Ressort Parlilitan - Pdt. Jairus Sianturi Kursus
Wilayah dan
Kurun Waktu Isu Manajemen
Kepemimpinan Respon Terhadap Masalah
Tanggapan Kelompok
Huria hutagalung Ressort Parlilitan 1943
Banyaknya terjadi kasus kasus dibawah kursus yang dipimpin oleh guru L. Sihotang seperti tuduhan, pencurian, judi, dan lain-lain.
Banyak dari jemaat yang pindah ke kampung yang kecil di resort parlilitan.
Kelompok kami menanggapi dengan serius banyaknya kasus yang terjadi di bawah kursus yang dipimpin oleh Guru L. Sihotang, seperti tuduhan, pencurian, dan judi. Situasi ini mencerminkan perlunya tindakan tegas serta evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan pembinaan di lingkungan kursus tersebut.
Kami berharap pihak berwenang segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi menciptakan lingkungan belajar yang aman, kondusif, dan bebas dari perilaku yang merugikan.
Ressort Parlilitan – Pdt. W. LumbantoruanPangalaho ni Parminggu Parlilitan (1954) Jemaat malas
dalam melakukan ulaon na badia.
Adanya
kekerasan yang terjadi dimana ada seorang bapak “ama” agar ibu “ina” tidak bergereja ke HKBP dikarenakan bapak itu mulai mengikuti ibadah roma katolik.
Adanya respon seorang yang baik yang
menyadarkan jemaat tersebut.
Kelompok kami menanggapi permasalahan ini dengan keprihatinan dan harapan agar setiap individu dapat menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kemalasan jemaat dalam melakukan ulaon na badia mencerminkan perlunya peningkatan motivasi dan pemahaman tentang pentingnya peran aktif dalam kehidupan berjemaat. Sementara itu, adanya kekerasan dalam rumah tangga terkait perbedaan keyakinan sangat disayangkan, karena setiap individu memiliki hak untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya tanpa paksaan atau tekanan. Kami berharap adanya dialog yang lebih terbuka dan damai dalam menghadapi perbedaan, sehingga keharmonisan dalam keluarga dan jemaat tetap terjaga.
Simaninggir, Pusuk, dohot Baringin (1953)
Masuknya 25 orang penyembah berhala ke HKBP.
Turunnya kepala gereja menasehati orang-orang tersebut dan dibaptis Agustus 1954 sebanyak 142 orang.
Kelompok kami menanggapi masuknya 25 orang penyembah berhala ke HKBP sebagai suatu peristiwa yang memerlukan pendekatan bijaksana.
Hal ini dapat menjadi peluang bagi gereja untuk memperkenalkan ajaran Kristen dengan kasih dan keterbukaan, serta membimbing mereka dalam memahami iman yang benar. Namun, gereja juga perlu memastikan bahwa proses ini dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, sehingga mereka dapat menerima ajaran dengan hati yang terbuka. Kami berharap gereja dan jemaat dapat menyikapi hal ini dengan
kebijaksanaan dan kasih, demi menjaga kesatuan dan kedamaian dalam beribadah.
Lumban Balik dohot
Nagurguran
Datang nya para orang yang ingin memberitakan firman, tetapi para Masyarakat
Pada waktu hari minggu mereka berkotbah kepada Masyarakat yang ada di sana serta
Kelompok kami menanggapi kedatangan orang- orang yang ingin memberitakan Firman Tuhan, tetapi justru menimbulkan ketakutan atau keresahan di masyarakat, sebagai suatu tantangan dalam penyebaran ajaran agama. Situasi ini
disana merasa ketakutan atau risi, dan pada saat
itu banyak
masalah yang terjadi dikampung itu.
mengajari ana- anak dan para remaja dan seiring berjalannya waktu mereka terus memberitakan Firman kepada Masyarakat.
menunjukkan adanya ketidaksiapan atau kesalahpahaman di antara masyarakat setempat, yang mungkin disebabkan oleh pengalaman sebelumnya atau kurangnya pemahaman akan maksud kedatangan para pemberita Firman.
Batu rara,tambun marisi dohot badua diri
Belum tersebarnya
Firman pada
tempat itu. Dan kurang nya guru untuk
memberikan ajaran di Tambun marisi.
Mulai
tersampaikan Firman Tuhan melalui Khotbah di rumah ompu raja Omas dan penyampaian khotbah di malam hari ketika di rumah Toga jolo.
