajak pustaka yang diambil menurut beberapa asal primer berupa kitab cerita Tunas Integritas yang diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Subyek penelitian berupa kitab cerita Tunas Integritas terbitan KPK, penelitian ini berjenis kualitatif, pengumpulan data melalui teknik dokumentasi, dan dianalisis menggunakan naratif analisis isi kitab cerita Tunas Integritas terbitan KPK. Hasil penelitian ini mendeskripsikan sembilan poin pembelajaran anti korupsi dalam anak pra sekolah yaitu perhatian, tanggung jawab, kedisiplinan, kesederhanaan, kejujuran, kemandirian, keberanian, keadilan, & kerja keras.
Kata kunci : Aspek hukum, Korupsi, Lembaga Pendidikan, AUD
ABSTRACT
The moral degradation that has occurred in Indonesia has led to widespread corruption problems. One form of effective prevention is given to pre-school children through anti- corruption education by instilling moral values from the start, considering the growth and development of children which is very crucial for life in the future. This research aims to describe the instillation of anti-corruption values in pre-school children using a poll taken from several primary sources in the form of the story book Tunas Integrity published by the Corruption Eradication Commission (KPK). The subject of the research was the Tunas Integrity story book published by the KPK, this research was qualitative, collected data through documentation techniques, and analyzed using a narrative analysis of the contents of the Tunas Integrity story book published by the KPK. The results of this study describe nine points of anti-corruption learning in pre-school children, namely attention, responsibility, discipline, simplicity, honesty, independence, courage, justice, & hard work.
Key word: Legal aspects, Corruption, Educational Institutions, toodler
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah tumpuan asa bagi pengikatan kualitas asal daya insan. Proses pendidikan dievaluasi menjadi bisnis buat menaruh segala nilai kebatinan, yg terdapat pada hayati masyarakat yg berkebudayaan, pada setiap turunan baru (penyerahan kultur), tidak hanya berupa ‘pemeliharaan’, namun jua menggunakan maksud ‘memajukan’ dan
‘mempertahankan’ kebudayaan, menuju ke arah keluhuran hayati kemanusiaan.
Negara Republik Indonesia mengama-natkan bahwa keliru satu tujuan bernegara merupakan mencerdaskan kehidupan bangsa mewujudkan kesejahteraan umum. Sistem Pendidikan Nasional mengungkapkan pendi- dikan merupakan bisnis yg terukur, bersiklus &
sistematis pada rangka menghadirkan proses belajar & pembelajaran supaya murid aktif buat menggali potensi pada dirinya supaya mempunyai nilai spiritual religius, kontrol diri, konduite baik, kecerdasan emosial & intelektual, dan keahlian yg berguna buat dirinya &
warga .
Amanah Undang-Undang akhir-akhir ini telah mulai salah tujuan & kehilangan visinya, kepribadian bangsa Indonesia pada era milenia kini sudah mengalami kemeroso- tan yg pesat, nilai senang tolong menolong, mengatakan jujur, ramah tamah terhadap sesama insan acapkalikali disalah artikan buat sesuatu hal yg merugikan bagi negara keliru satunya menggunakan adanya perkara korupsi yg merajalela (Priyono, 2018).
Perseteruan yg sedang melanda bangsa Indonesia kini merupakan perkara tindak kejahatan korupsi yg sangat memprihatinkan. Korupsi sangat kental menggunakan kesejarahannya. Perilaku korupsi diprediksi ada semenjak insan terbentuk sebagai sebuah warga yg terorganisir pada kehidupan pada dunia. Paling tidak, korupsi sudah membudaya semenjak ribuan tahun sebelum masehi. Sejarah korupsi pada Indonesia terjadi semenjak era kolonia belanda juga era prakolonia belanda. Sejarah mencatat bahwa korupsi telah menyeruak kepermukaan menggunakan banyak sekali faktor penyebab (Effendi, 2019).
Kata corrupt diuraikan menjadi “someone who is corrupt behaves in away that is morally wrong, especially by doing dishonesty or illegal things in return for money or power”. Wordnet Priceton Education menyebutkan korupsi merupakan “look og integrity or honesty (especially susceptibility t bribery); use of a position of trust for dishonest gain”
(Sukiyat, 2020). Sementara Brooks menaruh pengertian korupsi pada (Mukodi & Afid, 2014)
“Dengan sengaja melakukan kesalahan atau melalaikan tugas yg diketahui menjadi kewajiban, atau tanpa hak memakai yg sedikit poly bersifat pribadi”.
