• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wawasan Masyarakat Tentang Keolahragaan di Masa Akhir Pandemi COVID-19 Ditinjau Dari Dimensi Ruang Sosial Kabupaten Gunungkidul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Wawasan Masyarakat Tentang Keolahragaan di Masa Akhir Pandemi COVID-19 Ditinjau Dari Dimensi Ruang Sosial Kabupaten Gunungkidul"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

PENDAHULUA

Latar Belakang

Apakah perubahan tatanan kehidupan di masa pandemi COVID-19 mulai dari lockdown, new normal, social distance dan lainnya akan mempengaruhi wawasan masyarakat Gunungkidul terhadap olahraga. Dengan adanya pandemi COVID-19, terbukti warga Gunungkidul banyak bekerja dan belajar dari rumah.

Identifikasi Masalah

Perubahan sistematika dan metode latihan pada masa dan akhir pandemi COVID-19 akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat Gunungkidul terhadap olahraga. Pasalnya, belum ada penelitian pada masyarakat Gunungkidul mengenai pengetahuan olahraga di akhir pandemi COVID-19 dan sebagai sumber referensi ilmiah jika ada kasus pandemi serupa di kemudian hari.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN TEORI

Kajian Teori

  • Pengertian Wawasan
  • Pengertian Dimensi Sosial
  • Hakikat Olahraga
  • Ruang Lingkup Olahraga
  • Kondisi Geografi Gunungkidul
  • Kondisi Topografis Gunungkidul
  • Karakteristik Masyarakat Gunungkidul
  • Olahraga Di Gunugkidul

Dengan olah raga yang sehat maka fisik para pelaku olah raga dapat dipelihara dan ditingkatkan dengan beban yang dapat diatur secara bertahap dalam dosis yang cukup (Prasetyo. Selain itu pendidikan jasmani memfasilitasi keterlibatan langsung peserta didik dalam berbagai kegiatan pembelajaran melalui materi jasmani, permainan dan olah raga yang ditawarkan. secara sistematis dan terencana Pendidikan olahraga bertujuan untuk mendidik peserta didik menjadi olahragawan sejati dan membantu mereka menjadi olahragawan yang kompeten, cerdas, dan bersemangat.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa olahraga yang kompeten berarti memiliki keterampilan yang memadai untuk mengikuti pertandingan, memahami dan mampu menerapkan strategi sesuai kompleksitas permainan, serta menjadi pemain yang terampil. Lebih lanjut dijelaskan bahwa olahraga yang kompeten berarti memiliki keterampilan yang cukup untuk mengikuti pertandingan, memahami dan mampu menerapkan strategi sesuai dengan kompleksitas permainan, serta menjadi pemain yang terampil. Menurut Jumadin dan Syahputra, olahraga prestasi adalah olahraga yang mendorong dan mengembangkan atlet secara khusus secara terprogram, multifaset, dan berkelanjutan dengan cara bersaing meraih prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga.

Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa olahraga prestasi adalah olahraga yang secara khusus mempelajari salah satu cabang olahraga dengan tujuan untuk mencapai prestasi. Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan semangat dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran dan kesenangan. Dilansir dari (Eprint.uny.ac.id) menjelaskan bahwa olahraga rekreasi adalah olahraga yang mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial pelakunya melalui proses aktivitas/latihan jasmani dengan tujuan utama menjadi sehat, bugar, produktif, dan bahagia. , serta menjalin hubungan sosial yang positif dengan masyarakat lain, juga dapat melestarikan budaya melalui kegiatan olah raga tradisional.

Berdasarkan pendapat mengenai olah raga rekreasional dapat disimpulkan bahwa olah raga rekreasional adalah olah raga yang menimbulkan efek kegembiraan, memberikan kesenangan dan dilakukan pada waktu senggang. Beberapa olah raga yang dimainkan masyarakat Gunungkidul antara lain bola voli, bola basket, dan sepak bola.

Penelitian yang Relevan

Selain fasilitas di atas, Gunungkidul juga menawarkan alun-alun yang dapat digunakan untuk olah raga: jogging, voli pantai, dan tenis. Di Gunungkidul juga sering diadakan turnamen antar klub, hal ini untuk mencari bibit-bibit sejak dini agar bisa mempersiapkan diri ke jenjang yang lebih tinggi. Kehadiran dan keberadaan penyandang disabilitas di Kecamatan Ulee Kareng mendapat reaksi berbeda dari masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat Kecamatan Ulee Kareng terhadap penyandang disabilitas dan memberikan edukasi kepada yang membacanya. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, dokumentasi dan tinjauan pustaka. Hasil dari . Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Ulee Kareng terhadap penyandang disabilitas berbeda-beda dan bervariasi.

Hampir seluruh masyarakat sudah bisa menerima kehadiran penyandang disabilitas di lingkungan sosial dan budaya, namun ada juga sebagian masyarakat yang masih menganggap penyandang disabilitas sebagai orang yang patut dikasihani atau dipandang aneh. Salah satu faktor yang turut menyebabkan beragamnya pandangan masyarakat terhadap penyandang disabilitas adalah karena adanya perbedaan karakter pada berbagai kelompok masyarakat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan berbagai proses asimilasi yang dilakukan oleh olahraga dengan berbagai unsur sosial yang berkembang, antara lain: ruang sosial politik, ras dan etnis, gender, norma dan etika, serta unsur komunikasi/media.