Kelompok kami menanggapi kondisi di Tambun Marisi, di mana Firman Tuhan belum tersebar luas dan kurangnya guru untuk mengajarkan ajaran agama, sebagai suatu tantangan yang perlu segera ditindaklanjuti. Kurangnya pembimbing rohani dapat menghambat pertumbuhan iman masyarakat setempat serta menyebabkan minimnya pemahaman akan ajaran Kristen.
Parsoburan dohot
Lumban pinasa Di parsoburan Firman telah tersampaikan dan
di kampung
Lumban pinasa ada perselisihan antara Raja bauk dengan Jamar galing
Ketika mereka sedang berada di Lumban pinasa mereka mulai memberitakan Firman Tuhan dan masyarakan
banyak yang
datang pada
waktu itu dan pada waktu itu Khotbah nya menyinggung tengtang konflik dan setelah itu mereka mulai saling berdamai dan menghargai.
Kelompok kami menanggapi situasi di Parsoburan, di mana Firman telah tersampaikan, sebagai suatu perkembangan positif yang patut disyukuri. Ini menunjukkan bahwa ajaran Kristen mulai diterima dan dipahami oleh masyarakat setempat. Namun, kami juga menyadari bahwa di Kampung Lumban Pinasa terjadi perselisihan antara Raja Bauk dan Jamar Galing, yang dapat mengganggu keharmonisan komunitas.
Tornagodang Adanya konflik terhadap marga Tanjumg raja sian lobu hole dan terjadinya perang yangmenyebabkan banyak korban meninggal dan terjadi
penganiayaan di tempat itu.
Penyampaian Firman Tuhan dan titah ke enam di kampung itu.
Kelompok kami menanggapi konflik yang terjadi terhadap marga Tanjung Raja Sian Lobu Hole, yang berujung pada perang, korban jiwa, dan penganiayaan, sebagai suatu peristiwa yang sangat memprihatinkan. Kekerasan dan pertumpahan darah hanya akan membawa penderitaan dan perpecahan di dalam masyarakat.
Perlu untuk melakukan upaya rekonsiliasi dan mediasi dari para pemimpin adat, tokoh agama, serta pihak berwenang untuk menghentikan konflik dan membangun kembali perdamaian.
Penyelesaian secara damai melalui musyawarah dan pendekatan kasih harus diutamakan agar kejadian serupa tidak terulang, serta masyarakat dapat kembali hidup berdampingan dengan harmonis dan penuh rasa saling menghormati.
Na Tumikka, Lintong dohot Pangururan
Ketika berada di kampung Guru mandaung anak- anak di sana merasa ketakutan karena kedatang orang baru dan di
kampung itu
banyak perjudian, dan ketika pergi ke Pangururan terdapat orang
Ketika pada hari sabtu mereka memberikan Firman krpada
yang bisa
membaca dan
ketika di
Pangururan mereka
menyampaikan khotbah pada hari
minggu dan
Kelompok kami menanggapi situasi di Kampung Guru Mandaung, di mana anak-anak merasa ketakutan dengan kedatangan orang baru dan maraknya perjudian, sebagai tantangan sosial yang perlu mendapat perhatian serius. Ketakutan anak- anak mungkin mencerminkan kurangnya interaksi dengan orang luar atau adanya pengalaman buruk sebelumnya, sementara perjudian yang merajalela dapat membawa dampak negatif bagi masyarakat.
Selain itu, di Pangururan, keberadaan orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih bijak dan penuh
yang belum percaya kepada Tuhan
mereka pun mulai menerima Firman itu dan meminta untuk diberikan satu guru untuk mengajari
mereka.
kasih dalam menyebarkan ajaran iman. Kami berharap ada upaya edukasi, pembinaan rohani, serta penguatan nilai-nilai moral agar masyarakat di kedua tempat ini dapat hidup dalam lingkungan yang lebih aman, harmonis, dan memiliki kesempatan untuk mengenal iman dengan cara yang damai dan terbuka.
Parik sabungan ,
Aek unsim,
Sibalanga dohot Gonting
Masih adanya hal-
hal yang
menyimpang dari ajaran Tuhan
Penyampaian Firman Tuhan di kampung itu dan Masyarakat juga menerimanya dengan baik.
Gereja dapat lebih aktif dalam memberikan pengajaran yang benar serta membimbing jemaat agar tetap berjalan sesuai dengan ajaran Tuhan.
Selain itu, pendekatan yang penuh kasih, kesabaran, dan teladan hidup yang baik dari para pemimpin rohani dan jemaat yang lebih dewasa dalam iman dapat membantu membawa perubahan positif di tengah masyarakat.