Lima tindakan yg mampu dikatakan korupsi antara lain merupakan pencurian, penipuan menggunakan tidak adanya transparasi, penggelapan dana, manipulasi data, &
favouritism pilih kasih Sedangkan bentuk lain berdasarkan aktivitas korupsi merupakan nepotisme, penyalah gunaan kekuasaan yg menguntu- ngkan pribadi (Burki, 2019).
Catatan Indonesia Corruption Watch (ICW) menginformasikan perkara korupsi selama enam bulan pada tahun 2014 negara mengalami kerugian sebesar Rp. 3,7 triliun lantaran korupsi yg dilakukan sang forum legistalif & eksekutif berdasarkan wilayah sampai pusat. (Republika, 2015). Catatan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) selama 11 tahun (2004-2015) melakukan inspeksi sebesar 684 perkara dugaan korupsi, 419 perkara masuk termin pencarian barang bukti, 326 perkara korupsi dilimpahkan ke Pengadilan Negeri, 287 perkara proses banding & diputuskan bersalah sebesar 300 perkara (KPK, 2015).
Pada tahun 2018 tercacatat Indonesia berada diurutan ke 89 berdasarkan 180 negara yg terjadi perkara korupsi (Effendi, 2019), menggunakan jumlah perkara 164 dilakukan penyidikan, 151 perkara penuntutan penggela- pan dana, & 219 perkara tercatat bersalah (Miharja, 2020).
LANDASAN TEORI
Indonesia adalah negara aturan yg mempunyai lebih menurut 30.000 anggaran aturan yg berlaku ketika ini. Akan namun, aturan pada Indonesia seolah-olah tidak bertaring ketika menghadapi perseteruan korupsi. Korupsi menjadi suatu kejahatan atau tindak pidana yg luar biasa sudah sedemikian mengakar pada negeri ini. Badan anti-korupsi dunia yg berkantor pada Berlin (Transparency Internasional), pada tahun 2017 mengeluarkan laporan tahunan atas output upaya pemberantasan korupsi yg dilakukan 176 negara selama setahun terakhir.
Indeks Persepsi Korupsi ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke 90 menggunakan skor 37.
Indeks Persepsi Korupsi yg dikeluarkan Transparency Internasional berdasarkan dalam survei & laporan mengenai bagaimana pandangan pebisnis & ahli pemerintah terhadap korupsi pada sektor publik. Indeks itu memakai skala 0-100, dimana 0 merupakan skor buat negara menggunakan taraf korupsi terburuk & 100 buat negara yg paling higienis menurut korupsi.1 Skor yg diperoleh sang Indonesia menurut output survei tadi memberitahuakn bahwa korupsi masih relatif tinggi pada Indonesia. Tetapi ternyata, meskipun diketahui bahwa perkembangan korupsi pada Indonesia masih tergolong tinggi, pemberantasannya masih sangat lamban. Romli Atmasasmita pada Ridwan menyatakan bahwa korupsi yg terdapat pada Indonesia adalah virus flu yg menyebar ke semua tubuh pemerintaha sejak tahun 1960-an,
& langkah-langkah
pemberantasannya pun masih tersendat-sendat hingga kini Abdullah Hehamahua pada Ermansjah Djaja mengemukakan bahwa korupsi pada Indonesia telah tergolong extra- ordinary crimes lantaran sudah merusak, tidak saja keuangan negara & potensi ekonomi negara, namun jua sudah meluluhlantakkan pilar-pilar sosio-budaya, moral, politik, & tatanan aturan & keamanan nasional. Oleh lantaran itu, pola pemberantasannya tidak mampu hanya sang instansi eksklusif & tidak mampu jua menggunakan pendekatan parsial. Ia wajib dilakukan secara komprehensif & bersama-sama, sang penegak aturan, forum masyarakat, & individu anggota masyarakat.
