• Tidak ada hasil yang ditemukan

waktu lama fermentasi dedak padi terhadap bobot

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "waktu lama fermentasi dedak padi terhadap bobot"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

WAKTU LAMA FERMENTASI DEDAK PADI TERHADAP BOBOT BADAN AKHIR DAN PERSENTASE KARKAS PADA AYAM BROILER

SKRIPSI

AYU LESTARI 45 15 035 013

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BOSOWA

MAKASSAR 2019

(2)

WAKTU LAMA FERMENTASI DEDAK PADI TERHADAP BOBOT BADAN AKHIR DAN PERSENTASE KARKAS PADA AYAM BROILER

SKRIPSI

OLEH

AYU LESTARI

45 15 035 013

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Makassar

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2019

(3)
(4)

ABSTRAK

AYU LESTARI. 45 15 035 013. (Waktu Lama Fermentasi Dedak Padi Terhadap Bobot Badan Akhir Dan Persentase Karkas Pada Ayam Broiler) Dibawah Bimbingan Asmawati Mudarsep Sebagai Pembimbing Utama dan Tati Murniati Sebagai Pembimbing Anggota.

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui pengaruh waktu lama fermentasi dedak sebagai pakan ayam broiler untuk meningkatkan bobot badan akhir dan persentase karkas, sedangkan Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi rujukan bagi peternak tentang manfaat pengunaan dedak padi yang difermentasi ke dalam pakan terhadap bobot badan akhir dan persentase karkas ayam broiler.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2019 di Kelurahan Paccerakang Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan DOC ayam pedaging sebanyak 96 ekor dan dipelihara selama 30 hari dengan petakan kandang sebanyak 16 dan masing-masing petak terdiri dari 6 ekor ayam broiler. Pakan yang digunakan pada umur 1 hari - 1 minggu menggunakan pakan butiran BP 11, selanjutnya umur 8 hari sampai panen diberikan pakan campuran yang terdiri dari jagung 50%, konsentrat 35% dan dedak 15% sesuai dengan perlakuan.

Data ini dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu arah dengan program SPSS 16.0.Hasil penelitian waktu lama fermentasi dedak padi terhadap bobot badan akhir dan persentase karkas pada ayam broiler menunjukkan bahwa tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pemberian dedak fermentasi menggunakan EM-4 kedalam pakan terhadap bobot badan akhir dan persentase karkas.

Kata kunci : Waktu lama fermentasi, Ayam broiler, Dedak padi, Bobot badan akhir dan Persenatse karkas.

(5)

KATA PENGANTAR يحرلا نمحرلا الله مسب

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan izin-Nya, karunia-Nya, dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, perkenankan penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Bosowa, khususnya:

 Ibu Dr. Ir. Asmawati, MP. sebagai Pembimbing Utama dan Ibu Dr. Ir. Tati Murniati, MP. sebagai Pembimbing Anggota dengan ketulusan hati telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan masukan-masukan yang sangat berguna bagi penulis selama penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

 Ayahanda Adi dan Ibunda Sumarni yang telah memberikan curahan hati, nasihat, motivasi dan yang terpenting adalah do’a kepada penulis sehingga penulis tabah dan tegar dalam menghadapi segala hambatan selama penulisan skripsi ini.

 Kakek dan Nenek tercinta B.Dg.Lulung dan Dg.Baji orang tua dari bapak penulis, Dg.Lawanna dan Dg. Labbi orang tua dari ibu penulis, yang tak henti-hentinya memberikan nasihat dan motivasinya kepada penulis skripsi ini.

(6)

 Terima kasih juga buat om dan tante Amiruddin dan Murtini, Mustahir dan Yuyun Kamarudin yang tak henti-hentinya memberi dukungan moral maupun moril kepada penulis.

 Ikmar, ST, Wiwi Pratiwi,S.St, Hamka Kamaruddin, S.Psi, Asrul S.Pt yang tak henti-hentinya memberi memotivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

 Seluruh dosen dan staf yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu dalam lingkungan Jurusan Peternakan khususnya dan fakultas Pertanian pada umumnya.

 Tempat penelitian yang bertempat di Kelurahan Paccerakang, Mangga Tiga Kota Makassar dari awal penelitian hingga selesai.

 Kelompok penelitian Muh.Syamsir, Hasdi dan Andi Adhe Dermawan yang membantu dan bersama-sama dari awal penelitian hingga selesai.

 Sahabat terbaikku Harnani, Nuraeni, Norhidaya dan teman-teman seangkatan 2015 jurusan peternakan yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu-persatu yang banyak memberi masukan dan dorongan kepada Penulis. Semoga persahabatan dan kebersamaan kita tidak akan pudar dan hilang ditelan zaman.

 Kepada Kakanda Alumni Peternakan kanda Dr. Ir. Syarifuddin, S.Pt, MP.

Kanda Azhar Zainuddin, S.Pt, Kanda Awal, S.Pt, kanda Muh. Syarif ,S.Pt, Kanda Budi setiawan, S.Pt, Kanda Hasrul Arwandi, S.Pt, Kanda Irma

(7)

Taqwin, S.Pt, kanda Asrul S.Pt, kanda Hasriadi Said S.Pt, kanda Herian S.Pt, kanda Sri Yunita Ramadani S.Pt, kanda Ahmad Yani S.Pt, kanda Dila Divya Larasati S.Pt dan kanda Andi Nasrullah S.Pt serta seluruh kakanda alumni yang tergabung dalam Ikatan Alumni Peternakan (IKAPET) Universitas Bosowa yang belum sempat saya sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu, membimbing, memotivasi saya dan senantiasa memberi masukan kepada saya terkait dengan akademik maupun dalam kelembagaan.

 Kepada kepala desa Bonto Rannu Kabupaten Bantaeng (DEBORA) bapak Abd.Kadir dg.La’lang, bu Desa, Iskandar Kadir, Imran Hidayatullah, Naila dg. Jintu dan sekeluarga, tempat KKN selama satu bulan dan teman- teman KKN DEBORA Squad.

 Kepada teman-teman di KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia)

 Seluruh rekan-rekan mahasiswa Fakultas Pertanian yang bergelut Di HMJ terkhusus Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMAPET), yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu-persatu yang banyak membantu Penulis dari awal hingga selesainya Skripsi ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan, maka saran dan pendapat yang sifatnya membangun penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata,

(8)

penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat dalam dunia pendidikan dan peternakan serta menjadi catatan amalan shaleh. Amin

Makassar, September 2019

Ayu Lestari

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PRASYARAT... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 4

D. Hipotesis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Ayam Broiler... 5

B. Pakan Ayam Broiler ... 6

C. Dedak Padi Sebagai Pakan Ternak ... 7

D. Fermentasi ... 9

E. Dedak fermentasi ... 10

F. EM-4 ... 12

G. Pertambahan Bobot Badan Akhir .. ... 13

H. Karkas ... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat ... 15

B. Materi Penelitian ... 15

C. Prosedur Penelitian ... 17

D. Perlakuan Penelitian ... 19

(10)

E. Parameter Penelitian ... 19 F. Analisis Data ... 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Bobot Badan Akhir ... 21 B. Persentase Karkas ... 23 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 27 B. Saran ... 27 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Tabel Kandungan Nutrisi Pakan Butiran BP11 ... 15

2. Tabel Kandungan Komposisi Pakan Campuran ... 16

3.