4o Parsosoran,
Hadataran Ketika mereka
pergi ke
Parsosoran
kemudian ke Hadataran dan ke Rumambe banyak orang brkumpul untuk
mendengarkan Firman.
Mereka
menyampaikan Firman kepada jemaat yang ada di sana dan mereka
berkumpul pada malam hari untuki mendengarkan Firman Sihulambu,
Botung, Batu mamak, Sori matinggi dohot Sibalanga
Ketika mereka
sampai di
Sihulambu
mereka bertemu dengan pendeta dan guru ruben membicarakan perjalanan mereka
Ketika mereka di
Batu mamak
mereka memberitakan khotbah dan pergi ke Sori matinggi untuk menjenguk orang yang sakit danmemberitakan Firman di sana Parik sabungan,
Nastinggir, parsambilan dohot Lumban nabolon
Ketika mereka
sampai di
Sibalanga dan pergi ke Parik sabungan mereka mengalami
perjalanan yang sangat sangat berat
Di hari selasa malam mereka menyampaikan khotbah ketika telah melewati perjalanan yang sangat berat dan mereka pergi ke
tempat guru
Mathias Gurning mereka bermalam di sana untuk mengajari para sintua yang ada di sana.
Janji matogu, Sigaol, Gultom dohot Siregar
Ketika mereka sampai di janji
matogu ada
seorang Masyarakat mengatakan tentang adanya keberhalaan
Ketika mereka sampai di situ mereka
mengingatkan
orang yang
berhala tetapi mereka tetap keras berhala dan ketika mereka pergi ketempat Guru Gerson
Kelompok kami menanggapi pernyataan seorang masyarakat di Janji Matogu tentang adanya keberhalaan sebagai suatu hal yang perlu disikapi dengan bijak. Kepercayaan terhadap berhala mungkin masih kuat di beberapa kalangan karena faktor budaya atau warisan leluhur.
Dalam menghadapi hal ini, pendekatan yang dilakukan harus penuh kasih dan pengertian, bukan dengan paksaan atau konfrontasi. Gereja dan para pemimpin rohani sebaiknya membuka ruang dialog yang sehat, memberikan pemahaman tentang
Hutabarat mereka berkhotbah di situ dan kemudian pergi kelobu
siregar dan
kemudian
berkhotbah juga di sana.
ajaran Tuhan, serta menunjukkan teladan hidup yang mencerminkan kasih dan kebenaran. Dengan demikian, perubahan yang terjadi dapat berlangsung secara alami dan diterima dengan hati yang terbuka.
Pintu bosi, Ujung tanduk dohot Huta tinggi
Adanya orang yang malas ke gereja
Pada hari rabu mereka di suruh Ephorus ke pintu bosi sampai ke huta tinggi untuk berkhotbah di
sana serta
mengajak orang yang malas ke gereja
Kelompok kami menanggapi kemalasan orang untuk pergi ke gereja sebagai tantangan yang perlu diatasi dengan pendekatan yang bijak dan penuh kasih. Ada berbagai alasan mengapa seseorang enggan beribadah, seperti kurangnya pemahaman akan pentingnya persekutuan, kesibukan duniawi, atau kekecewaan terhadap lingkungan gereja.
gereja dapat lebih aktif dalam membangun kedekatan dengan jemaat, memberikan pengajaran yang menginspirasi, serta menciptakan suasana ibadah yang lebih menarik dan membangun iman.
Selain itu, peran keluarga dan komunitas juga sangat penting dalam mendorong kebiasaan beribadah, sehingga jemaat semakin menyadari pentingnya mendekatkan diri kepada Tuhan Februari 1900
Sukkean,
Pollung dohot Sampean
Jemaat disana mempertanyakan bagaimana lebih dalam tentang khotbah itu
Ketika mereka di sungkean mereka berkhotbah di sana dan pergi menuju pollung dan berkhotbah juga di sana dan setelah itu pergi juga ke sampean di rumah tuan rein marga siregan untuk berkhotbah di sana dan menjelaskannya
Tomok dan
Ambarita Banyak orang yang tidak suka mendengarkan Firman
dikarenakan mereka masih berkaitan dengan sisingamangaraja
Mereka
memberitahukan bahwa hanya Tuhan lah yang patut di takutkan dan di sembah
Kelompok kami menanggapi banyaknya orang yang tidak suka mendengarkan Firman Tuhan karena masih berkaitan dengan Sisingamangaraja sebagai tantangan dalam penyebaran ajaran Kristen. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh budaya dan sejarah masih sangat kuat dalam kehidupan masyarakat, sehingga penerimaan terhadap ajaran baru menjadi sulit. Kami berharap pendekatan yang dilakukan tidak bersifat memaksa, tetapi lebih kepada dialog terbuka yang menghormati kepercayaan lokal, sambil secara perlahan memperkenalkan ajaran Kristen dengan kasih dan teladan hidup yang baik. Dengan pendekatan yang penuh pengertian, diharapkan masyarakat dapat lebih terbuka dalam menerima Firman Tuhan tanpa merasa kehilangan identitas budaya mereka.
