• Tidak ada hasil yang ditemukan

yayasan akrab pekanbaru

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "yayasan akrab pekanbaru"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT PRODUKTIF DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MUSTAHIK DI BAZNAS KABUPATEN BOGOR

--- Ibrahim Jihanullah Munandar, Ikhwan Hamdani, Sofian Muhlisin

Universitas Ibn Khaldun Bogor

(Naskah diterima: 1 juni 2022, disetujui: 28 Juli 2022) Abstract

Zakat is one of the government instruments in dealing with poverty, unemployment and social inequality. One of the government's programs in poverty alleviation is to provide assistance to the community in the form of capital to develop or start a business that can increase community income. However, there are problems of business, especially in micro businesses, is capital problems because the majority comes from poor families. Therefore, through the National Amil Zakat Agency or Amil Zakat Institution, micro businesses can receive assistance in the form of money capital or capital goods from the amil agency. Nowadays, zakat has developed not only for consumptive purposes, but also to be productive. BAZNAS in its activities to collect, manage, distribute and utilize zakat in order to improve the standard of living of mustahik. As done by BAZNAS Bogor Regency through the "M to M" target and how to utilize productive zakat to increase mustahik's business. This study uses a qualitative method of field research, namely research that is directly in the field or informants. This data source consists of primary and secondary data obtained through observation, interviews and documentation from BAZNAS Bogor Regency and mustahik recipients of productive zakat funds. In this research analysis using descriptive analysis in which qualitative data are researched, analyzed, developed, and adjusted to the supporting theories that exist. Based on the results of research that the utilization of productive zakat to increase the mustahik business carried out by BAZNAS Bogor Regency is by using the “M to M” target, Capital Assistance for Individual Mustahik Business, Infrastructure Assistance, Other Business Training Assistance. Through this target, the mustahik’s business income increases from the income before receiving the mustahik’s micro business assistance. As well as increasing the volume of business production of mustahik.

Keywords: Utilization of Productive Zakat, Mustahik Micro Business, BAZNAS Bogor Regency Abstrak

Zakat menjadi salah satu instrumen pemerintah dalam menangani kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial. Salah satu program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan ialah memberikan bantuan kepada masyarakat berupa modal untuk mengembangkan atau memulai usaha bisnis yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun terdapat permasalahan UMKM terutama pada usaha mikro yaitu permasalahan permodalan karena mayoritas berasal dari keluarga miskin. Oleh karena itu, melalui Badan Amil Zakat Nasional atau Lembaga Amil

(2)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

Zakat, para usaha mikro dapat menerima bantuan berupa modal uang ataupun modal barang dari badan amil tersebut. Sekarang ini zakat telah berkembang tidak hanya untuk keperluan konsumtif saja, namun dikembangkan menjadi produktif. BAZNAS dalam kegiatannya mengumpulkan, mengelola, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup mustahik. Sebagaimana yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Bogor melalui target “M to M” dan bagaimana pendayagunaan zakat produktif untuk meningkatkan usaha mustahik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang langsung pada lapangan atau informan. Sumber data ini terdiri dari data primer dan sekunder yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dari BAZNAS Kabupaten Bogor dan mustahik penerima dana zakat produktif.

Dalam analisis penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dimana data-data yang bersifat kualitatif diteliti, dianalisis, dikembangkan, dan disesuaikan dengan teori-teori pendukung yang ada. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pendayagunaan zakat produktif untuk meningkatkan usaha mustahik yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Bogor yaitu dengan target “M to M”

yaitu bantuan modal usaha mustahik perorangan, bantuan sarana prasarana, serta bantuan pelatihan usaha lainnya. Bantuan yang disalurkan berupa uang dan sarana prasarana. Melalui target ini pendapatan usaha mustahik meningkat dari pendapatan sebelum mendapatan bantuan usaha mikro mustahik. Serta meningkatkan juga volume hasil produksi usaha para mustahik.