Dampak negatif yg disebabkan sang tindak pidana korupsi bisa mendistorsi banyak sekali kehidupan berbangsa & bernegara menurut suatu negara, bahkan jua terhadap kehidupan antar negara. Andi Hamza pada La Sina menyatakan bahwa korupsi asal menurut bahasa latin “corruptio” atau “corruptus”, yg lalu timbul pada bahasa Inggris, Perancis
“corruption”, bahasa Belanda “corruptie” yg lalu timbul juga pada bahasan Indonesia
“korupsi”. Jika kita merujuk dalam kamus-kamus Indonesia-Inggris juga yg Inggris- Indonesia, akan didapati bahwa arti istilah korupsi itu artinya busuk, buruk, bejat, bisa disogok, senang disuap.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini berupa kualitatif, menggunakan menekankan inovasi gagasan, pendapat, teori, dalil & surat keterangan yg dipakai guna menganalisis dan memecahkan perseteruan korupsi pada Indonesia. Basis informasi riset ini mengacu metodelogi kajian literatur bacaan, keunikan & kekhasan anak adalah akar & kebutuhan buat berkomunikasi sekaligus cara buat menampakan kehadiran personalnya.Sumber data terdiri atas data utama yg dipakai peniti merupakan kitab yg diterbitkan sang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada cerita Tunas Integritas, & data skunder.
Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, metode analisis isi adalah pilihan primer peneliti pada riset ini, Penulis memfokuskan memakai 2 jenis kajian ketajaman konten memakai analisis isi & kajian ketajaman konten yg tersirat.
Analisis isi adalah kajian metode penelitian ini yg tersaji pada bentuk kompendium buat mendeskripsikan inti sari output juga ilham utama penelitian secara ilmiah, teratur &
kuantitatif mengenai konten yg saling berhubungan. Kajian ketajaman konten tersirat, peneliti memakai statistik naratif yg menguraikan makna berdasarkan narasi konten tadi menggunakan memilih catatan penilaian subjek penelitian secara keseluruhan.
Kajian penelitian ini membahas penuh isi karakter yg terselip dalam bahasan & uraian primer pada naskah kitab cerita Tunas Integritas yg diterbitkan sang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sejumlah utama isi bahasan berdasarkan fitur, rubrikasi & uraian materi dan nilai kemanusian terkan- dung didalam kitab cerita tadi
HASIL DAN DISKUSI
Berdasarkan tujuan berdasarkan penelitian ini akan membahas konsep pendidikan anti- korupsi anak usia dini yg tertuang pada kitab dongeng berjudul Tunas Integritas yg diterbitakan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) berhubungan menggunakan Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat ini ditulis sang Forum Bacaan Anak (FBA). Buku dongeng Tunas Integritas adalah media pembelajaran yg bisa dipakai menjadi serangkaian upaya awal yg dilakukan secara terus menerus sampai ke jenjang pendidikan berikutnya menggunakan tujuan buat menginternalisasi & membentuk karakter antikorupsi pada anak semenjak dini.
Tunas Integritas merupakan simbol anak berintegritas, anak-anak yg meyakini 9 nilai antikorupsi yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab, adil, berani, mandiri, kerja keras, &
sederhana. Nilai-nilai ini yg berdasarkan KPK jika ditumbuhkan berdasarkan diri anak Indonesia maka generasi nanti akan lebih tahan terhadap penyakit korupsi. Buku dongeng Tunas Integritas yg diterbitkan sang KPK berdasarkan penulis lebih didominasi sang gambar
& warna. Buku dongeng Tunas Integritas mengeluarkan kitab sebesar 4 edisi menggunakan tema & perbedaan makna yg berbeda-beda, kitab terbitan pertama & kedua, masih ada poly gambar fauna yaitu, monyet, kambing, sapi, kelinci, ayam, burung, kucing, & kehidupan dibawah laut.
Menurut penulis ini adalah proses pembelajaran pada anak buat mengenalkan jenis-jenis fauna yg terdapat pada Indonesia. Pada usia ini rasa ingin memahami anak semakin semakin tinggi & anak akan selalu bertanya dalam gambar yg baru anak lihat. Buku terbitan ketiga hingga menggunakan keenam mengilustrasikan misalnya gambar kerajaan, gambar sebuah kota yg higienis & tertib, sekempulan serangga, tamu berdasarkan luar angkasa, gambar mainan anak (mobil, robot-robotan & lainnya). Gambar-gambar yg berada didalam kitab menambah khayalan anak sebagai akibatnya bisa memicu gairah anak pada membaca.
