• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MATA KULIAH RESUME SUMBER HUKUM ISLAM IJMA' DAN QIYAS PERTEMUAN KE-4, SABTU 30 OKTOBER 2023

N/A
N/A
MA Mansyaul Ulum

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS MATA KULIAH RESUME SUMBER HUKUM ISLAM IJMA' DAN QIYAS PERTEMUAN KE-4, SABTU 30 OKTOBER 2023"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH

RESUME SUMBER HUKUM ISLAM IJMA' DAN QIYAS PERTEMUAN KE-4, SABTU 30 OKTOBER 2023 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ushul Fiqh

Dosen Pengampu : A. Sya'roni, M.Pd.I

DISUSUN OLEH : NAMA : KHOLIFI NIM : 2281131880 KELAS : A 38

PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ) PAI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON TAHUN 2023

(2)

Ijma’

Pengertian

Ijma’ adalah Kesamaan pendapat para mujtahid untuk Nabi Muhammad saw.

setelah beliau wafat, pada suatu masa tertentu, tentang masalah tertentu.

Dari pengertian di atas dapatlah diketahui, bahwa kesepakatan orang-orang yang bukan mujtahid, sekalipun mereka alim atau kesepakatan orang-orang yang semasa dengan Nabi tidaklah disebut sebagai ijma.

Fungsi Ijma’ Sebagai Sumber Hukum Islam

Ijma mengacu pada konsensus para ulama atau pemuka agama dalam masalah hukum. Ijma diperoleh ketika para ulama setuju tentang interpretasi dan aplikasi hukum tertentu berdasarkan prinsip-prinsip Al-Quran dan Hadis. Ijma dianggap sebagai sumber hukum yang sah dan diterima dalam Islam, karena dianggap sebagai manifestasi dari kebijakan Allah yang terungkap melalui komunitas Muslim yang bijaksana dan berpengetahuan.

Macam-Macam Ijma’

1. Ijma‟ kauli/ijma‟ sharih, yaitu ijma‟ yang dikeluarkan oleh para mujtahid secara lisan maupun tulisan yang mengeluarkan persetujuannya atas pendapat mujtahid lain pada zamannya.

2. Ijma‟ sukuti/ijma‟ ghairul sharih, yaitu ijma‟ yang dikeluarkan oleh para mujtahid dengan cara diam, tidak mengeluarkan pendapatnya yang diartikan setuju atas pendapat mujtahid lainnya.

Sedangkan dalam tatanan ilmu yang lebih luas lagi, ijma‟ dibagi dalam beberapa macam:

1. Ijma‟ Ummah, yaitu kesepakatan seluruh mujtahid dalam suatu masalah pada suatu masa tertentu.

2. Ijma‟ Shahaby yaitu kesepakatan semua ulama sahabat dalam suatu masalah.

3. Ijma‟ Ahli Madinah, yaitu kesepakatan ulama-ulama Madinah dalam suatu masalah.

4. Ijma‟ Ahli Kufah, yaitu kesepakatan ulama-ulama Kufah dalam suatu masalah.

5. Ijma‟ Khalifah yang Empat, yaitu kesepakatan empat khalifah (Abu Bakar, Umar,

6. Utsman, dan Ali)

7. Ijma‟ Syaikhani, yaitu kesepakatan pendapat antara Abu Bakar dan Umar bin Khattab dalam suatu masalah.

8. Ijma‟ Ahli Bait, yaitu kesepakatan pendapat para ahli bait (keluarga Rasul) Qiyas

Pengertian Qiyas

Qiyas adalah menetapkan hukum sesuatu yang belum ada ketentuan hukumnya dalam nash dengan mempersamakan sesuatu yang telah ada status hukumnya dalam nash.

Macam-Macam Qiyas

1. qiyas aulawi, yakni mengqiyaskan sesuatu dengan sesuatu hukumnya telah ada, namun siatnya/illatnya lebih tinggi dari sifat hukum yang telah ada.

2. qiyas musawi, illat suatu hukum sama,

(3)

3. qiyas Dilalah, yakni menetapkan hukum karena ada persamaan dilalat al hukm 4. (penunjukkan hukumnya),

5. qiyas Syibh, yakni terjadinya keraguan dalam mngqiyaskan, ke asal mana illat ditujukan; kemudian harus ditentukan salah satunya dalam rangka penetapan hukum padanya.

Kedudukan Qiyas

Menurut para ulama kenamaan, bahwa qiyas itu merupakan hujjah syar‟iyyah terhadap hukum akal. Qiyas ini menduduki tingkat keempat hujjah syar‟i, sebab dalam suatu peristiwa bila tidak terdapat hukumnya berdasarkan nash, maka peristiwa itu disamakan dengan peristiwa lain yang memiliki kesamaan dan telah ada ketetapan hukumnya dalam nash.

Contoh Qiyas

Ashl (Pokok) : meminum minuman beralkohol.

Far'u (Cabang) : Ganja.

Hukum Ashal (Hukum Pokok): meminum minuman beralkohol haram.

Illat Hukumnya : mengubah keadaan mental seseorang dan dapat merusak kesehatan serta perilaku sosial.

Illat ini adalah kesamaan antara penggunaan minuman beralkohol dan penggunaan narkotika seperti ganja.

Referensi

Dokumen terkait

Menghubungkan persoalan yang tidak ada ketentuan hukumnya di dalam nash dengan sesuatu persoalan yang telah disebutkan oleh nash, karena keduanya terdapat persamaan ilat