Kata Kunci: Pendayagunaan Zakat Produktif, Usaha Mikro Mustahik, BAZNAS Kabupaten Bogor

I. LATAR BELAKANG

slam mengajarkan bahwa harta kekayaan itu bukan merupakan tujuan hidup bagi seorang muslim, tetapi sebagai wasilah untuk saling memberi manfaat dan memenuhi kebutuhan. Bagi orang yang memiliki pemahaman demikian maka harta kekayaannya akan membawa kebaikan, baik itu bagi dirinya maupun bagi orang lain di sekitarnya, namun sebaliknya bagi orang yang memandang harta maupun kekayaan sebagai tujuan hidup dan sebagai sumber kenikmatannya, maka tidak bisa di pungkiri hal itu akan menjadi inti syahwat yang memiliki dampak merusak dan

I

membuka berbagai kemungkinan penderitaan

bagi orang tersebut.

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim.

Zakat menjadi salah satu bentuk ibadah seseorang kepada Allah sekaligus sebagai bentuk dari rasa kepedulian sosial (ibadah sosial), orang yang melaksanakan zakat bisa dikatakan bahwa dia telah memperkuat hubungannya kepada allah (hablu minallah) dan hubungannya kepada sesama manusia (hablun minannas). Dengan demikian pengabdian sosial dan pengabdian kepada Allah SWT adalah inti dari ibadah zakat.

(3)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

Pembahasan tentang zakat bukanlah hal yang asing lagi karena pelaksanaan zakat dikalangan muslim, khususnya bagi muslim Indonesia yang sebenarnya sudah sangat lama dijalankan sebagai bagian penting dari kesempurnaan keimanan dan pengalaman dari ajaran agama Islam. Namun demikian yang benar-benar secara luas dilaksanakan oleh masyarakat barulah zakat fitrah. Nasib zakat maal yang seharusnya memiliki potensi besar nyatanya masih kurang mendapatkan perhatian. Pelaksanaan zakat dapat dilakukan oleh amil zakat yang didasarkan pada firman Allah SWT yang terdapat dalam surat At- Taubah (9): 60.

اَهْيَلَع َنيِلِمَٰعْلٱ َو ِنيِك َٰسَمْلٱ َو ِءآ َرَقُفْلِل ُتَٰقَدَّصلٱ اَمَّنِإِ

ِنْبٱ َو ِ َّللَّهٱ ِليِبَس ىِف َو َنيِم ِرَٰغْلٱ َو ِباَق ِّرلٱ ىِف َو ْمُهُبوُلُق ِةَفَّلَؤَُمْلٱ َو

ٌميِكَح ٌميِلَع ُ َّللَّهٱ َو ۗ ِ َّللَّهٱ َنِّم ًةَضي ِرَف ۖ ِليِبَّسلٱ Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang- orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S at-Taubah: 60).

Dalam ayat ini dikemukakan bahwa salah satu golongan yang berhak menerima zakat (mustahik zakat) adalah orang-orang yang bertugas mengurus urusan zakat (amilina alaiha). Dengan demikian para petugas zakat disebut amil. Zakat diambil dari orang-orang yang berkewajiban untuk berzakat (mustahik) untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya (mustahik). Yang mengambil zakat tersebut adalah para petugas (amil).

Bentuk penyaluran zakat terbagi menjadi 2 macam, yaitu zakat konsumtif dan produktif. Zakat produktif merupakan model pendistribusian zakat yang dapat membuat para mustahik menghasilkan sesuatu secara terus menerus, dengan harta zakat yang telah diterima. Zakat produktif adalah harta zakat yang diberikan kepada mustahik tidak dihabiskan atau dikonsumsi tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mustahik dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus menerus (Toriquddin, 2015).

Untuk mencapai produktif, maka perlu adanya pengelolaan. Pengelolaan berasal dari kata mengelola yang berarti mengendalikan

(4)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

atau menyelenggarakan. Sedangkan tren pengelolaan berati proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain, atau dapat juga diartikan proses pemberian pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Jadi, pengelolaan menyangkut proses suatu aktivitas. Dalam kaitannya dengan zakat, proses tersebut meliputi sosialisasi zakat produktif, pengumpulan zakat, pendistribusian dan pendayagunaan serta pengawasan. Dengan demikian pengelolaan zakat produktif adalah proses dan pengorganisasian sosialisasi, pengumpulan, pendistribusian, dan pengawasan dalam pelaksanaan zakat (Hasan, 2013: 17). Oleh sebab itu diperlukan empat fungsi manajemen yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuanting), dan pengawasan (controlling).