Tabel Kandungan Nutrisi Pakan Penelitian ... 17

4. Tabel Bobot Badan Akhir ... 21

5. Tabel Persentase Karkas ... 24

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Lampiran Bobot Badan Akhir ... 34 2. Lampiran Persentase Karkas... 37 3. Lampiran Kandungan Dedak Fermentasi Hasil analisis Laboratorium 39

(13)

DAFTAR GAMBAR

1. Pencampuran Pakan Basal ... 40 2. Proses Fermentasi ... 40 3. Hasil Fermentasi Dedak Padi Menggunakan EM-4 ... 41 4. Proses Penjemuran Dedak padi Fermentasi Menggunakan EM-4 .. 41 5. Pembagian Pakan Perlakuan... 42 6. Vaksin Tetes Mata ... 42

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan permintaan akan daging unggas juga meningkat. Hal ini karena harganya yang masih dapat dijangkau sebagian masyarakat. Usaha peternakan ayam merupakan pilihan yang paling tepat karena ayam broiler memiliki pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang efisien dan dapat dipotong pada usia relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaan lebih cepat dan efisien serta menghasilkan daging yang berkualitas baik (Zulfanita dkk, 2011). Tingkat konsumsi ayam pedaging cenderung selalu meningkat, konsumen lebih memilih daging unggas yang berkualitas, empuk, aroma yang sedap, serta berkadar protein tinggi dan kadar lemak yang rendah. Tentu hal ini memacu pada nutrisi unggas untuk mampu mencari alternatif aditif pakan yang berkualitas, tersedia secara cukup, mudah diperoleh, dan terbukti bermanfaat bagi ternak. Di Indonesia tersedia banyak alternatif bahan pakan hasil samping industri pertanian yang dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas daging unggas, seperti dedak padi (Danar, 2010).

Dedak padi merupakan salah satu hasil pertanian yang ketersediannya cukup banyak dan mudah untuk didapatkan. Selain harga dedak padi yang relatif murah, menjadi salah satu pertimbangan penggunaan dedak sebagai pakan ternak. Menurut Utami (2011), dedak

(15)

padi mengandung nutrisi bahan kering 88,93%, protein kasar 12,39%, serat kasar 12,95%, kalsium 0,09% dan posfor 1,07%.

Masalah utama dalam pemberian pakan dari hasil samping penggilingan padi yaitu dedak padi sebagai pakan ternak adalah rendahnya kandungan protein kasar dan tingginya kandungan serat kasar (Ali, 2005). Salah satu cara untuk meningkatkan nilai nutrisi dan kecernaan dedak padi serta aman penggunaannya melalui dengan cara biologis yaitu dengan teknik fermentasi, dengan tujuannya adalah untuk meningkatkan kandungan protein dan nilai kecernaannya.

Fermentasi merupakan salah satu teknologi pengolahan bahan makanan secara biologis yang melibatkan aktivitas mikroorganisme guna memperbaiki gizi bahan berkualitas rendah. Biasanya bahan produk fermentasi tahan disimpan lama. Fermentasi dapat meningkatkan kualitas nutrisi bahan pakan, karena pada proses fermentasi terjadi perubahan kimiawi senyawa-senyawa organik (karbohidrat, lemak, protein, serat kasar dan bahan organik lain) baik dalam keadaan aerob maupun anaerob, melalui kerja enzim yang dihasilkan mikroba. Menurut

(Sukaryana, 2011), Fermentasi juga dapat meningkatkan nilai kecernaan (Winarno, 2000), menambah rasa dan aroma, serta meningkatkan kandungan vitamin dan mineral (Pelczar dan Chan, 2007).

Proses fermentasi dapat meminimalkan pengaruh anti nutrisi dan meningkatkan kecernaan bahan pakan dengan kandungan serat kasar tinggi yang ada pada dedak padi. Metode fermentasi yang dapat

(16)

digunakan untuk menurunkan serat kasar pada dedak adalah fermentasi dengan menggunakan EM-4 (Sukaryana, 2011).

Efective microorganism-4 (EM-4) adalah suatu campuran mikroorganisme yang bermanfaat terutama mengandung bakteri fotosintetik, asam laktat, Actinomycetes, jamur, kapang dan ragi (Arifin, 2003). Struktur penyusun EM-4 merupakan mikroba yang menguntungkan, dapat bertahan dalam kondisi asam dengan Ph dibawah 3,5. Mikroba-mikroba ini mampu memberikan fungsi yang beraneka ragam yang dapat mempengaruhi budidaya peternakan, produksi panen dan perlindungan terhadap lingkungan. Metode fermentasi yang dapat digunakan untuk menurunkan serat kasar pada dedak adalah fermentasi dengan menggunakan EM-4. EM-4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan yaitu mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari asam laktat, bakteri fotosintetik, Actinomycetes sp. ,Streptomycertes sp.,ragi dan jamur pengurai sellulosa

(Awan, 2004).

Hasil uraian tersebut diatas menjadi dasar penelitian dengan berjudul: waktu lama fermentasi dedak padi terhadap bobot badan akhir dan persentase karkas ayam broiler.

B. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui pengaruh waktu lama fermentasi dedak sebagai pakan ayam broiler untuk meningkatkan bobot badan akhir dan persentase karkas.

(17)

C. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi rujukan bagi peternak tentang manfaat pengunaan dedak padi yang difermentasi ke dalam pakan terhadap bobot badan akhir dan persentase karkas ayam broiler.

D. Hipotesis

Diduga bahwa waktu lama fermentasi dedak yang berbeda ke dalam pakan dapat meningkatkan bobot badan akhir dan persentase karkas ayam broiler.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Ayam Broiler

Ayam domestik termasuk dalam spesies Gallus gallus tetapi terkadang ditujukan kepada Gallus domesticus. Ayam diklasifikasikan sebagai berikut :

Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Aves Superordo : Carinatae Ordo : Galliformes Famili : Phasianidae Genus : Gallus

Spesies : Gallus gallus

Ayam pedaging dikenal pada sejak tahun 1960-an ketika peternak mulai memeliharanya. Akan tetapi, ayam pedaging komersil seperti sekarang ini baru populer pada priode 1980-an. Ayam pedaging dipasarkan pada bobot hidup antara 1,3 -1,6 kg per ekor dipelihara selama 5-6 minggu, karena ayam pedaging yang terlalu berat sulit terjual (Syamsuryadi, 2013).

Broiler adalah ayam ras yang sengaja dibibitkan dan dikembangkan untuk menghasilkan daging yang cepat dibanding unggas lainnya.

Pertumbuhan broiler yang cepat perlu didukung dengan penyediaan zat-

(19)

zat makanan yang diperlukan. Pertumbuhan broiler dipengaruhi oleh konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum (Rasyaf, 2010). Daging ayam broiler dipilih sebagai salah satu alternatif, karena seperti yang telah diketahui bahwa broiler sangat efisien diproduksi. Jangka waktu 6-8 minggu ayam tersebut sanggup mencapai berat hidup 1,5 kg – 2 kg dan secara umum dapat memenuhi selera konsumen (Murtidjo, 2003).

Ayam broiler adalah ayam jantan dan betina yang memiliki sifat pertumbuhan/pertambahan berat badan yang cepat atau pada umur 8 minggu mencapai berat 2,1 kg serta efisien dalam menggunakan ransum dengan kadar energi tinggi. Pertumbuhan yang baik tergantung pada makanan, disamping tata laksana dan pencegahan penyakit. Bila kualitas maupun kuantitas makanan yang diberikan baik maka hasilnya juga baik.

