• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS INDIVIDU: Resume Pertemuan ke VII Mata Kuliah Kebijakan Publik dan Aplikasi

N/A
N/A
Las Pemuda

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS INDIVIDU: Resume Pertemuan ke VII Mata Kuliah Kebijakan Publik dan Aplikasi"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS TADULAKO

TUGAS INDIVIDU

Resume Pertemuan ke VII Mata Kuliah Kebijakan Publik dan Aplikasi

Mata Kuliah

Kebijakan Publik dan Aplikasi

Disusun Oleh:

Wahyu Dwi Julianto B 102 23 015

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK PASCASARJANA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TADULAKO

2023

(2)

UNIVERSITAS TADULAKO

Kedaulatan negara adalah kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh suatu negara untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri secara bebas, tanpa campur tangan negara lain.

Kedaulatan negara dapat dibagi menjadi dua, yaitu kedaulatan internal (internal sow verign) dan kedaulatan eksternal (external sow verign). Perbedaan keduanya yaitu jika kedaulatan internal adalah kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh suatu negara untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri secara bebas di dalam wilayahnya, tanpa campur tangan negara lain, sedangkan kedaulatan eksternal adalah kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh suatu negara untuk berhubungan dengan negara lain secara bebas dan setara.

Kedaulatan negara merupakan hal yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan suatu negara. Tanpa kedaulatan, suatu negara akan menjadi negara boneka yang tunduk pada negara lain. Dalam mempertahankan kedaulatan negara, diperlukan upaya yang perlu dilakukan secara sinergis dan berkesinambungan dari berbagai aspek, yaitu dikenal dengan istilah IPOLEKSOSBUD-HANKAM (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan). Agar kedaulatan negara dapat terjaga dan terus berkembang sehingga terciptanya kedaulatan rakyat. Aspek ipolkesosbud-hankam dalam kedaulatan negara adalah sebagai berikut:

• Aspek ideologi, yaitu ideologi negara merupakan dasar untuk menentukan sistem pemerintahan, perekonomian, sosial, dan budaya. Ideologi negara yang kuat akan menjadi sumber kekuatan dan persatuan bangsa dalam mempertahankan kedaulatan negara;

• Aspek politik, yaitu sistem pemerintahan yang demokratis akan menjamin kebebasan dan hak asasi manusia. Kebebasan dan hak asasi manusia merupakan hal yang penting untuk menjamin kesejahteraan rakyat, yang merupakan salah satu pilar kedaulatan negara;

• Aspek ekonomi, yaitu perekonomian yang kuat akan menjadi sumber kekuatan untuk mempertahankan kedaulatan negara. Ekonomi yang kuat akan mendukung pembangunan nasional dan kesejahteraan rakyat, yang merupakan salah satu pilar kedaulatan negara;

• Aspek sosial, yaitu persatuan dan kesatuan bangsa merupakan hal yang penting untuk mempertahankan kedaulatan negara. Persatuan dan kesatuan bangsa akan menjadi kekuatan untuk menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun luar negeri;

• Aspek budaya, yaitu budaya bangsa merupakan identitas bangsa yang harus dilestarikan. Budaya bangsa yang kuat akan menjadi sumber kekuatan dan kebanggaan bangsa, yang merupakan salah satu pilar kedaulatan negara;

• Aspek pertahana dan keamanan, yaitu pertahanan dan keamanan negara yang kuat akan menjadi benteng untuk mempertahankan kedaulatan negara. Pertahanan dan keamanan negara yang kuat akan mampu menghadapi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.

Thomas Hobbes yang merupakan filsuf Inggris, dalam bukunya yang berjudul Leviathan (1651) mengemukakan teori “Homo Homini Lupus”. Teori tersebut pada dasarnya menggambarkan manusia satu akan menjadi serigala bagi manusia satu lainnya, jika tidak ada negara. Menurut Hobbes, manusia pada dasarnya memiliki keinginan dan nafsu yang tak terbatas. Keinginan dan nafsu ini lah yang akan selalu mendorong manusia untuk bersaing dan berkonflik satu sama lain sehingga menimbulkan rasa takut dan ketidakamanan bagi manusia.

Untuk menghindari konflik dan ketidakamanan tersebutlah, manusia kemudian membentuk negara. Hobbes berpendapat bahwa negara harus memiliki kekuasaan yang absolut agar dapat melindungi manusia dari konflik dan ketidakamanan.

(3)

UNIVERSITAS TADULAKO

Dalam mengatur dan menjamin kesejahtraan rakyatnya, negara perlu menciptakan suatu kebijakan public yang bersifat mengatur berupa hukum. Penciptaan Hukum dulunya bermula dari suatu kepercayaan (belive) yaitu keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakat. Keyakinan ini dapat berupa keyakinan agama, keyakinan moral, atau keyakinan sosial. Keyakinan ini dapat menjadi dasar bagi munculnya hukum. Setelah itu membentuk suatu kebiasaan (Habit) yaitu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat secara berulang- ulang. Lalu terbentuklah Folkways yaitu cara hidup masyarakat yang sudah tertanam dan diwariskan dari generasi ke generasi. Selanjutnya melahirkan hukum adat yang merupakan hukum yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat secara alami, hukum adat ini merupakan bentuk hukum yang paling awal yang ada dalam masyarakat. Pada akhirnya terciptalah hukum yang sebenarnya yang merupakan hukum yang dibuat oleh pemerintah dan diberlakukan secara umum. Hukum yang sebenarnya ini merupakan bentuk konkret dari pelaksanaan kedaulatan negara dalam mengurusi rakyatnya.

Sistem politik adalah keseluruhan dari interaksi-interaksi yang mengatur pembagian nilai-nilai secara autoritatif (berdasarkan wewenang) untuk dan atas nama masyarakat. David Easton, seorang ahli ilmu politik, mengemukakan teori Sistem Politik yang terdiri dari empat elemen utama, yaitu: input yang merupakan tuntutan dan dukungan yang diberikan oleh masyarakat kepada pemerintah; konversi yaitu proses transformasi input menjadi output oleh pemerintah; Output yaitu kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah untuk masyarakat;

hingga Umpan balik yaitu tanggapan masyarakat terhadap output yang dibuat oleh pemerintah.

Berdasarkan teori sistem politik Easton, sistem politik Indonesia dapat digambarkan dibawah ini

Input dalam sistem politik Indonesia terdiri dari tuntutan dan dukungan yang diberikan oleh masyarakat kepada pemerintah. Tuntutan masyarakat dapat berupa tuntutan material, seperti tuntutan akan kebutuhan dasar, atau tuntutan non-material, seperti tuntutan akan hak dan kebebasan. Dukungan masyarakat dapat berupa dukungan politik, seperti dukungan terhadap partai politik, atau dukungan ekonomi, seperti dukungan terhadap investasi. Konversi dalam sistem politik Indonesia dilakukan oleh lembaga-lembaga politik, seperti lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Lembaga legislatif berperan dalam membuat undang- undang, lembaga eksekutif berperan dalam melaksanakan undang-undang, dan lembaga yudikatif berperan dalam mengadili pelanggaran undang-undang.

Output dalam sistem politik Indonesia adalah kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah untuk masyarakat. Kebijakan publik tersebut dapat berupa kebijakan ekonomi, kebijakan sosial, kebijakan hukum, dan kebijakan pertahanan dan keamanan. Umpan balik dalam sistem politik Indonesia adalah tanggapan masyarakat terhadap output yang dibuat oleh pemerintah. Umpan balik tersebut dapat berupa dukungan, penolakan, atau kritik terhadap kebijakan pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait