• Tidak ada hasil yang ditemukan

Weekly Market Overview

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Weekly Market Overview"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Weekly

Market Overview

Wealth Management Division

20 February 2023

Rilis data inflasi, ketenagakerjaan, serta penjualan ritel AS menunjukkan kondisi ekonomi AS yang masih cukup kuat. Potensi resesi yang selama ini dikhawatirkan pasar semakin mengecil. Namun, justru timbul kekhawatiran baru mengenai The Fed yang dapat kembali agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya. Lalu bagaimana dampaknya terhadap pasar obligasi Indonesia?

Good News Is Bad News

Exhibit 2: Foreign Flow MTD (IDR Tn)

Key Drivers:

1. Stubbornly High Inflation. Inflasi AS kembali turun dalam 7 bulan terakhir dengan CPI dan PPI berada di 6,40% (exp. 6,20%, prev. 6,50%) dan 6,00% (exp. 5,40%, prev. 6,50%) secara YoY pada Januari 2023.

Namun, penurunan laju inflasi lebih lambat dibandingkan ekspektasi pasar karena kenaikan harga energi (8,70% YoY), tempat tinggal (7,90% YoY), serta bahan pangan (10,10% YoY).

2. US Economy Remains Strong. Ditengah kondisi perlambatan ekonomi global, perekonomian AS masih relatif kuat dengan retail sales tumbuh 3,00% MoM, lebih tinggi dibandingkan perkiraan pasar di 1,80%

MoM. Selain itu, data ketenagakerjaan masih sangat kuat dengan angka jobless claim di 194.000 (exp.

200.000, prev. 195.000). Kuatnya perekonomian yang disertai dengan likuiditas yang berlimpah dapat meningkatkan daya beli masyarakat sehingga inflasi dapat tetap tinggi kedepannya.

3. Fed’s Hawkish Stance. Inflasi yang masih jauh dari target The Fed di 2,00%, angka pengangguran yang rendah, dan perekonomian AS yang masih kuat membuka ruang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga ke level yang lebih tinggi untuk periode yang lebih lama (higher for longer). Beberapa pejabat The Fed, Loretta Mester dan James Bullard, menyatakan kemungkinan bahwa The Fed dapat kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 bps. Pelaku pasar masih memperkirakan terminal rate di 5,50%, dari yang sebelumnya hanya 5,25% sebelum data inflasi AS dirilis. Kemungkinan bagi The Fed untuk pivot di akhir tahun 2023 semakin kecil.

4. Bearish Mood. Menanggapi kemungkinan The Fed akan lebih hawkish kedepannya, pelaku pasar kembali risk off. USD kembali menguat ke level 103,86 dalam sepekan, membuat mata uang negara lain melemah. Pasar saham AS terkoreksi dan yield UST 10 tahun naik ke 3,81% sehingga membuat yield obligasi negara lainnya ikut naik (Exhibit 1).

Exhibit 1: Bond Yield (MoM 17 Feb 2023, bps)

8.59

(17.29)

23.74 25.18 49.06

(5.77) -2.00

3.80

16.20 19.10 21.50 26.72

35.10 35.70 52.70

(2)

Weekly

Market Overview

Wealth Management Division

20 February 2023

Bagaimana Dampaknya Terhadap Pasar Obligasi Indonesia?

INDON (Indonesia Government USD Bonds). Inflasi AS yang masih berada di level tinggi serta data ketenagakerjaan yang kuat membuka ruang bagi The Fed untuk kembali agresif dalam kebijakan moneternya. Hal ini membuat yield INDON 10YR yang sempat menyentuh level 3,37% naik kembali ke level 3,81%. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa suku bunga sudah semakin mendekati puncaknya dan The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga di tahun 2023. Ketika suku bunga berhenti dinaikkan, yield obligasi dapat kembali turun (harga naik). Kenaikan yield INDON 10YR saat ini justru membuat valuasi semakin menarik.

FR (Indonesia Government IDR Bonds). Kenaikan yield FR cenderung lebih terbatas dibandingkan obligasi negara lainnya disebabkan oleh inflasi dalam negeri yang mulai turun dan kuatnya dukungan investor domestik seiring dengan likuiditas yang berlimpah. Namun, tingkat yield yang kurang menarik dan valuasi yang mahal membuat investor asing mulai membukukan outflow dalam beberapa hari terakhir (Exhibit 2). Kedepannya, terdapat potensi terjadi aksi profit taking melihat spread FR dengan US Treasury yang semakin sempit.

Dampak Terhadap:

1. USD/IDR. Dalam sepekan, USD Index menguat +0,22% ke level 103,86 disebabkan oleh kuatnya data ekonomi AS. IDR kembali melemah dan ditutup di 15.203 karena penguatan USD serta foreign outflow dari pasar saham dan obligasi Indonesia seiring dengan sentimen risk off di pasar keuangan global.

2. INDON (Indonesia Government USD Bonds). Dalam sepekan, yield INDON 10YR naik +29,00 bps ke 5,16% seiring dengan kenaikan yield US Treasury 10YR ke 3,81% serta kenaikan CDS 5YR ke level 92,45 bps. Kenaikan yield disebabkan oleh kekhawatiran pasar akan kemungkinan The Fed kembali agresif dalam pengetatan kebijakan moneternya.

3. FR (Indonesia Government IDR Bonds). Dalam sepekan, yield FR 10YR naik +6,70 bps ke 6,74% karena kenaikan yield US Treasury 10YR, pelemahan IDR, serta foreign outflow sebesar IDR 3,84 triliun.

Kenaikan yield FR 10YR cenderung lebih terbatas karena kuatnya dukungan investor domestik ditengah likuiditas yang berlimpah. Terdapat risiko kenaikan yield lebih lanjut karena tingkat yield yang kurang menarik dan valuasi yang cenderung mahal.

4. Pasar Saham Global (DJIA, S&P500, dan Nasdaq). Pergerakan DJIA, S&P500, dan Nasdaq mixed - 0,13%, -0,28%, dan +0,59% di pekan lalu. Volatilitas di pasar saham cukup terbatas karena suku bunga semakin mendekati puncaknya. Indeks Nasdaq yang merepresentasikan saham teknologi AS justru menguat meskipun terdapat potensi The Fed meningkatkan laju kenaikan suku bunga.

5. IHSG (Pasar Saham Indonesia). Dalam sepekan, pergerakan IHSG cenderung stabil dan ditutup di 6.896. Investor asing kembali mencatatkan outflow sebesar IDR 1,38 triliun dalam sepekan.

Kedepannya, masih terdapat potensi kenaikan indeks dengan ditopang oleh pertumbuhan laba emiten

terutama big banks yang baik, fundamental yang kuat, dan valuasi yang masih cukup menarik.

(3)

Weekly

Market Overview

Wealth Management Division

20 February 2023

World Commodities Currencies

Foreign Trading Activity

Fixed Income Equity

Per 17 Februari 2023

Currencies Last Close % 1D % 5D % YTD US Dollar Index 103.86 0.01 0.22 0.33

GBP/USD 1.2037 0.37 (0.21) (0.38)

EUR/USD 1.0695 0.20 0.16 (0.09)

AUD/USD 0.6879 - (0.55) 0.97

NZD/USD 0.6247 (0.16) (0.92) (1.62)

USD/JPY 134.15 0.16 2.12 2.31

USD/HKD 7.8450 (0.05) (0.06) 0.56

USD/KRW 1,299.65 1.16 2.74 2.70

USD/CNY 6.8686 0.16 0.79 (0.43)

USD/SGD 1.3364 0.01 0.46 (0.23)

USD/IDR 15,203.00 0.30 0.46 (2.34)

JCI Sectoral Last Close % 1D % 5D % YTD

Financial 1,427.65 0.32 (0.02) 0.90

Consumer Non Cyclical 759.27 0.51 0.10 5.96 Infrastructure 865.21 (0.21) 1.67 (0.39) Basic Material 1,250.68 (0.78) (1.61) 2.84

Energy 2,082.24 (0.76) 0.34 (8.66)

Consumer Cyclical 844.41 (0.63) 1.26 (0.76)

Technology 5,613.44 0.49 4.27 8.74

Healthcare 1,615.74 0.64 1.57 3.24

Property 690.28 (0.97) (1.98) (2.95)

Industrial 1,155.18 (0.22) (0.25) (1.63) Transportation 1,841.68 (0.28) 0.82 10.82 Equity Indices Last Close % 1D % 5D % YTD

Dow Jones 33,826.69 0.39 (0.13) 2.05

S&P 500 4,079.09 (0.28) (0.28) 6.24

Nasdaq 11,787.27 (0.58) 0.59 12.62

FTSE 100 Index 8,004.36 (0.10) 1.55 7.42 Euro STOXX 600 464.30 (0.20) 1.40 9.28 SSE Composite Index 3,224.02 (0.77) (1.12) 4.36 Nikkei 225 27,513.13 (0.66) (0.57) 5.44 Hang Seng 20,719.81 (1.28) (2.22) 4.74

Kospi 2,451.21 (0.98) (0.75) 9.61

IDX Composite 6,895.71 0.00 0.22 0.66 Indonesia (LQ45) 954.38 0.09 0.20 1.84 Indonesia (IDXSMC) 349.94 (0.47) (0.12) (0.35) Government Bond Yield Last Yield (%) 1D (bps) 5D (bps) YTD (bps)

IndoGB 5Y (IDR) 6.37 4.20 1.20 16.90

IndoGB 10Y (IDR) 6.74 4.40 6.70 (20.10) IndoGB 20Y (IDR) 7.05 0.60 5.80 (6.60) IndoGB 5Y (USD) 4.96 10.50 25.30 27.10 IndoGB 10Y (USD) 5.16 12.90 29.00 36.70 IndoGB 30Y (USD) 5.63 13.10 27.40 26.30 US Treasury 5Y 4.03 (4.36) 10.65 2.52 US Treasury 10Y 3.81 (4.60) 8.28 (6.00) US Treasury 30Y 3.87 (4.49) 5.35 (9.37) Indo CDS (USD) 5Y 92.45 2.33 1.95 (7.12)

Commodities Last Price % 1D % 5D % YTD

WTI Oil 76.34 (2.74) (4.24) (4.88)

Brent Oil 83.00 (2.51) (3.92) (3.39)

Gold 1,842.36 0.33 (1.24) 1.01

Natural Gas 2.28 (4.77) (9.51) (49.16)

Coal 209.35 (2.17) (7.41) (48.20)

Nickel 25,641.00 (2.65) (7.03) (14.25)

Copper 410.85 (0.65) 2.29 7.82

CPO 4,095.00 1.61 7.59 (1.82)

Asset Class 1D WTD MTD YTD

Equity (0.28) (1.38) 3.09 (0.01)

Fixed Income (1.87) (3.84) (4.58) 45.14

(4)