Pendayagunaan berasal dari kata

“daya” dan “guna” yang berarti usaha dan manfaat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendayagunaan memiliki arti pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat; pengusahaan agar mampu menjalankan tugas dengan baik; efisien. Dari

pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan adalah suatu usaha untuk memberikan hasil atau manfaat yang lebih besar dan lebih baik dengan memanfaatkan segala sumber daya dan potensi yang telah dimiliki.

Menurut Khasanah (2010:198), pendayagunaan dana zakat adalah bentuk pemanfaatan sumber daya (dana zakat) secara maksimum sehingga berdayaguna untuk mencapai kemashlahatan bagi umat.

Pendayagunaan dana zakat diarahkan pada tujuan pemberdayaan melalui berbagai program yang berdampak positif bagi masyarakat khususnya umat Islam yang kurang beruntung. Dengan adanya pendayagunaan ini akan tercipta pemahaman dan kesadaran serta membentuk sikap dan perilaku hidup individu dan kelompok menuju kesejahteraan. Dengan demikian, pemberdayaan adalah upaya memperkuat posisi sosial dan ekonomi dengan tujuan mencapai penguatan kemampuan umat melalui dana bantuan yang pada umumnya berupa bantuan dana zakat untuk usaha produktif, sehingga mustahik sanggup meningkatkan pendapatannya dan membayar kewajiban zakatnya dari hasil usaha atas dana zakat

(5)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

produktif yang diberikan. Dana zakat produktif yang telah diberikan juga bisa dioptimalkan dengan banyak kegiatan, seperti memproduksi barang, ataupun minimal bisa menopang kebutuhan sehari-hari bagi mustahik.

Dalam upaya pengumpulan zakat, pemerintah telah membentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), yaitu, lembaga pengelolaan dan penghimpunan zakat yang dibentuk oleh pemerintah. Lembaga ini ditugaskan sebagai lembaga yang mengelola, mengumpulkan, menyalurkan, dan memberdayakan para penerima zakat dari dana zakat. Meskipun demikian, tetap peran pemerintah tidak bisa diandalkan sepenuhnya dalam mewujudkan keberhasilan ataupun kesejahteraan dalam penghimpunan maupun pengelolaan dana zakat, karena itulah diperlukan lembaga-lembaga dan pihak pihak lainnya.

Di Indonesia organisasi pengelolaan dana penghimpunan dana zakat dibagi menjadi dua, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) sebagai organisasi yang dibentuk oleh pemerintah dibawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu organisasi pengelolaan dan penghimpunan dana zakat yang dibentuk

sepenuhnya atas pemikiran dan rumusan masyarakat dan berbadan hukum sendiri dan dikukuhkan oleh pemerintah. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional.

Lahirnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Dengan demikian, BAZNAS bersama Pemerintah bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan: syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pendayagunaan zakat merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya pemerintah dalam memanfaatkan atau mengelola hasil pengumpulan zakat untuk didistribusikan kepada mustahik dengan berpedoman pada syariah, tepat guna, serta pemanfaatan yang efektif melalui pola

(6)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

pendistribusian yang bersifat produktif dan memiliki manfaat sesuai dengan tujuan ekonomis dari zakat itu sendiri.

Pendayagunaan berasal dari kata guna yang mempunyai arti manfaat, adapun pengertian lain menurut kamus besar Bahasa Indonesia yakni sebuah pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat, pengusahaan tenaga dan sebagainya agar mampu menjalankan tugas dengan baik. Dari definisi yang terjabarkan di atas, pendayagunaan zakat dapat diartikan sebagai suatu usaha dalam mengelola dana hasil pengumpulan zakat agar memiliki manfaat atau daya guna sesuai dengan tujuan zakat.

Menurut Khasanah (2010:198), pendayagunaan dana zakat adalah bentuk pemanfaatan sumber daya (dana zakat) secara maksimum sehingga berdayaguna untuk mencapai kemashlahatan bagi umat.