Hasil akhir dari ayam broiler mencerminkan perilaku kita dalam memberikan makanan dan cara kita memelihara ayam (Anggorodi (1985) dalam Zulfanita (2011).

B. Pakan Ayam Broiler

Pakan adalah campuran berbagai macam bahan organik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi. Agar pertumbuhan dan produksi maksimal, jumlah kandungan zat-zat makanan yang diperlukan ternak harus memadai (Suprijatna, 2008). Pakan merupakan faktor yang paling banyak membutuhkan biaya dalam usaha

(20)

peternakan ayam pedaging, yaitu 60-70% dari seluruh biaya produksi (Budiansyah, 2010).

Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem adlibitum (selalu tersedia/tidak dibatasi) (Rudi, 2013).

Pakan unggas masih didominasi oleh jagung sebagai komponen terbesar dan masih bersaing dengan manusia, komponen lain yang umumnya digunakan sebagai pakan unggas adalah dedak. Dedak padi dihasilkan dari limbah penggilingan padi yang mempunyai potensi sebagai bahan pakan unggas dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, harganya murah dan ketersediaannya cukup banyak, namun penggunaannya sebagai pakan unggas memiliki beberapa keterbatasan karena kandungan serat kasarnya yang tinggi (Iskandar, 2002).

C. Dedak Padi Sebagai Pakan Ternak

Dedak padi merupakan bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses pemutihan beras. Dedak padi juga dapat digunakan sebagia bahan pakan ternak, karena mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, harganya relatif murah, mudah diperoleh dan penggunaannya tidak bersaing dengan manusia. Protein dedak berkisar antara 12-14%, lemak sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13% dan abu sekitar 9-12% (Murni dkk, 2008).

(21)

Dedak padi banyak digunakan secara luas oleh sebagian peternak.

Sebagai bahan pakan yang berasal dari limbah agroindustri. Dedak mempunyai potensi yang besar sebagai bahan pakan sumber energi bagi ternak. Kelemahan utama dadak padi adalah kandungan serat kasarnya yang tinggi, yaitu 13,0% dan adanya senyawa fitat yang dapat mengikat mineral dan protein sehingga sulit dimanfaatkan oleh enzim pencernaan.

Namun, dilihat dari kandungan proteinnya yang berkisar antara 12-13,5%, bahan pakan ini sangat diperhitungkan dalam penyusunan ransum unggas. Kelemahan lain pada dedak padi adalah kandungan asam aminonya rendah, demikian juga halnya dengan vitamin dan mineral (Rasyaf, 2004). Umumnya penggunaan dedak padi lebih dari 20% akan menghambat pertumbuhan karena adanya kandungan asam fitat dalam dedak padi yang berada dalam bentuk kompleks dengan protein, pektin, dan polisakarida bukan pati atau serat kasar sehingga protein dan fosfor sulit dicerna dan dimanfaatkan oleh ayam (Hanafi,2001).

Dedak juga mengadung serat kasar yamg tinggi, untuk menurunkan kadar serat kasarnya dapat dilakukan dengan fermentasi. Dedak yang difermentasi akan mempunyai nilai nutrisi yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena mikroorganisme yang ditambahkan pada saat fermentasi dapat memecah komponen yang lebih kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga lebih mudh dicerna. Fermentasi akan merombak struktur jaringan dinding sel, memutus ikatan lignoselulosa dan menurunkan kadar lignin (Rasyaf, 2002).

(22)

D. Fermentasi

Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa sederhana dengan melibatkan mikroorganisme. Tujuan fermentasi adalah untuk meningkatkan kandungan nutrisi suatu produk sehingga menjadi lebih baik, selain itu juga untuk menurunkan zat anti nutrisi. Teknologi fermentasi anaerob yang digunakan pada pengawetan dedak padi dapat dimanfaatkan starter bakteri asam laktat (BAL).

Penambahan bakteri asam laktat ini akan mempercepat proses fermentasi. Bakteri ini tidak bersifat patogen dan aman bagi kesehatan sehingga sering digunakan dalam industri pengawetan makanan dan minuman (Hardiningsih dkk., 2006).

Berbagai teknik pemrosesan dan pengolahan pakan, bersama dengan penambahan enzim eksogen adalah usaha yang telah dilakukan dan bertujuan untuk menurunkan jumlah fitat dalam pakan ternak. Metode pemrosesan secara fisik seperti perendaman, perkecambahan perebusan, pemasakan dan fermentasi merupakan metode yang umum dipakai untuk pemrosesan biji tanaman sereal, legum, dan oilseed plant. Metode – metode tersebut biasanya akan menurunkan kandungan asam fitat dan meningkatkan kelarutan unsur hara (Selle dan Ravindran, 2008).

Metode fermentasi adalah metode tradisional yang telah lama sekali digunakan karena teknologinya cukup sederhana, biaya yang murah dan mampu meningkatkan nilai nutrisi cukup besar. Perubahan tersebut meliputi tekstur, karakteristik organuleptik seperti rasa, aroma,

(23)

penampilan, konsistensi, peningkatan kualitas dan eliminasi anti nutrisi sebagian atau seluruhnya. Fermentasi bijian merupakan metode yang paling efektif untuk meningkatkan kecernaan protein dan karbohidrat serta ketersediaan mineral serta menurunkan tingkat anti nutrisi seperti asam fitat dan polifenol. Selain bijian, fermentasi juga dilakukan pada limbah bijian seperti bungkil kedelai.). Teknologi fermentasi biasanya memanfaatkan bakteri Aspergillus oryzae atau mikroba lainnya (Kiers dkk, 2000).

E. Dedak Fermentasi

Dedak padi merupakan bahan penyusun ransum unggas yang sangat populer, selain ketersediaanya melimpah, juga penggunaannya sampai saat ini belum bersaing dengan kebutuhan pangan dan harganya relatif murah dibandingkan dengan harga bahan pakan lain. Kandungan energi, protein, vitamin B dan beberapa mineral dalam dedak padi cukup tinggi, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa jumlah dedak padi yang dapat digunakan dalam susunan ransum unggas tidak lebih dari 20% (Hanafi, 2001).

Fermentasi merupakan aktifitas mikroba baik aerob dan aerob yang mampu mengubah senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa- senyawa sederhana. Bahan-bahan utama yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu proses fermentasi adalah sebagai jenis mikroba atau berbagai jenis enzim yang dihasilkan, sehinga terjadi perubahan kimia pada suatu substrat organik dengan menghasilkan produk tertentu

(24)

dan menyebabkan terjadinya perubahan sifat bahan tersebut ( Bidura et all, 2005, Thomas janardi, 2010, Sudiastra, 2001).

Fermentasi pakan dapat meningkatkan kandungan kandungan protein kasar, ADF dan NDF, Kandungan hemiselulosa menurun sedangkan tidak terjadi perubahan kandungan bahan kering. Dilaporkan juga fermentasi dapat meningkatkan nilai energi metabolisme karena terjadi peningkatan kecernaan pakan (Bidura dkk, 2008).

Umumnya fermentasi dedak padi dapat dilakukan dengan menggunakan ragi dan EM-4. Didalam dedak padi terdapat beberapa bahan seperti eleurone dan lapisan pericarp serta pecahan beras-beras kecil. Nutrien yang terdapat di dedak padi yang berkualitas baik antara lain komposisi kimia dedak padi cukup tinggi: protein 11,3-14,4%, lemak 15,019,7%, serat kasar 7,0-11,4%, karbohidrat 34,1-52,3% dan abu 6,6- 9,9% (Lubis dkk, 2002).