Penyajian teks & judul pada setiap edisi kitab Tunas Integritas mempunyai susunan kalimat yg bervariasi baik panjang juga pendek.
Analisis pada penelitian ini fokus pada uraian materi & gambar, didalam kitab ditemukannya pembelajaran antikorupsi yakni kepedulian, tanggung jawab, kedisiplinan, kesederhanaan, keterbukaan, kemandirian, keberanian, keadilan, dan kerja keras.
Pertama adalah nilai kepedulian. Sikap peduli mempunyai kiprah yg sangat krusial bagi siswa prasekolah usia 3-6 tahun buat menjalankan kelangsungan hayati pada lingkungan sekolah &
masyarakat. Sikap peduli tak jarang dikaitkan menggunakan rasa berempati & keinginan buat membantu orang lain. Kasus korupsi pada Indonesia telah sebagai tradisi & budaya yg sukar dipulihkan. Untuk menuntaskan permasa- huma ini tidak relatif menggunakan
melakukan tindakan represif, akan namun menggunakan me- numbuhkan kepedulian melawan korupsi & menanamkan nilai-nilai etika moral bermasyarakat bisa dilakukan menjadi tindakan preventif pada masalah korupsi (Sukiyat, 2020).
Menurut Mulyasa, 2014 majemuk tindakan menurut nilai kepedulian bisa dila- kukan anak pra sekolah menggunakan mengikuti proses pembelajaran, mentaati semua rapikan tertib yg berlaku disekolah juga dimasyarakat. Salah satu model perilaku kepedulian anak menggunakan menaruh rasa afeksi baik terhadap manusia, binatang, & alam.
Kedua adalah nilai tanggung jawab. Sikap & konduite seorang buat melaksanakan tugas &
kewajiban, yg seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, & budaya), negara & Tuhan Yang Maha Esa adalah pengertian berdasarkan tanggung jawab. Peserta didik mempunyai kewajiban & komitmen buat membentuk bangsa dimasa sekarang & masa depan menggunakan cara belajar bersunguh-sungguh, mengerjakan tugas yg diberikan pengajar menggunakan penuh tanggung jawab, sukses & berhasil pada sekolah
& menunaikan jujur & agama yg diberikan kepadanya. (Nanang & Romie, 2011).
Maraknya masalah korupsi pada Indonesia mencerminkan adanya ketidakseriusan pada menjalankan jujur yg sudah dipercaya. Pentingnya menanamkan perilaku bertanggung jawab pada konteks pendidikan antikorupsi anak usia dini. Berani berbuat berani bertanggung jawab. Orang tua mempunyai peranan yg sangat krusial terhadapa perilaku tanggung jawab dalam anak. Dengan menaruh anak tanggung jawab berarti menaruh stimulus pada anak buat bersikap jujur. Salah satu model yg bisa diterapkan menggunakan meminta anak buat merapikan pulang mainannya
Ketiga adalah nilai kedisiplinan Tindakan yg memberitahuakn perilaku patuh & tertib dalam rapikan tertib & peraturan adalah bentuk kedisiplinan. Tata tertib pada sekolah atau madrsah wajib ditaati sang seluruh perserta didik, sebagai akibatnya tingkah laris anak didik sinkron menggunakan nilai disiplin sekolah yg berguna bagi kehidupan siswa pada bermasyarakat.
Kedisiplinan mempunyai peranan yg sangat penting. Kedi- siplin memberi anak rasa tentram, tenang sebagai akibatnya anak sanggup membedakan mengenai apa yg baik & apa tidak baik.
Prinsip dasarnya disiplin adalah perilaku diri pada mentaati system yg sudah disepakati sang diri sendiri juga kesepa- katan yg sudah disepakati secara generik. Disiplin menitik beratkan dalam seorang buat bersikap merdeka pada memilih perilaku, merogoh keputusan, memilik orientasi hayati menurut kebiasaan yg berlaku. Rasa bersalah & rasa memalukan dampak menurut konduite yg menyimpang bisa diatasi menggunakan bersikap disiplin. (Mukodi &
Afid, 2014).