Sipolha Ketika mereka bertemu dengan Tuan manik dan membicarakan tentang Firman raja itu tidak tertarik
Mereka
menyampaikan firman
kekampung itu
dan untuk
menyebarkannya kepada
Masyarakat yang ada di sana supaya
Kelompok kami menanggapi ketidaktertarikan Tuan Manik saat membicarakan tentang Firman Tuhan sebagai sebuah tantangan dalam penyebaran ajaran Kristen. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua orang langsung terbuka terhadap ajaran baru, mungkin karena faktor budaya, kepercayaan yang sudah dianut, atau kurangnya pemahaman tentang ajaran Kristen. Kami berharap dalam menghadapi situasi seperti ini, pendekatan yang
sampai kepada
raja itu digunakan tetap penuh kasih, sabar, dan tidak memaksakan keyakinan. Dengan memberikan contoh hidup yang baik serta membangun hubungan yang lebih dekat, diharapkan hati yang awalnya tertutup dapat perlahan terbuka untuk menerima Firman Tuhan.
Tigalanggiung
dohot Purba Ketika mereka menyampaikan firman di tempat raja itu mereka merasa heran ketika mereka mendengarnya karena mereka tidak mengenal
Tuhan dan
mereka rindu akan Firman
Ketika hari jumat mereka
menyampaikan Firman Tuhan di
pasar dan
berkhotbah dan m,asyarakat di sana rindu dan bertanya tanya tentang firman itu
kerinduan masyarakat ketika mendengar Firman Tuhan sebagai tanda bahwa ada keinginan untuk mengenal kebenaran, meskipun sebelumnya mereka belum mengenal Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran Firman harus dilakukan dengan cara yang menyentuh hati dan relevan dengan kehidupan mereka. Kami berharap para penginjil dan pemimpin rohani dapat terus memberikan bimbingan yang jelas, penuh kasih, dan sabar dalam memperkenalkan ajaran Kristen, sehingga mereka yang rindu akan Firman dapat semakin bertumbuh dalam iman dan memahami kasih Tuhan secara lebih mendalam.
Paropo Ketika mereka
sampai di
kampung ompu
raja nikku
merkeras membicarakan firman tuhan disana dan banyak
yang ingin
mendengarkannya Silalahi nabolak Banyak orang di
kampung itu
hanya penjahat
peracun dan
dukun
Krtika mereka sampai
dikampung itu mereka
menyampaikan firman tuhan di sana dan banyak
yang ingin
mendengarkannya
Kondisi ini mencerminkan adanya masalah sosial dan moral yang memerlukan perhatian serius, baik dari pemimpin masyarakat maupun gereja. Perlu untuk melakukan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah ini bukan dengan menghakimi, tetapi dengan memberikan bimbingan rohani, pendidikan, dan penyuluhan moral agar masyarakat dapat berubah ke arah yang lebih baik. Gereja dan tokoh-tokoh bijak di lingkungan tersebut dapat berperan dalam membawa perubahan melalui kasih, pendidikan, dan penyebaran nilai-nilai kebenaran agar kampung tersebut menjadi tempat yang lebih damai dan beradab.
Pangururan
dohot simbolon Banyak orang di kampung
simbolon bermusuhan
Mereka pergi menjumpai raja Hussa dan mereka memberitakan firman di sana dan berkhotbah
ermusuhan dalam masyarakat dapat merusak hubungan sosial, menciptakan ketegangan, dan menghambat kehidupan yang harmonis. dalam hal ini harus dilakukan upaya rekonsiliasi melalui dialog, mediasi dari para pemimpin adat dan tokoh agama, serta pendekatan yang menekankan nilai kasih, persaudaraan, dan perdamaian. Dengan saling memahami dan mengedepankan kebersamaan, masyarakat di Kampung Simbolon dapat kembali hidup rukun serta menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis.