Salah satu substrat utama yang dipecah dalam proses fermentasi adalah karbohidrat, karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, pati, pektin, selulosa dan lignin. Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat tediri dari lima atau enam atom carbon (C), oligosakarida merupakan polimer dari 2–10 monosakarida, dan polisakarida merupakan polimer yang terdiri lebih dari 10 monomer monosakarida. Salah satu jenis polisakarida adalah pati yang banyak

(25)

terdapat dalam serealia dan umbi–umbian. Selama proses pematangan, kandungan pati berubah menjadi gula-gula pereduksi yang akan menimbulkan rasa manis (Winarno, 2002).

F. EM-4

EM-4 merupakan suatu tambahan untuk mengoptimalkan pemanfaatan zat-zat makanan karena bakteri yang terdapat dalam EM-4 dapat mencerna selulose, pati, gula, protein, lemak (Yacob, 2008).

Effective microorganism-4 (EM-4) adalah suatu campuran mikroorganisme

yang bermanfaat terutama mengandung bakteri fotosintetik, asam laktat, Actinomycetes, jamur, kapang dan ragi (Struktur penyusun EM-4) merupakan mikroba yang menguntungkan, dapat bertahan dalam kondisi asam dengan pH di bawah 3,5. Mikroba-mikroba ini mampu memberikan fungsi yang beranekaragam yang dapat mempengaruhi budidaya peternakan, produksi panen dan perlindungan terhadap lingkungan (Mairizal, 2013). EM-4 adalah salah satu jenis probiotik yang merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman dan ternak yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme penggunaan EM-4 dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan kualitas produksi tanaman dan ternak. EM-4 terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), khamir (Saccharomyces sp) serta Actinomycetes (Winedar dkk, 2006).

(26)

EM-4 dapat meningkatan konsumsi pakan dan meningkatan bobot badan (Soeharsono, 2002). EM-4 (Effective Microorganism-4) merupakan inokulan campuran mikroorganisme (lactobacillus, ragi, bakteri fotosintetik, actynomycetes, dan jamur pengurai selulosa) yang mampu mempercepat kematangan pupuk organik dalam proses composting atau dekomposisi bahan organik. Fermentasi bahan organik oleh mikroba EM-4 berlangsung pada kondisi semi aerob dan anaerob pada temperatur 40-50⁰C (Rachman, 2006).

G. Pertambahan Bobot Badan Akhir

Masa pertumbuhan, ayam harus memperoleh makanan yang banyak mengandung protein, zat ini berfungsi sebagai pembangun, pengganti sel yang rusak dan berguna untuk pembentukan telur.

Kebutuhan protein perhari ayam sedang bertumbuh dibagi menjadi tiga bentuk kebutuhan yaitu protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan, protein untuk hidup pokok dan protein untuk pertumbuhan bulu (Wahju, 2004).

Pertambahan bobot badan akan berpengaruh terhadap bobot badan akhir, banyak faktor yang memengaruhi pertambahan bobot badan.

Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan adalah jenis kelamin, energi metabolis ransum, kandungan protein ransum, dan lingkungan (Mulyatini, 2010).

(27)

H. Karkas

Karkas ayam broiler adalah bagian tubuh ayam yang disembelih lalu dibuang darah, kaki bagian bawah mulai tarsus metatarsus ke bawah, kepala, leher, serta dicabut bulu dan organ dalam kecuali paru-paru, jantung dan ginjal (Yao dkk, 2006). Karkas dihitung setelah dikeluarkan isi perut, kaki, leher, kepala, bulu, darah dan kualitas karkas juga ditentukan pada saat pemotongan (zuidhof., 2004).

Bobot karkas diperoleh dengan cara mengurangi bobot badan dengan darah, bulu, leher, kepala, shank dan organ dalam kecuali paru- paru dan ginjal (Santoso, 2000 dalam Irham, 2012)). Persentase karkas dapat digunakan sebagai ukuran untuk menilai produksi ternak daging (Abubakar dan Nataamijaya, 1999 dalam Irham, 2012).

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu danTempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2019 di Kelurahan Paccerakang Kota Makassar.

B. Materi Penelitian

Penelitian ini menggunakan DOC ayam pedaging sebanyak 96 ekor dan dipelihara selama 30 hari dengan petakan kandang sebanyak 16 dan masing-masing petak terdiri dari 6 ekor ayam broiler. Pakan yang digunakan pada umur 1 hari - 1 minggu menggunakan pakan butiran BP 11, selanjutnya umur 8 hari sampai panen diberikan pakan campuran yang terdiri dari jagung 50%, konsentrat 35% dan dedak 15% sesuai dengan perlakuan.

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pakan Butiran BP11

Nutrisi Jumlah max/min Jumlah %

Kadar Air Max 13.0%

Protein 21.0-23.0%

Lemak Min 5.0%

Serat Max 5.0%

Abu Max 7.0%

Calcium Min 0.90%

Phosphor Min 0.60%

Sumber: PT. Charoen Phokpand

(29)

Tabel 2. Kandungan Komposisi Pakan Campuran

Sumber :Wahyu (2004)

*Hasil Analisis Laboratorium Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Makassar, 30 April 2019)

**Cargil/Comfeed

***Wahyu (2004) Keterangan:

P0 : Dedak Tanpa Fermentasi

P1 : Dedak Fermentasi dengan lama fermentasi 7 hari P2 : Dedak Fermentasi dengan lama fermentasi 14 hari P3 : Dedak Fermentasi dengan lama fermentasi 21 hari

Kandungan Protein Perlakuan

Bahan pakan

Kandungan protein

P0 P1 P2 P3 Energi

Metabolisme

Jumlah Energi Metabolisme

Jagung*** 50 9 4,5 4,5 4,5 4,5 3258,3 1629,5

Konsentrat

**

35 39 13,65 13,65 13,65 13,65 2100 735

Dedak* 15 10,33 1,53 1,67 1,98 2,06 4248 637,2

Jumlah 100 19,68 19,82 20,13 20,21 3001,7

(30)

Tabel 3. Kandungan Nutrisi Pakan Penelitian No Kode

Sampel

Komposisi (%) Air Protein kasar Lemak

kasar

Serat kasar

BETN Abu

1 P0 10,33 10,23 7,83 23,07 45,58 13,29

2 P1 14,04 11,16 8,73 22,60 43,96 13,55

3 P2 16,07 13,24 8,41 20,28 44,12 13,95

4 P3 13,68 13,76 10,82 20,04 42,29 13,10

Sumber:Hasil Analisis Laboratorium Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Peralatan yang digunakan :

a. Kandang dan Perlengkapan

b. Timbangan Digital skala 25 kg (matrix) c. Lampu pijar

C. Prosedur Penelitian 1. Fermentasi Dedak

a. Siapkan 20 kg dedak dan EM-4 sebanyak 1 liter dan air bersih 10 liter.

b. Campurkan air bersih tersebut aduk sampai merata.

c. Campur larutan dengan dedak aduk hingga rata.