Unsur primer disilpin merupakan peraturan, fungsi peraturan merupakan memperkenalkan pada anak konduite yg sudah disepakati sang famili & warga . Fungsi peraturan merupakan membatasi insan buat berperilaku yg menyimpang menurut kebiasaan generik warga . Langkah-langkah preventif yg bisa dilakukan sang sekolah buat menegakkan disiplin bagi anak didik merupakan Menumbuhkan pola pikir siswa menggunakan memberikan pemahaman mengenai konsep dasar disiplin. 2) Menumbuhkan & membuatkan pemahaman siswa mengenai manfaat mematuhi aturan pada berkegiatan. 3) Menumbuhkan & mengem- bangkan kapasitas anak didik pada menyesuaikan diri diri menggunakan warga lebih kurang secara sehat (Masnipal, 2013)
Keempat adalah nilai kesederhanaan. Kesederhanaan ditunjukkan dalam tingkah laris yg bersahaja, hemat, lugas, mempunyai sifat rendah hati, Perkembangan teknologi yg kian tidak terbendung berpengaruh dalam gaya hayati siswa sekarang. Gadget telah tidak sebagai barang glamor bagi sebagian siswa. Dengan syarat ini, gaya hayati sederhana usahakan perlu dikembangkan kebutuhan, sinkron menggunakan syarat ekonomi orang tua.
Indikator krusial menurut perilaku hayati sederhana merupakan menjalin interaksi yg baik antara siswa. Pola hayati sederhana bisa menghindari menurut perilaku iri & dengki pada bermasyarakat, menghindari cita-cita seorang buat bersikap berlebihan. Peserta didik bisa menerapkan prinsip hayati sederhana sinkron menggunakan keperluan, sebagai akibatnya menghidari menurut konduite boros.
Kelima adalah nilai keterbukaan. Jujur diartikan menjadi lurus hati, tidak bohong, mengatakan apa adanya, tidak curang menggunakan mengikuti anggaran yg berlaku, lapang dada & lapang dada adalah definisi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Indikator pada konduite amanah merupakan bisa dipercaya, selaras antara konduite & perkataan.Wujud kejujuran menurut (Yunahar Ilyas pada Al-Rasyid, 2017), terdiri atas empat perilaku pertama kejujuran pada perkataan, siswa wajib mengatakan yg benar, amanah menaruh informasi, menjawab pertanyaan, melarang & memerintah apapun yg lainnya. Sikap amanah akan melahirkan agama ditengah- tengah siswa & lingkungan.
Teori Jean Piaget menyebutkan perkembangan moral anak usia 4 hingga 7 tahun masuk dalam fase moralitas tidak sejenis Anak beranggapan bahwa kejujuran & anggaran merupakan aturan global yg tidak mampu digantikan, & tidak dikendalikan sang orang lain dikarenakan anak mini adalah moralis yg tidak sejenis, anak menilai kebenaran atau keburukan, baik atau galat suatu tindakan menurut konsekuensinya, bukan niat berdasarkan pelaku (Soetjiningsih, 2018). Nilai kejujuran yg diceritakan pada kitab dongeng Tunas Integritas lebih poly diawali sang ketakutan atau keraguan anak pada bersikap amanah, tetapi hati nurani mempunyai peranan yg sangat krusial pada memberi teguran secara internal jika anak menyimpang berdasarkan perbuatan yg lurus sehingga akhirnya anak membicarakan kejujurannya.
Keenam adalah nilai kemandirian. Sikap mandiri ialah usaha peserta didik dalam kematangan berfikir dan bertindak secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya. Bentuk sikap kemandirian dapat diwujudkan oleh peserta didik dalam mengerjakan tugas sekolah sehingga siswa tidak tergantung dengan orang tua pada pelaksanaan tugas tersebut, melakukan kegiatan ekstra kulikuler seperti belajar menari, menyanyi dan prakarya, serta kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilaksanakan oleh sekolah seperti bakti sosial membersihkan lingkungan sekolah.
Keteladanan yang diajarkan oleh guru melahirkan siswa yang berperilaku mandiri.