Palipi, Nainggolan dohot sirait
Banyak orang di kampung
nainggolan yang malas kegereja
Mereka mengajak orang yang ada di
kampung itu
untuk rajin
kegereja dan berkhotbah juga di sana mereka
Kemalasan banyak orang di Kampung Nainggolan untuk pergi ke gereja sebagai tantangan yang perlu mendapat perhatian. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya pemahaman tentang pentingnya ibadah, kesibukan duniawi, atau kurangnya keterlibatan gereja dalam kehidupan jemaat. Gereja dapat mengambil
juga senang mendengatkan firman itu
langkah aktif dengan mendekati jemaat, mengadakan kegiatan yang lebih menarik, serta memberikan pengajaran yang membangun iman.
Selain itu, dorongan dari keluarga dan komunitas juga penting agar kesadaran beribadah semakin tumbuh, dan masyarakat dapat kembali memiliki semangat dalam menjalankan kehidupan rohani mereka.
Barita pardalanan zending tu Ambarita, Aceh Sumatera barat , medan , 1928-1929 Pdt, Justin sihombing hutasoit
Di Ambarita Banyak anak di sana yang malas
sekolah dan
jemaat yang arah utara sangatlah keras karena masuk angka kepala negri di situ pada bulan April terjadi juga penyakit buruk dan banyak orang yang meninggal dunia dan ketika meninggal
mereka tidak dikubur oleh guru atau jemaat
Belum ada respon yang diberikan gereja pada saat itu
Kemalasan anak-anak untuk bersekolah dapat berdampak buruk pada masa depan mereka, dan sikap keras jemaat di arah utara menunjukkan adanya tantangan sosial serta perbedaan pandangan yang mungkin memperumit keadaan. Selain itu, wabah penyakit yang terjadi pada bulan April hingga menyebabkan banyak kematian semakin memperburuk kondisi masyarakat. Perhatian yang lebih harus dilakukan dari pihak gereja, pemimpin masyarakat, dan pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Pendidikan harus didorong agar anak- anak memiliki masa depan yang lebih baik. Dalam menghadapi perbedaan pandangan di antara jemaat, diperlukan dialog dan pendekatan yang lebih damai. Mengenai masalah kematian dan pemakaman, gereja dan komunitas sebaiknya tetap menunjukkan kasih dan kepedulian tanpa memandang perbedaan, agar setiap individu dapat diperlakukan dengan hormat bahkan setelah meninggal dunia.
Aceh Banyak orang
yang mengangis karena kelaparan dan firman Tuhan belum sampai di sana dan tidak pernah
mengadakan perjamuan kudus di tempat itu
Belum ada respon yang diberikan gereja pada saat itu
elaparan yang dialami masyarakat menunjukkan adanya kesulitan ekonomi dan kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan mereka. Selain itu, belum sampainya Firman Tuhan dan tidak pernah diadakannya Perjamuan Kudus di tempat itu menandakan minimnya pembinaan rohani, yang bisa berdampak pada lemahnya iman dan harapan masyarakat. pelru tindakan nyata dari gereja, komunitas, dan pihak berwenang untuk membantu mereka, baik dalam pemenuhan kebutuhan fisik maupun rohani. Bantuan sosial dan ekonomi perlu ditingkatkan agar masyarakat tidak terus menderita karena kelaparan. Sementara itu, gereja juga perlu mengirimkan pelayan Tuhan untuk mengajarkan
Firman, menguatkan iman, serta
menyelenggarakan ibadah dan sakramen Perjamuan Kudus, sehingga masyarakat dapat merasakan kehadiran kasih Tuhan dalam hidup mereka.
Sumatera Sudah banyak orang Kristen batak di sana dan mereka
memberikan nyanyian ketika mereka
berkumpul Bukkas tu medan Firman tuhan
telah sampai pada saat itu di tempat Daerah Angkola itu.
dan Membahas
tantangan Penginjil
berkhotbah penginjilan di daerah Angkola, khususnya dalam mengumpulkan jemaat di Sipirok dan
Bungabondar
(1928-1029) penginjilan didaerah Angkola tidaklah mudah dalam
mengumpulkan jemaat yang ada di Sipirok dan Bungabondar.
kepada saudara- saudara seiman agar lebih semangat dalam memahami firman Tuhan.
Karena firman Tuhan lah yang menjadi senjata dalam
menghadapi ajaran yang sesat.