Pendayagunaan dana zakat diarahkan pada tujuan pemberdayaan melalui berbagai program yang berdampak positif bagi masyarakat khususnya umat Islam yang kurang beruntung. Dengan adanya pendayagunaan ini akan tercipta pemahaman dan kesadaran serta membentuk sikap dan perilaku hidup individu dan kelompok menuju

kemandirian. Dengan demikian, pemberdayaan adalah upaya memperkuat posisi sosial dan ekonomi dengan tujuan mencapai penguatan kemampuan umat melalui dana bantuan yang pada umumnya berupa bantuan dana zakat untuk usaha produktif, sehingga mustahiq sanggup meningkatkan pendapatannya dan membayar kewajiban zakatnya dari hasil usaha atas dana zakat produktif yang diberikan.

Pendayagunaan berasal dari kata

“guna” yang berarti manfaat. Bariadi (2005:55) membagi pendayagunaan menjadi dua bentuk, di antaranya:

a) Bentuk sesaat, dalam hal ini bahwa dana zakat produktif hanya diberikan kepada seseorang sesaat atau sesekali saja. Dimana dalam penyalurannya tidak disertai target untuk memandirikan ekonomi mustahik.

Hal ini disebabkan mustahik yang bersangkutan tidak memungkinkan untuk mandiri lagi karena faktor usia atau cacat fisik.

b) Bentuk pemberdayaan, merupakan penyaluran dana zakat produktif yang disertai target merubah keadaan mustahik dari penerima (mustahik) menjadi pemberi (muzakki). Hal ini tentu saja tidak dapat dicapai dengan mudah dan dalam waktu

(7)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

singkat. Untuk itu, dalam penyaluran zakat produktif harus disertai dengan pemahaman yang utuh terhadap permasalahan yang ada pada penerima atau mustahik.

Pendayagunaan zakat telah diatur dalam Undang-undang No. 23 tahun 2011.

Pertama, zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.

Kedua, pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi. Pendayagunaan dana zakat mempunyai prosedur dalam aktivitas produktifnya. Melakukan studi kelayakan menjadi tahap awal bahwa objek yang akan menerima dana zakat lolos secara administratif atau prosedur yang telah ditetapkan. Ketika dinyatakan layak sebagai mustahik penerima dana zakat maka akan ditetapkannya jenis usaha produktif untuk dikelola mustahik.

Melakukan bimbingan dan penyuluhan menjadi salah satu bagian terpenting dalam proses memuzakkikan musthahiq. Bimbingan dan peyuluhan dilakukan maka pemantauan, pengendalian dan pengawasan menjadi bagian selanjutnya sebelum dilakukannya evaluasi

dalam program yang dilakukan dan membuat laporan hasil program yang telah dijalankan.

Pengelolaan zakat produktif diperlukan adanya suatu mekanisme atau sistem pengelolaan yang professional, sehingga dalam pelaksanaannya kegiatan yang berindikasi penyelewengan dana ataupun kendala-kendala lain dapat termonitor dan diselesaikan dengan segera.

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (Prahesti & Putri, 2018 : 158). Menurut Afrizal (2016 : 13) menyatakan bahwa peneletian kualitatif adalah metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta penelitian

(8)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang khusus yang tidak dapat dapat diteliti secara statistik. Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok (Ghony & Almanshur, 2017 : 27).

Penelitian kualitatif ini menghasilkan data yang deskriptif yang menggambarkan berkenaan dengan peningkatan usaha mikro mustahik melalui zakat produktif. Deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.

Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy.J. Moleong (2007 : 4), pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati. Karena adanya keterlibatan peneliti sebagai instrumen kunci dalam penelitian, maka penelitian dilakukan dengan menyajikan data yang akurat sesuai dengan fakta dari lapangan. Sehingga peneliti harus menggali dan mengumpulkan sumber- sumber data agar dapat menyajikan data secara lengkap.

IV. HASIL PENELITIAN

BAZNAS Kab. Bogor melakukan pendayagunaan zakat produktif dari harta yang dikelola oleh BAZNAS yang telah terkumpul dari muzakki lalu didistribusikan kepada mustahik untuk dikembangkan menjadi suatu usaha yang dapat memberikan manfaat secara terus menerus dalam jangka panjang sehingga dapat menambah pendapatan mustahik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Irfan Maulana selaku Waka II, zakat produktif yang dikelola oleh pihak BAZNAS Kabupaten Bogor akan disalurkan dengan cara memberikan bantuan permodalan kepada mustahik yang memiliki usaha produktif untuk menaikan taraf hidup

(9)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

mustahik. Zakat produktif ini diarahkan untuk mengembangkan usaha mustahik serta meningkatkan volume usaha. Setelah meningkatnya volume usaha diharapkan meningkatkan penghasilan atau keuntungan usaha, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan mustahik. Supaya tujuan BAZNAS Kabupaten Bogor mengangkat mustahik menjadi muzakki terlaksana.