(31)

d. Masukkan hasil pencampuran ke kantong plastik dan tutup rapat jangan ada udara masuk.

e. Simpan pada suhu ruang dan tidak terkena sinar matahari langsung difermentasi selama 7 hari, 14 hari dan 21 hari.

f. Dedak yang sudah di fermentesi dikeringkan dengan cara di angin - anginkan

2. Proses Pemeliharaan

a. Sebelum anak ayam tiba maka kandang terlebih dahulu dilakukan sanitasi dan fumigasi

b. Lampu dinyalakan selama 24 jam

c. Sebelum DOC dibagi ke dalam petak kandang ayam tersebut diberikan air gula untuk energi yang hilang selama transportasi d. Anak ayam ditempatkan dalam petak kandang sebanyak 16 petak

kandang setiap kandang berisi 6 ekor ayam e. Pada hari ke - 4 dilakukan vaksinasi

f. Pakan ditimbang sebelum diberikan kepada ayam

g. Penimbangan berat badan dilakukan pada akhir penelitian sebagai berat badan akhir.

h. Pada akhir penelitian umur 30 hari dilakukan pemotongan ayam.

Ayam diambil 3 sampel per petak kandang. Sebelum ayam dipotong terlebih dahulu ditimbang sebagai data berat hidup/bobot akhir. Ayam dipotong melalui vena jugularis, selanjutnya dicelupkan ke dalam air panas dengan suhu 70-80°C. Bulu ayam

(32)

dicabut, kepala, kaki, dan organ dalam di keluarkan. Karkas ditimbang sebagai data berat karkas.

D. Perlakuan

Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Adapun perlakuan yang di gunakan adalah sebagai berikut:

P0 : Dedak Tanpa Fermentasi

P1 : Dedak Fermentasi dengan lama fermentasi 7 hari P2 : Dedak Fermentasi dengan lama fermentasi 14 hari P3 : Dedak Fermentasi dengan lama fermentasi 21 hari E. Parameter Penelitian

Parameter terukur dalam penelitian ini adalah : 1. Bobot Badan Akhir .

2. Persentase Karkas.

Parameter diatas dapat dihitung dengan rumus sebagai:

1. Bobot badan akhir diperoleh dengan menimbang ayam pada akhir pemeliharan ( umur 30 hari )

2. Persentase karkas dihitung dengan rumus sebagai berikut : Berat karkas

Persentase Karkas = x 100 % Berat Hidup

(33)

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisa dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan dengan model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut:

Model matematik yang digunakan adalah : Y=µ+Ai+Eij

Keterangan;

Y = hasil pengamatan µ = rata-rata keseluruhan

Ai = pengaruh waktu lama fermentasi dedak terhadap pertumbuhan ayam broiler dimana (i=1,2,3 dan 4)

SEij = pengaruh kesalahan perlakuan Keterangan :

Yij : Hasil pengamatan µ : Rata-rata perlakuan

€ij : Error/galat i : Perlakuan j : Ulangan

(34)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Bobot Badan Akhir

Rata-rata bobot badan akhir ayam broiler yang diberi dedak padi dengan waktu lama fermentasi yang berbeda menggunakan EM-4 yang dicapai pada akhir penelitian (umur 30 hari) dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3.Rata-Rata Bobot Badan Akhir Ayam Broiler (g) Yang Diberi Dedak Fermentasi Dengan Waktu Yang Berbeda

Perlakuan

Ulangan P0 P1 P2 P3

1 1505,33 1546,67 1327,33 1351,67

2 1343,67 1331,00 1454,33 1335,00

3 1448,67 1578,67 1458,00 1483,33

4 1394,00 1507,33 1355,67 1504,33

Jumlah 5691,67 5963,67 5595,33 5674,33 Rata-rata 1422,92 1490,92 1398,83 1418,58

SD 69,69 110,53 67,22 87,58

Sumber: Data primer yang telah diolah (2019).

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) pada tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dedak dengan waktu lama fermentasi yang berbeda dalam pakan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap bobot badan akhir yang relatif sama sehingga pertumbuhan bobot badan akhir ini menunjukan bahwa waktu fermentasi dedak yang diberikan pada ayam perlakuan menghasilkan berat badan yang relatif sama baik diberi pakan perlakuan P0, P1, P2 dan P3. Ayam yang diberi pakan perlakuan P1 menunjukkan pertumbuhan bobot badan yang

(35)

cenderung relatif lebih tinggi sebesar 1490,92 g/ekor. Proses fermentasi mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, dan nilai biologis yang lebih baik, serta menurunkan zat anti nutrisi (Bidura, 2007). Faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan ayam yaitu konsumsi pakan dan palatabilitas.

Palatabilitas merupakan tingkat kesukaan ternak terhadap pakan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Zain (2011) menyatakan bahwa selain palatabilitas, faktor lain yang mempengaruhi konsumsi ransum yaitu kandungan nutrisi terutama energi dan protein ransum, bentuk ransum, faktor lingkungan, genetik, jenis kelamin, dan kondisi ternak. Widodo (2009) menyatakan bahwa pakan yang dikonsumsi oleh ternak unggas sangat menentukan pertambahan bobot badan sehingga berpengaruh terhadap effisiensi suatu usaha peternakan. Pakan yang mengandung protein lebih tinggi dari yang lainnya cenderung memberikan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi, sedangkan pakan yang mengandung protein rendah dan dikonsumsi dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan terjadinnya defisiensi atau ketidakseimbangan asam amino yang menghambat pertumbuhan (Sugiarto, 2008). Menurut (Ndegwa dkk, 2001), ayam yang mengkonsusmi protein dalam jumlah sama, tingkat pertumbuhannya juga sama.

Kandungan protein tersebut yang dibutuhkan pada ternak dapat meningkatkan pertumbuhan bobot badan yang relatif sama setiap

(36)

perlakuan. Menurut Rasyaf (2001) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan antara lain makanan, temperatur, lingkungan dan pemeliharaan.

Pada penelitian ini, walaupun waktu fermentasi dedak tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan akhir pada tabel 3, tingkat pertumbuhan berat badan yang paling baik pada P1 yaitu pemberian dedak menggunakan EM-4 dengan waktu lama fermentasi 7 hari. Hal ini disebabkan dedak fermentasi dapat meningkatkan kualitas pakan yaitu kandungan protein meningkat dan serat kasar menurun dapat dilihat pada lampiran hasil analisis laboratorium kimia makanan ternak Universitas Hasanuddin. Dengan demikian perlakuan yang sama dengan pakan yang tidak diberi dedak fermentasi tidak jauh berbeda tingkat pertumbuhan bobot badan akhir ayam broiler namun jika dilihat dari waktu semakin lama difermentasi menggunakan EM-4 serat kasar pada dedak padi sangat berkurang dan proteinya meningkat, seperti yang diungkapkan Surung (2008) bahwa EM-4 merupakan suatu tambahan untuk mengoptimalkan pemanfaatan zat-zat makanan karena bakteri yang terdapat dalam EM-4 dapat mencerna slulosa, pati, protein dan lemak.