Selainitu, jika ada pertentangan sesama umat Kristen haruslah didamaikan serta jika ada yang sedang berduka, sakit hendaklah dihibur dengan firman Tuhan agar mereka tetap jalan bersama Tuhan.
Bungabondar, sebagai suatu hal yang perlu pendekatan yang lebih bijaksana dan penuh kesabaran. Kesulitan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perbedaan keyakinan, budaya, atau kurangnya pemahaman masyarakat terhadap ajaran Kristen. Upaya penginjilan di daerah tersebut dilakukan dengan strategi yang lebih efektif, seperti membangun hubungan baik dengan masyarakat setempat, memahami budaya mereka, serta menyampaikan Firman Tuhan dengan cara yang relevan dan penuh kasih. Selain itu, keterlibatan tokoh adat dan pemimpin lokal dapat membantu dalam membangun kepercayaan serta membuka jalan bagi jemaat untuk lebih mudah menerima pengajaran iman.
Sibuluan,wilaya h Barumun di Padangbolak
Terjadinya pergolakan iman didalam jemaat.
Yang dimana iman jemaat masih mudah terombang- ambingkan akibat adanya ajaran agama Islam yang masuk sehingga adanya peralihan kepercayaan jemaat.
Dengan melakukan ibadah,
persekutuan, dan pengajaran firman Tuhan kepada jemaat. Serta meneguhkan iman mereka dan mengajak jemaat yang bimbang dan beralih kepercayaan supaya tidak ragu dan tetap kembali kepada Tuhan Yesus.
Kelompok kami menanggapi pergolakan iman dalam jemaat sebagai tantangan serius yang harus dihadapi dengan kebijaksanaan dan kasih. Iman yang mudah terombang-ambing akibat masuknya ajaran Islam menunjukkan bahwa pemahaman jemaat tentang Firman Tuhan masih lemah, sehingga lebih rentan mengalami peralihan kepercayaan. Kami berharap gereja lebih aktif dalam membina dan menguatkan iman jemaat melalui pengajaran yang mendalam,
pendampingan rohani, serta peningkatan keterlibatan dalam kegiatan gereja. Pendekatan yang penuh kasih tanpa sikap menghakimi juga perlu diterapkan agar jemaat merasa diterima dan dipahami dalam pergumulan imannya, sehingga mereka memiliki dasar iman yang kuat dan tetap setia kepada ajaran Kristen.
Gunungtua (Pada
Hari Minggu) Masih banyak para pekerja kuli BOW yang masih bekerja pada hari minggu.
Ketika mereka di nasehati, mereka hanya menjawab bahwa mereka masih penyembah berhala dan masih tahap belajar.
Banyaknya pekerja kuli BOW yang bekerja pada hari Minggu sebagai tantangan bagi jemaat dalam menjalankan ibadah dan menghormati hari
peristirahatan. Kesulitan ekonomi dan tuntutan pekerjaan mungkin menjadi alasan utama mereka tetap bekerja pada hari ibadah. Kami berharap gereja dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya beribadah,
sekaligus mencari solusi yang bijaksana agar para pekerja tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus mengabaikan kewajiban rohani.
Selain itu, jika memungkinkan, gereja dapat mengadakan ibadah di waktu yang lebih fleksibel bagi mereka yang tidak bisa hadir di hari Minggu,
sehingga mereka tetap mendapatkan pembinaan iman yang baik.
4o
Barita Pardalanan Zending tu Kota Kerangan Singkil (1934-1935) Pdt. Cyrellus Simanjuntak
Aceh Singkil, Kota Kerangan (1927)
Adanya masalah mengenai
sengseketa tanah.
Yang dimana sebuah perusahaan Belgia membuka perkebunan dan membeli tanah dari penduduk setempat seharga 40.000 gulden.
Namun, masih ada sisa1.800 yang belum dibagikan, yang kemudian menjadi sumber perselisihan antara dua kelompok yaitu kelompok silom dan kelompok sipelebegu. Yang dimana keduanya mengklaim berhak atas uang tersebut.
Keputusannya, pemerintah singkil
memberikan uang tersebut kepeda kelompok
sipelebegu karena mereka
menganggap sebagai peilik sah tanah yang telah dijual. Dan kepala kampung Gadang Taedang ditunjuk untuk mengelola pembagian uang tersebut.