Manfaat untuk mustahik mereka dapat meningkatkan usaha serta meningkatkan penghasilan mustahik. Manfaat zakat produktif bagi BAZNAS akan meningkatkan Zakat Infaq Shadaqah dimana BAZNAS mengarahkan mustahik untuk belajar berinfaq semampunya mereka.

BAZNAS Kabupaten Bogor memiliki tagline khusus untuk pendayagunaan zakat produktif ini, yaitu "M to M" atau "Mustahik to Muzakki". Berdasarkan undang-undang 23 tahun 2011 “kebutuhan atau penyaluran yang sifatnya produktif masyarakat itu harus sudah terpenuhi untuk kebutuhan konsumtifnya”, sehingga untuk pemberdayaan dana zakat yang

bersifat produktif maka pihak BAZNAS akan menilai terlebih dahulu kelayakan seseorang sebagai mustahik yang bisa dibantu dengan zakat produktif. Tentu mustahik tersebut juga sudah memenuhi persyaratan yang telah di jelaskan dalam Al-Qur'an bahwa yang berhak menerima dana zakat, baik pendistribusian dan pemberdayaan dana zakat mustahiknya harus tergolong dari 8 asnaf.

Untuk dana zakat pemberdayaan atau produktif maka harus dilihat dari segi haddul kifayahnya (batas kemampuan), BAZNAS memiliki target program M to M. Jadi, untuk dana pemberdayaan atau produktif demi mencapai M to M diberikan kepada mustahik yang memiliki penghasilan atau memiliki harta yang sudah mendekati nisab, sehingga bisa menjadikan yang tadinya seorang mustahik menjadi muzakki. Bagi mustahik yang memiliki keuntungan bersih kurang dari syarat primer pun ada kemungkinan untuk diberikan dana pemberdayaan, tetapi tentu tidak akan bisa mencapai target M to M bagi BAZNAS.

(10)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

Usaha mustahik yang dibantu oleh BAZNAS Kab. Bogor merupakan usaha yang berskala mikro dan kecil. Tujuan penyaluran dana ini untuk mendukung salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan yaitu dengan pemberdayaan UMKM.

Karena pada dasarnya UMKM masih memiliki kendala yang harus diberikan solusi dari berbagai lembaga, maka BAZNAS Kab.

Bogor memiliki inisiatif untuk membantu salah satu point permasalahan tersebut. Untuk menerima dana zakat produktif dari BAZNAS Kab. Bogor ada syarat-syarat primer yang harus dipenuhi untuk menerima dana zakat produktif ini. Syarat primer untuk mendapatkan dana pemberdayaan ekonomi dari BAZNAS Kab. Bogor adalah:

1.Memiliki bukti legalitas dari pihak RT maupun RW berupa SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu)

2. Masih dalam kategori mustahik golongan miskin

3. Pendapatan bersih calon mustahik minimal di atas Rp. 2.000.000

Berdasarkan data yang di dapat peneliti, rencana yang telah di buat pada periode Januari 2021 sebesar Rp. 1.969.593.750 namun untuk realisasi penyaluran dana terhitung hingga periode Desember 2021 hanya sebesar Rp. 157.509.000. jadi total penyaluran untuk bidang ekonomi berdasarkan rencana sebesar Rp. 2.363.062.500 namun dana yang terealisasi hanya sebesar Rp.

157.509.000.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan pada pemaparan penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan dari Pendayagunaan Dana Zakat Produktif Dalam

(11)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

Pengembangan Ekonomi Mustahik di BAZNAS Kabupaten Bogor yaitu:

1. Secara Umum pelaksanaan pengelolaan dana zakat produktif yang dijalankan oleh BAZNAS Kabupaten Bogor sudah sesuai dengan syariat dan ketentuan perundang- undangan yang berlaku. Sebagai lembaga pengelola zakat BAZNAS Kabupaten Bogor telah melakukan tugasnya dengan cukup baik. Karena dengan terbukti selalu menjalankan program maupun tetap konsisten menyalurkan dana zakat sesuai dengan segmentasi program.