B. Persentase Karkas

Hasil analisis sidik ragam (anova) menunjukan bahwa perlakuan pemberian dedak dengan waktu lama fermentasi yang berbeda kedalam pakan berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap persentase karkas

(37)

ayam broiler (lampiran 2). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dedak dengan waktu lama fermentasi yang berbeda dengan menggunakan EM-4 memberikan pengaruh yang relatif sama terhadap persentase karkas. Hal ini disebabkan karena dedak dengan waktu lama fermentasi yang berbeda menggunkan EM-4 mempunyai kemampuan meningkatkan daya cerna dan palatabilitas pakan relatif sama dengan pakan yang tidak diberi dedak fermentasi yang terdiri hanya jagung dan konsentrat. Tingkat kecernaan dan palatabilitas yang relatif sama, maka konsumsi pakan relatif sama dan pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan karkas yang relatif sama pula, seperti yang terlihat pada tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4.Rata-Rata Persentase Karkas Ayam Broiler (%) Yang Diberi Dedak Fermentasi Dengan Waktu Yang Berbeda

Perlakuan

Ulangan P0 P1 P2 P3

1 71,04 73,02 71,27 72,28

2 70,95 71,32 68,71 68,94

3 71,79 68,54 71,93 73,62

4 69,92 69,42 67,52 69,38

Jumlah 283,69 282,30 279,43 284,22

rata-rata 70,92 70,57 69,86 71,05

SD 0,77 2,00 2,09 2,26

Sumber: Data primer yang telah diolah (2019)

Rata-rata persentase karkas yang diperoleh dari penelitian ini adalah berkisar antara 62,49-71,05%. Nilai ini masih rendah dibanding dengan hasil penelitian Sri Yunita Ramadhani (2018) yaitu sebesar 72.60- 77,70%. Bobot karkas sangat ditentukan oleh bobot hidup ayam broiler dan bobot karkas. Akan tetapi dilihat dari hasil penelitian diatas terlihat

(38)

bahwa perlakuan P3 yang difermentasi dengan waktu 21 hari memiliki nilai rata-rata persentase karkas yang tinggi yaitu 71,05%. Hal ini menunjukan bahwa pemberian dedak dengan waktu lama fermentasi yang berbeda menggunkan EM-4 masih dianggap toleran dalam meningkatkan bobot badan yang akan berpengaruh terhadap bobot kakas. Menurut Hayse dan Marion (1973) dalam Resnawati (2004) menyatakan bahwa bobot karkas yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, bobot potong, besar dan konformasi tubuh, perlemakan, kualitas dan kuantitas ransum serat strain yang dipelihara.

Hal lain bahwa pemberian dedak dengan waktu lama fermentasi yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap persentase karkas adalah disebabkan bobot badan akhir yang diperoleh pada hasil penelitian ini relatif sama diantara semua perlakuan, sehingga persentase karkas yang diperoleh pada hasil penelitian ini adalah relatif sama bahwa persentase karkas secara langsung erat hubungannya dengan bobot karkas dan bobot hidup. Pemberian pakan menghasilkan persentase karkas yang tidak berbeda, artiya pertumbuhan yang cepat tetapi memiliki pola pertumbuhan yang sama sehingga proporsi komponen-komponen tubuhnya sama. Protein dan energi yang terkandung dalam pakan akan digunakan untuk memproduksi daging dalam tubuh. Soeparno (2005) menyatakan bahwa faktor nutrisi, umur, dan laju pertumbuhan juga dapat mempengaruhi komponen karkas. Selain kandungan nutrisi dalam pakan bobot hidup pada ayam pedaging juga akan mempengaruhi persentase

(39)

karkas. Safalaoh (2005) menyatakan bahwa persentase karkas dipengaruhi oleh bobot karkas. Bobot karkas ayam pedaging ditunjang oleh bobot hidup akhir yang tinggi pula. Selain disebabkan oleh bobot hidup yang dihasilkan, persentase karkas juga dipengaruhi oleh penanganan dalam proses pemotongan.

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemberian waktu lama fermentasi dedak padi yang difermentasi dengan waktu berbeda menggunakan EM-4 dalam pakan tidak memberikan hasil yang lebih baik untukk meningkatkan bobot badan akhir dan persentase karkas pada ayam broiler.

B. Saran

Dedak yang difermentasi dengan waktu lama yang berbeda menggunakan EM-4 dengan waktu lama fermentasi 21 hari kedalam pakan dapat digunakan sebagai bahan pakan ayam broiler karena meningkatkan nilai persentase karkas dan pada waktu lama fermentasi 7 hari dapat meningkatkan bobot badan akhir ayam broiler. Perlu dilakukan penelitan fermentasi dedak dengan lebih lama lagi karena semakin lama difermentasi kandungan serat kasarnya menurun dan proteinnya semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan persentase karkas pada ayam broiler.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. 2005. Degradasi Zat Makanan Dalam Rumen Bahan Makanan Berkadar Serat Kasar Tinggi Yang Diamoniasi Urea. Jurnal Peternakan Vol.2 nomer 1. Fakultas Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kampus II Raja Ali Haji. Pekanbaru.

Arifin, S. 2003. Pengaruh Pemberian Bekatul Fermentasi Dengan EM-4 9(Efektif Mikroorganisme) Dalam Ransum Terhadap Efisiensi Pakan Dan Income Over Feed Cost (IOFC) Pada Ayam Potong (Broiler). Jakarta.

Awan. 2004. EM-4 (Efektif Mikroorganisme). Forum Indonesia. Jakarta.

Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas.Universitas IndonesiaPress. Jakarta.

Bidura. I.G.N.G.N.L.G. Sumardani, T. Istri Putri, dan I.B.G Partama. 2005.

Pengaruh Pemberian Ransum Terfermentasi Terhadap Pertambahan Berat Badan, Karkas, Dan Lemak Abdominal Pada Beberapa Tingkat Umur Ayam Broiler. Karya ilmiah. Fakultas Pasca Sarjana UGM Yogyakarta.

Bidura,I. G. N.G. 2007. Aplikasi Produk Bioteknologi Pakan. Jakarta.

Budiansyah A. 2010. Performan Ayam Broiler Yang Diberi Ransum Yang Mengandung Bungkil Kelapa Yang Difermentasi Ragi Tape Sebagai Pengganti Sebagian Ransum Komersial. Jurnal Ilmiah IlmuI-lmu Peternakan 13: 260-268.

Danar, N.D. 2010. Kualitas Daging Ayam Boiler yang Mendapatkan Tepung Bawang Putih dan Tepung Temulawak dalam Ransum.

Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Hal 81-87. Vol 15.

No. 2.

Hanafi, N. D. 2001. Enzim Sebagai Alternatif Baru Dalam Peningkatan Kualitas Pakan Untuk Ternak. Makalah Falsafah Sains (PPs 702).

Program Pasca Sarjana, IPB. Bogor.

.2001. Enzim Sebagai Alternatif Baru Dalam Peningkatan Kualitas Pakan Untuk Ternak. Program pascasarjana, IPB, Bogor. Vol 12 (3): 5-9.

(42)

Hayse, P.L., dan W.W. Merion. 1973. Eviscerated Yield Components Part And Broiler. Poultry Sciense 52;718-721.

Hardiningsih, R., R.N.R. Napitupulu dan T. Yulinery. 2006. Isolasi dan uji resistensi beberapaisolat Lactobacillus pada pH rendah. Jurnal Biodiversitas, 7(1): 15-17. Bogor.

Irham, Muhammad. 2012. Pengaruh Penggunaan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Fermentasi Dalam Ransum Terhadap Persentase Karkas, Nonkarkas Dan Lemak Abdominal Itik Lokal Jantan Umur Delapan Minggu. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Iskandar, 2002. Bekatul Sereal Padi Kaya Gizi. Kompas Cyber Media.

http://kcm/google.com/. Diakses tanggal 1 Februari 2014.

Kiers, J.L., Van Laeken, A.E., Rombouts, F.M., and Nout, M.J. 2000. In Vitro Digestibility Of Bacillus Fermented Soya Bean. International Journal of Food Microbiology, 60(2-3), 163-169. Netherlands.

Lubis, S., R. Rachmat, Sudaryono., S. Nugraha. 2002. Pengawetan Dedak Dengan Metode Inkubasi. Balitpa Sukamandi, Kerawang.