Kerangka Berfikir

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Definisi Operasional Variabel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
  • Validitas dan Reliabilitas
  • Teknik Analisis Data

Konstruk dalam penelitian ini adalah tentang “Wawasan Masyarakat Tentang Olahraga di Masa Akhir Pandemi COVID-19 dilihat dari dimensi ruang sosial Kabupaten Gunungkidul”. Pandangan masyarakat terhadap olahraga pada masa akhir pandemi COVID-19 dilihat dari dimensi ruang sosial Kabupaten Gunungkidul." Rumus mencari persentase "Pandangan masyarakat terhadap olahraga pada masa akhir pandemi COVID-19 dilihat dari dimensi ruang sosial Kabupaten Gunungkidul".

Mengkategorikan wawasan masyarakat terkait olahraga pada masa pandemi COVID-19 saat ini dilihat dari dimensi ruang sosial Kabupaten. Wawasan Masyarakat Terhadap Olah Raga Di Akhir Pandemi COVID-19 Dilihat Dari Dimensi Ruang Sosial Kabupaten Gunungkidul.” WAWASAN MASYARAKAT TENTANG OLAHRAGA DI AKHIR PANDEMI COVID-19 DARI DIMENSI RUANG SOSIAL KABUPATEN GUNUGKIDUL.

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa “wawasan masyarakat terhadap olahraga pada periode terakhir pandemi COVID-19 dilihat dari dimensi ruang sosial. PERSEPSI MASYARAKAT TERKAIT OLAHRAGA DI AKHIR PANDEMI COVID-19 TERKAIT DIMENSI RUANG SOSIAL KABUPATEN GUNUNGKIDUL. Penelitian mengenai “Persepsi Masyarakat Terhadap Olahraga di Masa Akhir Pandemi COVID-19 Ditinjau dari Dimensi Ruang Sosial Kabupaten Gunungkidul” bertujuan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat mengetahui.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Menurut Awuy (1996), dimensi sosial mencakup ruang-ruang yang berbeda-beda, yaitu: 1) ruang seni dan budaya, 2) ruang politik, 3) ruang pendidikan, dan 4) ruang sosial ekonomi. Variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman masyarakat terhadap olahraga pada masa berakhirnya pandemi COVID-19 di Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dari objek yaitu wawasan masyarakat terhadap olahraga pada periode terakhir pandemi COVID-19 ditinjau dari dimensi ruang sosial Kabupaten Gunungkidul dan sebagai sumber rujukan untuk penelitian selanjutnya apabila terjadi pandemi serupa.

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data “Persepsi Masyarakat Terhadap Olahraga di Masa Akhir Pandemi COVID-19 Dilihat dari Dimensi Ruang Sosial Kabupaten Gunungkidul”. Sebelum memasukkan item-item tersebut ke dalam kuesioner, pada tabel berikut akan dijelaskan jaringan hasil survei wawasan masyarakat terhadap olahraga pada masa pandemi COVID-19 saat ini dilihat dari dimensi ruang sosial Kabupaten Gunungkidul. Analisis penelitian ini untuk mengetahui seberapa luas “persepsi masyarakat terhadap olahraga di masa pandemi COVID-19 terkini dilihat dari dimensi ruang sosial Kabupaten Gunungkidul”.

Pada tanggal 27 Januari hingga 10 Februari 2023 telah dilakukan survei “Persepsi Masyarakat Terhadap Olahraga di Masa Akhir Pandemi COVID-19 Ditinjau dari Dimensi Ruang Sosial Kabupaten Gunungkidul”. Data penelitian “Persepsi Masyarakat Terhadap Olahraga di Masa Akhir Pandemi COVID-19 Dilihat dari Dimensi Ruang Sosial Kabupaten Gunungkidul” yang dianalisis menggunakan data deskriptif kuantitatif menghasilkan data dengan skor tertinggi (maksimum) 200, dan data dengan skor paling rendah (minimal) kelas 80. Berikut hasil penelitian “Wawasan Masyarakat Tentang Olahraga di Masa Akhir Pandemi COVID-19 Dilihat dari Dimensi Ruang Sosial Kabupaten Gunungkidul” digunakan dalam bentuk kategorisasi norma.

Dari hasil analisis penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa “Wawasan masyarakat terhadap olahraga pada periode terakhir pandemi COVID-19 dilihat dari dimensi ruang sosial Kabupaten Gunungkidul” termasuk dalam kategori “dipertanyakan”. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa 'Wawasan masyarakat terhadap olahraga pada masa terakhir pandemi COVID-19 dilihat dari dimensi ruang sosial Kabupaten Gunungkidul' didasarkan pada faktor atau objek wawasan terhadap olahraga. ruang seni dan budaya yang masuk dalam kategori ‘dipertanyakan’. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa 'Wawasan Masyarakat Tentang Olahraga di Masa Akhir Pandemi COVID-19 Ditinjau dari Dimensi Ruang Sosial Kabupaten Gunungkidul' didasarkan pada faktor atau objek wawasan terhadap ruang pendidikan. yang masuk dalam kategori 'meragukan'.