Weekly

Market Overview

Wealth Management Division

20 February 2023

Country Data Previous Forecast Release Date*

US

Manufacturing PMI February 2023 46,90 47,30 21-Feb-23

S&P Global Composite PMI February 2023 46,80 47,50 21-Feb-23

Services PMI February 2023 46,80 47,20 21-Feb-23

Core PCE Prices Q4-2022 3,90% 3,90% 23-Feb-23

PCE Prices Q4-2022 3,20% - 23-Feb-23

Initial Jobless Claims 194K 200K 23-Feb-23

EU

Services PMI February 2023 50,80 51,00 21-Feb-23

Manufacturing PMI February 2023 48,80 49,30 21-Feb-23

CPI January 2023 (YoY) 8,50% 8,60% 23-Feb-23

CPI January 2023 (MoM) -0,40% -0,20% 23-Feb-23

Japan

Service PMI January 2023 52,30 - 20-Feb-23

Manufacturing PMI January 2023 48,90 - 20-Feb-23

National Core CPI January 2023 (YoY) 4,00% 4,20% 23-Feb-23

National CPI January 2023 (YoY) 4,00% - 23-Feb-23

Proyeksi Data Ekonomi

Data Rilis Minggu Ini

Macro Indicator 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023E

Gross Domestic Product (% YoY) 5,1 5,2 5,0 -2,1 3,7 5,3 4,7

GDP per capita (US$) 3.877 3.927 4.175 3.912 4.350 4.784 5.011

Consumer Price Index Inflation (% YoY) 3,6 3,1 2,7 1,7 1,9 5,5 4,3

BI 7 Days Repo Rate (%) 4,25 6,00 5,00 3,75 3,50 5,50 5,75

USD/IDR Exchange Rate (end of year)** 13.433 14.390 13.866 14.050 14.262 15.568 15.647

Trade Balance (US$ billion) 11,8 -8,5 -3,2 21,7 35,3 54,5 43,2

Current Account Balance (% GDP) -1,6 -3,0 -2,7 -0,4 0,3 0,9* -0,2

* Estimated number.

** Estimation of Rupiah's fundamental exchange rate.

(5)

Weekly

Market Overview

Wealth Management Division

20 February 2023

Weekly

Market Overview

Wealth Management Division

EDITOR: Wealth Management Division DISCLAIMER: This report is for information only, and is not intended as an offer or solicitation with respect to the purchase or sale of any commodities, securities, or currencies. We deem that the information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, we do not guarantee their accuracy, and any such information may be incomplete or condensed. None of PT. Bank Central Asia Tbk (“BCA”), and/or its affiliated companies, and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. BCA, or any of its related companies or any individuals connected with BCA or BCA group accepts no liability for any direct, special, indirect, consequential, incidental damages or any other loss or damages of any kind arising from any use of the information herein (including any error, omission or misstatement herein, negligent or otherwise) or further communication thereof, even if the BCA or any other person has been advised of the possibility thereof. Opinion expressed is the analysts’ current personal views as of the date appearing on this material only, and subject to change without notice. It is intended for the use by recipient only and may not be reproduced or copied/photocopied or duplicated or made available in any form, by any means, or redistributed to others without written permission of PT Bank Central Asia Tbk.

SOURCE: Economic Banking & Industry Research of BCA Group, Bloomberg, Reuters, Bisnis Indonesia, Kontan, CME Group

Glossary

• AS: Amerika Serikat.

• Bps: basis point. 100 bps sama dengan 1%.

Consumer Price Index (CPI): inflasi dari sisi konsumen.

• Fed pivot: suatu kondisi dimana The Fed selaku bank sentral Amerika Serikat mengubah arah kebijakan moneter dari yang sebelumnya kontraktif (ketat) menjadi ekspansif (longgar), atau sebaliknya.

Foreign inflow: aliran dana masuk.

Foreign outflow: aliran dana keluar.

Hawkish: kebijakan moneter ketat, biasanya ditandai dengan suku bunga yang tinggi.

• Kebijakan moneter: kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral di suatu negara untuk mengontrol jumlah uang beredar di pasar.

Producer Price Index (PPI): inflasi dari sisi produsen.

Risk off: kondisi dimana investor mengurangi eksposur terhadap risiko.

Terminal rate: titik dimana suku bunga telah mencapai puncaknya.

• The Fed: bank sentral AS.

US Treasury (UST): obligasi pemerintah AS.

Yield: imbal hasil.

Referensi

Dokumen terkait

CHAPTER 5 Project Designing 5.1 Design Considerations 5.2 Design Phases 5.3 Design Flow Chart 5.4 Major Components 5.5 Selection of Wheel Chair and its Characteristics 5.6