Sengketa tanah yang terjadi akibat pembelian tanah oleh perusahaan Belgia seharga 40.000 gulden, di mana masih ada sisa 1.800 gulden yang belum dibagikan dan menjadi sumber perselisihan antara kelompok Silom dan kelompok Sipelebegu, sebagai masalah serius yang perlu penyelesaian adil dan damai. Klaim dari kedua kelompok menunjukkan adanya ketidaksepakatan mengenai hak kepemilikan, yang jika tidak ditangani dengan baik dapat memicu konflik berkepanjangan. Kami berharap penyelesaian dilakukan melalui jalur musyawarah yang melibatkan pihak berwenang, tokoh adat, dan pemimpin masyarakat agar keputusan yang diambil bersifat adil serta diterima oleh semua pihak. Dengan pendekatan yang bijaksana dan damai, diharapkan konflik ini dapat diselesaikan tanpa menimbulkan perpecahan lebih lanjut di dalam komunitas.
Aceh, Simpang
Kanan (1932) Adanya tantangan untuk mendirikan rumah ibadah seperti di Tapanuli dalam penyebaran agama Kristen ditengah masih banyaknya yang menganut
kepercayaan lama dan agama Islam.
Serta ada kesulitan terhadap dana, kendala
administrasi dan kemungkinan perlawanan dari masyarakat setempat.
Akibat mereka mengetahui bahwa di Aceh sudah
menyebarkan agama Baru, akhirnaya mereka berani
mengajukan surat permohonan kepada pemerintah di Hindia (Van Indie).
Tantangan dalam mendirikan rumah ibadah di Tapanuli sebagai bagian dari penyebaran agama Kristen di tengah masyarakat yang masih banyak menganut kepercayaan lama dan Islam, sebagai sebuah hal yang perlu disikapi dengan bijaksana dan penuh kesabaran. Selain hambatan dari segi kepercayaan, kendala dana, administrasi, serta kemungkinan perlawanan dari masyarakat setempat menjadi tantangan yang harus dihadapi dengan pendekatan yang tepat. Kami berharap proses ini dapat dilakukan dengan dialog yang terbuka, komunikasi yang baik dengan pemerintah dan masyarakat, serta mencari solusi bersama agar pendirian rumah ibadah tidak menimbulkan konflik, melainkan menjadi sarana untuk membangun toleransi dan kedamaian di tengah keberagaman.
Singkil, Aceh, Kota Kerangan (1932-1933)
Perjuangan mayarakat kota Kerangan untuk mendapatkan izin dalam mendirikan
Akibat dari perjuangan masyarakat dalam mengajukan surat permohonan
perjuangan masyarakat Kota Kerangan dalam mendapatkan izin mendirikan gereja dan berpindah ke agama Kristen sebagai sebuah tantangan besar yang memerlukan keteguhan iman dan dukungan dari berbagai pihak. Hambatan dari
gereja dan berpindah ke agama Kristen, yang terhambat oleh aturan pemerintah. Serta kurangnya dukungan dari Zending dan mendapatkan guru agama Kristen yang sah.
kepada
pemerintah. Dan setelah gereja berhasil dibangun kembali, tuan controleur singkil akhirnya
mendukung dan mengirim surat ke pendeta di
Sidikalang agar segara
mengirimkan seorang guru agama Kkriste unruk
membimbing masyarakat.
aturan pemerintah, kurangnya dukungan dari Zending, serta sulitnya mendapatkan guru agama Kristen yang sah menunjukkan bahwa penyebaran iman di daerah tersebut masih menghadapi banyak rintangan. Kami berharap ada pendekatan yang lebih strategis, baik melalui jalur hukum maupun diplomasi dengan pihak berwenang, agar izin pendirian gereja dapat diperoleh secara sah. Selain itu, peran gereja dan organisasi misionaris sangat diperlukan untuk memberikan dukungan rohani, pendidikan, serta tenaga pengajar agar jemaat di Kota Kerangan dapat bertumbuh dalam iman dan memiliki tempat ibadah yang layak.
4o
Kota Serangan, Singkil, Barus, dan Sidikalang ( 8-13 Mei 1933)
Tantangan para Missionaris dalam
menyebarkan agama Kristen di daerah yang masih banyak dengan
kepercayaan lama dan menganut agama Islam.
Serta
bagaimanamereka harus
menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial yang sedang terjadi .
Dalam menghadapi tantangan tersebut mereka tetap tabah dan bersabar.
Meskipun dalam melanjutkan perjalanan yang sangat sulit dan makanan yang terbatas.