Kemandirian peserta didik dibuktikan dengan kemampuannya dalam mengambil keputusan secara mandiri tanpa adanya interpensi dari orang lain. Kemandirian juga terlihat pada berkurangnya ketergantungan peserta didik terhadap guru diseko- lah/madrasah. Ketika jam kosong terjadi, bentuk kemandirian tersebut muncul dengan adanya diskusi atau belajar sendiri sesama peserta didik. Sikap mandiri dari peserta didik adalah kesadarannya untuk belajar secara bersama-sama. Prinsip kemandirian terlihat pada peserta didik yang memiliki kesadaran penuh bahwa belajar adalah tanggung jawabnya dan kewajiban yang harus
dilaksanakan tanpa rasa malas, sehingga belajar adalah proses yang menyenangkan dan menggembirakan
Ketujuh adalah nilai keberanian. Sikap berani merupakan mempunyai jiwa yg kuat, tidak gentar, bertanggung jawab, rasa percaya diri yg tinggi & pantang menyerah. Sikap amanah buat menyuarakan kebenaran merupakan kapital krusial buat melawan tindakan korupsi.
Keyakinan buat memper- juangkan kebenaraan wajib terus diperkuat pada diri siswa sebagai akibatnya pendiriannya tidak mudah goyah. Keberanian & keyakinan sebagai pondasi primer pada mengungkapkan kebenaran.
Kebenaran yg dilandasi menggunakan ilmu pengetahuan akan menumbuhkan rasa percaya diri terhadap diri sendiri. Pengetahuan yg mendalam mengakibatkan perasaan percaya diri pada diri sendiri. Penguasa terhadap perseteruan yg sedang dihadapi sebagai faktor terakhir menjadi kapital untul mengungkapkan pendapatnya tanpa terdapat keraguan. Guru juga pengajar perlu memupuk jiwa yg berani & kokoh dalam anak didik. Prinsip-prinsip keberanian bisa diajarkan pada anak didik melalui beberapa kebiasan antara lain memperjuangkan kebenaran, berani menyampaikan amanah & benar, berani bertanggung jawab atas perbuatannya, berani mengemukakan pendapat & bermusyawarah.
Kedelapan adalah nilai keadilan. Menunaikan hak-hak sesuai dengan kewajiban & kebutuhan merupakan pengertian menurut keadilan. Seorang pemimpin wajib bersikap adil terhadap setiap warga tanpa pandang bulu, harta & jabatan merupakan bagian menurut perilaku adil.
Seorang hakim pada saat menetapkan persoalan pada persidangan wajib juga bersikap adil.
Adil merupakan sesuai dengan porsi & kebutuhannya. Penegakan aturan wajib seadil-adilnya tidak boleh tak seimbang sebelah, atau bahkan aturan tidak berlaku untuk orang kaya namun aturan berlaku untuk orang miskin. Nilai keadilan wajib menyentuh seluruh elemen masyakakat sebagai akibatnya warga mencicipi efek menurut keadilan.
Harapan warga selalu bergantung dalam orang yg terdapat pada atasnya supaya selalu berbuat seadil-adilnya. Orang yg selalu bisa mengedepankan keadilan maka dianggap orang yg arif & bijaksana, yakni orang yg sanggup menempatkan dirinya sinkron menggunakan porsinya. Orang yg arif & bijaksana menyadari benar bahwa kehidupan pada global ini tidak terlepas menurut 2 nilai misalnya baik & buruk, laba & rugi, & sebagainya.
Kesembilan adalah nilai kerja keras. Upaya bersungguh-benar-benar pada menjalankan tugas menggunakan sebaik-baiknya & mengatasi banyak sekali kendala belajar & tugas adalah definisi berdasarkan kerja keras. Etos kerja yg tinggi, disiplin pada bekerja merupakan pondasi primer buat meraih kesuksesan pada menjalani pekerjaan.
Bangsa yg maju merupakan bangsa yg mempunyai pandangan hidup kerja yg bertenaga sebagai akibatnya melahirkan manusia yg unggul & professional. Seseorang yg mempunyai pandangan hidup kerja yg bertenaga niscaya menerima output yg aporisma pada pekerjannya.