Kabupaten Gunungkidul” berdasarkan faktor pengetahuan sosial ekonomi atau objek yang masuk dalam kategori “mencurigakan”.

Gambar 1. Bagan Alur Penelitian Masyarakat
Gambar 1. Bagan Alur Penelitian Masyarakat

Pembahasan

Kemudian hasil penelitian di atas diulas dan dijelaskan alasan mengapa hasil penelitian tersebut termasuk dalam kategori tersebut. Jika masyarakat Gunungkidul sangat meminati olahraga, hal ini seiring dengan semakin berkembangnya wawasan olahraga. Hal ini disebabkan karena masyarakat kurang peduli terhadap pentingnya berolahraga sehingga membuat masyarakat enggan mendalami informasi mengenai olahraga.

Usia para atlet juga mempengaruhi wawasan yang dimiliki dan cara mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang dibagikan. Semakin dewasa maka semakin banyak wawasan atau pemahaman yang dimiliki, dan rentan usia peserta saat mengisi kuesioner adalah antara 17 hingga 35 tahun. Selain itu, pengalaman di bidang olah raga inilah yang sangat mempengaruhi pengisian kuesioner terlampir.

Semakin banyak pengalaman yang anda miliki dalam bidang olah raga maka semakin anda mengetahui dan memahami karena anda sendiri pernah mengalaminya. Jika lingkungan sekitar gemar berolahraga maka secara tidak langsung akan mendorong masyarakat untuk berolahraga juga. Jika lingkungan sekitar Anda suka berolahraga, tanpa sadar Anda akan terbawa suasana meski baru mencobanya terlebih dahulu.

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menargetkan kuesioner untuk mengukur seberapa luas kesadaran masyarakat terhadap olahraga pada periode terakhir pandemi COVID-19 ditinjau dari dimensi ruang sosial di Kabupaten Gunungkidul. Pengetahuan masyarakat terhadap olahraga pada masa pandemi COVID-19 terakhir dilihat dari dimensi ruang sosial Kabupaten Gunungkidul, dimana kategori “sangat berpengetahuan” mempunyai persentase sebesar 7,74%. Yogyakarta melakukan kegiatan jasmani atau olah raga sebagai sarana seni dan budaya untuk menumbuhkan sikap dan perilaku seseorang.

Yogyakarta mempraktikkan aktivitas fisik atau olah raga sebagai sarana seni dan budaya untuk mengembangkan bentuk tubuh. Yogyakarta mempraktikkan aktivitas jasmani atau olah raga sebagai sarana seni dan budaya untuk menumbuhkan atau meningkatkan keterampilan dan kemampuan. Yogyakarta melakukan aktivitas fisik atau olah raga untuk mengekspresikan keterampilan seni dan budayanya dibandingkan dengan keterampilan/kekuatan orang lain.

Yogyakarta menggunakan aktivitas fisik atau olah raga karena adanya aturan/kebijakan yang dibuat oleh pemerintah/pimpinan. Yogyakarta melakukan aktivitas fisik atau olah raga untuk mencari dan meningkatkan kerjasama dengan teman atau kerabat. Yogyakarta menggunakan aktivitas fisik atau olahraga untuk meningkatkan kontribusi dan toleransi terhadap orang lain.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat terhadap olahraga pada masa akhir pandemi COVID-19 ditinjau dari dimensi ruang sosial Kabupaten Gunungkidul, hasil yang diperoleh adalah “mencurigakan”. ". dengan rata-rata pertimbangan sebesar 150,71. Sedangkan kategori “tidak tahu” memiliki persentase sebesar 23,81% dan kategori “sangat tidak tahu” memiliki persentase sebesar 4,76% atau berjumlah 8 orang. Hasil penelitian ini, dapat dijadikan acuan oleh pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk mengembangkan sektor olahraga baik dari segi prestasi maupun sarana prasarana.

Perspektif masyarakat terhadap waktu Berenang COVID-19 Perspektif masyarakat terhadap waktu Berenang COVID-19.

Implikasi Hasil Penelitian

Saran

Survei Penerapan Nilai-Nilai Olahraga Positif Dalam Interaksi Sosial Antar Siswa SMA Negeri Kabupaten Wonosobo Tahun Wonosobo Universitas Negeri Semarang.

Gambar

Gambar 1. Bagan Alur Penelitian Masyarakat
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Angket Wawasan Masyarakat Tentang Olahraga  Variabel  Obyek
Tabel 2. Skala Likert
Tabel 3. Modifikasi Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prosiding Seminar Regional Pengabdian Kepada Masyarakat Unmas Denpasar di Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2020 328 STRATEGI PENINGKATAN PENJUALAN PRODUK ES KOPI DI MASA PANDEMI