Tantangan para misionaris dalam menyebarkan agama Kristen di daerah yang masih banyak menganut kepercayaan lama dan Islam sebagai sebuah perjuangan yang membutuhkan kesabaran, kebijaksanaan, dan pendekatan yang tepat. Selain menghadapi perbedaan keyakinan, mereka juga harus menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial setempat agar dapat diterima oleh masyarakat tanpa menimbulkan konflik. Kami berharap para misionaris dapat menggunakan strategi
penginjilan yang lebih inklusif, seperti
membangun hubungan baik dengan penduduk, memahami budaya setempat, serta menunjukkan kasih dan teladan hidup yang baik. Dengan cara ini, penyebaran agama dapat berlangsung secara damai, penuh pengertian, dan membawa dampak positif bagi masyarakat tanpa mengabaikan nilai- nilai toleransi dan keharmonisan.
Kota Kerangan, tanah Singkil (akhir 1933- awal tahun 1934)
Tantangan dalam mendirikan gereja serta pengajaran agama Kristen di Kota Kerangan, tanah singkil akibat dari adanya kendala administrasi dan kurangnya dukungan resmi serta keterbatasan komunikasi.
Jemaat dan Winfried tetap bertekun daklam iman, mencari cara alternatif untuk beribadah serta terus berusaha dalam mendapatkan izin resmi agar
pengajaran agama Kristen dapat berjalan secara sah.
Kelompok kami menanggapi tantangan dalam mendirikan gereja serta pengajaran agama Kristen di Kota Kerangan dan Tanah Singkil sebagai hambatan yang perlu diatasi dengan kesabaran dan strategi yang tepat. Kendala administrasi, kurangnya dukungan resmi, serta keterbatasan komunikasi menjadi faktor utama yang
memperlambat perkembangan iman Kristen di daerah tersebut. mungkin dapat dilakukan Upaya diplomasi dengan pemerintah dan tokoh
masyarakat agar izin pendirian gereja dapat diperoleh secara sah. Selain itu, gereja dan organisasi misionaris perlu memperkuat jaringan komunikasi serta meningkatkan koordinasi dalam memberikan dukungan moral, pendidikan rohani, dan tenaga pengajar, sehingga jemaat dapat bertumbuh dalam iman meskipun menghadapi berbagai keterbatasan.
Kota Kerangan,
Kotaraja. Penolakan terhadap penyebaran agama Kristen di tanah agama Islam yang menyebabkan konflik antara para missionaris dengan
masyarakat setempat.
Keteguhan dan upaya para missionaris untuk mempertahankan ajaran mereka.
Penolakan terhadap penyebaran agama Kristen di tanah yang mayoritas beragama Islam sebagai tantangan yang memerlukan pendekatan yang bijaksana dan penuh kehati-hatian. Konflik antara para misionaris dan masyarakat setempat dapat terjadi akibat perbedaan keyakinan, kurangnya pemahaman, atau kekhawatiran terhadap perubahan sosial. Kami berharap penyebaran agama dilakukan dengan cara yang damai, melalui dialog terbuka, pendekatan budaya, serta
membangun hubungan baik dengan masyarakat tanpa menimbulkan ketegangan. Dengan sikap saling menghormati dan mengedepankan nilai toleransi, diharapkan kedua pihak dapat hidup berdampingan secara harmonis tanpa adanya konflik yang berkepanjangan.
Kota Kerangan,
dan beberapa Tantangan dalam
penyebaran Adanya
ketekunan, Dalam penyebaran agama Kristen oleh para penginjil dan guru HKBP di Kota Karangan dan
daerah sekitarnya seperti Sidikalang, Sibolga,
Tarutung ( 1934)
agama Kristen oleh para penginjil dan guru HKBP di kota karangan dan sekitarnya.
kesabaran dan strategi yang terencana dalam menghadapi berbagai tantangan yang sedang terjadi.
sekitarnya sebagai suatu perjuangan yang membutuhkan ketekunan, kebijaksanaan, dan strategi yang tepat. Hambatan yang dihadapi dapat berupa penolakan dari masyarakat setempat, perbedaan keyakinan, keterbatasan sumber daya, serta kurangnya dukungan dari pihak berwenang.
Kami berharap para penginjil dan guru HKBP dapat mengatasi tantangan ini dengan pendekatan yang lebih inklusif, seperti membangun hubungan baik dengan penduduk, memahami budaya lokal, serta menyampaikan ajaran Kristen dengan kasih dan toleransi. Dengan demikian, penyebaran iman dapat berlangsung secara damai dan membawa perubahan positif bagi masyarakat tanpa memicu konflik atau perpecahan.