Peserta didik yg tekun pada belajar akan menerima output yg aporisma . Nilai kerja keras perlu dipupuk pada diri siswa sebagai akibatnya murid menyadari bahwa proses lebih krusial berdasarkan dalam output.
Metode yg paling mengagumkan pada menanamkan nilai-nilai karakter dalam anak merupakan melalui dongeng ataupun cerita, termasuk penanaman nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam siswa. Pesan-pesan moral bisa diajarkan pada siswa melalui bercerita,
banyak nilai-nilai yg mampu diajarkan pada perserta didik antara lain nilai religi, nilai karakter, nilai sosial & budaya yg penuh menggunakan kearifan.
Nilai pemahaman pembelajaran anti korupsi dalam usia pra sekolah bisa ditemukan pada kitab cerita Tunas Inte-gritas terbitan KPK. Buku dongeng ini bisa membantu anak pada proses pembentukan sebagai sosok anak yg berkarakter baik & pula inovasi jati diri anak.
Buku dongeng Tunas Integritas adalah sebuah media pendidikan yg krusial untuk orang tua, pengajar & anak. Banyaknya kitab dongeng yg tidak mendidik tersebar & dibaca sang masyarakat. Cerita pada kitab dongeng Tunas Integritas mengandung sisi imajinatif yg tinggi
& menaruh pengetahuan anak mengenai isi gambar yg terdapat didalamnya. Sesuai nilai antikorupsi yg ingin disebarkan pada kitab dongeng Tunas Integritas, kitab dongeng ini memuat karakter yg mengungkapkan benar, bertanggung jawab, mentaati peraturan, bersahaja, berani & adil. Bukan karakter yg memanfaatkan kepintarannya buat menipu &
membodohi orang lain.
KESIMPULAN
Ringkasan pembelajaran Anti Korupsi pada riset ini berupa penanaman sifat kasih sayang, ramah tamah terhadap sesama manusia, adanya keterbukaan, simpati, mentaati peraturan, independen, berkomitmen, bekerja keras, sifat bersahaja, berani, & adil adalah norma yg wajib diterapkan dalam siswa pra sekolah supaya membentuk eksklusif yg baik, bermoral, &
berkarakter ditimbulkan usia 3- 6 tahun otak anak mengalami perkembangan 80% lebih cepat dibandingkan menggunakan orang dewasa menjadi bentuk pencegahan (preventif) yg dilakukan dalam forum pendidikan TK, KB, TB.demi masa depan yg akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Rasyid, Harun. 2017. Fikih Korupsi: Analisis Politik Uang di Indonesia. Cetakan ke 2.
Jakarta. Kencana.
Burki, Talhah. 2019. Corruption is an “ignored pandemic” A new report documents how corruption ham- pers health care, particularly for infectious diseases. vol 19.
Online.www.thelancet.com/infecti on/ diakses tanggal 23 September 2021.
Effendi, Tholib. 2019. Buku Ajar: Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Surabaya.
Scopindo Media Pustaka.
Hayati, Aulia A dan Kurniawan Dede Tri. 2020. Dolanan Bocah Caruban Nagari Sebagai Upaya Pembi- naan Nilai Anti Korupsi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan. Vol 17 no 1. E-ISSN: 2541-1918.
Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Kasus Korupsi Indonesia. Online.
http://acch.kpk.go.id/ diakses tanggal 23 September 2021.
Masnipal. 2013. Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional. Jakarta. PT Gramedia.
Miharja, Marjan. 2020. Korupsi, Integritas & Hukum: Tantangan Regulasi di Indonesia.
Medan. Yayasan Kita Menulis.
Mukodi & Afid Burhanuddin. 2014. Pendidikan Anti Korupsi Rekon- struksi Interpretatif dan Aplikatif di Sekolah. Pacitan. LPPM Press.
Nanang & Romie. 2011. Pendidikan Anti Korupsi Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Hukum Kepegawaian.
Priyono, B Herry. 2018. Korupsi: Melacak Arti, Menyimak Implikasi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Soetjiningsih, Cristiana Hari. 2018. Seri Psikologi Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai Dengan Kanak-kanak Akhir.Cetakan Ke 3. Jakarta. Kencana.
Sukiyat. 2020. Teori & Praktik Pendidikan Anti Korupsi. Surabaya. CV Jakad Media Publishing.