2. Hasil dari wawancara bersama mustahik bahwa usaha mustahik merasa terbantu dengan adanya bantuan dari BAZNAS Kabupaten Bogor ini, baik pemberian modal usaha berupa uang ataupun berupa barang. Mustahik juga mengalami peningkatan pendapatan setelah mendapatkan dana, karena adanya bantuan modal bisa menambah volume barang yang dijual atau meningkatkan hasil produksi. Sehingga hal ini terus membuat

perkembangan positif bagi usaha mustahik dan menambah pendapatan mereka.

Walaupun tetap masih ada mustahik yang belum mengalami perubahan dari segi pendapatan, namun beliau tetap bersyukur dengan adanya bantuan dana produktif ini.

Hal lain yang dirasakan oleh mustahik bahwa mereka menjadi terlatih dalam berinfaq serta melatih keikhlasan dalam berdagang. Walaupun banyak hambatan namun BAZNAS Kabupaten Bogor dapat mengatasi dengan berbagai strategi yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, B. (2015). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Fitria, S. N. (2017). ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT

PRODUKTIF DALAM

PENINGKATAN PENDAPATAN

MUSTAHIK . Lampung: -.

Sahroni, O. (2019). Fikih Zakat Kontemporer.

Depok: Rajawali Pers.

Sarosa, S. (2017). Penelitian Kualitatif Dasar- Dasar. Jakarta: Indeks.

(12)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

Toriquddin, M. (2015). Pengelolaan Zakat Produktif Perspektif Maqasid Al- Syari'ah Ibnu 'Asyur. Malang: UIN- Maliki Press.

Wasik, H. R. (2020). Zakat Produktif Konstruksi Zakatnomics Perspektif Teoretis, Historis, dan Yuridis.

Surabaya: Literasi Nusantara.

Abdullah, A. (2017). Strategi Pendayagunaan Zakat Produktif. Al-Mashlahah Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial, 1(01).

Widiastuti, T. (2015). Model pendayagunaan zakat produktif oleh lembaga zakat dalam meningkatkan pendapatan mustahiq. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam| Journal of Economics and Business Islamic, 1(1), 89-102.

Utami, S. H., & Lubis, I. (2014). Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq di Kota Medan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2(6), 355.

Sartika, M. (2008). Pengaruh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta. La_Riba, 2(1), 75-89.

Wulansari, S. D., & Setiawan, A. H.

(2013). Analisis peranan dana zakat produktif terhadap perkembangan usaha mikro mustahik (penerima zakat) (studi kasus rumah zakat kota semarang) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

Sari, R. (2015). Pengaruh Pendayagunaan

Zakat Produktif Terhadap

Pemberdayaan Mustahiq Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid Yogyakarta (Studi Kasus: Desa Ternak Mandiri di Desa Dlingo Kecamatan Dlingo Kabupaten bantul). Jurnal Manajemen dan Bisnis, 5(2), 112-132.

Fitria, S. N. (2017). ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT

PRODUKTIF DALAM

PENINGKATAN PENDAPATAN

MUSTAHIK. Skripsi. Lampung: UIN Raden Intan Lampung.

Astuti, H. W. (2019) Analisis Peranan Zakat Produktif Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Mustahiq (Studi Kasus BMT Assyafi`Iyah Kota Gajah Lampung Tengah). Undergraduate thesis, IAIN Metro.

Faradella, A.N. (2020) PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN USAHA MIKRO MUSTAHIK DI BAZNAS KAB.

BANYUMAS. Skripsi thesis, IAIN PURWOKERTO.

Lestari, N. (2019) Kontribusi zakat produktif BAZNAS Lombok Tengah terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di Desa Saba Kecamatan Janapria 2018. Undergraduate thesis, UIN Mataram.

Haiqal, M. (2018). Strategi

Pemberdayagunaan Zakat Produktif dalam Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Baitul Mal Kota Banda Aceh).

thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

(13)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (327-337)

Referensi

Dokumen terkait

Gareth Rowlands g.rowlands@sussex.ac.uk Ar402, http://www.sussex.ac.uk/Users/kafj6, Reduction and Oxidation 2002 • Although very useful, kinetic resolution only allows a maximum of 50