Mairizal. 2013. Pengaruh Penggantian Sebagian Ransum Komersil Dengan Bungkil Kelapa Hasil Fermentasi Dengan Effective Microorganism-4 (EM-4) Terhadap Bobot Karkas Ayam Pedaging.

Jurnal Peternakan Indonesia, 15 (1): 1907-1760.

Mulyatini N. G. A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Skripsi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Yogyakarta

Murtidjo, B.A., 2003. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta.

Murni, R., Suparjo, Akmal, dan B. L., Ginting. 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan Limbah Untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak.

Fakultas Peternakan. Universitas Jambi. Jambi.

Ndegwa, J.M., Mead, R., Norrish, P., Kimani, CW. and Wachira, A.M.

2001. The growth performance of indegenous chickens fed diets containing different level of protein during rearing. Trop. An. Health And Prod. 33: 441-448.

(43)

Pelczar, M.J., Chan, E.C.S. 2007. Dasar-dasar mikrobiologi. Jilid ke-1.

Hadioetomo, R. S. , Imas, T., Tjitrosomo, S. S., Angka, S. L., penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.

Rachman S.,2006. Menuju Pertanian Alternatif Dan Berkelanjutan Pertanian Organik, Kaniusius, Yogyakarta.

Ramadhani Sri Yunita. 2018. Pengaruh Pemberian Dedak Fermentasi Menggunakan Em-4 Terhadap Bobot Badan Akhir Dan Persentase Karkas Pada Ayam Broiler. Skripsi. Universits Bosowa. Makassar.

Rasyaf. 2002. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

. 2001. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit: Kanisius. Yogyakarta.

. 2010. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya.

Jakarta.

. 2004. Seputar Makanan Ayam Kampung, cetakan ke-8. Penerbit:

Kanisius. Yogyakarta.

Resnawati. H. 2004. Bobot Potongan Karkas Dan Lemak Abdomen Ayam Ras Pedaging Yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus). Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Rudi. 2013. Kebutuhan Nutrisi pada Ayam Broiler.

http://rudinunhalu.blogspot. com/2013/10/kebutuhan-nutrisi-pada- ayam-broiler.html. (10 November 2014).

Safalaoh, A. C. L. 2005. Body Weight Gain, Dressing Percentage, Abdominal Fat and Serum Cholesterol of Broiler Suplemen-Ted with a Microbial Preperation. Afr. J. Food Agric. Nutr. Dev. 6:204- 210.

Selle, P. H., and V. Ravindran. 2008. Consequences of calcium interactions with phytate and phytase for poultry and pigs. Livestock Science, 124(1-3), 126–141. Australia.

Soeharsono, H., 2002. Probiotik Alternatif Pengganti Antibiotik Dalam Bidang Peternakan. Laboratorium Fisiologi dan Biokimia. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.

(44)

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan ke-4. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Sudiastra, I.W. 2001. Pengaruh Penambahan Efek Mikroorganisme Dalam Ransum Berprotein Rendah Terhadap Komposisi Fisik Karkas Ayam Jantan Tipe Petelur. Majala Ilmiah Peternakan 4:84-89.

Sugiarto, B. 2008. Performa Ayam Broiler dengan Pakan Komersial yang Mengandung Tepung Kemangi (Ocimum basilicum). Skripsi Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sukaryana Y., U. Atmomarsono, V. D. Yunianto, E. Supriyatna. 2011.

Peningkatan Nilai Kecernaan Protein Kasar Dan Lemak Kasar Produk Fermentasi Campuran Bungkil Inti Sawit Dan Dedak Padi Pada Broiler. JITP, 1(3): 167-172.

Suprijatna, E., Umiyati Atmomarsono, Ruhyat Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya.

Surung M. Y. 2008. Pengaruh Dosis EM-4 Effective Microorganisme Dalam Air Minum Terhadap Berat Badan Ayam Buras. Juranl Agrisistem. Vol 4,4.

Syamsuryadi, B. 2013. Performa Ayam Ras Pedaging Dengan Berat Badan Awal Berbeda Yang Dipuasakan Setelah Menetas. Skripsi.

Universitas Hasanuddin. Makasar. Makassar.

Thomas Janardi. 2010. The Inventor Greenwood Esstate G. Pati nitrobakter TJ. Semarang.

Utami. Y. 2011. Pengaruh Imbangan Feed Suplemen Terhadap Kandungan Protein Kasar, Kalsium, Dan Fosfor Dedak Padi Yang Difermentasi Dengan Bacillus Amyloliquerfaciens. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Hal:32. Padang.

Wahju, 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Revisi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Widodo, W. 2009. Nutrisi Dan Pakan Unggas Kontekstual. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Winarno, F. G. 2000. Kimia Pangan. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

(45)

Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winedar, H., S. Listyawati., dan Sutarno. 2006. Daya Cerna Protein Pakan, Kandungan Protein Daging, Dan Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler Setelah Pemberian Pakan Yang Difermentasi Dengan Effective Microorganisms-4 (EM-4). Jurnal Bioteknologi, 3 (1): 14- 19.

Yao, J.,X. Tian., H. Xi., J. Han., M.Xu and X. Wu. 2006. Effect of choice feeding on performance, gastrointestinal development and feed utilization of broilers. J. Poult. Sci. 32:67-78.

Yacob, M. S. 2008. Pengaruh Dosis EM-4 (Effective Microorganisms-4) Dalam Air Minum Terhadap Berat Badan Ayam Buras. Jurnal Agrisistem, 4 (2): 1858-4330.

Zein. B. 2011. Pengaruh Pemberian Daun Katuk Minyak Ikan Lemuru dan vitamin E terhadap performans dan Kualitas Daging Ayam Broiler. J. Sains Pet. Indo. 6(2):89-95.

Zulfanita. Roisu, E.M. Dyah P.U. 2011. Pembatasan Ransum Berpengaruh terhadap Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler pada Periode Pertumbuhan. Skripsi Peternakan. Jurusan Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo.

Zuihof, M.,J.R.H. McGovern, B.L. Schneinder, J.J.R. Feddes, F. E.

Robinson, and D.R. Korver. 2004. Implications of preslaughter feeding cues for broiler behaviour and carcas quality livestock development division,pork,poultry and dairy branch,alberta agriculture, food and rural development. Poultry Res. 13:335-341.

.

(46)

LAMPIRAN

(47)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bobot Badan Akhir

Lampiran 1.a Rata-rata bobot badan akhir ayam broiler yang diberikan dedak fermentasi dengan waktu yang berbeda

Ulangan P0 P1 P2 P3

1 1505,33 1546,67 1327,33 1351,67

2 1343,67 1331,00 1454,33 1335,00

3 1448,67 1578,67 1458,00 1483,33

4 1394,00 1507,33 1355,67 1504,33

Jumlah 5691,67 5963,67 5595,33 5674,33

Rata-rata 1422,92 1490,92 1398,83 1418,58

Lampiran 1.b Rata-rata persentase bobot badan akhir ayam broiler yang diberikan dedak fermentasi dengan waktu yang berbeda

Perlakuan

Ulangan P0 P1 P2 P3

1 1505,33 1546,67 1327,33 1351,67

2 1343,67 1331,00 1454,33 1335,00

3 1448,67 1578,67 1458,00 1483,33

4 1394,00 1507,33 1355,67 1504,33

Jumlah 5691,67 5963,67 5595,33 5674,33

Rata-rata 1422,92 1490,92 1398,83 1418,58

SD 69,69 110,53 67,22 87,58

Lampiran 1.c Analisis varian (anova) bobot badan akhir ayam broiler Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

Value Label N

Dedak Fermentasi 1 P0 4

2 P1 4

3 P2 4

(48)

Between-Subjects Factors

Value Label N

Dedak Fermentasi 1 P0 4

2 P1 4

3 P2 4

4 P3 4

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:BobotBadanAkhir

F df1 df2 Sig.

.539 3 12 .665

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + Perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:BobotBadanAkhir

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Partial Eta Squared

Corrected Model 19324.941a 3 6441.647 .881 .479 .180

Intercept 3.285E7 1 3.285E7 4.490E3 .000 .997

Perlakuan 19324.941 3 6441.647 .881 .479 .180

Error 87787.783 12 7315.649

Total 3.295E7 16

Corrected Total 107112.724 15 a. R Squared = .180 (Adjusted R Squared = -.024)

(49)

Dedak Fermentasi

Dependent Variable:BobotBadanAkhir Dedak

Ferment

asi Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

P0 1.423E3 42.766 1329.739 1516.096

P1 1.491E3 42.766 1397.739 1584.096

P2 1.399E3 42.766 1305.654 1492.011

P3 1.419E3 42.766 1325.404 1511.761

Lampiaran 2.a Rata-rata bobot karkas ayam broiler yang diberikan dedak fermentasi dengan waktu yang berbeda

Perlakuan

Ulangan P0 P1 P2 P3

1 1069,33 1129,33 946,00 977,00

2 953,33 949,33 999,33 920,33

3 1040,00 1082,00 1048,67 1092,00

4 974,67 1046,33 915,33 1043,67

Jumlah 4037,33 4206,99 3909,33 4033,00

Rata-rata 1009,333 1051,748 977,33 1008,25

SD 54,40 76,27 58,88 75,22

Lampiran 2.b Rata-rata persentase karkas ayam broiler yang diberikan dedak fermentasi dengan waktu yang berbeda

Perlakuan

Ulangan P0 P1 P2 P3

1 71,04 73,02 71,27 72,28

2 70,95 71,32 68,71 68,94

3 71,79 68,54 71,93 73,62

4 69,92 69,42 67,52 69,38

Jumlah 283,69 282,30 279,43 284,22

rata-rata 70,92 70,57 69,86 71,05

SD 0,77 2,00 2,09 2,26

(50)

Lampiran 2.d Hasil varian (anova) persentase karkas ayam broiler Univariate Analysis of Variance

Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

Value Label N

Dedak fermentasi 1 P0 4

2 P1 4

3 P2 4

4 P3 4

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:Persentasekarkas

F df1 df2 Sig.

4.257 3 12 .029

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + Perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Persentasekarkas

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Partial Eta Squared

Corrected Model 3.458a 3 1.153 .328 .805 .076

Intercept 79756.820 1 79756.820 2.267E4 .000 .999

Perlakuan 3.458 3 1.153 .328 .805 .076

Error 42.210 12 3.518

Total 79802.488 16

Corrected Total 45.668 15

a. R Squared = ,076 (Adjusted R Squared = -,155)

(51)

Post Hoc Tests

Dedak fermentasi

Multiple Comparisons Persentasekarkas

LSD (I) Dedak fermenta si

(J) Dedak fermenta si

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

P0 P1 .3500 1.32618 .796 -2.5395 3.2395

P2 1.0675 1.32618 .437 -1.8220 3.9570

P3 -.1300 1.32618 .924 -3.0195 2.7595

P1 P0 -.3500 1.32618 .796 -3.2395 2.5395

P2 .7175 1.32618 .598 -2.1720 3.6070

P3 -.4800 1.32618 .724 -3.3695 2.4095

P2 P0 -1.0675 1.32618 .437 -3.9570 1.8220

P1 -.7175 1.32618 .598 -3.6070 2.1720

P3 -1.1975 1.32618 .384 -4.0870 1.6920

P3 P0 .1300 1.32618 .924 -2.7595 3.0195

P1 .4800 1.32618 .724 -2.4095 3.3695

P2 1.1975 1.32618 .384 -1.6920 4.0870

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 3,518.

(52)

Estimated Marginal Means

Dedak fermentasi

Dependent Variable:Persentasekarkas Dedak

fermenta

si Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

P0 70.925 .938 68.882 72.968

P1 70.575 .938 68.532 72.618

P2 69.858 .938 67.814 71.901

P3 71.055 .938 69.012 73.098

(53)

DAFTAR GAMBAR 1. Pencampuran Pakan

2. Proses Fermentasi

(54)

3. Hasil Fermentase Dedak Padi 7 hari, 14 hari dan 21 har iMenggunakan EM-4

4. Proses Penjemuan Dedak Padi Fementase Menggunakan EM-4

(55)

5. Pembagian Pakan tiap Perlakuan

.

6. Vaksinasi Tetes Mata

(56)

RIWAYAT HIDUP

AYU LESTARI. Lahir pada tanggal 03 November 1997. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan suami istri Yadi dan Sumarni. Pendidikan yang ditempuh yaitu, SDN 29 Inpres Pucak, masuk tahun 2004 dan tamat tahun 2009. Melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMPN 24 Tompobulu Maros masuk tahun 2009 dan lulus tahun 2012. Penulis melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 13 Tompobulu Maros masuk tahun 2012 dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun 2015, penulis diterima di Universitas Bosowa Makassar sebagai mahasiswa program Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan, Universitas Bosowa Makassar.

Pengalaman organisasi :

1. Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Peternakan Periode 2017 2018

2. KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia)

Gambar

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pakan Butiran BP11
Tabel 2. Kandungan Komposisi Pakan Campuran
Tabel 3. Kandungan Nutrisi Pakan Penelitian  No  Kode
Tabel  3.Rata-Rata  Bobot  Badan  Akhir  Ayam  Broiler  (g)  Yang  Diberi    Dedak Fermentasi Dengan Waktu Yang Berbeda
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ayam yang diberi perlakuan pakan dedak padi dan daun singkong pada minggu ke-8 lebih siap mencerna serat kasar yang tinggi sehingga ayam mampu mempertahankan

Konsumsi pakan babi landrace yang diberi perlakuan pakan dedak padi 40% dengan suplementasi starbio 0,40% (perlakuan C) sebanyak 4,15% lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan

Hal ini menunjukkan substitusi dedak padi dengan daging buah kakao fermentasi tidak mempengaruhi bobot potong, persentase bobot potong, bobot karkas, persentase bobot karkas

Berdasarkan gambar grafik 1 menun- jukkan bahwa sapi yang diberi jerami fermentasi ditambah dengan pemberian dedak padi sebanyak 3 kg (perlakuan D) menunjuk- kan

Konsumsi pakan babi landrace yang diberi perlakuan pakan dedak padi 40% dengan suplementasi starbio 0,40% (perlakuan C) sebanyak 4,15% lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan

Berdasarkan gambar grafik 1 menun- jukkan bahwa sapi yang diberi jerami fermentasi ditambah dengan pemberian dedak padi sebanyak 3 kg (perlakuan D) menunjuk- kan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggantian dedak padi dengan dedak padi terfermentasi cairan rumen tidak dapat meningkatkan konsumsi pakan, bobot

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata P>0,05 pemberian dedak fermentasi menggunakan EM-4 ke dalam pakan terhadap persentase sayap dan persentase paha